KIMIA DASAR II
OLEH :
Irma Ratna Kartika, M.Sc.Tech
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page i
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page ii
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
DAFTAR ISI
Halaman
Tata Tertib Praktikum i
Daftar Isi iii
Percobaan
Larutan 1
I. Reaksi Asam Basa 1
A. Penentuan Trayek pH Indikator Asam Basa 4
B. Penentuan pH Larutan 6
C. Titrasi Asam Basa 7
II. Sifat Koligatif 12
A. Penurunan Tekanan Uap 13
B. Kenaikan Titik Didih 14
C. Penurunan Titik Beku 15
D. Tekanan Osmotik 17
Redoks dan Sel Elektrokimia 22
I. Pengamatan Perubahan Bilangan oksidasi 22
II. Titrasi Redoks KMnO4 Dengan Larutan H2C2O4 26
III. Penentuan Daya Gerak Listrik 29
IV. Elektrokimia Larutan KI 33
Kecepatan Reaksi 36
Koloid 43
Kimia Unsur 47
Mengenal Sifat-Sifat Serta Pembuatan Beberapa
Senyawa Karbon 56
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page iii
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LARUTAN
Teori singkat
Zat-zat dapat diklasifikasikan menjadi asam dan basa, didasarkan
pada karakteristik zat-zat tersebut di dalam larutan air. Suatu zat dapat
dikatakan asam apabila antara lain: mempunyai rasa asam, memerahkan
kertas lakmus biru dan dengan basa bereaksi membentuk garam
ditambah air. Sedangkan basa antara lain mempunyai rasa pahit, licin dan
membirukan kertas lakmus merah.
Dalam perkembangan selanjutnya Arrhenius mengemukakan suatu
teori yang menyatakan bahwa asam adalah zat yang mengandung
hidrogen dan jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion hidrogen
dan amonium. Sedangkan yang dimaksud dengan basa adalah senyawa
hidroksida yang di dalam air terurai menjadi ion hidroksida dan ion logam.
Dengan teori ini kita dapat mengukur derajat dissosiasi yang menjelaskan
mengenai keasaman dan kebasaan suatu zat. Teori Arrhenius
memberikan dasar matematika pada reaksi asam dan basa. Kegagalan
dari teori ini adalah tidak dapat menerangkan pengaruh pelarut dalam
proses dissosiasi.
Pada tahun 1923, Bronsted di Denmark dan Lowry di Inggris
mengemukakan konsep tentang asam dan basa, yaitu asam adalah donor
proton, dan basa adalah akseptor proton.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 1
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Jika suatu asam kehilangan proton, maka yang tinggal adalah suatu basa
yang disebut basa konjugasi dari asam semula. Proton (H +) tidak
merupakan ion tersendiri dalam air, tetapi bereaksi dengan molekul air
membentuk ion hidronium.
H+ + H2O H3O+
Suatu zat bersifat asam jika terdapat akseptor proton, dan bersifat basa
bila ada donor proton. Seringkali pelarut merupakan akseptor atau donor
proton, sehingga proses pelarutan merupakan suatu reaksi asam basa.
G.N. Lewis (1923) mengajukan empat kriteria untuk asam dan basa,
yaitu:
1. Reaksi asam dan basa adalah reaksi yang cepat.
2. Asam kuat atau basa dapat mengganti asam yang lebih lemah atau
yang lebih lemah dari senyawa.
3. Indikator dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen reaksi asam
basa.
4. Asam dan basa merupakan katalis yang penting.
Sifat diatas ada hubungannya dengan pembentukan ikatan koordinat
ekivalen, dimana asam adalah akseptor pasangan elektron dan basa
adalah donor pasangan elektron.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 2
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
In OH In+ + OH-
(warna basa) (warna asam)
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 3
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Daerah perubahan warna dari merah ke kuning sebanyak dua satuan (dari
pH 4 sampai pH 6) disebut daerah perubahan indikator atau interval warna
indikator. Di antara kedua harga pH tersebut warna menjadi jingga dan
pada pH 5 perbandingan kedua warna sama banyak.
Tujuan Percobaan
Menentukan trayek pH berbagai indiaktor asam basa dan indikator yang
terdapat pada tumbuh-tumbuhan.
Bahan :
1. Larutan pH dari pH 1-12 @ 7 mL 6. Alcohol /aseton
2. Indikator Metil Jingga (MO) 2 7. Kembang sepatu
tetes 8. Kol merah
3. Indikator Metil Merah (MM) 2 9. Kunir
tetes 10. Kertas saring/kapas
4. Indikator Phenolphthalein (PP) 2
tetes
5. Indikator Bromtimol Biru (BTB) 2
tetes
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 4
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Cara Kerja
1. Sediakan 12 tabung reaksi dan beri nomor 1-12.
2. Ambil 1 mL ( 20 tetes) dari masing-masing larutan pH 1-12,
masukkan
kedalam masing-masing tabung reaksi, dimana larutan pH 1
tempatkan pada tabung no.1 dan seterusnya.
3. Tambahkan 1-2 tetes indikator MO pada masing-masing tabung,
dan amati
perubahan warna larutan setiap tabung dan tentukan trayek pH
indikator.
4. Lalu cuci kembali semua tabung dan pipet sampai bersih dan
keringkan.
5. Ulangi percobaan 2-4 dengan mengganti indikator MO dengan
masing-masing indikator lainnya yaitu: indikator MM, PP, BTB,
ekstrak kembang sepatu, ekstrak kol merah dan ekstrak kunir.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 5
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
B. PENENTUAN pH LARUTAN
Tujuan Percobaan
Menentukan pH larutan dengan menggunakan indikator asam basa dan
indikator yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan.
Bahan:
1. Larutan HCl 0,1 M 1 mL 9. Kertas Lakmus merah dan biru
2. Larutan H2SO4 0,1 M 1 mL 10. Larutan indikator MO 1 mL
3. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M 1 mL 11. Larutan indikator MM 1 mL
4. Larutan NaCl 0,1 M 1 mL 12. Larutan indikator PP 1 mL
5. Larutan Ca(OH)2 0,1 M 1 mL 13. Larutan indikator BTB 1 mL
6. Larutan NH4OH 0,1 M 1 mL 14. Ekstrak Kembang sepatu 1 mL
7. Larutan Na2CO3 0,1 M 1 mL 15. Ekstrak Kol merah 1 mL
8. Larutan Vinegar (sari dari buah jeruk) 16. Ekstak Kunir 1 mL
Cara Kerja
1. Ambil 8 buah tabung reaksi, isi setiap tabung dengan 1 mL larutan
yang akan diuji dan beri label.
2. Kemudian celupkan sepotong kertas lakmus merah kedalam
masing-masing larutan tesebut, catat apa kertas lakmus mengalami
perubahan warna atau tidak. Lalu ganti kertas lakmus merah
dengan sepotong kertas lakmus biru dan catat apa yang terjadi.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 6
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan
standar basa atau sebaliknya. Contoh percobaan sbb:
Bahan:
1. Larutan standar NaOH 0,1 M 150 mL 4. Aquades
2. Larutan asam cuka sampel 5 mL 5. Kertas saring
3. Indikator phenolphthalein (PP) 9 tetes
Cara Kerja
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 7
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 8
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
11. Segera copot kran buret dan cuci buret bersama krannya sampai
bersih dengan menggunakan sabun dan sikat buret lalu keringkan.
Setelah bersih dan kering kran buret diolesi vaselin kemudian
dipasang kembali. Hal ini dilakukan agar kran buret tidak macet
(keras bila diputar).
Perhatian
1. Tidak boleh ada gelembung udara di dalam buret yang sudah diisi
larutan tsb.
2. Kalau ada, usahakan sampai gelembung itu hilang dan kalau tidak
berhasil berarti buret anda tidak bersih, cuci kembali buret anda
dengan sabun dan bilas dengan alkohol, setelah itu lakukan
pembilasan ulang seperti no.1.
3. Jangan lakukan titrasi apabila gelembung udara masih ada dalam
buret, karena volume penitrasi yang anda dapatkan akan salah dan
perhitungan konsentrasi larutan akan menyimpang dari hasil yang
sebenarnya.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 9
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
B. PENENTUAN pH LARUTAN
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 10
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Al2(SO4)3 0,1 M
NaCl 0,1 M
Ca(OH)2 0,1 M
NH4OH 0,1 M
Na2CO3 0,1 M
Vinegar
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 11
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Tujuan Percobaan
Mengenal sifat koligatif larutan, yaitu: penurunan tekanan uap, kenaikan
tiitk didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik.
Teori Singkat
Kata koligatif berasal dari kata latin “colligare” yang berarti berkumpul
bersama. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tergantung pada
banyaknya partikel yang terlarut dalam larutan. Jadi sifat ini bergantung
pada pengaruh kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak pada sifat
dan keadaan partikel. Misalnya dalam kelarutan elektrolit dan larutan non
elektrolit yang sama konsentrasinya, jumlah partikelnya tidak sama, hal ini
karena pada larutan elektrolit zat terurai menjadi ion-ionnya (terionisasi),
sedangkan pada larutan non elektrolit, zat tidak terionisasi.
Terdapat empat sifat koligatif yang perlu diperhatikan, yakni:
penurunan tekanan (p), kenaikan titik didih (Tb), penurunan titik beku
(Tf) dan tekanan osmotik (). Dasar teori dari keempat macam sifat
larutan encer yang biasanya disebut sifat koligatif ini adalah hukum
Raoult. Sifat koligatif dapat digunakan untuk menentukan massa molekul
relatif suatu zat.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 12
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Menurut Raoult pada larutan ideal akan berlaku rumus sebagai berikut:
p1 = p10 . X1
Rumus ini berlaku juga untuk larutan yang tidak ideal, tetapi dalam
keadaan yang sangat encer. Hal ini dikarenakan, pada larutan yang
sangat encer, sifat-sifat larutan dapat dianggap sama dengan sifat-sifat zat
pelarutnya (solvent).
Larutan umumnya terdiri dari zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent),
maka hubungan antara penurunan tekanan uap jenuh dengan fraksi mol
zat terlarut adalah:
p = p10 . X2
Jadi penurunan tekanan uap larutan berbanding lurus dengan fraksi mol
zat terlarut.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 13
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Tb = m . K b
Tetapan kenaikan titik didih molal ( 0C) yaitu kenaikan titik didih untuk 1
mol zat dalam 1000 gram pelarut. Jika berat zat terlarut G gram dengan
massa molekul relatifnya Mr dan dalam p gram pelarut, maka dalam p
gram pelarut tersebut terdapat G/Mr mol zat terlarut.
1000 G
Dalam 1000 gram pelarut terdapat = mol zat terlarut, maka
P Mr
1000 G
molalitas larutan (m) = . Kenaikan titik didih larutan menjadi:
P Mr
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 14
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Cara Kerja
1. Sediakan penangas yang berisi larutan yang titik didihnya melebihi
titik didih air suling (pelarut) dan titik didih larutan uji.
2. Isi tabung reaksi dengan air suling setinggi 4 cm, masukkan
kedalam penangas.
3. Gantung termometer dengan memakai alat bantu klem & statif,
sehingga ujung termometer berada dalam air suling.
4. Panaskan penangas beserta isinya setelah suhu mencapai 900C,
catat kenaikkan suhu setiap 15 detik sampai air suling mendidih,
dan catat pada saat suhu konstan.
5. Ulangi percobaan 2-4 tapi air suling diganti dengan masing-masing
larutan uji sebagai berikut: larutan NaCl 0,1 M dan 0,5 M; larutan
urea 0,1 M dan 0,5 M.
Tf = m . Kf
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 15
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Jika berat zat terlarut adalah G gram, dengan massa molekul relatifnya Mr
dan terlarut dalam p gram pelarut, maka penurunan titik beku larutan
menjadi:
1000 G
T f Kf
P Mr
Cara Kerja
1. Isi kira-kira 3/4 ember plastik dengan potongan batu es, tambahkan
8 sendok makan garam kasar, aduk sebentar (disebut campuran
pelindung), lalu segera lakukan langkah kerja berikut.
2. Isi tabung reaksi dengan air suling setinggi 4 cm, lengkapi tabung
dengan 1 buah batang pengaduk, lalu masukkan kedalam
campuran pendingin.
3. Gerakkan pengaduk naik turun sampai air suling hampir membeku,
ganti pengaduk dengan termometer dan gerakkan termometer naik
turun (hati-hati) sampai air suling membeku seluruhnya, lalu catat
suhunya.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 16
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
D. TEKANAN OSMOTIK
Osmosis adalah proses suatu komponen larutan melalui membran
semipermeabel kedalam larutan yang mengandung komponen tersebut
yang konsentrasinya lebih rendah. Membran semipermeabel hanya dapat
dilewati molekul tertentu. Partikel mungkin tidak dapat membran itu karena
ukurannya, sifat dan besarnya muatan, atau karena kedua sifat tersebut.
Bahwa suatu zat hanya berpindah ke satu arah, jelas menunjukkan
adanya semacam potensial antara kedua zat di kedua sisi membran. Jadi
zat berpindah karena adanya tekanan dan tekanan ini disebut tekanan
osmotik.
Pada percobaan tekanan osmotik digunakan membran yang hanya
dapat dilewati pelarut, tetapi tidak dapat dilewati zat terlarut. Bila sebuah
corong yang telah diberi kertas selopan diisi dengan larutan gula dan
dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air. Air akan mengalir melalui
membran, sehingga permukaan air dalam corong naik. Pertambahan ini
menyebabkan adanya tekanan hidrostatik. Aliran air akan terus
berlangsung, sehingga tekanan hidrostatik dari larutan gula akan menekan
air keluar dari dalam tabung dengan kecepatan yang sama dengan
kecepatan osmosis. Tekanan yang mengimbangi desakan air yang akan
masuk melewati selaput semi permeabel disebut tekanan osmotik. Pada
tahun 1885 Van’t Hoff, seorang ahli kimia bangsa Belanda melaporkan
adanya hubungan antara tekanan osmotik dengan konsentrasi larutan
seperti tertera dalam rumus berikut:
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 17
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Seperti halnya sifat koligatif larutan lainnya, sifat ini dapat pula
digunakan untuk mencari massa molekul zat terlarut.
Air
Larutan gula
Selaput semipermeabel
Cara Kerja
1. Isi corong tistel dengan sirup 20 mL, lalu ikat dengan plastik
bening dan karet.
2. Masukkan corong tersebut kedalam gelas kimia yang sudah diisi air
250 mL.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 18
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 19
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Larutan ds
15 30 45 60 75 90 Konstan
t
1 Air Suling
2 NaCl 0,1 M
3 NaCl 0,5 M
4 Glukosa 0,1
M
5 Glukosa 0,5
M
C. TEKANAN OSMOTIK
Perubahan yang terjadi dalam corong tistel yang berisi sirup setelah
dimasukkan kedalam air ..............................................................................
....................................................................................................................
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 20
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
PERTANYAAN
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 21
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Tujuan Percobaan
Untuk menentukan perubahan bilangan oksidasi pada reaksi antara Fe 2+
dengan Mn2+
Teori Singkat
Reaksi redoks ditandai oleh perubahan bilangan oksidasi pada saat
pereaksi berubah menjadi hasil reaksi. Disini diberikan tiga buah contoh
dari reaksi redoks.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 22
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Ion besi (II) mudah dioksidasikan menjadi ion besi (III), dimana
oksidasi tersebut dilakukan oleh ion permanganat dalam suasana
asam.
Bahan:
1. (NH4)2Fe(SO4)2 6H2O 0,1 M 50 mL
2. Larutan KMnO4 0,01 M 1 mL
3. Larutan H2SO4 2 M 10 mL
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 23
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Cara Kerja
1. Hitunglah berapa gram amonium ferrosulfat dibutuhkan untuk
membuat larutan dengan konsentrasi 0,1 M sebanyak 50 mL.
2. Timbang kristal amonium ferrosulfat sesuai dengan perhitungan
anda, larutkan dengan 10 mL H2SO4 2 M, masukkan kedalam labu
ukur 50 mL lalu encerkan dengan aquades sampai garis tanda labu
ukur.
3. Lakukan kalibrasi pipet tetes yang akan anda gunakan sebagai alat
titrasi, dengan cara menghitung jumlah tetes dalam 1 mL larutan.
4. Pipet 10 mL larutan amonium ferrosulfat yang anda buat dan
masukkan kedalam erlenmeyer 100 mL.
5. Dengan menggunakan pipet tetes yang sudah dikalibrasi,
tambahkan larutan KMnO4 0,01 M tetes demi tetes sampai terjadi
perubahan warna. Catat jumlah tetes yang diperlukan (volume
penitrasi), amati dan catat perubahan warna larutan (pada titik akhir
titrasi).
6. Ulangi pekerjaan 4-5 sebanyak 3-4 kali.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 24
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
Pengamatan:
1. Massa (NH4)2Fe(SO4)2 6H2O .................................. gram
2. Jumlah tetes larutan KMnO4 0,10 M yang digunakan: ........ a. tetes
b…………tetes
c…………tetes
3. Kalibrasi pipet tetes ................................................ tetes/mL
PERTANYAAN
1. Jumlah mol Fe2+ yang bereaksi = .........................
2. Jumlah mol MnO4- yang bereaksi = .........................
3. Fe2+ Fe3+ + e- 1 mol Fe2+ melepaskan 1 mol
elektron.
Jumlah mol elektron yang dilepaskan dalam reaksi pada eksperimen
ini = ………
4. Jumlah mol elektron yang diperlukan untuk mengubah bilangan
oksidasi mangan pada MnO4- yang bereaksi ...................... =
5. Jumlah mol elektron yang diperlukan untuk mengubah bilangan
oksidasi mangan pada 1 mol MnO4- = .........................
6. Bilangan oksidasi mangan pada MnO4- = .........................
Maka bilangan oksidasi mangan sesudah reaksi = ............
7. Pada reduksi MnO4- dapat terbentuk MnO42-, MnO2, Mn3+, atau Mn2+
8. Persamaan setengah reaksi (reduksi) MnO 4- + H+ + e-
9. Tulis semua persamaan reaksi redoks yang mungkin terjadi pada
eksperimen ini.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 25
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Tujuan Percobaan
Menentukan konsentrasi KMnO4 dengan larutan standar H2C2O4
Teori Singkat
Titrasi redoks dapat digunakan untuk menentukan kuantitas suatu
senyawa yang mengalami perubahan bilangan oksidasi, seperti titrasi
“permanganometri”. Besarnya kuantitas senyawa yang akan ditentukan
dihitung berdasarkan kuantitas KMnO 4 yang diperlukan apabila
konsentrasi KMnO4 yang digunakan telah ditetapkan melalui standarisasi.
Pada eksperimen ini kita akan menstandarisasi KMnO 4 dengan suatu
larutan yang dapat ditentukan konsentrasinya melalui penimbangan.
Larutan ini disebut standar primer. Standar primer yang dimaksud adalah
H2C2O4 dan titrasi dilakukan dalam suasana asam.
Penambahan satu tetes larutan KMnO4 akan terjadi reaksi antara
KMnO4 dengan H2C2O4 yang ditandai dengan hilangnya warna ungu dari
KMnO4 menjadi tidak berwarna berdasarkan reaksi dibawah ini:
MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O x2
C2O42- 2 CO2 + 2 e- x5
2 MnO4- + 16 H+ + 5 C2O42- 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 26
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Cara Kerja
1. Cuci buret dengan aquades sampai bersih.
2. Bilaslah dengan sedikit larutan KMnO4.
3. Isilah larutan KMnO4 tersebut ke dalam buret sampai tepat tanda
batas (miniskus berimpit dengan garis etsa).
4. Pipet 25 mL larutan 0,1 M H2C2O4 dan masukkan ke dalam
erlenmeyer.
5. Tambahkan 50 mL air dan 10 mL H2SO4 2 M.
6. Panaskan sampai hampir mendidih ( 700C).
7. Teteskan larutan KMnO4 ke dalam labu erlenmeyer yang berisi
larutan H2C2O4 daslam keadaan panas sambil diguncang-
guncangkan.
8. Hentikan penetesan larutan KMnO4 pada saat larutan berwarna
ungu tetap. Catat volume KMnO 4 yang diperlukan.
9. Lakukan tiga kali. Hitung konsentrasi KMnO4.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 27
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 28
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Tujuan Percobaan
Menentukan daya gerak listrik antara larutan tembaga (II) sulfat dengan
larutan timah (II) klorida.
Teori Singkat
Sel Volta atau sel Galvani adalah sel elektrokimia dimana energi kimia
berubah menjadi energi listrik dengan adanya reaksi redoks pada kedua
elektroda.
Contoh: Sel Daniel, terdiri atas elektroda seng Zn/Zn 2+ dan elektroda
tembaga Cu/Cu2+.
(+) (-)
Jembatan garam
Elektroda Cu
Elektroda
Zn
Larutan
CuSO4
Larutan ZnSO4
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 29
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Sehingga ion-ion Cu2+ akan diendapkan sebagai logam Cu. Reaksi sel
keseluruhan adalah jumlah dari kedua reaksi di atas.
Dalam keadaan standar: E0sel = E0+ - E0-
E0sel = DGL standar dari sel
E0+ = potensial elektroda positif (elektroda
Cu)
E0- = potensial elektroda negatif (elektroda
Zn)
Untuk sel Daniel: E0sel = E0Cu - E0Zn
= 0,34 – (-0,76)
= 0,110 volt.
Arus listrik terjadi jika terdapat DGL (Daya Gerak Listrik), yaitu perbedaan
potensial dari masing-masing elektroda.
Cara Kerja
1. Pembuatan setengah sel Zn(s) Zn2+ (0,5 M)
Masukkan 125 mL larutan ZnSO4 0,5 M ke dalam gelas kimia 250
mL. Tempatkan sebatang lempeng seng ke dalam gelas tsb.
2. Pembuatan setengah sel Cu (s) Cu2+(0,5 M)
Masukkan 125 mL larutan CuSO4 0,5 M ke dalam gelas kimia 250
mL. Tempatkan sebatang lempeng tembaga dalam gelas kimia.
3. Hubungkan lempeng seng dengan kutub negatif voltmeter dan
hubungkan lempeng tembaga dengan kutub positif voltmeter.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 30
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 31
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
Pengamatan
1. Zn (s) Zn2+ (0,5 M) terhadap Cu (s) Cu2+ (0,5 M) ...............volt
2. Sn (s) Sn2+ (0,5 M) terhadap Cu (s) Cu2+ (0,5 M) ..............volt
3. a. Zn (s) Zn2+ (1 M) terhadap Cu (s) Cu2+ (1 M) .................volt
b. Setelah penambahan larutan Na2S
PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada elektroda dalam setiap sel.
2. Apa gunanya jembatan garam
3. Hitunglah potensial elektroda dengan anggapan bahwa potensial
elektroda Sn:
a. 0 volt
b. -0,14 volt
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 32
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Tujuan Percobaan
Untuk menentukan reaksi pada anoda dan katoda apabila suatu
larutan dialiri arus listrik.
Teori Singkat
Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia dengan
adanya arus listrik. Elektrolisis terdiri dari sel elektrolitik yang berisi
elektrolisis (larutan atau leburan) dan dua elektroda, anoda dan katoda.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda akan terjadi reaksi
reduksi. Reaksi yang terjadi pada elektroda bergantung pada
kecenderungan terjadinya reaksi oksidasi dan reduksi.
Contoh: (a) Elektrolisis larutan pekat NaCl dengan elektroda Pt
Anoda : 2 Cl- Cl2 + 2 e-
Katoda : 2H2O + 2 e- H2 + 2 OH-
(b) Elektrolisis leburan NaCl
Anoda : 2 Cl- Cl2 + 2 e-
Katoda : Na+ + e Na
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 33
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Cara Kerja
1. Masukkan larutan KI dalam pipa U, sampai 2 cm dari mulut
tabung.
2. Masukkan elektroda masing-masing pada mulut tabung dan
hubungkan dengan sumber arus selama 5 menit.
3. Catat perubahan yang terjadi pada anoda dan katoda.
4. Pipet 2 mL larutan dari ruang katoda masukkan dalam tabung
reaksi dan tambahkan indikator PP 3 tees.
5. Pipet 2 mL larutan dari ruang anoda masukkan dalam tabung reaksi
dan tambahkan indikator amilum 3 tetes.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 34
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
D. LEMBAR PENGAMATAN
PERTANYAAN
1. Tulis reaksi lengkap dari elektrolisis di atas.
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya elektrolisis.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 35
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
KECEPATAN REAKSI
Tujuan Percobaan
Mengamati pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan dan katalis
terhadap kecepatan reaksi.
Teori Singkat
Kecepatan reaksi kimia adalah suatu ukuran perubahan zat
pereaksi menjadi zat hasil reaksi per satuan waktu. Kecepatan reaksi
dapat diukur dari pengurangan massa zat pereaksi atau kenaikan
massa zat hasil pereaksi. Zat hasil reaksi berupa gas dapat diukur dari
volumenya yang dihasilkan per satuan waktu. Dalam sistem homogen
kecepatan reaksi dapat diukur dari perubahan konsentrasi per satuan
waktu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain
adalah a) konsentrasi, b) temperatur, c) luas permukaan, d) katalis, e)
tekanan, f) cahaya dan lain-lain.
Teori Tumbukan
1. Partikel-partikel zat harus bertumbukan terlebih dahulu sebelum
bereaksi.
2. Hanya tumbukan yang efektif yang dapat menghasilkan
perubahan/bereaksi. Untuk itu diperhatikan cukup energi.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 36
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Bahan:
1. Larutan Na2S2O3 0,1 M 150 mL 6. H2SO4 pekat ( 5M) 6 mL
2. Larutan HCl 0,1 M 160 mL 7. Larutan H2C2O4 0,05M 60 mL
3. Larutan HCl 1 M 30 mL 8. Marmer pecahan 15 gr
4. Larutan KMnO4 0,01 M 75 mL 9. Es batu & alumunium foil
5. Larutan MnSO4 0,1 M 5 mL
Cara Kerja
PENGARUH KONSENTRASI terhadap KECEPATAN REAKSI
1. Sediakan 4 buah tabung reaksi yang bersih dan isi masing-masing
tabung dengan 20 mL HCl 0,1 M.
2. Ambil 4 buah gelas kimia 100 mL yang bersih, lalu beri tanda a, b,
c, d.
3. Kemudian isi masing-masing gelas kimia a, b, c, dan d dengan
larutan natrium tiosulfat 0,1 M dengan volume sebagai berikut:
a. 25 mL Na2S2O3
b. 20 mL Na2S2O3 ditambah 5 mL air
c. 15 mL Na2S2O3 ditambah 10 mL air
d. 10 mL Na2S2O3 ditambah 15 mL air.
Perhatian
1. Larutan Na2S2O3 dan HCl tidak boleh berdekatan sebelum
direaksikan, apa lagi kalau masing-masing larutan dalam keadaan
terbuka.
2. Tulis tanda silang dengan spidol pada kertas putih, dan tempatkan
dibawah gelas kimia (a).
3. Pegang stop watch dan salah satu tabung yang berisi HCl.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 37
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
4. Segera tuangkan HCl kedalam gelas kimia (a), pencet tombol stop
watch pada saat bersamaan. Amati perubahan yang terjadi, dan
segera matikan stop watch pada saat tanda silang tidak kelihatan
lagi. Catat waktu yang diperlukan.
5. Pindahkan kertas yang bertanda silang kebawah gelas kimia (b),
lalu ulangi percobaan 5-6. Begitu seterusnya sampai gelas kimia
(d).
PERTANYAAN
1. Kenapa larutan Na2S2O3dan HCl tidak bobleh berdekatan sebelum
direaksikan?
2. Berdasarkan percobaan diatas kesimpulan apa yang anda peroleh?
3. Bagaimana kalau percobaan tersebut dibalik, dimana larutan HCl
yang diencerkan seperti yang dilakukan pada Na 2S2O3 diatas,
sedangkan larutan Na2S2O3 tetap 20 mL.
4. Berdasarkan data yang diperoleh dapatkah anda jelaskan
kaitannya dengan teori tumbukan?
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 38
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
PERTANYAAN
1. Berdasarkan percobaan diatas kesimpulan apa yang anda peroleh?
2. Berdasarkan data yang diperoleh dapatkah anda jelaskan kaitannya
dengan teori tumbukan?
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 39
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 40
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
I. PENGARUH KONSENTRASI terhadap KECEPATAN REAKSI
NOMOR VOLUME
WAKTU
ALAT HCl 0,1 M Na2S2O3 0,1 M Air
A 20 mL 25 mL 0 mL
B 20 mL 25 mL 5 mL
C 20 mL 25 mL 10 mL
D 20 mL 25 mL 15 mL
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 41
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 42
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
KOLOID
Teori Singkat
Ditinjau dari ukuran partikelnya, sistem koloid terletak antara larutan
dan suspensi kasar. Oleh karena itu ada dua cara pembuatan sistem
koloid, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi. Pada cara dispersi, bahan
dalam bentuk kasar dihaluskan dan didispersikan ke dalam suatu medium.
Pada cara kondensasi, molekul-molekul dikondensasikan menjadi partikel
dengan ukuran koloid. Sifat-sifat yang dimiliki oleh koloid antara lain
adanya gejala Efek Tyndall, Gerak Brown, koagulasi, absorpsi dan lain-
lain. Praktikum ini mempelajari cara pembuatan dan mengamati sifat-sifat
koloid.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 43
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Cara Kerja
I. PEMBUATAN KOLOID
1. Pembuatan sol dengan cara dispersi
a. Sol belerang dalam air
Campurkan satu bagian gula dan satu bagian belerang dan
gerus sampai halus. Ambil satu bagian campuran itu dan
campurkan dengan satu bagian gula, kemudian gerus lagi
sampai halus. Lanjutkan pekerjaan menggerus satu bagian
campuran dengan satu bagian gula. Setelah pengerjaan
keempat kalinya, tuang campuran kedalam air. Aduk
campuran ini dan perhatikan apakah terjadi endapan.
3. Pembuatan emulsi
a. Masukkan 1 mL minyak tanah dan 5 mL air ke dalam suatu
tabung reaksi. Guncangkan tabung itu dengan keras.
Kemudian letakkan tabung itu di rak tabung reaksi dan
perhatikan waktu yang diperlukan untuk pemisahan kedua
zat itu.
b. Masukkan 1 mL minyak tanah, 5 mL air dan 15 tetes larutan
sabun kedalam suatu tabung reaksi. Guncangkan tabung
dengan keras. Kemudian letakkan tabung itu di rak tabung
reaksi dan perhatikan apakah kedua zat itu memisah.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 44
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 45
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
I. PEMBUATAN KOLOID
1. Sol belerang dalam air
2. Sol Fe(OH)3
3. Emulsi
PERTANYAAN
1. Apa perbedaan antara cara dispersi dan cara kondensasi?
2. Bagaimanakah pengaruh larutan sabun terhadap campuran air dan
minyak tanah?
3. Apa pengaruh konsentrasi larutan elektrolit terhadap kestabilan koloid?
4. Apa pengaruh muatan ion terhadap kestabilan koloid?
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 46
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
KIMIA UNSUR
Tujuan Percobaan
Mengenal sifat-sifat umum dari logam-logam alkali dan alkali tanah,
meliputi reaktifitas di dalam air, warna nyala dalam api, dan pengenalan
ionnya di dalam air.
Teori Singkat
Ciri khas dari logam alkali dan alkali tanah adalah reaktifitasnya yang
besar dan umumnya dapat larut dengan mudah dalam air membentuk
basa kuat. Larutan dari logam-logam ini dapat dikenal dengan reaksi
nyala, karena dapat memberikan nyala-nyala yang khas.
Ion-ion dari logam alkali dan alkali tanah ini sukar diendapkan.
Sehingga untuk mengendapkannya harus menggunakan pereaksi-
pereaksi khusus. Misalnya natrium diendapkan dengan magnesium uranil
asetat dan kalium dengan natrium kobalt nitrit.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 47
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Bahan:
1. Natrium (padat) 8. K2CrO4 0,1 M 2 mL
2. HCl pekat 2 mL 9. Magnesium uranil asetat 0,1 M
3. LiCl 0,1 M 2 mL 10. Natrium kobalt nitrit 0,1 M
4. NaCl 0,1 M 2 mL 11. Kertas lakmus
5. Ba(NO3)2 0,1 M 2 mL 12. H2SO4 0,1 M 2 mL
6. KCl 0,1 M 2 mL 13. BaCl2 0,1 M 2 mL
7. SrCl2 0,1 M 2 mL
Cara Kerja
1. a. Dalam sebuah gelas piala yang berisi air, diampungkan secarik
kertas. Ambilah sepotong natrium dengan penjepit dan letakkan
di atas kertas tadi. Jangan memegang natrium dengan tangan.
Amati dan catat apa yang terjadi (Demo asisten).
b. Pada larutan yang terdapat dalam gelas piala pada percobaan a
celupkan kertas lakmus ke dalamnya. Amati dan catat apa yang
terjadi.
3. Ambil empat buah tabung reaksi, dan beri nomor 1-4. masukkan ½
mL NaCl dan ½ mL magnesium uranil asetat pada tabung no.1; ½
mL KCl dan ½ mL natrium kobalt nitrit pada tabung no.2; ½ mL
Ba(NO3)2 dan ½ mL H2SO4 pada tabung no.3; ½ mL SrCl 2 dan ½
mL K2CrO4 pada tabung no.4. Amati dan catat apa yang terjadi.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 48
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
Pengamatan
1. Reaktifitas natrium dalam air
a. ……………………………….
b. Warna kertas lakmus
2. Tes reaksi nyala
LiCl: ........................................
NaCl: ......................................
KCl: ........................................
BaCl2: .....................................
SrCl2: ......................................
3. Endapan yang dihasilkan
a. NaCl + magnesium uranil asetat .............................
b. KCl + natrium kobalt nitrit .............................
c. Ba(NO3)2 + H2SO4 .............................
d. SrCl2 + K2CrO4 .............................
PERTANYAAN
1. a. Kesimpulan apa yang diperoleh dari percobaan 1a
b. Tuliskan persamaan reaksinya.
2. Buatlah kesimpulan dari percobaan 1b
3. Pada percobaan 2, unsur-unsur yang berbeda mempunyai warna nyala
yang berbeda pula. Apa sebabnya?
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 49
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
II. HALOGEN
Tujuan Percobaan
Mengenal sifat-sifat umum dari halogen, meliputi kekuatan
pengoksidasinya menurut urutan tempatnya dalam susunan berkala,
mengenal warna dari gas-gas khlor, brom dan iod.
Teori Singkat
Unsur-unsur halogen merupakan oksidator-oksidator yang kuat. Urutan
kekuatan oksidasinya dalam susunan berkala dari atas ke bawah semakin
berkurang. Gas-gas halogen pada umumnya mempunyai warna-warna
yang spesifik.
Bahan:
1. Kalium klorat 2 butir 7. Air khlor 0,1 M 2 mL
2. Kalium kromat 1 butir 8. Air brom 0,1 M 2 mL
3. Kalium iodat 1 butir 9. Air iod 0,1 M 2 mL
4. KCl 0,1M 2 mL 10. H2SO4 pekat 3 tetes
5. KBr 0,1 M 2 mL 11. CCl4 6 mL
6. KI 0,1M 2 mL
Cara Kerja
1. Masukkan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing larutan KCl,
KBr dan KI sebanyak 2 mL dan tambahkan air khlor ke dalam
masing-masing tabung reaksi tersebut. Ulangi percobaan di atas
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 50
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
dengan air brom dan air iod. Amati dan bandingkan hasilnya
kemudian buatlah kesimpulan.
2. Ambil 3 buah tabung reaksi dengan sumbat karet. Masukkan ke
dalam tabung reaksi tersebut masing-masing 2 butir kalium klorat, 1
butir kalium kromat, dan 1 butir kalium iodat. Teteskan pada
masing-masing tabung 1 tetes H2SO4 pekat, lalu tutup tabung
dengan sumbat karet. Tunggu beberapa saat sampai timbul gas.
Kemudian masukkan CCl 4 kira-kira 2 mL ke dalam ketiga tabung
tersebut. Amatilah dan catat apa yang terjadi.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 51
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
Pengamatan
1.
Zat yang Diselidiki
Pereaksi KCl KBr KI
Cl2
Br2
I2
PERTANYAAN
1. Pada pengamatan percobaan 1 ada yang bereaksi dan ada yang tidak
bereaksi. Mengapa?
2. Tuliskan persamaan reaksi untuk pengamatan 2.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 52
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Tujuan Percobaan
Mengenal sifat-sifat umum dari unsur-unsur golongan transisi, meliputi:
pengenalan warna-warna yang khas, kemampuannya mempunyai
bilangan oksidasi lebih dari satu dan pembentukan senyawa kompleks.
Teori Singkat
Unsur-unsur golongan transisi memiliki sifat-sifat yang khas, misalnya:
senyawanya berwarna-warni, mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu
dan dapat membentuk senyawa kompleks
Cara Kerja
1. Amati dan catat warna dari larutan-larutan berikut.
a. CrO42- e. Fe2+ i. Co3+
b. Cr2O72- f. Fe2+ j. Zn2+
c. MnO4- g. Ni2+
d. Mn2+ h. Cu2+
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 53
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 54
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
Pengamatan
1. Warna larutan hasil pengamatan:
a. .......................... e. ......................... i. ....................
b. .......................... f. .......................... j. ....................
c. .......................... g. .........................
d. .......................... h. .........................
PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada pengamatan 2a?
2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada pengamatan 2b?
3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan 3a, 3b, 3C?
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 55
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Tujuan Percobaan
Untuk mengenal sifat-sifat dan pembuatan beberapa senyawa karbon,
meliputi hidrokarbon, alkanol, aldehid, keton dan ester.
Teori Singkat
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa tidak berwarna, sukar larut
dalam air, tetapi sangat mudah larut dalam pelarut non polar. Pada
umumnya hidrokarbon dengan bobot molekul rendah berupa gas, dan
bobot molekulnya sedang berupa cair sedangkan yang bobot molekulnya
tinggi berupa zat padat. Semua hidrokarbon dapat dibakar dengan
oksigen maupun udara untuk menghasilkan karbon dioksida dan air.
Sifat hidrokarbon adalah parafinis, yaitu sukar bereaksi dengan zat
lain. Sifat khusus akan terbentuk apabila bagian dari hidrokarbon
digantikan dengan atom atau unsur lain.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 56
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Bahan:
1. Iodoform 2 mL 13. Kerosin (minyak tanah) 6 mL
2. H2SO4 pekat 70 tetes 14. Minyak parafin 6 mL
3. HNO3 pekat 10 tetes 15. Kamper
4. NaOH 1 M 10 tetes 16. Bensin
5. CH3COOH glasial 3 mL 17. Kalsium karbida beberapa butir
6. Asam benzoat 1 sdt 18. Benzena 2 mL
7. Asam salisilat 1 sdt 19. Air brom
8. Etanol 40 mL 20. Formalin 4 mL
9. Metanol 15 mL 21. Daun warna hijau
10. N-amil alkohol 3 mL 22. Pereaksi Tollens 3 mL
11. Aseton 4 mL 23.Larutan Fehling A 15 mL
12. Aquadest 24. Larutan Fehling B 9 mL
Cara Kerja
I. MENGENAL SIFAT-SIFAT HIDROKARBON
1. Reaktifitas Senyawa Alkana
a. Masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi, masing-masing 2
mL kerosin. Pada tabung pertama tambahkan 5 tetes H 2SO4
pekat, pada tabung kedua tambahkan 5 tetes HNO 3 pekat,
dan pada tabung ketiga tambahkan 5 tetes NaOH 1 M.
Kemudian amati dan catat apa yang terjadi.
b. Ulangi percobaan (a) tapi kerosin diganti dengan minyak
paraffin.
2. Pembuatan gas asetilena (etuna) dan mengenal sifatnya
a. Masukkan beberapa butir pecahan kalsium karbida kedalam
tabung reaksi pipa samping (tabung harus betul-betul
kering).
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 57
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 58
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 59
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 60
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
LEMBAR PENGAMATAN
Nama Pereaksi
Nama Zat
H2SO4 pekat HNO3 pekat NaOH 1 M
Kerosin
Paraffin
Nama Zat
Nama
Asam Hiaju
Pelarut Iodoform Kamper Bensin Benzena
Benzoat Daun
Etanol
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 61
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
4. Formalin + Tollens
5. Metanol + Tollens
6. Aseton + Tollens
8. Formalin + Fehling A, B
9.
Aseton + Fehling A, B
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 62
Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II
2.
Etanol + CH3COOH (p) + H2SO4 (p)
3.
Metanol + Asam salisilat + H2SO4 (p)
4.
Metanol + Asam salisilat + H2SO4 (p)
5.
N-amil alkohol + Asam benzoat + H2SO4 (p)
6.
N-amil alkohol + Asam benzoat + H2SO4 (p)
PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi kalsium karbida dengan air
2. Jelaskan mengapa terjadi perubahan warna larutan brom pada
pembuatan gas asetilena, dan tuliskan reaksinya.
3. Reaksi apa yang terjadi pada tembaga pada waktu dipijarkan dan pada
waktu dimasukkan kedalam metanol.
4. Senyawa karbon apa yang terbentuk pada reaksi antara metanol
dengan lempeng tembaga pijar, tulis persamaan reaksinya.
5. Pada pembuatan ester mengapa campuran tidak dipanaskan secara
langsung?
6. Tuliskan persamaan reaksi dari ketiga percobaan pembuatan ester
diatas.
7. Apa fungsi penambahan H2SO4 pekat pada pembuatan ester?
8. Sebutkan nama ester yang sudah anda dapatkan dari hasil percobaan.
Laboratorium Kimia
FMIPA UNJ Page 63