PENDAHULUAN
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau seringkali
disebut Pemilukada, adalah Pemilihan Umum Untuk Memilih Kepala Daerah Dan
Wakil Kepala Daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat
yang memenuhi syarat dalam Pemilihan Umum. Masyarakat diberikan hak dan
Keterpilihan pemimpin dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
masyarakat sebagai konsumen. Oleh karena itu, proses politik yang kompetitif, bebas
yang diharapkan.
adalah pemimpin yang dihasilkan dari proses Pemilihan Umum Kepala Daerah yang
keamanan, tokoh masyarakat, dan para pemilih. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah yang dilakukan secara langsung oleh rakyat, merupakan kali pertama
1
Kegiatan ini berjalan dengan aman dan kondusif karena didorong oleh
dapat memilih calon Bupati dan Wakil Bupati yang tepat dan selalu mengutamakan
Daerah di Kabupaten Malaka merupakan tonggak sejarah titik awal dari otonomi
secara murni, artinya dengan pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah secara langsung membuktikan bahwa demokrasi sudah tumbuh secara murni
di Kabupaten Malaka.
oleh tiga pasangan calon (Paslon) yaitu: Paslon nomor urut 1 (satu) atas nama
partai PPP, PAN, PKPI; Paslon nomor urut 2 (dua) atas nama Stefanus Bria Seran-
Danil Asa (SBS-DA) yang merupakan perwakilan dari partai PDIP, GOLKAR,
NASDEM, DEMOKRAT; dan Paslon nomor urut 3(tiga) atas nama Ludovikus
kepemimpinan yang dilakukan partai-partai oleh masyarakat yang selama ini hanya
dipilih oleh sekian orang, dengan perubahan mekanisme pemilihan yang ada
sekarang, dapat melahirkan pemimpin yang kredibel dan betul-betul untuk menjadi
pemimpin yang dapat membangun dalam kualitas yang maksimal dan prima.
Dinamika lembaran politik akan semakin berarti apabila bobot kedaulatan rakyat dan
2
pola kinerja lembaga-lembaga politik termasuk partai-partai politik mampu berbicara
denyut nadi dan detak jantung rakyat dalam memberikan mandat kekuasaan. Untuk
itu kesiapan infrastruktur politik dan perilaku masyarakat selaku pemilih akan
fokus dalam penelitian ini merupakan hal yang perlu diperhatikan. Masyarakat
Buruh Tani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Masyarakat Buruh Tani yang
Uamanen Lawalu memiliki lahan persawahan yang sangat luas. Oleh karena itu tentu
saja sebagian petani sawah tentunya tidak akan sanggup jika hanya bekerja dengan
petani sawah dalam hal menanam, merawat hingga memanen tanaman padi mereka
dengan baik.
tahun 2010 oleh bebrapa masyarakat yang awalnya tidak memiliki pekerjaan yang
peningkatan jumlah anggota kelompok hingga mencapai 572 orang pada tahun 2015
yang tersebar di 7 (tujuh dusun yang ada di Desa Umanen Lawalu. Jasa mereka
akan digunakan pada saat menanam, merawat serta memanen. Berkaitan dengan
3
bagaimana cara mendatangkan mereka dengan cara melakukan kontak person
dengan pemimpin atau anggota kelompok lainnya dalam kelompok Buruh Tani
tersebut minimal satu hari sebelum dilakukan pekerjaan yang dimaksud. Terkait
dengan upah yang akan diberikan selalu dibahas diawal sebelum melakukan
masyarakat yang sudah masuk kategori usia angkatan kerja dan usia siap bekerja.
Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu mendapat kesempatan yang sama
Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTT berjumlah 137.719 pemilih, yang terdiri
dari 66.098 pemilih laki-laki dan 71.621 pemilih perempuan. Daftar Pemilih Tetap
(DPT) tersebut secara garis besar dapat digambarkan bahwa jumlah pemilih petani
dan Buruh Tani di Kabupaten Malaka saja mendekati setengah dari DPT tersebut.
Hal ini berkaitan dengan data Sakernas (satuan kerja nasional) 2015, yang
74.744 jiwa sudah bekerja dan 3.179 jiwa merupakan kategori mencari pekerjaan
merupakan sektor terbanyak yang menyerap tenaga kerja dengan jumlah 45.063
pekerja. Apabila masing-masing membawa satu orang keluarganya saja maka akan
diperoleh 90.126 suara khusus masyarakat Petani dan Buruh Tani dan belum
termasuk masyarakat dari bidang lain, ini merupakan sebuah angka jaminan untuk
4
memenangkan perebutan suara. Hal ini sangat disadari oleh para kontestan, sehingga
terdapat salah satu pasangan yang maju sebagai calon kepala darah dan wakil kepala
daerah karena mengandalkan suara dari para petani dan buruh tani tersebut.
Pasangan Calon tersebut adalah Stefanus Bria Seran-Daniel Asa (SBS-DA). Hal ini
masyarakat petani dan Buruh Tani, sebelum Pemilihan Umum Kepala Daerah
peserta yang ikut sebagai peserta atau calon pemimpin, nantinya hanya satu
pasangan calon yang akan keluar sebagai pemenang. Kabupaten Malaka telah
melaksanakan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan diikuti oleh 3 (tiga) pasangan
Paulus Seran Bauk (TULUS) memperoleh 5.075 Suara (5,96%), pasangan Stefanus
Bria Seran - Daniel Asa (SBS-DA) memperoleh 44.776 Suara (52,60%), dan
Suara (41,44%).
Daniel Asa (SBS-DA) memperoleh 44.776 Suara (52,60%). Hasil tersebut diperoleh
dari kerja keras masing-masing pasangan calon Bupati Dan Wakil Bupati di
Lawalu Kecamatan Malaka Tengah dalam memberikan suara hingga ikut dalam
memberikan bantuan baik material maupun non material tidak Seperti yang
5
diharapkan . Hal ini disebabkan banyak Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen
Berdasarkan data hasil Pemilihan Umum yang peneliti temui dalam penelitian ini,
khusus Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu sebanyak 563 orang yang
terdaftar sebagai daftar pemilih tetap(DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya
lebih banyak dari yang menggunakan hak suraya yakni 340 orang. Hal ini bisa saja
serta juga mobilisasi atau dikerahkan oleh seseorang atau kelompok tertentu.
penelitian ilmiah dengan judul Partisipasi Politik Masyarakat Buruh Tani Dalam
ini adalah adalah : Bagaimanakah partisipasi politik Masyarakat Buruh Tani di Desa
Umanen Lawalu Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka dalam Pemilihan Bupati
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
6
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat Partisipasi Politik Masyarakat
politik.
3. Manfaat penelitian ini tidak hanya dalam memperkaya teori, tetapi hasil
7
1.4.2 Manfaat Praktis
penelitian ini.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berkaitan dengan rencana penelitian ini, ada hasil penelitian terdahulu yang
mengkaji tentang Partisipasi Politik Masyarakat Buruh Tani Dalam Pemilihan Kepala
Daerah Kabupaten Malaka Periode 2015-2020. Oleh karena itu, fokus perhatian penulis
pada pendekatan atau sudut pandang keilmuan tertentu, yaitu ilmu politik. Oleh karena
itu, hasil penelitian terdahulu yang ditemukan oleh peneliti, dengan judul
(Studi Kasus di Desa Tegalharjo Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati), Oleh Syaiful
Huda. Kecenderungan politik uang (money politic) dalam pemilihan umum akan
Tegalharjo masih sangat rendah. Pilihan politik mereka sudah dibeli dengan uang.
Pati. Melihat kultur dan latar belakang ekonomi masyarakat di Desa Tegalharjo yang
mayoritas adalah petani, membuat mereka tidak paham terhadap realitas politik yang
terjadi di Kabupaten Pati. Hal itu menjadi alasan fundamental bagi mereka untuk
menerima uang dari para kandidat dalam Pemilukada di Kabupaten Pati pada tahun
2012. Fakta ini menunjukkan bahwa partisipasi politik masyarakat di Desa Tegalharjo
9
mudah dikendalikan oleh oknum yang berkepentingan. Penelitian ini untuk
menggunakan pendekatan sosiologis politik yang lebih mengukur atau menilai sosial
Tegalharjo Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati yang diambil sample sebanyak 100
orang sebagai responden dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 4.601
jelas dengan peneliti sekarang dengan Judul Partisipasi Politik Masyarakat Buruh
Tani Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Malaka Periode 2015-2020. Ada
kesamaan yang sangat jelas antara hasil penelitian sebelumnya dengan peneliti
sekarang adalah sama-sama meneliti tentang partisipasi politik. Disisi lain, terdapat
juga perbedaan yang sangat jelas, di mana hasil penelitian sebelumnya meneliti
10
2. Penelitian yang dilakukan oleh Jermi Nau, tentang partisipasi politik masyarakat
Oepura
Partisipasi politik dalam masyarakat sangat luas yang ditandai dengan partisipasi
Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat lebih mengerti dan paham pentingnya hak
suara mereka karena satu hak suara dapat menentukan masa depan kehidupan
dikemudian hari.
berupa faktor eksternal yang berasal dari luar yang mengakibatkan 2,3% pemilih
tidak menggunakan hak pilihnya. Faktor eksternal ini yaitu berupa faktor
Sedangkan faktor internal adalah yang berasal dari kelompok masyarakat itu
11
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas, terdapat korelasi yang sangat jelas
dengan peneliti sekarang dengan Judul Partisipasi Politik Masyarakat Buruh Tani Dalam
Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Malaka Periode 2015-2020. Ada kesamaan yang
sangat jelas antara hasil penelitian sebelumnya dengan peneliti sekarang adalah sama-
sama meneliti tentang partisipasi politik. Di sisi lain, terdapat juga perbedaan yang sangat
jelas, di mana hasil penelitian sebelumnya meneliti tentang partisipasi masyarakat pasca
pemilihan kepala daerah namun peneliti sekarang, lebih memfokuskan pada Partisipasi
Dalam Kamus Politik, partisipasi memiliki arti mengambil bagian, ikut serta dan
turut berperan. Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai
Pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan,
mantap atau sporadik, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal, efektif atau
tidak efektif (Huntington,dkk, 1994:4). Partisipasi politik menjadi salah satu aspek
penting suatu demokrasi. Partisipasi politik merupakan ciri khas dari modernisasi politik.
Adanya keputusan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut
dan mempengaruhi kehidupan warga negara, maka warga negara berhak ikut serta
12
Menurut Budiardjo (1982:1), partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan
jalan memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota
mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak
mempengaruhi hidupnya.
Oleh karena itu yang dimaksud dengan partisipasi politik menurut Hutington dan
Nelson kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi yang dimaksud
mengenai partisipasi politik sebagai bentuk keikut sertaan warga negara biasa dalam
13
Kegiatan politik yang tercakup dalam konsep partisipasi politik mempunyai
bermacam-macam bentuk dan intensitas. Jumlah orang yang mengikuti kegiatan yang
tidak intensif, yaitu kegiatan yang tidak banyak menyita waktu, seperti memberikan
suara dalam pemilu, besar sekali. Sebaliknya, kecil sekali jumlah orang yang secara aktif
dan sepenuh waktu melibatkan diri dalam politik. Kegiatan sebagai aktivis politik ini
mencakup antara lain menjadi pemimpin dari partai atau kelompok kepentingan. Dan
tentunya hal ini menjadi hal yang sangat penting bagi kita untuk dilaksanakan terkait
pengambilan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif,
terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan,
legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif (Samuel P. Huntington dan Joan Nelson,
1977:3). Partispasi warga negara yang legal bertujuan untuk mempengaruhi seleksi
dan Sidney Verba, 1975:1). Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam
demokrasi karena Keputusan politik yang diambil oleh pemerintah akan menyangkut dan
mempengaruhi kehidupan warga masyarakat. Karena itu masyarakat berhak ikut serta
menentukan isi keputusan politik. Untuk tidak dilanggarnya hak-hak sebagai warga
14
2.2.2 Bentuk-bentuk Partisipasi Politik
Berikut ini bentuk-bentuk partisipasi politik sesuai buku Partisipasi Politik; Tak
Ada Pilihan Mudah (1984) oleh Samuel Huntington dan Joan M. Nelson.
untuk kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon,
b) Lobbying, yaitu upaya - upaya perorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat -
c) Kegiatan organisasi, yang menyangkut partisipasi sebagai anggota atau pejabat dalam
pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat yang hanya dirasakan
yang dilakukan pemerintah dengan jalan menimbulkan kerugian fisik terhadap pejabat
pemerintahan atau harta benda. Kekerasan dapat ditujukan untuk mengubah pimpinan
pemerintah (dalam bentuk huruhara dan pemberontakan, atau mengubah seluruh sistem
15
politik (dalam bentuk revolusi). Kekerasan hanya dilakukan setelah tertutupnya
1) Pendidikan politik
2) Kesadaran politik
Menurut Drs.M. Taupan, Kesadaran politik adalah suatu proses batin yang
menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi kenegaraan dalam
negara bersifat menyeluruh dan kompleks sehingga tanpa dukungan positif dari
3) Sosialisasi politik
dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan mengembangkan orientasi pada
politik. adapun alat yang dapat dijadikan sebagai perantara atau sarana dalam
sosialisasi politik, antara lain: keluarga (family), sekolah dan partai politik.
16
2.2.4 Faktor-faktor penghambat Partisipasi Politik
Ada banyak orang yang tidak berpartisipasi dalam politik, hal ini disebabkan oleh
pergerakan seseorang untuk berkreasi dalam hal prefensi politiknya. Aktivitas politik
masyarakat akan mengalami pasang surut ketika tidak adanya kesadaran secara baik dari
masyarakat terkait apa itu politik dan apa itu demokrasi. Masyarakat yang melibatkan diri
dalam sebuah aktivitas politk ini merupakan masyarakat yang sudah terdoktrin dan sudah
secara kotor.
Pemilih yang tidak rasional diakibatkan karena Masyarakat Buruh Tani di Desa
Uamenen Lawalu masih sangat kuat menganut paham primodialisasi serta kuatnya
mobilisasi hal ini berujung pada tipe pemilih yang tradisional dalam menentukan pilihan
mereka karena mereka terlibat serta menentukan pilihan mereka berdasarkan suku serta
di ajak oleh orang lain untuk mendukung serta memilih calon tertentu dengan tidak
3. Budaya Primodialisasi
politik dalam hal karena adanya budaya primodialisasi dan sukuisme baik dari kesamaan
suku, agama, dan ras. Budaya masyarakat Buruh Tani di desa Umanen Lawalu
17
Kecamatan Malaka Tengah sangat menjunjung tinggi nilai-nilai primodialisme karena
pertarungan antar suku dan agama sangat menjadi prioritas mereka dalam hal menjadi
seorang pemimpin. Persaingan antar suku di desa Umanen Lawalu menjadi suatu hal
yang wajar dalam kehidupan sosial politik mereka. Fenomena primodialisme ini sangat
memilih pemimpin mereka. Bagi mereka memilih suku mereka berarti suatu prospek bagi
4. Apatis
Sifat apatis juga merupakan suatu sifat yang acu tak acu ataupun masah bodoh
dengna kegiatan proses pemilihan kepala desa. Apatisme yang sedang terjadi dalam
masyarakat merupakan suatu budaya yang tiding asing lagi dalam kanca perpolitikan di
desa karena bagi mereka setiap kepemimpinan itu sama saja bahkan mereka tidak bisah
“ kasar” seperti pekerja bangunan, pekerja yang bekerja dipabrik. Merujuk ke Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buruh adalah orang yang bekerja untuk orang lain
dengan mendapat upah. Sedangkan karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu
lembaga (kantor, perusahaan, dan sebagainya) dengan mendapat gaji (upah). Meskipun
KBBI memadankan kedua kata buruh dan karyawan dengan kata pekerja (orang yang
18
melakukan suatu pekerjaan), tetapi kedua istilah pertama punya perbedaan yang
Buruh Tani adalah masyarakat pekerja di bidang pertanian yang diikat dengan
hubungan kerja setiap hari atau dalam jangka waktu tertentu. dan menerima upah sesuai
dengan banyaknya hari kerja, atau jam kerja atau banyak barang atau jenis pekerjaan
yang disediakan. Umumnya buruh tani adalah orang yang mengerjakan pekerjaan yang
sifatnya tidak terus menerus tetapi bersifat musiman. (Sajogyo, 1995: 112).
Dalam penelitian ini Masyarakat Buruh Tani yang dimaksud adalah pekerja lepas
di bidang pertanian karena mereka hanya bekerja pada sektor pertanian. Buruh tani dalam
mengambil upah dari para pemilik tanah atau para petani penyewa tanah. Sebagian besar
dari mereka bekerja atas dasar jangka pendek, dipekerjakan dan dilepas dari hari ke hari.
Di samping itu melakukan pekerjaan yang diupah, buruh harian itu juga melakukan
perdagangan kecil-kecilan, menjual pisang, rokok dan hasil pertanian secara kecil-
kecilan, berdasarkan komisi dan kadang-kadang ada juga dari mereka yang menanami
buruh tani biasa menyerah saja pada nasibnya, ia ingin memperbaiki keadaannya, tetapi
ia tidak tahu caranya, karena itu ia menyerah saja. Kelompok ini biasanya curiga terhadap
segala sesuatu yang datang dari luar lingkungannya. Akan tetapi sekalipun
kedengarannya bertentangan, pada akhirnya buruh tani itu paling percaya kepada
pertimbangan para majikan mereka. Tentu saja kepercayaan itu ada batasnya, tetapi
19
dalam berhubungan dengan mereka, sekurang-kurangnya buruh itu tahu di mana mereka
berada. Dalam beberapa keadaan pendapat para majikan itu sangat menentukan,
sedangkan pendapat orang-orang yang berusaha menjadi pemimpin buruh tani dalam
perjuangan mereka untuk memperbaiki kondisi hidup, tidak diterima. Terbukti bahwa
pendapat mereka kurang diperhatikan dibandingkan dengan pendapat majikan. Tidak ada
langsung maupun tidak langsung, memperhatikan rencana masa depan, misalnya dengan
a. Kegiatan Ekonomi
1. Buruh tani biasanya dipekerjakan oleh tuan tanah besar dengan digaji sebagai
pekerja harian.
tanah itu selama masa sekitar enam bulan sebelum tanah ditanami oleh para
pemilik lahan
b. Pada waktu mereka tidak dipekerjakkan sebagai buruh, para buruh tani melakukan
gajinya
c. Kedudukan sosial
1. Para Buruh Tani berada di tingkat terendah dalam lapisan masyarakat. Mereka
tidak mungkin jatuh lebih rendah lagi dan mereka tidak mempunyai kedudukan
2. Buruh hidup untuk menyambung nyawa saja, karena tidak ada benda atau
20
mempunyai implikasi penting terhadap rencana pembangunan yang telah
3. Buruh tani yang sesungguhnya tidak mempunyai latar belakang kecerdasan dan
Buruh tani sebagai kelompok tani, tidak selamanya terikat kepada desa mereka.
Banyak dari mereka berasal dari tempat lain, dan jika telah datang waktunya mereka
berpindah ke tempat yang baru di mana mereka berharap menemukan kesempatan untuk
berhasil atau mendapatkan gaji yang lebih besar dan kerja yang lebih ringan (Sajogyo,
1995: 113-114).
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pemilihan umum
untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam Negara
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengertian tersebut dinyatakan pada Pasal 1
Pada awalnya kepala daerah baik gubernur, wali kota maupun bupati yang sebelumnya
dipilih langsung oleh DPRD, sejak bulan Juni 2005 dipilih secara demokratis oleh rakyat
secara langsung melalui proses Pemilihan Umum Kepala Daerah yang dikenal dengan
pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
21
Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada. Pemilihan kepala daerah yang pertama kali
Indonesia).
umum yang profesional serta mempunyai integritas, kapabilitas, dan akuntabilitas. Oleh
karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007
sudah diganti dengan undang-undang baru, yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011
tentang Penyelenggara Pemilihan Umum yang meliputi Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota.
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005
Wakil Kepala Daerah yang kemudian diubah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2005, kemudian dilakukan perubahan kedua melalui Peraturan Pemerintah Nomor
25 Tahun 2007, dan yang terakhir beberapa ketentuan tersebut dilakukan perubahan
22
2.5.Kerangka Pikir
Partisipasi Politik
Masyarakat Buruh Tani
a) Ikut memilih
b) Ikut mengawasi
c) Ikut sebagai tim sukses
d) Ikut memberikan
dukungan materi
e) Abstai(tidak ikut memilih)
Pemilihan Umum
Kepala Daerah
Kabupaten Malaka
Keterangan :
Garis Komando
23
1.4.1. Penjelasan Kerangka Pikir
daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah
setempat yang memenuhi syarat. Pada pemilihan kepala daerah masyarakat diharapkan
untuk berpartisipasi langsung dalam mengikuti proses politik di daerah, karena setiap
warga masyarakat yang sudah memenuhi syarat (umur 17 tahun ke atas) dan yang sudah
menikah tapi belum berumur 17 tahun juga mempunyai hak serta tanggung jawab politik
Sebagai pelaku atau aktor politik, partisipasi aktif dari masyarakat sangat
menentukan kualitas dari pemilihan dan keterpilihan Kepala Daerah. Hal tersebut
didasarkan peran masyarakat dalam memilih, dipilih serta turut mengawasi jalannya
proses tersebut. Selain itu keterlibatan partisipasi politik masyarakat desa juga didukung
dengan menjadi tim sukses baik itu keluarga maupun simpatisan, bahkan ada juga yang
terlibat dalam memberikan dukugan secara moril dan materi. Dalam proses tersebut,
peran partisipasi politik masyarakat juga diharapkan dan diarahkan pada suatu proses
politik yang beretika pada aturan serta nilai-nilai sosial budaya kemasyarakatan.
oleh faktor pendidikan, ekonomi, agama serta suku. Partisipasi politik masyarakat
dibedakan menjadi 3 macam yakni partisipasi apatis, mobilisasi dan otonom. Berdasarkan
hal tersebut, maka paritisipasi masyarakat dalam mengikuti pastisipasi politik terkadang
24
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa partisipasi politik masyarakat daerah pada
penilain yang rasional atau otonom dengan setiap jalan tahapan pemilihan kepala daerah.
Walaupun demikian ada juga masyarakat yang tidak peduli atau acuh tak acuh karena
dalam proses politik pemilihan kepala daerah hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan.
Namun menjadi perhatian yang serius dari semua elemen pendukung Pemilihan Kepala
di daerah tersebut. Berdasarkan peran partisipasi politik masyarakat tersebut, maka yang
1.5.Definisi Konseptual
kerangka pikir yang dibangun. Dalam penelitian ini definisi konseptual dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Partisipasi politik adalah kegiatan warga atau masyarakat yang bertindak sebagai
2. Buruh Tani adalah masyarakat pekerja di bidang pertanian yang diikat dengan
hubungan kerja setiap hari atau dalam jangka waktu tertentu dan menerima upah
sesuai dengan banyaknya hari kerja, atau jam kerja atau banyak barang atau jenis
3. Pemilihan Kepala Daerah merupakan pemilihan umum untuk memilih kepala daerah
dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat
25
1.6. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan yang terdiri atas istilah-istilah turunan dari
digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, aspek-aspek yang digunakan dalam
Lawalu dalam mengikuti keseluruhan proses Pemilihan Kepala Daerah seperti ikut
memilih, ikut mengawasi, ikut sebagai tim sukses, ikut memberikan dukungan moril
dan materil.
2. Buruh Tani adalah masyarakat pekerja di bidang pertanian yang diikat dengan
hubungan kerja setiap hari atau dala jangka waktu tertentu. dan menerima upah sesuai
dengan banyaknya hari kerja, atau jam kerja atau banyak barang atau jenis pekerjaan
yang disediakan. Umumnya buruh tani adalah orang yang mengerjakan pekerjaan
3. Pemilihan kepala daerah adalah suatu pemilihan kepala daerah yang disingkat
Pemilukada dipilih secara langsung oleh warga atau Masyarakat Buruh Tani di Desa
Melihat adanya fenomena politik yang sangat menarik dalam masyarakat Buruh
Tani di Desa Umanen Lawalu Kecamatan Malaka Tengah, maka peneliti tertarik untuk
meneliti lebih jauh tentang paertisipasi politik Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen
Lawalu Kecamatan Malaka Tengah dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Secara
Langsung di Kabupaten Malaka Tahun 2015. Dalam hal ini, apakah masyarakat Buruh
Tani di Desa Umanen Lawalu Kecamatan Malaka Tengah ketika berpartisipasi dalam
26
kegiatan politik untuk Memilih Bupati dan Wakil Bupati. Didasari dengan adanya budaya
politik yang partisipan serta adanya kesadaran politik untuk berperilaku memilih secara
logis, cerdas, dan kritis dengan menggunakan hati nuraninya atau ada faktor-faktor lain
yang mempengaruhi perilaku memilihnya seperti faktor sosiologis, psikologis, atau faktor
pilihan rasional yang terdapat pada Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu
27
BAB III
METODE PENELITIAN
politik Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu Kecamatan Malaka Tengah
Kualitatif, dengan mengkaji berbagai informasi dari berbagai data yang diperoleh pada
saat penelitian dan data yang diambil dari sumber lain seperti jurnal dan media masa.
metode tersebut, maka fokus perhatian peneliti pada Partisipasi Politik Masyarakat Buruh
Tani di Desa Umanen Lawalu Kecamatan Malaka Tengah dalam Pemilihan Kepala
a. Pengamatan (Observasi):
28
buruh tani di Desa Umanen Lawalu Kecamatan Malaka Tengah dalam
b. Wawancara
Pemilukada, aparat desa dan Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu
c. Studi Literatur
Data yang diperlukan dalam menjawab penelitian dicari dalam bahan pustaka
3.4. Informan
Informan yang akan diwawancara oleh peneliti berjumlah 15 orang terdiri atas
merupakan pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan. Mereka dipilih karena dipercaya mewakili satu populasi
tertentu. Untuk lebih jelas mengenai jumlah informan yang akan diwawancarai oleh
29
Tabel 3.1. Jumlah Informan
Total 15 orang
a. Data primer adalah sumber data (Informan) yang langsung memberikan data kepada
b. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
30
3.7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari, menyusun data yang diperoleh dari
ke dalam pola, memilih data mana yang penting/relevan, dipelajari dan membuat
keputusan yang mudah untuk dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,
1. Kategorisasi adalah proses analisis data, di mana data-data yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan.
2. Interpretasi data adalah proses pemberian makna terhadap pola-pola atau keteraturan-
3. Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Desa Umanen Lawalu dibentuk pada Tahun 1981. Desa ini merupakan salah satu
desa yang berada di Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka Provinsi Nusa
Tengara Timur. Berdasarkan catatan sejarah dalam Buku Induk Desa Umanen Lawalu,
secara historis masyarakat Desa Umanen Lawalu terletak di wilayah Kabupaten Malaka.
Tamukung yang dipimpin oleh bapak Cornelis Seran, kemudian berkembang menjadi
Desa yang dipimpin oleh Bapak Yan Berek, barulah Terbentuk Desa Umanen Lawalu.
Bapak Yan Berek merupakan Kepala Desa Pertama di Desa Umanen Lawalu, setelah
selesai masa kepemimpinanya Bapak Yan Berek kemudian digantikan oleh bapak Mukti
Leki, Kepala Desa Uamnen Lawalu yang berikutnya adalah Bapak Nemensen Manek
Luan, kepala desa di periode berikutnya adalah Bapak Maksi Malli. Roda pemerintahan
terus berjalan, pergantian kepala desa pun terus berlanjut hingga Bapak Nikson Leki
kepala desa yang menggantikan Bapak Maksi Malli , Marthen seran menggantikan Bapak
Maksi Malli, dan Kepala Desa Umanen Lawalu yang sekarang adalah Bapak Emanuel
Bria Mali beliau adalah Kepala Desa yang menjabat di Desa Umanen Lawalu sekarang.
Desa Umanen Lawalu merupakan salah satu dari 16 (enam belas) desa yang berada
dalam wilayah Kecamatan Malaka Tengah dan berada pada sebelah selatan Kecamatan
32
Malaka Tengah. Jarak antara Kantor Desa Umanen Lawalu dengan Kantor Kecamatan
Malaka Tengah ±2 km. Wilayah Desa Umanen Lawalu terdiri dari daratan yang cukup
tinggi dari permukaan laut dan sebagian dari daratan diperuntukan untuk pertanian,
penduduk. Luas Wilayah Desa Umanen Lawalu sesuai profil Desa Umanen Lawalu tahun
2015 adalah seluas 356,75 Ha/M2. Batas wilayahnya sebelah utara berbatasan dengan
Desa Umakatahan dan Desa Wehali, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Angkaes,
sebelah timur berbatasan dengan Desa Naimana, Desa Umakatahan dan sebelah barat
a. Penduduk Desa
Penduduk Desa Umanen Lawalu pada akhir bulan Desember 2015 berjumlah 523
KK dengan jumlah sebanyak 2751 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1316 jiwa dan
perempuan 1435 jiwa, yang tersebar dalam 7 (Tujuh) dusun. Untuk lebih jelasnya
mengenai mata pencaharian penduduk ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
33
Berdasarkan tabel diatas maka dapat digambarkan bahwa, penduduk Desa
Umanen Lawalu berjumlah 2751 (100%) jiwa dengan rincian Laki-laki berjumlah 1316
(47,8%) jiwa dan perempuan berjumlah 1435 (52,2%) jiwa. Terlepas dari jumlah
pendudk di atas agar kita dapat mengetahui berapa banyak masyarakat Desa Umanen
Lawalu yang bisa terdaftar sebagai daftar pemilih tetap, maka perlu dilakukan
menentukan jumlah masyarakat yang yang akan terdaftar sebagai daftar pemilih tetap
dalam Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Malaka tahun 2015. Untuk lebih jelasnya
mengenai mata pencaharian penduduk ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 4.3
wilayah Umanen Lawalu, dimana dominasi masyarakat yang tergolong kategori sebagai
pemilih pada Pemilukada sangat besar jumlahnya dibanding yang belum tergolong
sebagai pemilih dalam pemilukada yakni berjumlah 2037 jiwa seperti yang terterah pada
latar belakang penulisan karya ilmiah ini, sementara jumlah anak berusia dibawah umur
34
berjumlah 482 jiwa. Penlis mengamati bahwa jumlah pemilih terbanyak berdasarkan usia
didominasi oleh umur 17-60 Tahun, sedangkan umur 61-80 hanya berjumlah 250 jiwa.
Desa Umanen Lawalu selain sebagai petani/nelayan, Buruh Tani ada juga sebagai
pedagang, PNS, Guru, TNI/POLRI, tenaga medis, pengemudi, pensiunan, pengusaha dan
lain-lain. Untuk lebih jelasnya mengenai mata pencaharian penduduk ini dapat dilihat
Tabel 4.2
Tabel di atas terlihat bahwa jumlah penduduk lebih banyak yang berprofesi
pengamatan penulis hal tersebut terjadi karena mutu pendidikan di pedesaan yang masih
tergolongong rendah sehingga masyarakat Desa Umanen Lawalu masih banyak yang
mempertahankan trasdisi dan kebudayaan lama yakni sebgai petani berhubung luas lahan
35
perkebunan dan persawahan yang sudah ada dan dikelola oleh nenek moyang mereka
merupakan suatu keharusan yang membuat masyarakat bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan hidup juga untuk kebutuhan lain yang tak kalah penting seperti biaya sekolah.
menjadi mengerti, dari tidak paham menjadi paham dan dari bodoh menjadi pintar,
karena pendidikan adalah suatu hal yang utama untuk merubah pola pikir seseorang
menjadi lebih baik sehingga bisa mengatasi dan meminimalisir semua keadaan dan
Desa Umanen Lawalu merupakan desa yang berada dekat dengan pusat Kota
Umanen Lawalu tergolong cukup baik. Hal ini disebabkan jumlah masyarakat yang buta
huruf atau yang belum sekolah lebih sedikit disbanding yang sekolah atau yang telah
Umanen Lawalu, berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintahan setempat dapat
diketahui bahwa pendidikan penduduk Desa Umanen Lawalu belum begitu tinggi dimana
sebagian besar berada pada tingkatan pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini adalah rincian data
klasifikasi penduduk Umanen Lawalu sesuai dengan pendidikan pada tahun 2015.
36
Tabel 4.4 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan tahun 2015
Lawalu tergolong tinggi. Hal ini disebabkan dari 2751 jiwa hanya 844 jiwa didominasi
oleh masyarakat yang tidak sekolah dan yang belum sekolah. Sedangkan yang bersekolah
dari SD hingga jenjang SMTA dan perguruan tinggi mencapai 1907 jiwa.
jumlah 2613 orang, berikutnya adalah Kristen protestan dengan jumlah 108 orang.
Sekalipun pemeluk Agama Katholik jumlahnya lebih besar di banding dengan pemeluk
agama Kristen Protestan tetapi toleransi kehidupan antar umat beragama berlangsung
sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari setiap hari raya Natal maupun hari raya paskah,
kedua pemeluk agama saling menjaga hubungan dengan baik. Fenomena ini
harmonis. Untuk lebih jelasnya mengenai agama dan kepercayaan penduduk ini dapat
37
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Agama
Jenis Kelamin
No Agama Jumlah
penduduk Laki-laki Perempuan
1316(50,4%) 1435 (49,6%) 2751 (100 %)
1 Khatolik 1248 (45,4%) 1365(49,6%) 2613(95 %)
2 Protestan 51(1,8 %) 57 (2 %) 108 (4%)
4 Hindu 0 0 0
5 Budha 0 0 0
6 Lain-lain 0 0 0
Menurut data Desa Umanen Lawalu bahwa agama yang paling dominan adalah
agama katholik dengan jumlah 2613 (96%) juwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah
1385 (49,85%) juwa sedangkan perempuan berjumlah 1395 (50,14%) jiwa. Sedangkan
agama minoritas Adalah Agama Islam dengan jumlah 6 jiwa atau 0,2% dari jumlah
Keberagaman Indonesia adalah anugrah yang sering tidak disadari dan lalai
dikelola, sama halnya dengan penduduk Desa Umanen Lawalu yang memiliki
keberagaman suku, agama, dan ras dengan ciri khas dan budaya masing-masing.
Kebudayaan dari masing-masing penduduk turut memberi warna bagi identitas penduduk
di Desa Umanen Lawalu. Pertumbuhan kebudayaan yang tidak sama juga memberikan
38
Desa Umanen Lawalu sebagai bagian dari bangsa yang majemuk dan beragam,
memiliki penduduk yang memeluk dan beribadat beberapa macam agama. Keberagaman
itu tidak menjadi suatu hambatan bagi masyarakat Desa Umanen Lawalu untuk turut
mengambil bagian dalam pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Malaka Periode 2015-2020. Budaya primodialisasi di Desa Umanen Lawalu masih sangat
begitu kental dan sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat Desa Umanen Lawalu.
Kuatnya budaya primodialisme dalam pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Kabupaten Malaka tahun 2015 menjadi indikator utama masyarakat untuk
sangat erat kaitannya, terlihat dari kehidupan sehari-hari dari masyarakat yang sangat
Birokrasi pemerintahan Desa Umanen Lawalu terdiri atas seorang kepala desa,
dibantu oleh seorang sekretaris desa dan tiga kepala urursan yakni kepala urusan
pemerintahan, kepala urusan umum dan kepala urusan pembangunan serta badan
perwakilan desa (BPD) dengan tugas-tugasnya sebagai berikut. Tugas kepala desa (UU
N0 6 tahun 2014 Bab V pasal 26 ayat 1) kepala desa disini bertugas untuk
tahun 2014 pasal 48 dan 49 menjelaskan tentang perangkat desa dan tugasnya.
39
Kepala desa dibantu oleh perangkat desa yang terdiri dari sekretaris desa,
pelaksanaan kewilayahan dan pelaksana teknis ketiga perangkat ini memiliki tugas untuk
umum, tata usaha dan kearsipan, pengelolaan inventaris kekayaan desa, serta
Kepala urusan pembangunan memiliki tugas, untuk membantu kepala desa dalam
pelayanan masyarakat serta penyiapan bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas
pembantuan.
Disisi lain menurut UU No 6 tahun 2014 Pasal 55 menjelaskan tentang fungsi dari
peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarkat
40
Gambar 4.2
SEKRETARIS DESA
dengan badan perwusyawaratan desa (BPD) merupakan mitra keja dalam membuat atau
merancang suatu regulasi untuk mengatur serta membangun desanya. Terlepas dari itu
sekertaris serta para kaur desa merupakan suatu pelengkap struktur yang tersistem dan
mempunyai peran serta yang begitu penting dalam membangun dan melayani
didiskusikan bersama kepala desa mengingat bhwa kepala desan dan BPD merupakan
mitra kerja dan setelah itu melakukan rapat bersamah serta memusyawarakan untuk
41
4.1.8. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah Periode 2015-2020
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Malaka Periode
2015-2020 dimulai dari tahap pencalonan, pemungutan suara, dan penetapan sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007. Proses pencalonan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Kabupaten Malaka saat itu ada tiga calon pasangan calon yakni
Paslon nomor urut 1 (satu) atas nama Agustinus Klaran-Paulus Seran Bauk (TULUS)
yang merupakan perwakilan dari partai PPP, PAN, PKPI; Paslon nomor urut 2 (dua) atas
nama Stefanus Bria Seran-Danil Asa (SBS-DA) yang merupakan perwakilan dari partai
PDIP, GOLKAR, NASDEM, DEMOKRAT; dan Paslon nomor urut 3(tiga) atas nama
kerjanya kepada masyarakat yang pelaksanaannya diatur oleh panitia pemilihan. Panitia
masa kampanye selama-lamanya empat belas hari. Tiga hari sebelum pelaksanaan
apapun.
09 desember 2015. Dalam Pemilukada tersebut terdapat tiga pasangan calon yakni
Pemilukada Kabupaten Malaka Tahun 2015 diikuti oleh tiga pasangan calon (Paslon)
yaitu: Paslon nomor urut 1 atas nama Agustinus Klaran-Paulus Seran Bauk (TULUS)
yang merupakan perwakilan dari partai PPP, PAN, PKPI; Paslon nomor urut 2 atas nama
42
Stefanus Bria Seran-Danil Asa (SBS-DA) yang merupakan perwakilan dari partai PDIP,
GOLKAR, NASDEM, DEMOKRAT; dan Paslon nomor urut 3 atas nama Ludovikus
GERINDRA dan PKB. Secara umum Hasil penghitungan suara (real count) KPU
propinsi NTT menetapkan bahwa Pilkada Kabupaten Malaka dimenangkan oleh Paslon
nomor urut 2 atas nama Stefanus Bria Seran - Danil Asa (SBS-DA) yang merupakan
suara mencapai 44.776 Suara (52,60%) suara. Disusul oleh paslon nomor urut 3 yaitu
suara. Serta yang memperoleh suara terendah adalah paslon nomor urut 1 Agustinus
Dari ketiga pasangan Calon Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah tersebut
di atas, Desa Umanen Lawalu Kecamatan Malaka Tengah awalnya sangat sulit didudga
terkait dengan siapa yang akan menduduki kursi nomor satu di Kabupaten Malaka.
Karena berdasarkan Latar belakang pemilih yang ada di Desa Umanen Lawalu
didominasi oleh suku Tetun/fehan, suku Timor, Suku Marae dan Kemak sedangkan
mayoritas agama yang mendiami di Desa Umanen Lawalu adalah Agama Katolik dan
agama minoritas adalah Agama Islam. Selanjutnya Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa
Umanen Lawalu lebih mendominasi adalah SD dan SMP sedangkan yang tamatan SMA
dan perguruan tinggi masih sangat minim. Dilihat dari tingkat pekerjaan Masyarakat
Desa Umanen Lawalu mayoritasnya Petani dan Buruh Tani. (Kantor Desa Umanen
Lawalu)
43
Berhubungan dengan tingkat pendidikan, pekerjaan masyarakat, agama
bahwa hal tersebut merupakan jumlah penduduk. Berdasarkan hasil sensus tahun 2014 di
Desa Umanen Lawalu terdapat 426 KK dengan 2751 jiwa yang terbagi menjadi 1316
laki-laki dan 1435 perempuan (Profil desa umanen lawalu). Sedangkan masyarakat yang
terdaftar sebagai pemilih dan yang menggunakan hak pilihnya adalah 2.158 dengan
rincian 1.019 laki-laki dan 1.139 pemilih perempuan sementara yang meggunakan hak
pilihnya sebanyak 1.160 suara(53,75%) suara, denagn rincian 415(40,73%) laki-laki dan
569 (49,96%) suara. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel.
Jenis Kelamin
Masyarakat Desa Total
Umanen Lawalu Laki-laki Perempuan
(DPT) 1.019 jiwa 1.139 jiwa 2.158 jiwa
Pengguna Hak Pilih 415 jiwa 569 jiwa 1.160 jiwa
Partisipasi 40,73% 49,96% 53,75%
Melihat lebih Khusus mengenai Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu
sendiri Berdasarkan hasil sensus tahun 2014 di Desa Umanen Lawalu terdapat 572
penduduk yang berprofesi sebagai Buruh Tani dengan rincian 304 orang laki-laki dan 268
orang perempuan (Profil Desa Umanen Lawalu). Sedangkan masyarakat yang terdaftar
sebagai pemilih Tetap sebanyak 563 orang. Namun ada pun Masyarakat Buruh Tani yang
terdaftar sebagai pemilih Tetap sebanyak sebanyak 9 orang, hal ini disebakan karena
yang bersagkutan sedang berada di luar kota. Masyarakat Buruh Tani yang menggunakan
44
hak pilihnya adalah 223 dengan rincian 116 laki-laki dan 107 pemilih perempuan, yang
meggunakan hak pilihnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.
Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu yang menggunakan hak pilihnya dalam
Pemilukada Kabupaten Malaka Tahun 2015.
Kepala Daerah Tahun 2015 sangat rendah karena sebanyak 223 jumlah Masyarakat
Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu yang menggunakan hak pilihnya dari 572
Masyarakat Buruh Tani yang terdaftar sebagai DPT dalam Pemilihan Umum Kepala
Daerah Kabupaten Malaka. Tingkat Partisipasi Masyarakat Buruh Tani di desa umanen
lawalu yang rendah bias saja merupakan bukti bahwa kinerja para penyelenggara
Pemilihan Umum yang belum maksimal, seperti dalam hal sosialisasi, para
lebih baik lagi. Namun hal tersebut justru berbalik arah dimana Masyarakat Buruh Tani
45
Desa Umanen Lawalu Kecamatan Malaka Tengah kurang terdorong untuk ikut dalam
Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Malaka. Hal lain yang menyebabkan
kurangya Partiaipasi Masyarakat Buruh Tani Desa Umanen Lawalu, dikarenakan yang
bersangkutan dengan sendirinya tidak mau terlibat dalam pemilihan umum Kepala
Daerah yang berlangsung di Kabupaten Malaka dengan alasan sibuk. Ada pula yang
sedang berada di luar daerah pada saat berlangsungnya Pemilukada Kabupaten Malaka
Periode 2015-2020.
sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan
jalan memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota
pejabat pemerintah atau anggota parlemen, dan sebagainya. Hal ini diprkuat dengan data
yang ditemui ketika peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Emanuel Bria Mali
selaku Kepala Desa di Desa Umanen Lawalu pada hari Selasa, 11 April 2018 yang
mengatakan bahwa:
“….pada saat sebelum dilakukan pemilihan umum hingga pasca pemilihan umum
di kabupetn malaka ini, masyarakat menyadari akan pentingnya berpartisipasi.
Mereka mengikuti setiap proses pemilikada yang ada hingga sampai dengan hasil
perhitungan suaranya. Masyarakat datang ke TPS untuk memberikan suaranya
ada juga yang mengawasi jalannya proses pemilihan tersebut.....”
46
Berdasarkan pernyataan tersebut untuk mewujudkan keberhasilan dalam
menghasilkan pemimpin daerah, inisiatif dan kreatifitas dari anggota masyarakat yang
lahir dari kesadaran dan tanggung jawab sebagai manusia yang hidup bermasyarakat dan
aktif masyarakat dapat juga keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi
berlangsung dalam proses politik dan juga proses sosial, hubungan antara kelompok
pelaksanaannya.
Malaka Tengah dalam Pemilukada Kabupaten Malaka Tahun 2015, dianalisis melalui
masyarakat dalam tim sukses atau sebagai tim sukses, keempat) keikutsertaan masyarakat
Dalam sebuah proses memilih tentunya Masyarakat tidak pernah lepas dari
keterlibatan secara langsung yang lahir dari diri sendiri maupun keterlibatan politik
karena dimobilisasi. Hal ini tentunya juga terjadi di Buruh Tani Desa Umanen Lawalu,
47
dimana peneliti menemukan bahwa ada kelompok masyarakat tertentu yang masih murni
memilih pemimpinnya karena pilihan hatinya sendiri tanpa terkontaminasi dengan pilihan
orang lain. Mereka percaya bahwa dengan memilih berdasarkan nurani dan tanpa desakan
itu adalah sebuah tanggung jawab untuk melayani. Hal ini diperkuat dengan hasil
wawancara peneliti dengan salah satu informan dari masyarakat Buruh Tani yang
mengatakan:
Namun demikian, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Masyarakat Buruh Tani Desa
Umanen Lawalu pun tidak akan pernah lepas dari mobilisasi sebagai sebuah proses dalam
memilih pemimpin yang tanpa disadari telah mempengaruhi prefensi politiknya untuk
menentukan siapa yang akan menjadi pilihannya. Selain karena mobilisasi, keterlibatan
masyarakat dalam memilih ini juga tidak lepas dari budaya primodialisme yang amat
kental terjadi di daerah itu walaupun peneliti tidak bisa menapik bahwa janji-janji yang
memilih calonnya. Hal ini nampak jelas dalam wawancara peneliti bersama Bapak Ester
48
Penjelasan dan pernyataan yang berbeda juga disampaikan oleh informen Buruh
“.....pada saat pemilihan berlangsung saya sedang bekerja, tetapi karna saya
sadar akan tugas saya sebagai warga negara indonesia saya harus ikut
berpartisipasi untuk mengikuti pemilukada, karena nama saya terdaftar
sebagai DPT maka saya pun datang ke TPS untuk memberikan suara dalam
pemilukada tersebut....”
Dua pernyataan diatas tentu kontradiktif satu dengan yang lainnya yang lahir
melibatkan diri secara penuh karena adanya faktor dimobilisasi atau dikerahkan oleh
pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam Pemilukada tersebut. Disisi lain ada pun
masyarakat secara sukarela terhadap kegiatan politik di desa dalam proses kampanye dan
yang bersifat sukarela maupun dimobilisasi tentunya akan berdampak langsung pada
peneliti menemukan ada kelompok masyarakat Buruh Tani Desa Umanen Lawalu yang
betul-betul mengawasi pelaksanaan pemilihan yang menjadi konsekuensi dari pilihan hati
yang menginginkan pesta demokrasi rakyat tersebut dicederai dengan hal-hal yang tidak
seharusnya terjadi, seperti ungkapan hati seorang Masyarakat Buruh Tani yang berinisial
UT kepada peneliti:
49
“....secara pribadi pada saat pemilihan berlangsung saya datang ke TPS untuk
melihat langsung apakah ada kecurangan yang terjadi atau tidak karena saya
sendiri adalah pendukung paket TABE.....”
masyarakat Buruh Tani Desa Umanen Lawalu lainnya yang menentukan pilihan atas
dasar mobilisasi atau pun karena diiming-imingi oleh sesuatu yang mana keikutsertaan
dalam proses pengawasan terhadap pelaksanaan pemilihan amat sangat kecil dan terkesan
apatis. Hal ini pun tidak lepas dari orientasi politik yang bukan untuk menghasilkan
pemimpin yang berkualitas dan dapat memimpin daerah tetapi hanya melihat pemilihan
ini sebagai sebuah hajatan lima tahunan yang seharusnya dilaksanakan ataupun sebagai
bentuk formalitas semata seperti kata seorang informan yang berinisial TL kepada
kesadaran akan hak politis mereka masih terkukung di dalam budaya primordialisme dan
dimobilisasi. Masayarakat yang terkukung dalam budaya promodial dan bisa dimobilisasi
adalah kebenyak darai masyarakat yang secara tingkat pendidikannya masih rendah jadi
ketika diajak oleh orang lain maka mereka akan dengan mudah mengikuti perkataan
50
4.2.2.3. Keikutsertaan Masyarakat Dalam Tim Sukses Atau Sebagai Tim Sukses
Pemilukada pun tidak lepas dari keterlibatan mereka menjadi tim sukses salah satu tim
sukses sebagaimana terjadi dalam setiap hajatan politik 5 tahunan di daerah lain.
Keterlibatan mereka menjadi Tim Sukses pun tidak lepas dari tuntutan peran yang harus
dimainkan dengan beragam alasan yang tentunya mendasari diri mereka memilih turut
terlibat aktif dalam pemilukada ini. Sebagaimana, yang diungkapkan oleh salah seorang
masyarakat Buruh Tani yang bernama Ibu Sarinda Klau yang mengatakan bahwa :
“saya senang dengan pemilukada ini karena dipilih menjadi tim sukses jadi
dengan begitu saya juga mau belajar jadi tim sukses. Selain itu juga secara
pribadi otomatis saya menjadi masayarakat indonesia yang menyadari
pentingnya berpartisipasi dalam pemilukada khususnya di Kabupaten Malaka
ini.....”
Penjelasan dan pernyataan yang sama juga disampaikan oleh informen lain yang
mengatakan bahwa:
“.....selama proses pemilihan kepala daerah yang terjadi di daerah ini maupun
yang sebelunya yang masi bergabung dengan kabupaten Belu saya seringkali
melibatkan diri dalam kegiatan politik tersebut, tetapi pada pemilhan kali ini
saya memperoleh tugas yang sangat saya sukai yaitu menjadi tim sukses.....”
bahwa masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu yang memilih jadi tim sukses
dikarenakan oleh tuntutan peran sebagai pendukung calon tertentu dan juga sebagai
tempat dirinya belajar menjadi tim sukses yang tentunya akan mempengaruhi dirinya di
masa mendatang.
51
4.2.2.4. Keikutsertaan masyarakat dalam memberi dukungan moril dan materi
Selain keikutsertan masyarakat menjadi tim sukses salah satu calon, masyarakat
pemilih pun dituntut untuk bisa ikut serta dalam memberikan dukungan baik dukungan
suara, moril dan materi. Tentunya dukungan-dukungan ini perlu dilakukan sebagai
sebuah investasi jangka panjang yang akan dirasakan bukan setahun dua tahun tetapi
untuk masa yang akan datang seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan kepada
peneliti:
membuat suatu kesimpulan dimana faktor dimobilisasi yang menyebabkan sebagian besar
masyarakat buruh tani di desa uamenen lawalu dalam mengikuti pemilukada di kabupaten
malaka tahun 2015. Selain itu tingkat pendidikan Masyarakat Buruh Tani di Desa
Umanen Lawalu sendiri belum begitu tingggi sehingga begitu diajak langsung ikut tetapi
yang diharpkan adalah dari kesadaran sendiri untuk memberikan dorongan terkait
4.3. Partisipasi Politik Masyarakat Buruh Tani Desa Umanen Lawalu Kecamatan
yang penting dan akhir-akhir ini banyak dipelajari terutama hubungannya dengan
52
Negara berkembang. Sebagai definisi umum dapat dikatakan bahwa partisipasi politik
adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara secara langsung
Partisipasi politik tidak lebih dari keterlibatan individu sampai pada bermacam-
macam tingkatan, atau juga dijelaskan secara subtantif bisa berarti upaya atau usaha
terorganisir oleh konstituen atau warga Negara yang baik untuk memilih para
pemimpin yang mereka nilai baik juga.Partispasi ini mereka melakukannya dengan
penuh tanggung jawab terhadap kehidupan bersama dalam lingkup suatu bangsa dan
Sebagai masyarakat yang bijak kita harus turut serta dalam proses pemilihan
umum dalam rangka menentukan pemimpin yang akan memimpin kita. Dengan
demikian, secara tidak langsung kita akan menentukan pembuat kebijakan yang akan
Dalam proses pemilukada, sebagai masyarakat yang cerdas kita harus mampu
menilai calon yang terbaik yang sekiranya mampu dan mau mendengarkan aspirasi
masyarakat dan tidak memilih calon yang hanya mementingkan diri sendiri atau
kelompoknya saja sehingga melupakan janji-janji yang sudah diucapkan dalam masa
kampanye. Sebagai pemilik hak pemilih dalam pemilihan kita jangan sampai menyia-
nyiakan hak suara hanya untuk iming-iming sementara yang dalam artian kita harus
53
memberikan suara kita kepada calon yang tepat. Ketidakikutsertaan kita sebenarnya
justru akan membuat kita susah sendiri karena kita tidak turut memilih tetapi harus
pilihan mereka entah baik dari kandidat itu sendiri maupun dari tim suskesnya. Hal ini
masyarakat buruh tani yang berinisial SP terkait keterlibatan dalam mengikuti proses
Hal ini diperkuat oleh informen dari Masyarakat Buruh Tani yang lain yang berinisial
RK yang mengatakan bahwa:
Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu dalam berpartisipasi langsung dalam
proses perpolitikan yang terjadi dalam desa mereka itu karena di mobilisasi atau
dikerahkan oleh tim sukses maupun kandidat itu sendiri. Hal berimplikasi pada pola
54
pikir masyarakat yang berujung pada ketidakrasionalitasan dalam berfikir sekaligus
Secara ototmatis ketika masyarakat yang turut terlibat yang dimobilisasi akan
terbawa terus perilakunya sampai pada titik akhir dari sebuah Pemilihan Kepala
Daerah yakni dalam memberikan prefensi politiknya untuk menentukan siapa yang
mengikuti kegiatan politik itu merupakan suatu kesadaran sendiri secara politik tetapi
melainkan karena adanya budaya primodialisme serta adanya janji-janji. Hal tersebut
Penjelasan dan pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Ibu Neny Bau
spekulasi-spekulasi yang berbeda. Ada yang melibatkan diri secara penuh karena
55
kepentingan dalam pilkades tersebut. Disisi lain adapulah masyarakat secara apatis
Hal ini jelas terlihat bahwa masyarakat masi terkukung oleh budaya apatis
karena mereka mengamati bahwa setiap pemimpin belum atau secara sepenuhnya
kroninya. Maka dari itu terlepas budaya apatis dari masyartakat tetapi pada saat
pemilihan masyarakat yang apatis tadi turut melibatkan diri memberikan pilihannya
hanya sekedar memenuhi tuntutan hak politis mereka. Adapun masyarakat yang
secara apatis sepenuhnya tidak melibatkan diri mereka mulai dari kegiatan kampanye
sampai pada proses pemilihan. Hal ini diketui ketika peneliti melakukan wawancara
Penjelasan dan pernyataan yang sama juga disampaikan oleh informen Bapak Aser
Fahik yang mengatakan bahwa:
56
Dari pernyataan-pernyataan diatas peneliti beranggapan bahwa ada masyarakat
yang memliki sifat apatis yang begitu tinggi dalam hal kegiatan hajatan politik,
bukan karena diajak ataupun terpengaruh dengan masyarakat yang lain melainkan
mereka sangat sudah amat membenci namanya politik. Hal ini berujung pada
penting politik tetapi karena terpengaruh dengan anggota keluarganya yang memiliki
sifat apatis makanya pada saat pemilihan mereka tidak datang memberikan hak
politis mereka. Peneliti beranggapan bahwa sudah ada doktrinisasi yang sudah
setempat. Disisi lain ada masyarakat yang secara sadar mengikuti seluruh kegiatan
politik pemilihan kepala Daerah dari awal sampai pada perhitungan suara. Hal ini
mengatakan bahwa:
57
saya tetapi setiap usaha yang saya lakukan mulai dari ikut memilih, ikut
mengawasi, ikut sebagai tim sukses, ikut memberikan dukungan materi untuk
mengajarkan kepada masyarakat bahwa kita semua memilikin hak untuk
terlibat dalam kegiatan hajatan poilitik di desa kita ini......”
Hal yang sama juga disampaikan oleh seorang Masyarakat Buruh Tani yang
berinisial AB mengtakan bahwa:
“.....semua kegiatan politik di desa ini saya ikuti sampai habis. Saya melihat
banyak masyarakat yang tidak melibatkan diri makanya saya sebagai tokoh
dalam masyarakat harus memberikan pemahaman kepada masyarakat yang
memilki sikap apatis ataupun acu tak acuh terhadap politk......”
akan pemahaman arti suatu tokoh dalam masyarakat sudah memiliki nilai akuntabel
tanggung jawab terhadap proses perpolitikan yang terjadi di desa mereka. Berbagai
kegiatan yang mereka lakukan itu semua untuk mencari dan memberikan rangsangan
dalam hal mengajarkan masyarakat bahwa setiap masyarakat yang sudah terdaftar
sebagai pemilih harus turun memberikan kontribusi politis mereka secara langsung
Tetapi semua usaha yang mereka lakukan dalam hal memberikan pemahaman
kepada masyarakat tidak semua yang mengikuti ataupun menerima dengan baik.
Disisi lain ada sebagian masyarakat yang menerima dengan baik walaupun itu bukan
kesadaran mereka sendiri tetapi melainkan dari bentuk pemahaman yang diberikan
oleh tokoh masyarakat kepada mereka. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh
58
“.....sebelumnya saya tidak mengikuti kegiatan politik tetapi pada saat saya
dinasihati dalam hal diberikan pemahaman maka secara sadar saya
langsung mengikuti semua kegiatan politik di desa ini. Sampai saya
ditawarkan untuk menjadi tim sukses untuk salah satu kandidat.....”
harus menjadi panutan bagi masyarakat. Dalam artian bahwa pendidikan politik
kepada pemilih. Hal diatas mengajarkan kaum mudah untuk terlibat langsung secara
aktif dalam kegitan hajatan politik entah itu kampanye ataupun menjadi tim sukses.
Itu membawa dampak yang positif kepada Buruh Tani supaya terus berpartisipasi
aktif dalam semua kegiatan hajatan poilitik bukan hanya di desa saja melainkan
kegiatan hajatan politik yang lainnya baik dari pusat sampai ke desa.
a. Faktor Pendukung
Ada beberapa faktor pendukung masyarakat Buruh Tani desa Umanen Lawalu
1. Pendidikan politik
maupun politik itu sendiri. Tetapi pendidikan politik itu sangat tidak menjamin
masyarakat Buruh Tani desa Umanen Lawalu memilih dan menentukan pilihan
59
mereka secara rasional, hal ini diketahui ketika peneliti melakukan wawancara
politik memang sangat penting dalam membetuk polah pikir masyarakat tetapi
pendidian politik tidak menjamin proses pemilihan bisah sesuai asas jujur,adil
dan rahasia.
serta memberikan bantuan secara material maupun moril. Hal ini diketahui
yang mengatakan:
desa Umanen Lawalu yakni faktor primodialisasi atas nama suku menjadi
60
mereka. Kesadaran akan sukuisme seperti ini akan merusak citra rahim
demokrasi maka dari itu perlu ditingkatkan kesadaran atas kemauan sendiri
bukan karena atas nama suku maupun agama melainkan sadar secara politik.
3. Mobilisasi
oleh tim sukses atau oleh keluarga dari calon kandidat. Hal ini diketahui ketika
yang mengatakan:
desa Umanen Lawalu. Tingkat kesadaran akan hak politis mereka masih
61
b. Faktor Penghambat
dan pergerakan seseorang untuk berkreasi dalam hal prefensi politiknya. Aktivitas
politik masyarakat desa akan mengalami pasang surut ketika tidak adanya
kesadaran secara baik dari masyarakat terkait apa itu politik dan apa itu demokrasi.
Masyarakat yang melibatkan diri dalam sebuah aktivitas politk ini merupakan
masyarakat yang sudah terdoktrin dan sudah terpengaruh dengan berbagai doktrin-
doktrin dari orang-orang yang memainkan politik secara kotor. Hal ini diketahui
ketika peneliti melakukan wawancara dengan bapak maksi nahak selaku ketua RW
Pernyataan dan penjelasan yang sama juga di sampaikan oleh informen lain
yang mengatakan:
penghambat bagi masyarakat adalah banyak masyarakat yang belum memahami apa
itu politik itu sendiri makanya tingkat budaya primodialisasi dan apatis serta
62
menjadi aktivitas rutin dalam kehidupan politik Masyarakat Buruh Tani Desa
Umanen Lawalu karena tingkat akan pendidikan politik dan kesadaran politik masih
Tani Desa Umanen Lawalu masih sangat kuat menganut paham primodialisasi serta
kuatnya mobilisasi hal ini berujung pada tipe pemilih yang tradisional dalam
menentukan pilihan mereka karena mereka terlibat serta menentukan pilihan mereka
berdasarkan suku serta di ajak oleh orang lain untuk mendukung serta memilih calon
tertentu dengan tidak melihat latarbelakang kandidat calon tersebut. Hal ini diketahui
bahwa:
“……pada saat pemilihan kemarin saya di ajak oleh seorang teman untuk
memilih calon kepala desa yang berasal dari suku mereka. Saya di ajak
berulang ulang sehingga pada akhirnya saya mengikuti kemauannya.....”
itu merupakan tipe pemilih yang sudah terkonstruksi dengan doktrinisasi oleh orang
yang memiliki kepentingan yang begitu besar dalam pemilihan kepala daerah
tersebut. Hal ini membuat pemilih seolah kian tak peduli dengan calon kandidat yang
memiliki integrits dan visioner yang begitu bagus. Dan bermanfaat kepada
63
3. Budaya Primodialisasi
politik dalam hal karena adanya budaya primodialisasi dan sukuisme baik dari
kesamaan suku, agama, dan ras. Budaya masyarakat Buruh Tani di desa Umanen
primodialisme karena pertarungan antar suku dan agama sangat menjadi prioritas
mereka dalam hal menjadi seorang pemimpin. Persaingan antar suku di desa Umanen
Lawalu menjadi suatu hal yang wajar dalam kehidupan sosial politik mereka.
mereka memilih suku mereka berarti suatu prospek bagi mereka untuk mengangkat
harkat dan martabat suku mereka. Hal ini diketahui ketika peneliti melakukan
bahwa:
Penjelasan dan pernyataan yang sama disampikan oleh informen Masyarakat Buruh
64
Dari pernyataan-pernyataan diatas peneliti beranggapan bahwa masyarakat
yang melibatkan diri bukan merupakan unsur pemahaman mereka terhadap apa itu
politik melainkan mereka melibatkan diri karena adanya unsur kesamaan suku.
Karena bagi mereka siapa yang menjadi Kepala Daerah sacara tidak langsung
mengangkat nama baik suku mereka. Ajang persaingan suku untuk memperebutkan
siapa yang menjadi pemimpin itu sudah biasa dan menjadi hal yang lumrah bagi
mereka. Hal seperti ini membuat masyarakat yang di kategorikan sebagai pemilih
rasional terpengaruh dengan polah tingkah laku masyarakat yang masih memiliki
4. Pemilih Tradisional
Seperti yang dijelaskan oleh Firmanzah (2008), jenis pemilih kategori ini
memiliki orientasi yang sangat tinggi dan tidak terlalu melihat kebijakan partai politik
atau seorang kontestan sebagai sesuatu yang penting dalam pengambilan keputusan.
usul, faham, dan agama sebagai ukuran untuk memilih calon pemimpin. Kebijakan
pembangunan dianggap sebagai parameter kedua. Hal ini diketahui setela peneliti
melakukan wawancara denag salah seorang Masyarakat Buruh Tani yang berinisial
“.....soal pemilihan ini kita harus tau soal calon yang kita pilih itu, jadi
kalau memang dia itu bagian dari keluarga kita otomatis kita harus pilih dia
sebagai pemimpin di Kabupaten Malaka ini....secara pendidikan saya
memang tidak tamat bangku sekolah dasar tetapi jika saya sudah memilih
65
dan mau bergerak untuk keluarga saya dalam pemilihan berarti tidak ada
seorang pun yang dapat mengganggu gugat keputusan saya”
5. Apatis
Sifat apatis juga merupakan suatu sifat yang acu tak acu ataupun masah bodoh
dengna kegiatan proses pemilihan kepala desa. Apatisme yang sedang terjadi dalam
masyarakat merupakan suatu budaya yang tiding asing lagi dalam kanca perpolitikan
kepemimpinan di desa karena bagi mereka setiap kepemimpinan itu sama saja bahkan
mereka tidak bisah merubah atau membuat suatu perubahan untuk kesejahteraan
masyarakat. Hal ini diketahui ketika peneliti melakukan wawancara dengan seorang
“.....saya tidak mengikuti kegiatan hajatan politik dari awal sampai pada
pemilihan.alasannya adalah karena setiap pemimpin yang dilahirkan beberapa
periode ini itu semuanya sama saja mereka tidak pernah sama sekali
mensejahterakan masyarakat secara utuh bahkan mereka hanya mementikan
keluarga serta suku mereka sendiri......”
Dari pernyataan diatas peneliti berangapan bahwa inilah tipe politik patron
klien yang sedang terjadi di Desa Umanen Lawalu. Yang mana setiap pemimpin
yang dilahirkan hanya mementingkan keluarga, suku dan agama mereka sendiri
66
Masyarakat Buruh Tani Desa Umanen Lawalu. Maka dari itu masyarakat atau suku
yang selama ini yang di diskreditkan itu secara langsung memilih jalan lain yaitu
tidak peduli lagi dengan proses pemilihan yang terjadi di desa mereka.
67
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan berbagai data yang diperoleh serta fakta-fakta
kegiatan – kegiatan yang yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah maupun pada
saat pemilikada. Untuk itu dibutuhkab juga sosialisasi terkait pemilukada karena
betapa pentingnya berpolitik, bagaimana berpolitik dan berpolitik itu seperti apa.
Bilamana sosialisasi atau pendidkan politik itu berjalan dengan baik dan
Partisipasi Politik Masyarakat Buruh Tani Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
Tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi inilah merupakan bukti bahwa kinerja
68
Tetangga) sangat penting, sosialisasi politik bagi masyarakat ini juga sangat
masyarakat lebih mengerti dan paham pentingnya hak suara mereka karena satu hak
masyarakat buruh tani, kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah baik
di tingkat daerah maupun di tingkat desa. Selain itu terdapat faktor lain sperti
budaya primodialisme, pemilih yang tidak rasional, dimobilisasi sertra sifat apatis
yang begitu tinggi dari masyarkat yang mengakibatkan 60% pemilih Buruh Tani
5.2 Saran
1. Masyarakat Buruh Tani kiranya boleh menumbuhkan rasa cinta tanah air sehingga bisa
2. Masyarakat Buruh Tani di Desa Umanen Lawalu harus terus meningkatkan kesadaran
69
Kabupaten Malaka akan menentukan pemimpin yang akan turut menentukan nasib
agar dapat mengadakan sosialisasi di setiap desa yang ada dengan cara mengundang
memahami cara-cara yang baik dalam memberikan suara dan pada saat pemilihan,
70
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Ariani,Dorothea Wahu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif
Dalam Manajemen Kualitas),Yogyakarta: CV Andi Offset
Basrowi,Sudikin dan Suko Susilo. 2012. Sosiologi Politik, Bogor: Ghalia Indonesia
Cholisin. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Yogyakarta: Fakultas Ilmu sosial Universitas
Budiarjo,Mirriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Negeri Yogyakarta
Rush,Michael dan Philip Althoff. 2008. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali
Pers.
71
Sugiyah.2001. Partisipasi Masyarakat Dalam Politik, Jakarta: Grasindo
2001. Partisipasi Masyarakat Dalam Politik, Jakarta: Grasindo
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2015 tentang Desa
Skripsi :
Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilukada 2012 Kabupaten Pati (Studi Kasus Di
Desa Tegalharjo Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati) oleh Syaiful Huda.
Partisipasi Politik Masyarakat Desa Masapun Dalam Pemilihan Kepala Desa Periode
2015-2020”.
Jurnal :
Widayati. 2010. Tinjauan Konstitusional Terhadap Pemilihan Umum Kepala Daerah.
Jurnal Pandecta. Vol. 5 No. 2 Juli 2010
Internet
http://www.pengertianpengertian.com/2015/06/pengertian-pemilihan-kepala-daerah.html
http://www.pengertianburuhtanipengertian.com/2015/06/.html
http://www.kab.malaka.com/2015/06/.html
http://www.malakadalamangka.com/2015/06/.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia
http:// mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view, diakses tanggal 1
November2011
72