Anda di halaman 1dari 4

HEROIN ATAU DIAMORFIN

DAMPAK BAGI KESEHATAN

(INN) adalah sejenis opioid alkaloid.


Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan
disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam
hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ Rook, Elisabeth J.; Van Ree, Jan M.; Van Den Brink, Wim; Hillebrand, Michel J. X.; Huitema, Alwin
D. R.; Hendriks, Vincent M.; Beijnen, Jos H. (2006). "Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of
High Doses of Pharmaceutically Prepared Heroin, by Intravenous or by Inhalation Route in Opioid-
Dependent Patients". Basic <html_ent glyph="@amp;" ascii="&"/> Clinical Pharmacology <html_ent
glyph="@amp;" ascii="&"/> Toxicology. 98: 86–96. doi:10.1111/j.1742-7843.2006.pto_233.x.
2. ^ "Chemical Sampling Information: Heroin". Osha.gov. Diakses tanggal 2010-10-20.
Klikdokter.com, Jakarta Demi Lovato ditemukan tidak sadarkan diri di kediamannya di Hollywood
pada hari Selasa, 24 Juli 2018 waktu setempat. Penyebabnya diduga karena overdosis heroin.
Setelah sebelumnya sudah berhasil terbebas dari jerat narkoba, penyanyi berusia 25 tahun ini
dikabarkan kembali mengonsumsi narkotika dan alkohol. Kodisinya tersebut bahkan sempat
diakuinya di depan publik dan dituangkan dalam lagu bertajuk “Sober”.

Kasus Demi Lovato tersebut menambah daftar selebriti yang terjerumus dalam ketergantungan
terhadap narkotika. Bukan hanya di luar negeri, di Indonesia pun demikian. Data dari Badan
Narkotika Nasional menyebutkan ada 6,4 juta pecandu narkoba di Indonesia dan 27% diantaranya
adalah pelajar. Dari segi medis, apa saja sebenarnya dampak penggunaan heroin bagi tubuh?

Baca Juga

 Diduga Overdosis Heroin, Demi Lovato Dilarikan ke Rumah Sakit


 Efek Buruk Sabu untuk Kesehatan Anda
 Narkoba Picu Depresi, Ini Fakta Medis Sebenarnya

Apa itu overdosis heroin?

Heroin atau diamorfin adalah zat yang termasuk dalam golongan opioid. Opioid adalah obat-obatan
yang digunakan untuk mengatasi nyeri hebat. Yang termasuk dalam golongan opioid, selain heroin,
adalah kodein, metadon, dan morfin.

Umumnya, dokter akan memberikan opiod pada pasien yang mengalami nyeri akibat kanker (cancer
pain). Namun, karena beberapa efeknya, opioid – khususnya heroin – sering disalahgunakan dan
akibatnya bisa menyebabkan ketergantungan.
Saat seseorang mengonsumsi heroin atau zat opioid lainnya, ia akan mengalami rasa nyaman,
pernapasan lebih teratur, dan merasa lebih santai. Ketika ia mengonsumsi heroin pada waktu
berikutnya, ia memerlukan jumlah yang lebih banyak untuk mencapai efek yang diinginkan. Semakin
lama dosis heroin yang dikonsumsi akan semakin tinggi. Apabila seseorang mengonsumsi heroin
dalam jumlah banyak dalam satu waktu maka ia akan mengalami intoksikasi atau overdosis, seperti
yang dialami Demi Lovato. Alih-alih mendapat efek yang diharapkan, penggunanya justru akan
mengalami berbagai keluhan seperti tekanan darah turun, lemas, mual, muntah, hingga kehilangan
kesadaran.

Dampak heroin bagi kesehatan

Sebagian orang mungkin berpikir, dampak buruk heroin akan terjadi bila dikonsumsi dalam jumlah
banyak. Namun, faktanya, konsumsi heroin menimbulkan sejumlah efek bagi tubuh. Beberapa
diantaranya adalah:

1. Dampak jangka pendek. Pengguna bisa mengalami mulut kering, anggota tubuh terasa berat
dan sulit digerakkan. Selain itu cenderung merasa mengantuk, mengalami gangguan mental
singkat, mual, kulit terasa gatal, pernapasan cenderung lebih lambat, hingga konstipasi. Beberapa
efek ini terjadi beberapa saat hingga beberapa hari setelah mengonsumsi heroin.

2. Kekebalan tubuh menurun. Konsumsi heroin jangka panjang, meskipun dalam dosis yang kecil,
dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini akan membuat penggunanya lebih mudah
mengalami infeksi dan terserang penyakit lainnya.

3. Gangguan hati. Setelah masuk dalam tubuh, heroin akan mengalami metabolisme di hati. Bila ini
terjadi dalam waktu lama, maka hati akan bekerja keras sehingga berpotensi menjadi rusak. Tidak
jarang pecandu heroin mengalami gangguan hati bahkan gagal hati dikemudian hari.

4. Masalah pencernaan. Salah satu efek dari penggunaan heroin adalah konstipasi. Konstipasi
dapat terjadi sesaat setelah mengonsumsi heroin dan setelah beberapa bulan kemudian. Gerakan
usus akan cenderung lebih lambat akibat heroin. Akibatnya, feses akan banyak tertimbun di dalam
usus dan terjadi konstipasi.

5. Gangguan hormon. Heroin bekerja pada sistem saraf pusat dan tak jarang memengaruhi
pengaturan hormon. Bila dikonsumsi jangka panjang, heroin dapat menyebabkan penurunan
hormon seksual sehingga penggunanya akan kurang bergairah secara seksual, tidak subur
(infertilitas), menstruasi tidak teratur

6. Gangguan saraf. Apabila dikonsumsi jangka pendek, heroin memang menyebabkan


penggunanya lebih tahan terhadap sakit karena memang fungsi awalnya adalah penghilang nyeri.
Namun, bila digunakan jangka panjang, heroin justru dapat menyebabkan gangguan saraf sehingga
pecandunya akan lebih sensitif terhadap nyeri. Rangsangan sedikit saja pada kulit yang biasanya
tidak menimbulkan nyeri, akan terasa sangat menyakitkan untuk pecandu heroin.

Kini Anda sudah memahami beragam dampak buruk yang bisa terjadi pada tubuh Anda setelah
mengonsumsi heroin. Tindakan mengonsumsi heroin tanpa indikasi medis yang jelas bukanlah hal
yang bijaksana untuk Anda lakukan. Jika Anda sangat terpaksa menggunakannya, pastikan Anda
berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi obat ini.

Anda mungkin juga menyukai