Kasus Demi Lovato tersebut menambah daftar selebriti yang terjerumus dalam ketergantungan
terhadap narkotika. Bukan hanya di luar negeri, di Indonesia pun demikian. Data dari Badan
Narkotika Nasional menyebutkan ada 6,4 juta pecandu narkoba di Indonesia dan 27% diantaranya
adalah pelajar. Dari segi medis, apa saja sebenarnya dampak penggunaan heroin bagi tubuh?
Baca Juga
Heroin atau diamorfin adalah zat yang termasuk dalam golongan opioid. Opioid adalah obat-obatan
yang digunakan untuk mengatasi nyeri hebat. Yang termasuk dalam golongan opioid, selain heroin,
adalah kodein, metadon, dan morfin.
Umumnya, dokter akan memberikan opiod pada pasien yang mengalami nyeri akibat kanker (cancer
pain). Namun, karena beberapa efeknya, opioid – khususnya heroin – sering disalahgunakan dan
akibatnya bisa menyebabkan ketergantungan.
Saat seseorang mengonsumsi heroin atau zat opioid lainnya, ia akan mengalami rasa nyaman,
pernapasan lebih teratur, dan merasa lebih santai. Ketika ia mengonsumsi heroin pada waktu
berikutnya, ia memerlukan jumlah yang lebih banyak untuk mencapai efek yang diinginkan. Semakin
lama dosis heroin yang dikonsumsi akan semakin tinggi. Apabila seseorang mengonsumsi heroin
dalam jumlah banyak dalam satu waktu maka ia akan mengalami intoksikasi atau overdosis, seperti
yang dialami Demi Lovato. Alih-alih mendapat efek yang diharapkan, penggunanya justru akan
mengalami berbagai keluhan seperti tekanan darah turun, lemas, mual, muntah, hingga kehilangan
kesadaran.
Sebagian orang mungkin berpikir, dampak buruk heroin akan terjadi bila dikonsumsi dalam jumlah
banyak. Namun, faktanya, konsumsi heroin menimbulkan sejumlah efek bagi tubuh. Beberapa
diantaranya adalah:
1. Dampak jangka pendek. Pengguna bisa mengalami mulut kering, anggota tubuh terasa berat
dan sulit digerakkan. Selain itu cenderung merasa mengantuk, mengalami gangguan mental
singkat, mual, kulit terasa gatal, pernapasan cenderung lebih lambat, hingga konstipasi. Beberapa
efek ini terjadi beberapa saat hingga beberapa hari setelah mengonsumsi heroin.
2. Kekebalan tubuh menurun. Konsumsi heroin jangka panjang, meskipun dalam dosis yang kecil,
dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini akan membuat penggunanya lebih mudah
mengalami infeksi dan terserang penyakit lainnya.
3. Gangguan hati. Setelah masuk dalam tubuh, heroin akan mengalami metabolisme di hati. Bila ini
terjadi dalam waktu lama, maka hati akan bekerja keras sehingga berpotensi menjadi rusak. Tidak
jarang pecandu heroin mengalami gangguan hati bahkan gagal hati dikemudian hari.
4. Masalah pencernaan. Salah satu efek dari penggunaan heroin adalah konstipasi. Konstipasi
dapat terjadi sesaat setelah mengonsumsi heroin dan setelah beberapa bulan kemudian. Gerakan
usus akan cenderung lebih lambat akibat heroin. Akibatnya, feses akan banyak tertimbun di dalam
usus dan terjadi konstipasi.
5. Gangguan hormon. Heroin bekerja pada sistem saraf pusat dan tak jarang memengaruhi
pengaturan hormon. Bila dikonsumsi jangka panjang, heroin dapat menyebabkan penurunan
hormon seksual sehingga penggunanya akan kurang bergairah secara seksual, tidak subur
(infertilitas), menstruasi tidak teratur
Kini Anda sudah memahami beragam dampak buruk yang bisa terjadi pada tubuh Anda setelah
mengonsumsi heroin. Tindakan mengonsumsi heroin tanpa indikasi medis yang jelas bukanlah hal
yang bijaksana untuk Anda lakukan. Jika Anda sangat terpaksa menggunakannya, pastikan Anda
berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi obat ini.