BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, sel mengandung dua asam nukleat yaitu DNA dan RNA. DNA
terletak pada kromosom, dijumpai di nukleus, mitokondria dan kloroplas.
Sedangkan RNA dijumpai di nukleus, sitoplasma, dan ribosom. DNA ada dalam
setiap sel makhluk hidup. Zat ini disebut cetak biru kehidupan karena memiliki
peranan yang sangat penting, yaitu sebagai pembawa informasi hereditas yang
menentukan struktur protein dan proses metabolisme lain. DNA bisa mengalami
denaturasi dan renaturasi. Banyak hal yang mempengaruhi prosestersebut, antara
lain suhu yang tinggi, pH ekstrim, kandungan elektrolit Na+ atau K+ dan
komposisi basa C-G. (Hays, 2005).
Untuk mendapatkan DNA murni dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk
hidup dapat dilakukan suatu teknik isolasi DNA. Zubaidah (2004: 38) menyatakan
bahwa isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap
jenis maupun bagian tanaman dapat menimbulkan masalah berbeda, antara lain
karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang
dapat menghambat pemurnian DNA dan juga mempengaruhi enzim-enzim seperti
polimerase, ligase, endonuklease restriksi, atau enzim untuk kegiatan molekuler
lain yang dapat menyebabkan DNA tidak dapat digunakan untuk aplikasi
penelitian.
1
©FRONEXTON™‖Science One
2
©FRONEXTON™‖Science One
sabun cair dan garam dapur adalah untuk melisiskan membran inti untuk
mengeluarkan isi inti sel yang berisi DNA.
Setelah menunggu beberapa saat terjadi presipitasi pada lapisan atas bukan
lapisan bawah, yang menunjukkan bahwa DNA tidak larut dalam etanol tetapi
larut dalam air. Ketika molekul DNA terlarut, mereka tersebar dalam larutan
sehingga tidak terlihat. Ketika molekul tersebut berpindah kedalam larutan
yang bukan pelarut meraka akan berkumpul/ menggumpal sehingga dapat
dilihat. Presipitat DNA terlihat seperti serabut-serabut putih yang terkumpul
diatas permukaan larutan karena masa jenis etanol lebih kecil dari pada masa
jenis air. Etanol yang digunakan harus benar-benar dingin dan berasal dari
lemari pendingin, hal ini bertujuan untuk menyempurnakan presipitasi.
Apabila etanol yang digunakan kurang dingin, maka mengakibatkan
pembentukan presipitat kurang sempurna.
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul utama)
yang mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme
dalam setiap organisme (Jamilah, 2005). DNA ini tersusun atas 3 komponen
utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang tergabung
membentuk nukleotida (Istanti, 1999). Molekul DNA ini terikat membentuk
kromosom, dan ditemukan di nukleus, mitokondria dan kloroplas. DNA yang
menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap yang tersusun heliks
ganda (double helix), dimana basa nitrogen dan kedua ”benang”
polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap melalui ikatan
hidrogen dan antara nukleotida yang satu dengan nukleotida yang lain
dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA terdapat di dalam setiap sel makhluk
hidup dan disebut sebagai ”cetak biru kehidupan” karena molekul ini berperan
penting sebagai pembawa informasi hereditas yang menentukan struktur
protein dan proses metabolisme lain (Jamilah, 2005).
DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu DNA juga
bisa diisolasi. Zubaidah (2004) dalam Jamilah (2005) menyatakan bahwa
isolasi DNA dapat dilakukan melauli tahapan-tahapan antara lain: preparasi
esktrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak sel dan presipitasi DNA. Meskipun
3
©FRONEXTON™‖Science One
isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap
jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang berbeda, hal ini
karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi
yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan
sampel buah, maka kadar air yang pada masing-masing buah berbeda, dapat
memberi hasil yang berbeda pula. Buah dengan kadar air tinggi akan
menghasilkan isolat yang berbeda jika dibandingkan dengan buah berkadar air
rendah. Semakin tinggi kadar air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan
semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit.
Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan
untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses
ini harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan
pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan
memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik dengan
cara mekanik maupun secara kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan
pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan
secara kimiawi dapat dengan pemberian yang dapat merusak membran sel dan
membran inti, salah satunya adalah deterjen.
Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena deterjen
dapat menyebabkan rusaknya mebran sel, melalui ikatan yang dibentuk
melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada membran
membentuk senyawa ”lipid protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut
dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan
hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu
ikatan kimia (Machmud, 2006).
4
©FRONEXTON™‖Science One
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.2.LANGKAH KERJA
a. Deterjen dilarutkan (rinso, attack, dan bukrim) ke dalam 60 ml
aquades, diaduk perlahan selama 15 menit dan jangan sampai berbusa.
b. Ambil 100 gr daging buah ditambah 100 ml aquades, dimaukan
kedalam mesin blender, kemudian diblender selama 40 detik
c. Lalu dicampurkan maing- masing 4 ml larutan sabun dengan 4 ml jus
buah.
d. Menambahkan 1 spatula garam dapur kemudian diaduk selama 10
menit sampai diperoleh campuran yang homogen
e. Lalu, saring campuran yang dihasilkan pada point sebelumnya
sebanyak 2 kali
f. 6 ml hasil penyaringan pada point diatas dimasukan kedalam tabung
reaksi dan menambahkan 5 ml etanol 96% dingin
5
©FRONEXTON™‖Science One
2.3.VARIABLE
Variabele Terikat : Jumlah aquades yang diberikan, waktu
penghancuran buah ( blender )
Variabele Bebas : banyaknya detergn
Variabele Kontrol : jumlah DNA yang dihasilkan
2.4.HIPOTESIS
Hipotesis 1 = Dalam pengamatan Isolasi DNA pada buah, detergen
Cream lebih efektif digunakan karena memiliki daya
rusak memberan sel yang tinggi tinggi
Hipotesis 0 = Dalam Pengamatan isolasi DNA detergen berbentuk
cream tidak efektif digunakan sebab warna hasil
filtrasinya tidak bagus
6
©FRONEXTON™‖Science One
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
©FRONEXTON™‖Science One
setiap jenis kromosom yang juga dikatakan bahwa strowberi memiliki DNA
yang berlimpah.
Perbedaan Isolasi DNA Kasar dengan Isolasi DNA Buffer Ekstraksi
Isolasi DNA dengan Buffer
Isolasi DNA kasar Ekstraksi
8
©FRONEXTON™‖Science One
9
©FRONEXTON™‖Science One
10
©FRONEXTON™‖Science One
11
©FRONEXTON™‖Science One
12
©FRONEXTON™‖Science One
BAB III
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN
Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan merusak dinding dan
membrane sel dan juga membrane inti. Perusakan ini dapat dilakukan
dengan pemblenderan, penggerusan atau yang lainnya. Namun dalam
praktikum kali ini digunakan dengan cara pemblenderan
DNA dapat diisolasikan dari sumber DNA berupa buah dengan
penambahan larutan deterjen, etanol serta garam untuk membantu
presipitasi DNA.
Hasil isolasi DNA sangat dipengaruhi oleh jenis buah. Terbukti dari hasil
pengamatan, pada masing- masing buah didapatkan hasil yang berbeda.
Lapisan filtrasi buah selalu berada di bagian bawah karena filtrasi ini
cenderung untuk mengendap.
Lapisan alcohol umumnya berada di bagian tengah karena masa jenisnya
lebih ringan.
Sedangkan lapisan DNA umumnya berada di bagian atas karena DNA
sangat ringan dan cenderung mengambang
Detergen yang paling efektif digunakan dalam isolasi DNA adalah Rinso
4.2.SARAN
o Seharusnya waktu yang disediakan untuk mengamati proses
pemisahan DNA lebih lama agar DNA dapat lebih jelas terlihat
o Dalam proses pengamatan usahakan untuk memanfaatkan waktu
sebaik mungkin dalam kegiatan agar kerja lebih efektif
13