Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


3.1.1 Metode dan Jenis Penelitian
Penelitian berikut termasuk dalam kategori penelitian applied research
atau penelitian terapan, yaitu penelitian yang bertujuan memecahkan masalah
yang dihadapi oleh manajer pada lingkungan pekerjaan (Uma Sekaran, 2010: 5-7).
Penulis megunakan metode penelitian deskriptif dan eksplanatori. Menurut Uma
Sekaran (2010 : 105),
“A descriptive study is undertaken in order to ascertain and be able to
describe the characteristics of the variables of interest in a situation.”
Tujuan dari studi deskriptif adalah untuk mengetahui dan menjelaskan
karakteristik dari variabel yang diteliti dalam suatu situasi tertentu. Penelitian
deskriptif sendiri berarti penelitian yang memiliki tujuan untuk mengerti
gambaran situasi yang terjadi atas dasar fakta yang ada, yang kemudian diolah
dan dianalisis sehingga bisa ditarik kesimpulan berdasarkan data yang sudah
diolah dan dianalisis tersebut.

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dipergunakan penulis adalah:
1. Studi Literatur.
Peniliti mempelajari teori-teori yang didapatkan dari bahan literature seperti
buku, jurnal, artikel, dan materi perkuliahan yang berhubungan dengan topic
yang penulis teliti untuk memperoleh data-data sekunder. Tujuan penulis
adalah untuk memperoleh teori-teori yang dapat mendukung proses penelitian
yang dilakukan penulis.
2. Studi Lapangan (Field Research).
Penulis melakukan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer, yaitu
data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Yang dilakukan penulis
untuk kebutuhan penelitian, penulis mengumpulkan data dengan cara:

33
a. Observasi
Penulis melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung terhadap
objek yang diteliti.
b. Wawancara
Penulis menajukan beberapa pertanyaan yang tidak berstruktur kepada
para responden, yaitu kontraktor sekolah di Kabupaten Garut.
c. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk memperoleh data primer yang akan diolah dan
dibahas dalam penelitian ini. Menurut Uma Sekaran (2010:197),
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang dijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif yang
didefinisikan dengan jelas. Kuesioner disebarkan kepada kontraktor
sekolah di Kabupaten Garut. Pertanyaan dalam kuesioner penelitian
dikembangkan dari variabel-variabel operasional. Jenis pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah closed questions, yaitu jenis
pertanyaan yang bersifat tertutup, dimana responden membuat pilihan
diantara satu set alternatif tertentu yang telah diterapkan oleh peneliti
sebelumnya Silalahi (2009 : 297).
1) Profil responden
2) Penilaian responden tentang Supply Chain Management (SCM)
kontraktor sekolah di Kabupaten Garut
3) Penilaian responden tentang daya saing kontraktor sekolah di
Kabupaten Garut

3.1.3 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi merupakan kumpulan dari orang-orang, situasi, atau barang yang
penulis inginkan untuk membuat kesimpulan atau keputusan berdasarkan dari
sampel (Sekaran, 2007:121). Populasi yang penulis maksud adalah semua
kontraktor sekolah di Kabupaten Garut. Oleh karena jumlah populasi yang besar,
dan waktu, tenaga, dan biaya penulis yang terbatas, penulis melakukan
pengambilan sampel (sampling).

34
Sampel adalah kelompok kecil yang diambil dan merupakan bagian dari
populasi sehingga sifat dan kakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel
(Sekaran, 2007:12). Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semua, elemen
populasi akan membentuk sampel

3.1.4 Operasionalisasi Variabel


Variabel penelitian dikelompokan oleh penulis menjadi dua, yaitu variabel
bebas (independent), dan variabel terikat (dependent). Menurut Sekaran (2010 :
72), variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Y).
Variabel bebas (X) merupakan variabel yang berkaitan dengan Supply Chain
Management (SCM) dan variabel terikat (Y) adalah daya saing.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Supply Chain Management (SCM)

Ket.
Faktor Variabel Sub-Variabel Skala
Referensi
Supply Chain 1. Aliran a. Kelancaran Interval Dawei Lu
Management barang / Pengiriman Material (2011:10)
(SCM) material b. Penjadwalan
Pembelian Material
c. Kecukupan material
pada saat pengadaan
material
d. Tidak ada waktu
tenggang pada saat
pengadaan material
e. Penanganan material
f. Prosedur
pergudangan,
material hadling dan
packaging
g. Sistem distribusi
material
2. Aliran a. Modal yang cukup Interval Dawei Lu
uang / untuk memulai (2011:10)
finance pelaksanaan proyek
b. Kelancaran
pembayaran
pekerjaan oleh pihak
owner
35
c. Perubahan harga di
pasaran yang tidak
sesuai kontrak
d. Kelancaran arus dana
proyek
e. Modal dalam
pengelolaan
perusahaan
f. Kebijakan
pemerintah di sektor
keuangan/perbankka
n
g. Besar kecilnya modal
dalam perusahan
3. Aliran a. Panjangnya alur Interval Dawei Lu
informasi / koordinasi untuk (2011:10)
information menggambil suatu
keputusan
b. Kelengkapan detail
design gambar
proyek
c. Koordinasi pihak
owner dalam
pelaksanaan proyek
d. Permasalahan aliran
informasi
e. Komunikasi untuk
pengadaan dan
perubahan harga
material
f. Kinerja supplyer
yang optimal
g. Perusahaan supply
chain dalam
pemrosesan
pengadaan material

36
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Daya Saing

Sub- Ket.
Variabel Indikator Skala
Variabel Referensi
Daya Saing 1. Biaya atau a. Penawaran harga Interval Muhardi
Cost yang di tawarkan (2007:41)
lebih rendah dari
harga pasar
b. RAB sesuai dengan
RAP
c. Transparasi biaya
kepada pihak owner
dan pemerintah
2. Waktu a. Waktu yang di Interval Muhardi
atau Time rencanakan sesuai (2007:41)
dengan waktu
pelaksanaan
b. Perusahaan siap
menerima denda
apabila pekerjaan
terlambat
c. Waktu kerja sesuai
dengan yang tertera
di kontrak
3. Mutu atau a. Kualitas produksi Interval Muhardi
Quality yang terbaik untuk (2007:41)
pelaksanaan
pekerjaan
b. Produk tahan dalam
jangka waktu yang
telah ditentukan
c. Spesifikasi produk
sesuai dengan yang
telah di rencanakan
d. Kualitas mesin yang
mendukung
pekerjaan
e. Kualitas hasil
pekerjaan
f. Kualitas produksi
perusahaan
meningkat
g. Kualitas tenaga ahli
dan terampil

37
3.1.5 Teknik Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, skala yang dipakai untuk mengukur variabel adalah
semantic differential scale dengan pengskalaan berbentuk interval. Menurut Uma
Sekaran (2004)
“Semantic differential is several bipolar attributes are identified at the
extremes of the scale, and respondents are asked to indicate their
attitudes, on what may be called a semantic space, toward a particular
individual, object, or event on each of the attributes.”.

Berikut adalah penjabaran dari pengukuran yang dilakukan:


Polar ___ ___ ___ ___ Polar
A1 (1) (2) (3) (4) A2
Keterangan:
1 = sangat A1
2 = A1
3 = A2
4 = sangat A2

3.1.6 Pengujian Kualitas Instrumen Pengukuran


1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihal
suatu instrumen. Menurut Sugiyono (2014:173) valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Cara yang dipakai
dalam menguji tingkat validitas adalah dengan validitas internal, yaitu apakah
terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Dalam penelitian
ini, pengujian validitas dengan cara melakukan korelasi antara skor butir dengan
dengan total skor konstruk atau variabel. Uji validitas dihitung dengan rumus:
n( xy)  ( x y )
r=
( n x 2  ( x) 2 ( n y 2  ( y ) 2

dimana:
r = koefisien validitas item yang dicari
X = skor yang diperoh subjek dalam setiap item
38
Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item
X = jumlah skor dalam distribusi X
Y = jumlah skor dalam distribusi Y
X² = jumlah kuadrat masing-masing skor X
Y² = jumlah kuadrat masing-masing skor Y
n = banyaknya responden
Sugiyono (2012:188) mengatakan bahwa:
Item yang mempunyai korelsi positif dengan kriterium (skor total) serta
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai
validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap
memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir
dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid”.

2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2014:173) instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Kehandalan yang menyangkut kekonsistenan
jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda.
Uji reliabilitas dihitung dengan rumus:
k .r
=
1  (k  1)r
Keterangan :
 = Koefisien reliabilitas
r = Rata-rata korelasi antar butir
k = Jumlah butir
Nasution dan Usman (2012:112) mengatakan bahwa:
Jika koefisien reabilitas (Alpha) mendekati 1 sangat baik, jika berada
diatas 0,6 baik, tetapi bila berada di bawah nilai 0,6 tidak baik. Artinya,
bila nilai Alpha berada di bawah 0,6, maka dapat dikatakan bahwa
pengukuran yang dilakukan tidak konsisten atau pengukuran kita tidak
reliable”.

39
3.1.7 Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, data hasil kuesioner yang terkumpul, disusun secara
sistematis, akan diolah dengan dua pendekatan analisa, yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Dalam pendekatan kualitatif, data yang diolah disajikan dalam bentuk
tabel-tabel frekuensi dan menggunakan statistik deskriptif. Pendekatan
selanjutnya adalah analisa kuantitatif, teknik analisis digunakan untuk
menginterpretasikan dan menganalisis data. Sesuai dengan model yang
dikembangkan dalam penelitian ini, maka alat analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam menggunakan model regresi berganda, pengujian hipotesis harus
menghindari adanya kemungkinan penyimpangan asumsi-asumsi klasik yang
dianggap penting, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan
uji heteroskedastisitas. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik yaitu,
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa
uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil (Ghozali, 2006: 110). Salah satu uji statistik yang dapat
digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-
parametrik Kolomogorov-Smirnov. Apabila besarnya nilai Kolomogorov-
Smirnov adalah lebih besar dibandingkan dengan nilai asymp. Sig, maka Ho
ditolak yang berarti data residual terdistribusi normal (Ghozali, 2006: 115).
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana variabel-variabel independen dalam
persamaan regresi mempunyai korelasi (hubungan yang erat satu sama lain).
Multikolinearitas menyebabkan informasi yang dihasilkan sangat mirip,

40
sehingga sulit memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap sesama variabel independen.
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
variabel independen. Skala pengukurannya dapat dilihat dari nilai variance
inflation factor (VIF), dimana jika tolerance dan VIF mendekati 1 maka tidak
terjadi multikoliniertas yang berarti data tersebut bias digunakan, sedangkan
jika tolerance dan VIF menjauhi 1 maka terjadi multikoliniearitas yang berarti
datanya tidak layak digunakan (Ghozali, 2006: 91).
c. Uji Autokorelasi
Ghozali (2006: 95) menyatakan bahwa uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya.
Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Menurut Ghozali (2006: 96),
pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
1) Terdapat autokorelasi positif jika 0 < DW hitung < dl.
2) Terdapat autokorelasi negatif jika (k)-dl < DW hitung < (k).
3) Daerah ragu-ragu jika dl ≤ DW hitung ≤ du atau (k)-du ≤ DW hitung ≤ (k)-
dl.
4) Tidak terdapat autokorelasi jika du < DW hitung < (k)-du.
d. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2006: 105) menyatakan bahwa uji heterokedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
41
Model penelitian yang baik adalah yang bersifat homoskedastisitas. Dalam
penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan uji glejser. Uji glejser mengusulkan untuk melihat keterkaitan
hubungan antara nilai absolute residual terhadap variable independen. Jika
variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat
dengan membandingkan probabilitas signifikansi dengan tingkat kepercayaan.
Apabila probabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayaan, dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas
(Ghozali, 2006: 109).

2. Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh
dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Menurut Somantri dan
Muhidin (2006: 250) analisis regresi ini dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +....+ b21X21 + e
Keterangan:
Yi = (i=1,2,3 yaitu biaya atau cost, waktu atau time, dan mutu atau quality)
Xi = (i=sub variabel 1,2,3 yaitu sub variabel aliran barang/material, aliran
uang/finance, aliran informasi/information.
Dimana :
X1 = Kelancaran Pengiriman Material
X2 = Penjadwalan Pembelian Material
X3 = Kecukupan material pada saat pengadaan material
X4 = Tidak ada waktu tenggang pada saat pengadaan material
X5 = Penanganan material
X6 = Prosedur pergudangan, material hadling dan packaging
X7 = Sistem distribusi material
X8 = Modal yang cukup untuk memulai pelaksanaan proyek
X9 = Kelancaran pembayaran pekerjaan oleh pihak owner
42
X10 = Perubahan harga di pasaran yang tidak sesuai kontrak
X11 = Kelancaran arus dana proyek
X12 = Modal dalam pengelolaan perusahaan
X13 = Kebijakan pemerintah di sektor keuangan / perbankkan
X14 = Besar kecilnya modal dalam perusahaan
X15 = Panjangnya alurkoordinasi untuk mengambil suatu keputusan
X16 = Kelengkapan detail design gambar proyek
X17 = Koordinasi pihak owner dalam pelaksanaan proyek
X18 = Permasalahan aliran informasi
X19 = Komunikasi untuk pengadaan dan perubahan harga material
X20 = Kinerja supplyer yang optimal
X21 = Perusaan supply chain dalam pemrosesan pengadaan material
a = Nilai Y apabila X = 0 (harga konstanta)
b = Koefisien regresi
e = Faktor lain yang dapat mempengaruhi daya saing

3. Analisis Koefisien Korelasi


Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan
dua variabel, yaitu variabel bebas dan varibel tidak bebas. Korelasi ini sering
disebut sebagai korelasi produk-momen, besarnya koefisien menggambarkan
seberapa erat hubungan linear antara dua peubah, bukan karena hubungan sebab
akibat. Nilai peubah yang terlibat merupakan bertipe numerik dan menyebar
normal jika ingin pengujian terhadap hal tersebut dinyatakan sah. Rumus yang
digunakan menurut Somantri dan Muhidin (2006: 231) adalah:
n xy   x y 
r
n x   x n y
2 2 2
  y 
2

Berdasarkan nilai r yang diperoleh, maka dapat dihubungkan -1< r < 1
yaitu:
a. Apabila r = 1, artinya terdapat hubungan antara variabel X dan Variabel Y
sempurna positif.

43
b. Apabila r = -1, artinya terdapat hubungan antara variabel negatif.
c. Apabila r = 0, artinya tidak terdapat hubungan korelasi.
Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap hubungan korelasi atau
besaran pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak bebas,
menggunakan pedoman menurut Sugiyono (2012: 149) seperti tertera pada tabel
berikut :
Tabe1 3.3
Interpretasi Nilai Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 0,100 Sangat kuat

4. Analisis Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y)
yang dinyatakan dengan prosentasi, melalui rumus :
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien determinasi atau seberapa jauh perubahan variabel terikat
r2 =Kuadrat dari koefisien korelasi
Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :
a. Jika KD mendekati nol (0), berarti pengaruh variabel independent terhadap
dependent lemah.
b. Jika KD mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independent terhadap
dependent kuat.

5. Uji Hipotesis

44
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah hipotesis yang
akan diajukan diterima atau ditolak.
a. Pengujian Secara Simultan
Rumusan hipotesis pada penelitian ini yaitu:
H0 : R = 0 Supply Chain Management (SCM) berpengaruh tidak signifikan
terhadap daya saing
H1 : R  0 Supply Chain Management (SCM) berpengaruh signifikan terhadap
daya saing
Untuk menguji pengganti variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel tidak bebas digunakan uji signifikan, kriteria uji yang dipakai adalah
sebagai berikut:
- H0 diterima bila nilai signifikansi > α (5%)
- H0 ditolak bila nilai signifikansi < α (5%)

b. Pengujian Secara Parsial


Rumusan hipotesis pada penelitian ini yaitu:
1) H0 :  = 0 aliran barang berpengaruh tidak signifikan terhadap daya saing
H1 :   0 aliran barang berpengaruh signifikan terhadap daya saing
2) H0 :  = 0 Aliran uang berpengaruh tidak signifikan terhadap daya saing
H1 :   0 Aliran uang berpengaruh signifikan terhadap daya saing
3) H0 :  = 0 Aliran informasi berpengaruh tidak signifikan terhadap daya saing
H1 :   0 Aliran informasi berpengaruh signifikan terhadap daya saing
Hipotesis tersebut kemudian diuji untuk diketahu apakah diterima atau
ditolak. Untuk menguji pengganti variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel tidak bebas digunakan uji signifikan, kriteria uji yang dipakai adalah
sebagai berikut:
- H0 diterima bila nilai signifikansi > α (5%)
- H0 ditolak bila nilai signifikansi < α (5%)

45

Anda mungkin juga menyukai