Anda di halaman 1dari 79

HEMATO-IMUNO-RHEUMATOLOGI

1. Seorang model wanita datang ke dokter dengan keluhan mudah


lelah sejak beberapa bulan lalu. Ia juga mengeluhkan sering mengantuk
saat bekerja. Pasien mengaku sedang menjalani diet ketat sejak 1
tahun yang lalu untuk menjaga penampilannya. Saat diperiksa Hb 8,2 g/
dl dengan uji schilling positif. Pada pemeriksaan apusan darah tepi
terdapat gambaran makrositik hiperkromik. Diagnosis pasien adalah...
A. Anemia defisiensi zat besi
B. Anemia defisiensi asam folat
C. Anemia defisiensi vitamin B12
D. Thalasemia
E. Anemia aplastik
Anemia Def. B12
Etiologi:
Metabolisme vitamin B12 yang tidak efektif. Hal tersebut dapat disebabkan oleh:
1. Kurangnya intake vitamin B12
2. Gangguan transport vitamin B12 atau gangguan pengikatan vitamin B12 oleh
resptornya (defisiensi enzim)
• Defisiensi faktor intrinsi (gastrektomi)
• Reseksi dan bypass ileum
• Persaingan biologi absorpsi vitamin B12 pada infeksi
Diphyllobothrium latum (cacing pita ikan), pada divertikulosis,
anastomosis usus
• Pankreatitis kronis
Gejala umum anemia:
lemas, lesu, mudah lelah, pucat, takikardi, dispneu, takipneu, konsentrasi menurun, pingsan,
telinga berdenging.

Gejala akibat defisiensi vitamin B12:


neuropati perifer, gangguan kognitif, gangguan memori, gangguan tidur, depresi

Laboratorium:
• Darah lengkap (Hb rendah, MCV >100 fl), hapusan darah tepi (anemia makrositer).
• Diagnosis anemia megaloblastik hipovitaminosis vitamin B12 dilakukan dengan uji schilling
atau mengukur kadar vitamin B12 serum sebelum dan setelah pemberian vitamin B12.

Penatalaksanaan
• Hb yang sangat rendah: transfusi PRC.
• injeksi intramuscular vitamin B12 (100-1000 mcg perbulan), berlangsung terus-menerus,
dapat diberikan.
2. Seorang wanita usia 32 tahun yang merupakan seorang alkoholisme sejak muda
datang dengan keluhan mudah lelah. Diketahui 3 tahun yang lalu melahirkan anak
dengan bibir sumbing. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva anemis. Dari
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9,2 g/dl, MCV 115 fl. Diagnosis pasien ini
adalah...

A. Anemia defisiensi besi

B. Anemia pernisiosa

C. Anemia defisiensi asam folat

D. Thalasemia

E. Polisitemia vera
Anemia Def. Asam Folat (B9)
Etiologi:
• kekurangan asupan,
• alkoholisme,
• peningktan kebutuhan (yaitu pada kehamilan, bayi, sirosis)
• malabsorbsi, reseksi usus dan jejunum,
• tidak langsung; akibat kekurangan thiamin dan enzim untuk
memetabolisme asam folat
• racun dan obat (metotreksat, 6-merkaptopurin,sitosin arabinosid,
fenitoin, nitrous oksida).
Gejala umum anemia: lemas, lesu, mudah lelah, pucat, takikardi, dispneu, takipneu,
konsentrasi menurun, pingsan, telinga berdenging. Dapat

Menyebabkan cacat lahir pada bayi: neural tube defect seperti CLP, spinia bifida.

Laboratorium:
Darah lengkap (Hb rendah, MCV >100 fl), hapusan darah tepi (anemia makrositer).

Penatalaksanaan
• Hb yang sangat rendah dapat dilakukan transfusi PRC.
• Asam folat 1 mg/hari.
• Pemberian suplementasi asam folat untuk wanita yang berencana atau telah
hamil untuk mencegah kecacatan pada bayi.
3. Wanita 26 tahun memiliki tingkah aneh sejak 1 bulan yang lalu; sering memakan
tanah akhir-akhir ini. Suami mengatakan jika mereka telah menikah 3 tahun yang lalu
dan istrinya baru melahirkan 6 bulan yang lalu. Sejak melahirkan istrinya patuh
untuk mengikuti pantang makan daging, telur, sayur, ikan, dan sebagainya. Ia hanya
makan nasi dan tahu tempe sejak melahirkan. Tidak pernah minum obat atau vitamin
semenjak hamil karena takut berbahaya. Saat diperiksa didapatkan Hb 7,1 g/dl. Hal
yang mendasari terjadinya kondisi diatas adalah...
A. Defisiensi zat besi
B. Defisiensi asam folat
C. Defisiensi protein
D. Defisiensi kalsium
E. Defisiensi vitamin B12
3. Anemia Def. Fe
Gejala Klinis
• Umum: lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, konjungtiva anemis.
• Khas defisiensi besi: koilonychia (spoon nail), atrofi papil lidah, stomatitis
angularis (cheilosis), disfagia, atrofi mukosa gaster, pica.

Pica
Pemeriksaan Penunjang
• Hb, MCV, MCH, MCHC dan hematokrit menurun.
• Hapusan darah tepi: hipokromik mikrositer, anisositosis,
poikilositosis, ring cell, pencil cell atau cigar cell
• Pemeriksaan khusus:
• Serum Iron menurun
• Ferittin menurun
• TIBC meningkat.
Tatalaksana
1.Terapi besi oral
2.Terapi besi parenteral: lebih efektif, tetapi resiko lebih besar dan
mahal.
3.Transfusi PRC: hanya jika terdapat indikasi (penyakit jantung
anemik, gejala yang sangat parah, preoperasi, hamil trimester
akhir).
• Zat besi diserap dalam bentuk Ferro (FE2+) di duodenum
4. Seorang pria datang ke dokter dengan keluhan lemas. Saat diperiksa
tampak adanya ikterus, splenomegali. Dari pemeriksaan penunjang
didapatkan Hb 7,4 g/dl, hapusan darah tepi menunjukkan gambaran eritrosit
mikrositik hipokromik dengan poikilositosis, sel target. Terdapat riwayat
keluarga yang mengalami keluhan serupa. Diagnosis pasien ini adalah...
A. AIHA
B. Thalasemia
C. Defisiensi G6PD
D. Malaria
E. Anemia penyakit kronis
Talasemia
• Termasuk anemia hemolitik intracorpuscular. (talasemia,
G6PD, sferositosis herediter)

• anemia hemolitik ekstracorpuscular: AIHA, malaria,


obat2an
Laboratorium: hemoglobin dan hematokrit menurun, MCV sangat rendah, MCHC sedikit
menurun,serum iron dan ferittin normal. 


Hapusan darah tepi: mikrositik hipokromik dengan poikilositosis, sel target, eliptosis,
basophillic stippling . hitung retikulosit meningkat.

* Hb elektroforesis/analisis Hb: gold standar *


“Type a quote here.”

–Johnny Appleseed
5. Seorang pria 36 tahun didiagnosis morbus hansen 2 hari yang lalu. Sejak saat
didiagnosis pasien mulai mengkonsumsi obat dapson. Sejak kemarin pasien
mengeluhkan kencing berwarna merah tua disertai mata tampak kuning dan lemas.
Sebelumnya belum pernah mengalami hal seperti ini. Saat dilakukan pemeriksaan
didapatkan konjungtiva anemis, sklera ikterik. Saat dilakukan pemeriksaan penunjang
didapatkan Hb 7,2 g/dl, hematokrit menurun, retikulositosis, bilirubin indirek
meningkat. Diagnosis pasien tersebut adalah...
A. AIHA
B. Malaria
C. Thalasemia
D. Defisiensi enzim G6PD
E. Anemia akibat penyakit kronik
Anemia Hemolitik:
Defisiensi enzim G6PD
(glucose-6-phosphat-dyhidrogenate)

Etiologi:
Defisiensi enzim G6PD yang diturunkan secara X linked.

Manifestasi klinis:
Manifestasi dari hemolisis akut terjadi beberapa jam setelah terpejan oksidan, diikuti
dengan hemoglobinuria dan kolaps pembuluh darah perifer pada kasus berat.

Pemeriksaan penunjang:
Hematokrit turun, bilirubin indirek meningkat, haptoglobin menurun, retikulositosis,
pada pewarnaan kristal violet tampak heinz bodies dan bite cell serta dapat
ditemukan beberapa sferosit
Oksidan:
Asetilinid, nitrofurantoin, primakuin,
pamakuin, dapson, sulfametoksazol,
vitamin K, dan beberapa obat lainnya.
Asidosis metabolik juga mempresipitasi
hemolisis pada pasien defisiensi G6PD.

Terapi:
Supportive, menghindari penyebab.
Hemolisis biasanya self-limited.
6. Seorang perempuan berumur 48 tahun datang ke dokter UGD setempat
dengan keluhan mual-mual terkadang disertai muntah setelah mendapatkan
pengobatan kemoterapi. Dari hasil pemeriksaan hematologinya adalah Hb 9,8
g/dL, Ht 29 % , Lekosit 2.500/uL, Trombosit 75.000/uL. Hasil pemeriksaan
hematologi tersebut disebabkan karena...

A. Effek muntah yang menyebabkan dehidrasi

B. Effek penekanan pada sumsum tulang

C. Effek penekanan dari seri darah satu keseri lainnya

D. Effek pemberian cairan infuse

E. Effek dari bahan pembentuk sel darah yang kurang


Pansitopenia ec Anemia Aplastik
7. Seorang wanita usia 18 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan lemas,
pucat, mata tampak kekuningan. Dari hasil pemeriksaan fisik tampak sklera ikterik,
konjungtiva anemis serta splenomegali. Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan
Hb 8,5 g/dl, MCV 90 fl, MCH 34 pg, bilirubin indirek meningkat, retikulositosis,
peningkatan LDH, peningkatan serum haptoglobulin. Hapusan darah tepi tampak
sferosit,skistosit, helmet cell, dan retikulosit. Direct coomb’s test (+). Terapi yang
tepat dapat diberikan pada penyakit ini adalah...

A. Pemberian transfusi PRC

B. Pemberian besi intravena

C. Pemberian obat antimalaria

D. Pemberian kortikosteroid

E. Transplantasi sumsum tulang


AIHA (autoimmune hemolytic anemia)

Definisi: terdapat autoantibodi terhadap sel-sel eritrosit


sehingga eritrosit mudah lisis dan umur eritrosit memendek.

Gejala dan tanda:


Lemas, mudah capek, sesak napas. Tanda klinis berupa
konjungtiva pucat, sklera ikterik, splenomegali, urine berwarna
merah gelap.
Pemeriksaan penunjang:
• Laboratorium:
Anemia normositik-normo, peningkatan bilirubin indirek,
retikulositosis, peningkatan LDH, peningkatan serum
haptoglobulin.
• Deteksi autoantibodi pada eritrosit: direct coomb’s test
postif.
• Hapusan darah tepi: tampak fragmentasi dari eritrosit
(sferosit,skistosit, helmet cell, dan retikulosit).
Terapi

•Kortikosteroid 1-1,5 mg/kgBB/hari.


•Splenektomi jia terapi steroid tidak adekuat.
•Rituximab dan alemtuzumab.
•Imunosupresi : azathioprin dan siklofosfamid.
•Terapi lain: danazol biasanya dipakai bersama kortikosteroid.
•Terapi transfusi: bukan merupakan kontraindikasi mutlak. Dapat diberikan pada
kondisi mengancam nyawa (misal Hb ≤3 g/dl).
yang berperan: yang berperan:
von willebrand factor & trombosit Faktor2 koagulasi
• Primer: von willebrand factor & trombosit BT (bleeding time/wkt perdarahan)

• Sekunder: Faktor2 koagulasi CT (clotting time/wkt pembekuan)

PT Ekstrinsik: Intrinsik:
VII XII

X & IX
APTT
XI

VIII

II

I
• Primer: von willebrand factor & trombosit BT (bleeding time/wkt perdarahan)

• Sekunder: Faktor2 koagulasi CT (clotting time/wkt pembekuan)

PT Ekstrinsik: Intrinsik:
VII XII

X & IX
APTT
XI

VIII

II

1. Von Willebrand Disease


2. Hemofilia A: VIII
3. Hemofilia B: IX
4. Defisiensi vit K: II, VII, IX, X
8. Seorang laki-laki berusia 14 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan BAB
berdarah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum lemah, pucat, tekanan
darah 100/60 mmHg, denyut nadi 60 x/menit, frekuensi napas 24x/menit, suhu
38°C. pasien memiliki riwayat sukarnya darah berhenti mengalir ketika terluka.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 6 g/dL. Bleding time normal PT
normal, aPTT meningkat. Apakah komponen darah yang paling tepat diberikan?
A.Whole Blood (WB)
B.Pack Red Cell (PRC)
C.Fresh Frozen Plasma (FFP) + PRC
D.Trombocyte Concentrate (TC) + PRC
E.whole blood + TC
Anemia ec perdarahan akut + hemofilia

Definisi:
• penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan darah
• herediter: secara sex- linked pada kromosom X. Penyakit ini hanya
bermanifestasi klinis pada pria. Wanita hanya carrier.

Klasifikasi:
• Hemofilia A (Hemofilia klasik) karena defisiensi atau disfungsi faktor VIII.
• Hemofilia B (Chrismas disease) karena defisiensi atau disfungsi faktor IX.
• Hemofilia C akibat kekurangan faktor XI.

Gejala dan tanda klinis:
Perdarahan spontan atau karena trauma ringan berupa hemartrosis,
hematom subkutan/intramuskular, pedarahan mukosa mulut, perdarahan
intrakranial, epitaksis, hematuria, perdarahan berkepanjangan setelah
operasi kecil seperti sirkumsisi.

Pemeriksaan laboratorium:
• pemanjangan CT dan aPTT
• abnormalitas uji tromboplastin generation.
• BT, PT serta jumlah trombosit normal.
• Diagnosis definitif ditegakkan jika berkurangnya aktivitas FVIII/FIX.
9. Seorang pria 25 tahun datang ke UGD dengan keluhan kencing berdarah. Selain
itu badan sering memar-memar sejak kecil. Pemeriksaan penunjang didapatkan
urine lengkap dalam batas normal,Hb 10,2 g/ dl, leukosit 9000/ʯl ,trombosit
350.000/ʯl, waktu perdarahan (BT) memanjang, aPTT memanjang, tes
ristosetin terganggu, PT normal. Diagnosis pada pasien ini adalah...

A. ISK

B. Hemofilia

C. ITP

D. Von willebrand disease



E. Henoch schonlein purpura
VWD- von willebrand disease
Definisi:
• kelainan herediter disebabkan oleh defisiensi faktor von Willebrand (FVW)
• fungsi VWF: membantu adhesi trombosit & mengikat faktor VIII

Gambaran klinis: perdarahan, mudah berdarah

Pemeriksaan laboratorium:
• trombosit normal,
• BT memanjang, CT normal
• PT normal, aPTT memanjang/normal,
• penurunan aktivitas faktor VIII,
• tes ristosetin terganggu.
• Untuk menetapkan diagnosis diperlukan pemeiksaan khusus kadar FVW dan fungsinya.
10. Laki laki usia 60 tahun dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran perlahan.
Awalnya pasien masih bisa diajak bicara namun makin lama bicaranya ngelantur.
Pasien juga mengeluh batuk, mual dan muntah. TTV tensi 150/90 mmHg, Nadi
120 bpm, RR 29 x/menit, suhu 38C. Pada thorax didapatkan retraksi dada dan
ronki pada paru basal dan tengah kanan. IgM dengue (+), IgG Dengue (+),
Lab Hb 11, leukosit 18.000 trombosit 62.000, D-dimer 12, ureum 62, creatinin
2.3, APTT 60 PT 20 . Diagnosis pada pasien ini?
A.Hemofilia A
B.Defisiensi vitamin K
C.Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
D.Disseminated Intravascular Coagulation
E.Von Wildebrand Disease
DIC - Disseminated Intravascular
Coagulation
• DIC: aktivasi koagulasi intravaskular secara luas sbg respon dari kondisi
medis yang berat; sepsis, keganasan, trauma, luka bakar
Lab: semua abnormal

• trombositopenia

• BT & CT memanjang

• PT, APTT memanjang

• D-dimer meningkat (normal 0.5)


11. Seorang wanita usia 51 tahun datang ke dokter dengan keluhan sakit kepala,
mudah lelah, telinga berdenging, tangan dan kaki sering terasa panas serta badan
terasa gatal – gatal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tensi 170/100 mmHg, nadi
85x/menit, RR 23x/menit, suhu 36,8C. Dari pemeriksaan penunjang didaptakan Hb
20 g/dl, eritrosit 10 juta/ml, hematokrit 51%, leukosit 24.000/ʯl, trombosit
750.000/ʯl. Terapi yang sebaiknya dilakukan adalah...
A. Rehidrasi menggunakan cairan fisiologis
B. Flebotomi

C. Pemberian steroid

D. Transplantasi sumsum tulang


E. Pemberian aspirin
Klasifikasi eritrositosis:
1. Eritrositosis relatif (polisitemia relative): hemokonsentrasi, polisitemia surious
2. Polisitemia (eritrositosis absolut)
a. Polisitemia primer: polisitemia vera, polisitemia familial lain
b. Polisitemia sekunder: akibat hal lain
•Karena penurunan oksigenasi jaringan (contoh di pegunungan)
•Penyakit paru
•Monge disease
•Cyanotic congenital heart disease
•Sindroma hipoventilasi
•Hemoglobin abnormal
•Karena penyimpangan produksi eritropoetin
•Polisitemia idiopatik
12. Seoranng pria usia 32 tahun datang ke dokter dengan keluhan muntah sejak
kemarin. Muntah lebih dar 10x/hari. Sejak sakit pasien tidak bisa makan maupun
minum. Selain itu pasien juga mencret sejak kemarin. Tidak terdapat keluhan
demam. Saat dilakukan pemeriksaan fisik pasien tampak lemas, mata cowong, tensi
90/60 mmHg, nadi 102x/menit, RR 23x/menit, suhu 36,5oC, bising usus meningkat.
Saat dilakukan pemeriksaan darah lengkap didapatkan Hb 20 g/dl, hematokrit 55%,
leukosit 8000/ʯl, trombosit 260.000/ʯl. Yang terjadi pada pasien tersebut yaitu...
A. Polisitemia vera
B. Polisitemia sekunder
C. Eritrositosis relative/Polisitemia relative
D. Eritrositosis absolut
E. Eritrositosis megalosplenik
13. Laki-laki usia 51 tahun datang dengan keluhan benjolan pada leher. Keluhan
disertai dengan penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan, mimisan, dan
mudah terserang penyakit. Tanda vital dalam batas normal, kecuali suhu 37,9
C. Pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan Hb, Ht, dan trombosit,
kecuali leukosit yang kadarnya 55.000/mm3. Pada pemeriksaan BMP (Bone
Marrow Punction) ditemukan megakariosit menurun, trombositopenia, dan
didapatkan hiperselularitas limfoblast. Apakah diagnosis pasien?
A. Leukemia
B. Anemia megaloblastik
C. Multiple myeloma
D. Limfoma Hodgkin
E. Limfoma non-Hodgkin
14. Seorang anak perempuan usia 11 tahun datang ke RS dengan keluhan badan
lemas, lemah, pucat, nyeri persendian, gusi berdarah. Pemeriksaan fisik
didapatkan splenomegaly, hepatomegaly, limfadenopati cervical. Pemeriksaan
laboratorium Hb 5,4 g/dL, Leukosit 22.000, Trombosit 132.000. Pemeriksaan
BMP didapatkan hiperseluler, auer rods (+) dan sel blast 78%. Apakah diagnosis
pasien?
A.AML
B.CML

C.ALL

D.CLL

E.Anemia aplastik
Leukemia
Akut: Sel blast > 20% Kronis: sel blast < 20%

CML

AML
Adults

Mieloid auer rods Philadelphia


kromosom

ALL
CLL

anak-anak smudge cells


Limfoid

* Gold standard: Analisis sumsum tulang *


15. Pasien pria usia 63 tahun mengeluhkan sering mengalami nyeri pada tulang,
mudah lelah, serta kesemutan pada kaki. Pasien mengaku pernah mengalami patah
tulang karena terpeleset di kamar mandi 1 tahun lalu. Saat diperiksa pasien tampak
pucat, tensi 100/60mmHg, nadi 80x/menit, RR 19x/menit, suhu 36,1C. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 8,1 g/dl, leukosit 7000/ ʯl, trombosit 250.000/ ʯl,
kalsium, asam urat dan kreatinin serum tinggi, Urea darah 18 mmol/L. Pemeriksaan
radiologis didapatkan lesi litik tulang. Diagnosis pasien tersebut adalah...
A. Leukimia akut
B. Osteosarkoma
C. Limfoma hodgkin
D. Multiple mieloma
E. Osteoporosis
Multiple Myeloma
• Keganasan sel plasma
• urinalisis: Protein bence jones
• Darah tepi: rouleaux
• elektroforesis protein serum: protein monoklonal meningkat (spike protein M)
• Diagnosis pasti: aspirasi sumsum tulang, gambaran: “fried egg”
16. Laki-laki 12 tahun datang dengan keluhan benjolan pada bagian
leher sejak 3 bulan yang lalu, tidak nyeri. Tanda vital dalam batas
normal. Pada pemeriksaan penunjang histopatologi didapatkan
gambaran starry sky pattern. Apa diagnosis pasien ini?
A.Leukemia limfoblastik akut
B. Limfoma Burkitt (Non-hodgkin)
C. Limfoma Hodgkin
D. Limfoma limfoblastik
E.Tuberkulosis kelenjar
• Limfoma = Keganasan pada sistem limfe
• Gejala dan tanda
–  Limfadenopati multipel (leher, axila, inguinal) yang tidak nyeri. Lokasi:….

–  Demam,keringatmalam,BB↓,gatal
–  Massa mediastinum: sesak, sindrom vena cava superior

• Klasifikasi
–  Hodgkin : Reed-sternberg cell (sel B raksasa yang bermutasi)
–  Non-hodgkin: Burkitt limfoma - starry sky pattern

17. Seorang laki-laki 40 tahun mengeluhkan nyeri sendi hebat di area
lutut sejak 3 hari yang lalu disertai demam. Pasien menderita DM
sejak 5 tahun dan tidak terkontrol. TTV TD 110/70 mmgh, RR 20x/
menit HR 100x/menit dan Tax 39C. Status lokalis ditemukan lutut kiri
hiperemi, edema, dan sulit digerakan. DL Leukosit 18.000.
kemungkinan diagnosa pasien adalah ?
A.OA genu
B.Rheumatoid arthritis
C.Arthritis septik genu
D.Demam rematik
E.Gout arthritis genu
18. Seorang lakilaki usia 10tahun datang ke klinik dengan keluhan demam
hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu disertai nyeri tenggorok ,berdebar-debar
dan mudah lelah.keluhan juga disertai nyeri pada sendi yang berpindah-
pindah. Pasien belum pernah menderita penyakit ini sebelumnya.
Pemeriksaan fisik TD 110/70 mmHg ,Nadi 100x/m, RR 26x/m, suhu 38 C.
tampak lesi eritema bentuk cincin pada lengan atas. ASTO titer meningkat.
Apa diagnosis yang paling tepat?
A. Perikarditis
B. Miokarditis
C. Penyakit jantung rematik
D. Endokarditis infektif
E. Demam rematik akut
Reaksi Hipersensitivitas

“Type a quote here.”

–Johnny Appleseed
19. Pasien perempuan 25 tahun dengan riwayat demam rematik saat kecil,
saat ini mengeluh cepat merasa lelah bila beraktivitas. Pada pemeriksaan
fisik terdengar bising diastolik nada rendah di apex. Pada EKG didapatkan
gambaran total AV block. Diagnosis pasien ini adalah...

A.Endokarditis infektif
B.Penyakit jantung rematik
C.Demam rematik
D.Perikarditis
E.Miokarditis
Demam rematik akut:
Infective endocarditis:
jones criteria, pada anak,
hipersensitivitas tipe II Duke criteria

Penyakit jantung rematik:


manifestasi jantung saja, riw
demam rematik 10-30th sblmnya
tdk terapi adekuat
20. Laki-laki, 50 tahun datang ke dokter datang dengan keluhan benjolan
pada ibu jari kaki kiri. Benjolan muncul sejak 4 bulan yang lalu disertai
dengan nyeri dan merah. Benjolan sudah diobati dan saat ini tidak
didapatkan nyeri dan merah. Status lokalis didapatkan nodul pada MTP 1.
Hasil lab didapatkan asam urat 10 mg/dl. Diagnosa yang tepat adalah....

A.Stadium Artritis Gout Akut

B.Rhematoid Artritis

C.Gout Artritis stadium interkritikal

D.Gout Artritis stadium menahun

E.Osteoartritis
Artritis Gout
Manifestasi Klinis
• artritis gout akut,
• interkritikal gout: kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode
interkritik asimtomatik. Pada aspirasi sendi ditemukan Kristal
urat. Manajemen yang tidak baik -> pembentukan tofi.
• gout menahun dengan tofi.
21. Laki-laki, 50 tahun datang ke dokter pada pagi hari keluhan benjolan pada ibu
jari kaki kiri. Benjolan muncul sejak 4 bulan yang lalu, menurut pasien sejak tadi
malam keluhan disertai dengan nyeri dan merah. Status lokalis didapatkan nodul
pada MTP 1, hiperemis(+), edema(+), nyeri tekan (+), ROM terbatas karena
nyeri. Hasil lab didapatkan asam urat 10 mg/dl. Tatalaksana yang tepat adalah....

A.Kortikosteroid PO: Indometasin

B.Kortikosteroid injeksi intraartikular

C.Kolkiksin 1 x 1 mg PO

D.Allopurinol 3 x 100mg PO

E.Probenecid 2 x 250 mg PO
Tatalaksana Gout
22. Pasien wanita, 56 th mengeluh nyeri lutut memberat sejak 2 tahun yang lalu
disertai kekakuan lutut pagi hari selama sekitar 15 menit. Pada foto genu
didapatkan osteofit, penyempitan celah sendi yang jelas, dan kerusakan tulang
tidak jelas (deformitas). Diagnosis pasien..

A.OA grade II

B.OA grade III

C.OA grade IV

D.RA

E.Gout
“Type a quote here.”

–Johnny Appleseed
23. Wanita, usia 50 th, datang dengan keluhan kedua jari tangan kaku pada
pagi hari saat bangun tidur. Nyeri terasa selama lebih dari 1 jam. Kaku dirasa
membaik dengan aktivitas. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan nyeri pada
area metakarpophalangeal dan interphalang proksimal digiti 2,3,4 manus D/
S. Pemeriksaan penunjang yang paling disarankan adalah..

A.CRP

B.Rheumatoid factor

C.ANA test

D.DL

E.Xray manus
Rheumatoid Arthtritis

• Pemeriksaan Penunjang:

• Rheumatoid factor (+)

• Anti-CCP (+)

• CRP meningkat, LED meningkat

• Xray: erosi planus, osteopenia


24. Wanita 26th datang dengan keluhan timbul bercak pada wajah sejak 4 tahun
terakhir. Awalnya bercak berasal dari belakang telinga kemudian meluas ke wajah.
Bercak dirasa sedikit gatal dan nyeri terutama saat terkena sinar matahari. Selain itu
juga pasien mengeluh nyeri sendi dan rontok pada rambut. Demam (-), riwayat
pengobatan (-). Dari PF didapatkan kulit eritema disertai squama tipis di daerah
malar. PP didapatkan LED 41; ANA test (+) 88,39 ; ds-DNA (+) 151,11. Diagnosis?

A.Lupus Eritematosus Sistemik/SLE

B.Lupus Eritematosus Kulit

C.Psoriasis vulgaris

D.Limfoma kulit

E.Granuloma facialis
25. Seorang wanita usia 53 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan sangat lemas, mata
kekuningan dan urine berwarna merah gelap. Pemeriksaan fisik didapatkan tensi 100/60
mmHg, RR 24x/menit, suhu 36oC, nadi 101x/menit. Pasien tampak sangat pucat dan
sangat lemah, konjungtiva anemis, sclera ikterus. Dari pemeriksaan abdomen ditemukan
adanya splenomegali. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 2,8 g/dl, retikulosit
meningkat. Hapusan darah tepi menunjukkan sel darah yang normokromik normositer
dan tampak fragmentasi dari eritrosit. Direct coomb’s test postif. Dokter telah memberikan
steroid dan immunoglobulin. Terapi yang dapat diberikan sementara dalam menunggu
kerja obat adalah...

A. Infus kristaloid

B. Transfusi PRC

C. Splenektomi

D. Pemberian eritropoetin

E. Pemberian deferiprone

Anda mungkin juga menyukai