Operasi Matriks Dan Sifatnya PDF
Operasi Matriks Dan Sifatnya PDF
Operasi Matriks Dan Sifatnya PDF
Modul ini dikemas dalam empat topik dan seluruhnya diberi alokasi waktu
enam belas jam pelajaran. Empat topik tersebut disusun dengan urutan sebagai
berikut:
• Topik 1: Pengertian Matriks dan Jenisnya
• Topik 2: Operasi Matriks dan Sifat-sifatnya
• Topik 3: Determinan dan Invers Matriks
• Topik 4: Sistem Persamaan Linear dan Penyelesaiannya
Setelah mempelajari modul ini Anda peserta PPG DALJAB akan dapat: 1)
menjelaskan pengertian/definisi matriks; 2) menyebutkan jenis-jenis matriks dan
contohnya; 3) menentukan hasil operasi matriks; 4) menentukan sifat-sifat operasi
matriks; 5) menjelaskan pengertian determinan matriks; 6) menghitung
determinan matriks; 7) menyebutkan pengertian invers matriks; 8) menentukan
invers matriks; 9) menuliskan bentuk sistem persamaan linear (SPL) dua dan tiga
variabel; 10) menjelaskan macam-macam SPL; 11) menjelaskan pengertian
penyelesaian (solusi) dan himpunan penyelesaian suatu SPL; 12) menentukan
1
himpunan penyelesaian SPL; 13) menyelesaikan SPL dengan operasi matriks.
Kompetensi-kompetensi tersebut di atas sangat diperlukan bagi Anda yang
bekerja sebagai guru matematika. Penguasaan materi modul ini secara mendalam
dapat mendukung Anda untuk dapat melaksanakan pembelajaran di kelas dengan
lebih mantap dan profesional.
B. Capaian Pembelajaran
Menguasai teori bilangan, matriks dan sistem persamaan linear, vektor dan ruang
vektor, grup, dan program linear.
2
C. Sub Capaian Pembelajaran
1. Menguasai pengertian/definisi matriks dan jenis-jenisnya.
2. Menguasai operasi matriks dan sifat-sifatnya.
3. Menguasai determinan matriks dan invers matriks serta sifat-sifatnya.
4. Menguasai sistem persamaan linear dan metode penyelesaiannya.
D. Uraian Materi
1. Matriks dan Jenisnya
2. Operasi Matriks dan Sifat-sifatnya
a. Operasi Matriks
Definisi 2.2.4
Jika A=(aij)mxn dan B=(bij)mxn maka jumlah A dan B, ditulis A+B, didefinisikan
sebagai A+B=(aij + bij) mxn.
Matriks yang ukurannya tidak sama tidak dapat dijumlahkan.
Contoh 2.2.5
Jika A = ; B= ;C= ; D=
maka:
A+B= = .
C+D= = .
Matriks A dan C di atas tidak dapat dijumlahkan karena ukurannya tidak sama.
Definisi 2.2.5
Jika A=(aij)mxn dan B=(bij)mxn maka A–B didefinisikan sebagai A+(-B)=
(aij+(-bij))mxn = (aij - bij)mxn.
Operasi pengurangan tidak dapat dilakukan pada matriks yang ukurannya tidak
sama.
Contoh 2.2.6
Jika A = ; B= , C= ,
3
maka:
A-B= = .
Definisi 2.2.6
Jika A=(aij)mxn dan α suatu bilangan riil maka hasilkali A dan α, ditulis αA,
didefinisikan sebagai αA=( αaij)mxn.
Contoh 2.2.7
-2AT = -2 = .
Definisi 2.2.7
Jika A=(aij)mxn dan B=(bij)nxr maka hasilkali A dan B, ditulis dengan AB dan
didefinisikan sebagai matriks berukuran mxr yang komponen baris ke-i kolom
ke-j dari AB adalah .
Jika banyaknya kolom matriks A tidak sama dengan banyaknya baris matriks B
maka AB tidak terdefinisi.
Contoh 2.2.8
AB = = , dan
4
Setelah mengetahui operasi matriks, yakni operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dengan skalar, dan perkalian dua matriks, maka ada
beberapa sifat yang berlaku. Sifat-sifat tersebut dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 2.2.1
Jika A, B, C adalah matriks-matriks yang dapat dijumlahkan maka:
1. A + B = B + A.
2. A + (B + C) = (A + B) + C.
3. Untuk setiap matriks A, terdapat matriks O yang semua komponennya nol
sehingga A + O = O+ A = A.
4. Untuk setiap matriks A=(aij)mxn terdapat matriks -A=(-aij)mxn sehingga A + (-A)
= (-A)+A= O.
Teorema 2.2.2
Misalkan A, B matriks yang ukurannya sama, dan α, β bilangan riil.
1. α(A+B) = αA + αB.
2. (α + β)A = αA + βA.
3. (α β)A = α(βA).
4. α(AB) = (αA)B = A(αB).
Teorema 2.2.3
Misalkan A, B, C matriks-matriks sedemikian hingga operasi yang dinyatakan
dapat dilakukan, maka:
1. A(BC) = (AB)C.
2. A(B+C) = AB + AC.
3. (B+C)A= BA + CA.
4. (A+B)T = AT + BT dan (A-B)T = AT - BT.
5. (kA)T = k AT, dengan k skalar.
6. (AB)T = BT AT.
E. Rangkuman
Dari uraian materi di atas, maka untuk mengingat kembali pengertian/
definisi dan sifat-sifat/teorema yang terkait dengan operasi matriks dan sifat-
sifatnya, disajikan dalam rangkuman berikut.
5
1. Jika A=(aij)mxn dan B=(bij)mxn maka jumlah A dan B, ditulis A+B,
didefinisikan sebagai A+B=(aij + bij) mxn.
2. Jika A=(aij)mxn dan α suatu bilangan riil maka hasilkali A dan α, ditulis αA,
didefinisikan sebagai αA=(αaij) mxn.
3. Jika A=(aij)mxn dan B=(bij)nxr maka hasilkali A dan B, ditulis dengan AB
dan didefinisikan sebagai matriks berukuran mxr yang komponen baris ke-
i kolom ke-j dari AB adalah .
4. Penjumlahan matriks bersifat komutatif dan asosiatif.
5. Perkalian matriks bersifat asosiatif dan distributif terhadap penjumlahan.