Anda di halaman 1dari 4

Kokaina

Kokaina atau juga disebut sebagai kokain adalah senyawa sintesis yang
memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokaina merupakan alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan koka Erythroxylon coca, yang berasal
dari Amerika Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek
stimulan”.
Saat ini kokaina masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk
pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu.
Kokaina diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfina dan heroina karena
efek adiktif.

STRUKTUR KIMIA KOKAINA

STRUKTUR 3 DIMENSI KOKAINA

Kokain merupakan jenis obat golongan stimulan kuat. Zat ini di beberapa negara
digunakan secara medis sebagai obat bius lokal. Namun tak hanya itu, kokain
juga banyak disalahgunakan oleh kalangan tertentu sebagai narkoba.
Kokain dibuat dari daun tanaman Erythroxylum coca yang sudah diekstrak dan
dimurnikan. Akan tetapi, obat terlarang ini sering kali disalahgunakan. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia memasukkan kokain ke dalam NAPZA
(Narkotik, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) golongan I dan hanya digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan.
Kokain tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai terapi dan berpotensi sangat
tinggi menimbulkan ketergantungan. Kokain yang disalahgunakan terdiri dari dua
bentuk, yaitu:

 Free base
Kokain murni tanpa zat tambahan lain yang dibuat menjadi bentuk kristal. Kokain jenis
ini biasanya digunakan dengan cara dipanaskan, kemudian asap dari kristal kokain ini
dihirup.

 Kokain hidroklorid
Kokain yang berupa bubuk kristal putih, terasa sedikit pahit, dan lebih mudah larut jika
dibandingkan dengan kokain free base. Penggunaannya dengan disedot/dihirup melalui
hidung, disuntikkan ke pembuluh darah, dikonsumsi melalui mulut, atau digosokkan ke
gusi.

Yang terjadi ketika Memakai kokain


Untuk waktu singkat, kokain dapat membuat pemakainya merasa gembira, energik,
banyak bicara, hilang nafsu makan, menambah rasa percaya diri, mood yang mudah
berubah, serta menghilangkan rasa sakit dan lelah. Inilah yang membuat pecandunya
begitu sulit untuk berhenti. Namun, efek kokain tersebut hanya berlangsung sekitar 30
menit hingga tiga jam. Jika sering digunakan, kokain akan membuat pemakainya mulai
mengalami paranoia, halusinasi, panik, mudah marah, suka melakukan kekerasan,
penurunan berat badan, merasa cemas, lelah, dan melakukan tindakan yang aneh dan
berulang-ulang.

Akibat penyalahgunaan kokain


Kokain sebagai narkoba memiliki berbagai efek yang dapat membahayakan tubuh. Efek
buruk kokain ini dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental, seperti:

 Otak
Kokain berdampak pada terganggunya zat kimia otak, salah satunya dopamin. Efek
inilah yang menimbulkan sensasi euforia ketika kokain digunakan, akan tetapi efek
samping lain dari kokain pada otak yaitu meningkatkan risiko stroke, kejang-kejang, dan
kelainan gerakan tubuh seperti tremor. Dalam dosis tinggi, kokain bisa menyebabkan
koma.

 Gangguan mental
Kokain merupakan salah satu jenis narkoba yang dapat menyebabkan ketergantungan
obat (adiksi). Ketika sudah terjadi efek ini, maka tubuh akan merasa terus ingin
menggunakan kokain. Ketika kokain berhenti digunakan, maka dapat terjadi efek putus
obat, efek ini dapat menimbulkan gangguan mental seperti depresi, perubahan
mood, psikosis, perubahan perilaku yang kadang mengarah pada kekerasan, tidak bisa
tidur, gangguan seksual, dan gelisah.
 Jantung
Kokain meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mempersempit pembuluh
darah yang memasok darah ke jantung, sehingga mengurangi aliran darah ke otot
jantung. Penyalahgunaan kokain sering menyebabkan serangan jantung dan kekacauan
ritme jantung yang mematikan (aritmia).

 Saluran pencernaan
Kokain mempersempit pembuluh darah ke usus, membuat usus kekurangan oksigen
sehingga menimbulkan tukak (luka) dan akhirnya kebocoran di lambung atau usus.
Akibat akhir adalah kematian jaringan usus atau saluran cerna.

 Paru-paru dan sistem pernapasan


Menghirup kokain dengan hidung dapat membuat hidung maupun dinding tengah yang
memisahkan lubang kanan dan kiri hidung serta rongga-rongga sinus rusak, hidung
berair berkepanjangan, kehilangan indera penciuman, dan mimisan. Menghirup kokain
juga dapat membuat suara menjadi serak. Sedangkan, merokok kokain dapat membuat
paru-paru mengalami iritasi, rentan infeksi, dan bahkan rusak permanen.

 Ginjal
Kokain dapat menyebabkan gagal ginjal tiba-tiba. Penderita hipertensi yang juga
pengguna kokain akan mengalami percepatan kerusakan ginjal jangka panjang, karena
kokain membuat tekanan darah lebih tinggi.

 Bayi
Ibu hamil yang menggunakan kokain dapat membuat bayi yang dikandungnya tidak
tumbuh dan berkembang dengan baik, anggota tubuh tidak terbentuk dengan sempurna
(terlahir cacat), adanya kelainan dalam perkembangan otak dan sistem saraf pusat,
meninggal ketika dilahirkan, terlahir secara prematur, dan perlekatan plasenta pada
dinding rahim terlepas secara tiba-tiba sebelum saat persalinan.

 Menimbulkan penyakit lain


Pemakaian kokain juga berkaitan erat dengan infeksi serius seperti HIV dan hepatitis.
Risiko tertular penyakit ini akan semakin tinggi pada pemakai kokain yang
menggunakan jarum suntik bergantian dengan pemakai lain.

 Nafsu makan menurun


Pengguna kokain dapat kehilangan nafsu makan yang membuat berat badan turun
drastis dan menyebabkan gizi buruk.

 Kematian
Kematian mendadak kadang dapat terjadi karena serangan jantung, kejang, henti
napas, dan koma, terutama bagi pecandu yang menggunakan kokain bersamaan
dengan alkohol. Efek ini juga berisiko terjadi karena overdosis.

Menurut Pasal 54 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang


Narkoba, “Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika, wajib menjalani
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”. Jika Anda, keluarga, atau teman Anda
menderita kencanduan kokain, segeralah mencari bantuan ke dokter atau mengunjungi
rumah sakit khusus yang memiliki fasilitas rehabilitasi ketergantungan obat.

Anda mungkin juga menyukai