Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KIMIA FARMASI

SPEKTROMETRI

DI SUSUN OLEH

LEARRY D C PELAMONIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
TAHUN AJARAN 2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan rahmat serta
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
SPEKTROMETRI “ tepat pada waktu yang ditentukan. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan manfaat berupa informasi kepada semua.
kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak, agar kami dapat menyempurnakan pada
tugas selanjutnya.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………

1.1. Latar belakang ………………………………………………………………....


1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………..
1.3. Tujuan ……………….…………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………….

2.1. Pengertian Spektrometri ….………………………………………………….


2.2. Klasifikasi Spektrometri .……………………………………………………….
2.3. Spektrometri Neutron …………………………………………………............
2.4. Spektrometri Massa …………………………………………………………….

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………….

3.1 . Kesimpulan ……………………………………………………………………...


3.2 .Saran ……………………………………………………………………………..

Daftar pustaka …………………………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektrometri adalah tehnik yang digunakan untuk mengukur jumlah


(konsentrasi) suatu zat berdasarkan spektroskopi. Spektroskopi merupakan ilmu
yang mempelajari interaksi antara radiasi dan benda sebagai fungsi panjang
gelombang. Instrument yang digunakan disebut spectrometer.Alat yang
digunakan untuk mengukur absorbansi suatu larutan adalah spektrofotometer.
Kerjanya yaitu dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada sampel dalam kuvet. Cahaya tersebut akan diserap dan sisanya
akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding
dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. Analisis suatu komponen secara
spektrometri menggunakan landasan hukum dasar Lambert-Beer. Hukum
Lambert-Beer mengemukakan tentang serapan sinar atau energi radiasi oleh
spesies kimia secara kuantitatif. Prinsip penggunaan spektrometer dapat diolah
dalam alat komputasi yang dinamakan virtual spektrofotometer.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa yang di maksud dengan spektrometri ?
B. Apa saja klasifikasi spektrometri ?
C. Jelaskan tentang spektrometri neutron ?
D. Jelaskan tentang spektrometri massa ?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian spektrometri
B. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dari spektrometri
C. Untuk mengetahui apa itu spektrometri neutron
D. Untuk mengetahui apa itu spektrometri massa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Spektrometri

Spektrometri adalah tehnik yang digunakan untuk mengukur jumlah


(konsentrasi) suatu zat berdasarkan spektroskopi. Spektroskopi merupakan ilmu
yang mempelajari interaksi antara radiasi dan benda sebagai fungsi panjang
gelombang. Instrument yang digunakan disebut spectrometer.

Awalnya spektroskopi hanya mengacu pada pen-dispersi-an cahaya


tampak berdasarkan panjang gelombang (misalnya oleh prisma). Untuk
selanjutnya konsep ini berkembang untuk menunjuk pada segala bentuk
pengukuran kuantitatif sebagai fungsi dari panjang gelombang dan frekuensi,
tidak hanya meliputi cahaya tampak. Sehingga istilah ini bisa juga mengacu pada
interaksi radiasi partikel atau respon terhadap berbagai range frekuensi. Jadi
spektroskopi adalah istilah/nama yang digunakan untuk ilmu (secara teori) yang
mempelajari tentang hubungan antara radiasi/energi/sinar (yang memiliki fungsi
panjang gelombang, yang biasa di sebut frekuensi) dengan benda. Jadi ada tiga
istilah yang berbeda. Spektroskopi, spektrometri, dan spektrometer. Spektroskopi
mengacu pada bidang keilmuan, spektrometri adalah tehnik aplikasi berdasarkan
spektroskopi, sedangkan spektrometer adalah alat/instrument yang digunakan
dalam tehnik spektrometri. Tak jauh berbeda dengan spektrometri,
spektrofotometri juga merupakan tehnik pengukuran jumlah zat yang juga
berdasar spektroskopi. Hanya saja pada spektrofotometri, lebih spesifik untuk
panjang gelombang UV(Ultraviolet)-dekat, visible, dan infra merah.
Spektrofotometri dimasukkan ke dalam electromagnetik spectroscopy. Alat yang
digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Alat ini termasuk ke
dalam jenis fotometer, suatu alat untuk mengukur intensitas cahaya.
Spektrofotometer dapat mengukur intensitas sebagai fungsi dari warna, atau
secara lebih khusus, fungsi panjang gelombang

2.2 Klasifikasi Spektrometri


1 Spektrometri Serapan Atom

Spektrometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang


digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan
metalloid yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas
(Skoog et al., 2000). Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada
konsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan dengan metode spektroskopi emisi konvensional.
Sebenarnya selain dengan metode serapan atom, unsur-unsur dengan
energi eksitasi rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri nyala, akan
tetapi fotometri nyala tidak cocok untuk unsur-unsur dengan energy
eksitasi tinggi. Fotometri nyala memiliki range ukur optimum pada panjang
gelombang 400-800 nm, sedangkan AAS memiliki range ukur optimum
pada panjang gelombang 200-300 nm (Skoog et al., 2000). Untuk analisis
kualitatif, metode fotometri nyala lebih disukai dari AAS, karena AAS
memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode). Kemonokromatisan
dalam AAS merupakan syarat utama. Suatu perubahan temperature nyala
akan mengganggu proses eksitasi sehingga analisis dari fotometri nyala
berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan AAS
merupakan komplementer satu sama lainnya.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom, atom-
atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu,
tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan natrium menyerap pada 589
nm, uranium pada 358,5 nm sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya
pada gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat
energi elektronik suatu atom. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh
lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat
energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-
macam. Misalnya unsur Na dengan nomor atom 11 mempunyai
konfigurasi elektron 1s1 2s2 2p6 3s1, tingkat dasar untuk elektron valensi
3s, artinya tidak memiliki kelebihan energi. Elektron ini dapat tereksitasi ke
tingkat 3p dengan energi 2,2 eV ataupun ke tingkat 4p dengan energy 3,6
eV, masing-masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 589 nm
dan 330 nm. Kita dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang
menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan intensitas
maksimum, yang dikenal dengan garis resonansi. Garis-garis lain yang
bukan garis resonansi dapat berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak
berasal dari eksitasi tingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya.
Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan
pada suatu sel yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan
maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan
akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam yang berada
pada sel. Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan
dari:
Hukum Lambert: bila suatu sumber sinar monkromatik melewati
medium transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang
dengan bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorbsi.
Hukum Beer: Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara
eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap
sinar tersebut.
Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan:

Dimana:
lo = intensitas sumber sinar
lt = intensitas sinar yang diteruskan
ε = absortivitas molar
b = panjang medium
c = konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar
A = absorbansi
Dengan

T = transmitan

Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa absorbansi


cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi atom.

2 Prinsip Kerja Spektrometri Serapan Atom (SSA)

AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom


menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung
pada sifat unsurnya Spektrometri Serapan Atom (SSA) meliputi absorpsi
sinar oleh atom-atom netral unsur logam yang masih berada dalam
keadaan dasarnya (Ground state). Sinar yang diserap biasanya ialah sinar
ultra violet dan sinar tampak. Prinsip Spektrometri Serapan Atom (SSA)
pada dasarnya sama seperti absorpsi sinar oleh molekul atau ion
senyawa dalam larutan.
Hukum absorpsi sinar (Lambert-Beer) yang berlaku pada
spektrofotometer absorpsi sinar ultra violet, sinar tampak maupun infra
merah, juga berlaku pada Spektrometri Serapan Atom (SSA). Perbedaan
analisis Spektrometri Serapan Atom (SSA) dengan spektrofotometri
molekul adalah peralatan dan bentuk spectrum absorpsinya:
Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu:
- Unit atomisasi (atomisasi dengan nyala dan tanpa nyala)
- Sumber radiasi
- Sistem pengukur fotometri

3 Instrumen dan Alat

Untuk menganalisis sampel, sampel harus diatomisasi.


Sampel kemudian harus diterangi oleh cahaya. Cahaya yang
ditransmisikan kemudian diukur oleh detector tertentu.
Sebuah sampel cairan biasanya berubah menjadi gas atom
melalui tiga langkah:
 Desolvation (pengeringan) – larutan pelarut menguap, dan
sampel kering tetap
 Penguapan – sampel padat berubah menjadi gas
 Atomisasi – senyawa berbentuk gas berubah menjadi atom
bebas.
Sumber radiasi yang dipilih memiliki lebar spectrum sempit
dibandingkan dengan transisi atom.Lampu katoda Hollow adalah
sumber radiasi yang paling umum dalam spekstroskopi serapan
atom. Lampu katoda hollow berisi gas argon atau neon, silinder
katoda logam mengandung logam untuk mengeksitasi sampel.
Ketika tegangan yang diberikan pada lampu meningkat, maka ion
gas mendapatkan energy yang cukup untuk mengeluarkan atom
logam dari katoda. Atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan
dasar dan mengemisikan cahaya sesuai dengan frekuensi
karakteristik logam.

4 Bagian-Bagian Pada ASS

1. Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS.
Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian
selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan
diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti
lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran
unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :
Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk
mengukur 1 unsur
Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk
pengukuran beberapa logam sekaligus, hanya saja harganya
lebih mahal.
Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih
menonjol digunakan untuk memudahkan pemasangan lampu
katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada AAS.
Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol
dari ke-empat besi lainnya.
Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk
memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan
mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang
kosong untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas
dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat
menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar.

2. Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung
gas yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki
kisaran suhu ± 20.000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas
N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ±
30.000K. Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk
pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang
berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator
merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung.

3. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot
asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung
dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap
bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya
bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran
pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar polusi
yang dihasilkan tidak berbahaya.

4. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit,
karena alat ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang
akan digunakan oleh AAS, pada waktu pembakaran atom.
Kompresor memiliki 3 tombol pengatur tekanan, dimana pada
bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada
bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan
dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan
tombol yang kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur
banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner.
Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat
penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS. Alat ini
berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke
kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri merupakan
posisi tertutup

5. Burner
Burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen,
dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada
pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada
burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah
awal dari proses pengatomisasian nyala api.

6. Buangan pada AAS


Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan
terpisah pada AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan
yang dibuat melingkar sedemikian rupa, agar sisa buangan
sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat
mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat
pengukuran sampel, sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat
buruk. Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan
yang juga dilengkapi dengan lampu indicator. Bila lampu indicator
menyala, menandakan bahwa alat AAS atau api pada proses
pengatomisasian menyala, dan sedang berlangsungnya proses
pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan tersebut juga
berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak tersenggol kaki.
Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat
kosong, tetapi disisakan sedikit, agar tidak kering.

7. Monokromator
Berfungsi mengisolasi salah satu garis resonansi atau
radiasi dari sekian banyak spectrum yang dahasilkan oleh lampu
piar hollow cathode atau untuk merubah sinar polikromatis menjadi
sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran.

8. Detector
Dikenal dua macam detector, yaitu detector foton dan
detector panas. Detector panas biasa dipakai untuk mengukur
radiasi inframerah termasuk thermocouple dan bolometer. Detector
berfungsi untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan dan
telah diubah menjadi energy listrik oleh fotomultiplier. Hasil
pengukuran detector dilakukan penguatan dan dicatat oleh alat
pencatat yang berupa printer dan pengamat angka.

5 Metode Analisis
Terdapat tiga teknik yang biasa dipakai dalam analisis
secara spektrometri, yakni:

1. Metode Standar Tunggal


Metode ini hanya menggunakan satu larutan standar
yang telah diketahui konsentrasinya (C std). Selanjutnya absorbsi
larutan standar (Astd) dan absorbsi larutan sampel (A smp) diukur
dengan spektrometri. Dari hukum Beer diperoleh:
Astd = ε b Cstd Asmp = ε b Csmp
ε = Astd / Cstd ε b = Asmp / Csmp
Sehingga,
Astd/Cstd = Csmp/Asmp -> Csmp = (Asmp/Astd) x Cstd
Dengan mengukur absorbansi larutan sampel dan
standar, konsentrasi larutan sampel dapat dihitung.

2. Metode kurva kalibrasi


Dalam metode ini dibuat suatu seri larutan standar
dengan berbagai konsentrasi dan absorbansi dari larutan
tersebut diukur dengan AAS. Langkah selanjutnya adalah
membuat grafik antara konsentrasi(C) dengan absorbansi (A)
yang merupakan garis lurus yang melewati titik nol dengan
slope = ε b atau = a.b. konsentrasi larutan sampel dapat dicari
setelah absorbansi larutan sampel diukur dan diintrapolasi ke
dalam kurva kalibrasi atau dimasukkan ke dalam persamaan
garis lurus yang diperoleh dengan menggunakan program
regresi linewar pada kurvakalibrasi.

3. Metode adisi standar


Metode ini dipakai secara luas karena mampu
meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan
kondisi lingkungan (matriks) sampel dan standar. Dalam metode
ini dua atau lebih sejumlah volume tertentu dari sampel
dipindahkan ke dalam labu takar. Satu larutan diencerkan
sampai volume tertentu kemudiaan larutan yang lain sebelum
diukur absorbansinya ditambah terlebih dahulu dengan
sejumlah larutan standar tertentu dan diencerkan seperti pada
larutan yang pertama. Menurut hukum Beer akan berlaku hal-
hal berikut:
Ax = k.Ck AT = k(Cs+Cx)
Dimana,
Cx = konsentrasi zat sampel
Cs = konsentrasi zat standar yang ditambahkan ke larutan
sampel
Ax = absorbansi zat sampel (tanpa penambahan zat standar)
AT = absorbansi zat sampel + zat standar
Jika kedua rumus digabung maka akan diperoleh Cx = Cs +
{Ax/(AT-Ax)}
Konsentrasi zat dalam sampel (Cx) dapat dihitung
dengan mengukur Ax dan AT dengan spektrometri. Jika dibuat
suatu seri penambahan zat standar dapat pula dibuat grafik
antara AT lawan Cs garis lurus yang diperoleh dari ekstrapolasi
ke AT = 0, sehingga diperoleh:
Cx = Cs x {Ax/(0-Ax)} ; Cx = Cs x (Ax/-Ax)
Cx = Cs x (-1) atau Cx = -Cs

6 Keuntungan dan Kelemahan ASS


Keuntungan metode AAS dibandingkan dengan
spektrofotometer biasa yaitu spesifik, batas deteksi yang rendah
dari larutan yang sama bisa mengukur unsur-unsur yang berlainan,
pengukurannya langsung terhadap contoh, output dapat langsung
dibaca, cukup ekonomis, dapat diaplikasikan pada banyak jenis
unsur, batas kadar penentuan luas (dari ppm sampai %).
Sedangkan kelemahannya yaitu pengaruh kimia dimana
AAS tidak mampu menguraikan zat menjadi atom misalnya
pengaruh fosfat terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu bila atom
tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga menimbulkan emisi
pada panjang gelombang yang sama, serta pengaruh matriks
misalnya pelarut.

2.3 Spektrometri Neutron


Bidang Spektrometri Neutron (BSN) mengelola fasiltas hamburan neutron
terbesar di Asia tenggara. Fasilitas ini menggunakan neutron yang dihasilkan
Reaktor GA Siwabessy, yang sangat spesifik dan khas BATAN, untuk kegiatan
penelitian dan pengembangan di bidang material. Selain peralatan pendukung

yang sangat vital dalam pengoperasiannya, fasilitas ini memiliki 3 difraktometer


neutron, 3 spektrometer neutron dan sebuah fasiltas radiografi neutron yang
kesemuanya mampu mengamati features berukuran atomic ,nanometer sampai
mikron yang sangat menentukan sifat dan kemampuan bahan.
Salah satu keunggulan neutron dengan sinar-x adalah kemampuannya
berinteraksi langsung dengan inti atom sehingga memiliki penampang hamburan
yang unik untuk setiap atom, bahkan bagi isotopnya.

 Fasilitas

1. Difraktometer Neutron untuk pengukuran tegangan sisa


(DN1-M)
Difraktometer Neutron untuk pengukuran tegangan sisa
(residual stress measurement, RSM diffractometer) yang
telah digunakan untuk mengukur tegangan sisa dari
berbagai material standar (shrink-fit) dan industri seperti
pada las-lasan, komposit, shot-peened dan lain-lain. Dengan
dilengkapi four-circle gonio-meter, difraktometer ini juga
digunakan untuk pengukuran tekstur dan struktur kristal
tunggal.
2. Difraktometer Neutron Empat Lingkaran/Difraktometer
Tekstur(DN2)
Difraktometer Neutron Empat Lingkaran/Difraktometer
Tekstur (Four Circle Diffractometer/ Texture Diffractometer,
FCD/TD) khusus digunakan untuk mengukur tekstur bahan
dan struktur kristal tunggal. Berbagai bahan dan komponen
industri telah diamati dengandifraktometer ini dan ditentukan

teksturnya. Pengukuran struktur kristal tunggal yangrumit


memang memerlukan peralatan khusus seperti ini.
3. Difraktometer Neutron Serbuk Resolusi Tinggi (DN-3)
Difraktometer Neutron Serbuk Resolusi Tinggi (High
Resolution Powder Diffractometer, HRPD) memiliki 32
detektor sehingga mem-percepat pengambilan pola difraksi
sekaligus meningkatkan resolusi-nya. Selain struktur kristal,
struktur magnetik juga banyak ditentukandengan peralatan
ini

4. Spektrometer Neutron Tiga Sumbu (SN-1)


Spektrometer Neutron Tiga Sumbu (Triple Axis
Spectrometer, TAS) satu-satunya peralatan hamburan
neutron yang dapat mengukur perubahan momentum
maupun energi yang dialami neutron se-telah berinteraksi
dengan bahan sehingga berbagai sifat bahan yang terkait
dengan dinamikanya dapat ditentukan.

5. Spektrometer Neutron Hamburan Sudut Kecil (SN-2)


Spektrometer Neutron Hamburan Sudut Kecil (SMall Angle
NeutRon ScaTtering Spectrometer, SMARTer) mengamati
pola hamburan pada sudut kecil sehingga memberikan
gambaran tentang features berukuran 1 - 100 nm pada
berbagai jenis bahan (logam, polimer, keramik, bio & soft-
materials, dll) baik padatan, serbuk, lapisan tipishingga

larutan. Perubahan bentuk dan ukuran features tertentu juga


dapat diamati dengan dukungan komponen yang
bersesuaian.

6. Spektrometer Neutron Hambur-an Sudut Kecil Resolusi


Tinggi (SN-3)
Spektrometer Neutron Hambur-an Sudut Kecil Resolusi
Tinggi (High Resolution Small Angle Neutron Scattering
Spectro-meter, HRSANS) memper-panjang jangkauan
pengamatan SMARTer sampai puluhan ribu nanometer
dengan teknik double diffraction yang hanya ada beberapa
di seluruh dunia. Untuk menjaga kestabilan suhu sampel
yang diamati, seluruh spektrometer ini diletakkan dalam

ruang kedap suhu dengan ketelitian0,5oC.


7. Fasilitas Radiografi Neutron (RN-1/NDT)
Fasilitas Radiografi Neutron (NRF) yang tersedia mampu
mengamati struktur internal dengan metoda penyinaran
langsung maupun real-time. Peralatan ini juga dilengkapi
dengan fasilitas untuk pengukuran tomografi.

2.4 Spektrometri Massa


Massa Spectrometry (MS) atau dalam bahasa Indonesia disebut
spektrometri massa dalam dunia ilmu kimia banyak digunakan dalam studi untuk
membantu penentuan suatu struktur senyawa. Saya menyebut dengan kata
‘membantu’ sebab spektrometri massa tidak dapat berdiri sendiri dalam
menentukan struktur suatu senyawa kimia. Spetrometri massa digunakan untuk
mengetahui berat suatu senyawa kimia, sehingga dengan diketahuinya massa
suatu senyawa maka akan semakin memperkuat data dari NMR, selain itu MS ini
juga dapat memberikan informasi rumus molekul dari senyawa kimia tersebut.
NMR merupakan instrumentasi atau metode untuk menentukan posisi atom
dalam suatu senyawa dengan kata lain kita dapat mengetahui bentuk dari suatu
senyawa kimia tersebut. Untuk penjelasan tentang NMR silahkan buka pada blog
ini tentang NMR. Instrumentasi tentang metode ini dikenal dengan spectrometer
massa (mas spectrometer). Spektrometer massa biasanya digabung dengan GC
(gas chromatography) atau HPLC (High Performance Liquid Chromatography).
 Teori Spektrometri Massa dan Spektrometer Massa
Secara umum spektrometri merupakan suatu teknik yang
digunakan untuk mengetahui berat molekul dan menentukan rumus
molekul dari suatu senyawa kimia. Instrumentasi yang diguanakan adalah
spectrometer massa. Secara umum dalam spectrometer massa suatu
molekul diuapkan dan selanjutnya mengalami ionisasi. Pada proses
pengionan (ionisasi) terdapat berbagai macam metode yang digunakan,
antara lain EI, CI, FAB, MALDI, ESI. Pada tulisan ini kita hanya akan
membahas electron ionisasi (EI) yang menurut penulis lebih sering
dipakai.

Komponen Spektrometer Massa (Pavia, Introduction to Spectroscopy)

Dalam EI-MS, berkas electron berenergi tinggi diemisikan


dari suatu filament yang dipanaskan beberapa ribu derajat Celsius.
Ionisasi ini dilakukan dengan cara menembak molekul tersebut
dengan electron berenergi tinggi (sekitar 1600 kcal). Tembakan
electron tersebut menyebabkan kation radikal yang tidak stabil
yang selanjutnya terdekomposisi menjadi fragment-fragment. Ion
bermuatan positif melaju dengan cepat melalui plate bermuatan
negative dan kemudian melalui suatu pipa kurva dalam magnetic
field, ditempat ini akan dibelokkan berdasarkan berat yang dikenal
dengan ratio of mass to charge (m/z).
Sebagai contoh pada tulisan ini ditampilkan beberapa fragmentasi
dari CH3OH
CH3OH àCH3OH+
CH3OH à CH2O=H+ + H
CH3OH à +CH3 + OH
CH2O=H+ à CHO=H+ + H
Jadi ketika molekul CH3OH ditembak oleh electron berenergi
tinggi, maka akan mengalami fragmentasi seperti tersebut diatas.

Contoh spektra fragmentasi isobutane


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Spektrometri adalah tehnik yang digunakan untuk mengukur jumlah


(konsentrasi) suatu zat berdasarkan spektroskopi. Spektroskopi merupakan ilmu
yang mempelajari interaksi antara radiasi dan benda sebagai fungsi panjang
gelombang. Instrument yang digunakan disebut spectrometer.

Awalnya spektroskopi hanya mengacu pada pen-dispersi-an cahaya tampak


berdasarkan panjang gelombang (misalnya oleh prisma). Untuk selanjutnya
konsep ini berkembang untuk menunjuk pada segala bentuk pengukuran
kuantitatif sebagai fungsi dari panjang gelombang dan frekuensi, tidak hanya
meliputi cahaya tampak. Sehingga istilah ini bisa juga mengacu pada interaksi
radiasi partikel atau respon terhadap berbagai range frekuensi. Jadi spektroskopi
adalah istilah/nama yang digunakan untuk ilmu (secara teori) yang mempelajari
tentang hubungan antara radiasi/energi/sinar (yang memiliki fungsi panjang
gelombang, yang biasa di sebut frekuensi) dengan benda. Jadi ada tiga istilah
yang berbeda. Spektroskopi, spektrometri, dan spektrometer. Spektroskopi
mengacu pada bidang keilmuan, spektrometri adalah tehnik aplikasi berdasarkan
spektroskopi, sedangkan spektrometer adalah alat/instrument yang digunakan
dalam tehnik spektrometri.

3.2 SARAN
Dengan selesainya penyusunan makalah singkat ini, tentunya memiliki
berbagai kekurangan baik dalam segi materi maupun penyusunannya, maka
oleh sebab itu kami membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.
DAFTRA PUSTAKA

http://fi.wikipedia.org/wiki/Spektrometri

http://www.batan.go.id/puslitbin/info/index.php?
option=com_content&view=article&id=51&Itemid=56

http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrum_serapan_ultraviolet-tampak__uv-
vis_/teori-spektrometri-absorpsi-molekul/

http://www.edu.fi/laboratorieanalyser/analysmetoder/5_spektrometri

Anda mungkin juga menyukai