Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Terhadap Keterampilan


Proses Sains Siswa pada
Materi Laju Reaksi
Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang menekankan
pada penguasaan konsep. Kimia merupakan salah satu ilmu yang masih
dianggap sulit oleh siswa.

Untuk mengukur keterampilan proses sains yang dimiliki siswa, guru harus
menggunakan metode yang tepat salah satunya adalah metode eksperimen
yang terangkum dalam model pembelajaran inkuiri.

KPS perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung yang melibatkan


penggunaan berbagai material dan tindakan fisik (Ekene dan Igboegmu,
2011). Pengembangan keterampilan proses sains menurut Abungu, Okere,
dan Wachanga (2014) digunakan untuk membantu siswa memperoleh
pemahaman materi yang lebih bersifat long term memory sehingga
diharapkan mampu menyelesaikan segala bentuk permasalahan kehidupan
sehari-hari terutama dalam menghadapi persaingan global.
Lanjutan
Pada penelitian ini dilakukan di MAS Ulumuddin Uteunkot
dimana banyak siswa yang tidak begitu memahami
tentang laju reaksi. Nilai KKM kimia yang diperoleh siswa
kelas XI rata-rata ± 78. maka dari itu, peneliti
menggunakan model inkuiri terbimbing untuk membantu
siswa lebih memahami apa itu laju reaksi dengan
melakukan eksperimen.
Atas dasar inilah penulis mengambil penelitian dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Materi Laju
Reaksi”.
Kajian Teori
A. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran
yang strategis, mendayagunakan semua daya (fungsi) diri
siswa, bersifat generis (mendukung nilai tambah dan
meningkatkan kreativitas), bersasaran utuh seta kemanusiaan,
dan sekaligus meningkatkan sosialisasi diri siswa.

B. Model Inkuiri Terbimbing


Model Inkuiri Terbimbing adalah model pembelajaran yang
berfokus pada proses berpikir yang membangun pemahaman
oleh keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
C. Kelebihan dan Kelemahan Model Inkuiri Terbimbing

a. Kelebihan Model Pembelajaran Kekurangan Model Pembelajaran


Inkuiri Terbimbing Inkuiri Terbimbing
1) Merupakan strategi 1) Jika strategi pembelajaran
pembelajaran yang inkuiri digunakab sebagai
menekankan aspek kognitif, strategi pembelajaran, maka
afektif dan psikomotorik akan sulit mengontrol
secara seimbang kegiatan dan keberhasilan
2) Dapat memberikan ruang siswa
kepada siswa untuk belajar 2) Strategi ini sulit dalam
sesuai dengan gaya belajar merencanakan pembelajaran
mereka. oleh karena tebentur dengan
kebiasaan siswa dalam
belajar.
Metode Penelitian
Jenis dan Pendekatan
Jenis metode penelitian Quasi Experimental Design atau
eksperimen semu.
Pendekatan yang digunaakan yaitu pendekatan kuantitatif.
Rancangan Penelitian
Desain yang digunakan adalah Quasi Experimental Design
dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Dalam
design ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random.
Tabel Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir


Eksperimen 𝑂1 X 𝑂2
Kontrol 𝑂3 𝑂4
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di MAS Ulumuddin Uteunkot di kota Lhokseumawe.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2018 semester ganjil tahun ajaran
2018/2019.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah siswa kelas XI MAS Ulumuddin Uteunkot
Lhokseumawe adalah tahun ajaran 2018/2019. Adapun sampel yang diambil
adalah siswa kelas XI MAS Ulumuddin Uteunkot LHokseumawe pada semester
ganjil 2018/2019 yang berjumlah 79 siswa dan sampel yang diambil adalah
dua dari lima kelas yang ada, yaitu diperoileh kelas XI-D sebagai kelas kontrol
dan XI-E sebagai kelas eksperimen.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari tes, wawancara
dan angket kuesioner.
Teknik Analisis
• Uji Normalitas
• Uji Homogenitas
• Uji Hipotesis
Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual yang didukung oleh landasan teoritis, maka
dapat dirumuskan hipotesis statistik. Rumus hipotesis statistik penelitian ini
adalah:
H0 : µA ≤ µB, maka Ho diterima, Ha ditolak
Ha : µA > µB, maka Ha diterima, Ho ditolak

Keterangan:
• H0 : keterampilan proses sains yang diajarkan dengan model inkuiri
terbimbing lebih kecil daripada keterampilan proses sains yang diajarkan
dengan menggunakan model konvensional.
• Ha : keterampilan proses sains yang diajarkan dengan model inkuiri
terbimbing lebih besar daripada keterampilan proses sains yang diajarkan
dengan menggunakan model konvensional.
Keterangan:
µA = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
µB = Nilai rata-rata kelompok kontrol
Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Remziye ERGÜL dkk.
di Universitas Uludag Turkey dengan judul “The
Effects of Inquiry-based Science Teaching on
Elementary School Students” science process skills
and science process skills and science attitudes,
menunjukkan bahwa nilainilai kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada kelompok kontrol berdasarkan
nilai rata-rata, baik kelas 4-6 dan kelas 7-8 memiliki
keterampilan proses dan sikap terhadap ilmu
pengetahuan. Hasil dari penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian serupa sebelumnya
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai