HEMOROID
Disusun Oleh :
1765050298
0
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Hemoroid adalah pelebaran atau varises satu segmen atau lebih
dari vena-vena hemoroidalis. Hemoroid dibagi dalam dua jenis, yaitu
hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid interna merupakan
varises vena hemoroidalis superior dan media. Sedangkan hemoroid
eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang
digunakan, maka hemoroid interna timbul di sebelah dalam otot sfingter
ani dan hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani.
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran
balik vena hemoroidalis.
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada
sekitar 35% penduduk, baik pria maupun wanita yang biasanya berusia
lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi
dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Gejala yang
dirasakan, yaitu rasa gatal, terbakar, pendarahan, dan terasa sakit. Penyakit
ini biasanya hanya memerlukan perawatan ringan dan perubahan gaya
hidup.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. D
Umur : 26 Tahun
Pekerjaan : Karyawan
Bangsa : WNI
Suku : Sunda
Agama : Islam
Ruangan : IGD
2.2 Diagnosis
Anamnesis
2
sertai dengan darah segar, menetes saat feses keluar, darah tidak
bercampur dengan feses.
3
2.2.2 Pemeriksaan Fisik
Vital Sign :
GCS: E4V5M6,
TD: 120/70 mmHg
Nadi: 86x/menit
Suhu: 36,4 ºC
Pernafasan: 20 x/ menit
SpO2: 99%
STATUS GENERALIS
KEPALA
Normocephali, jejas (-)
Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), jejas (-/-),
pupil 3mm/3mm (isokor), RCL (+/+), RTCL (+/+)
Telinga : Fistula (-/-), benjolan (-/-), sekret (-/-), perdarahan (-/-),
jejas (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), polip (-/-), sekret (-/-), perdarahan (-/-),
jejas (-/-)
Mulut : Sianosis (-), pucat (-), jejas (-/-), mukosa bibir lembab
LEHER
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening (KGB), nyeri
tekan (-), deviasi trakea (-)
THORAKS
Diameter laterolateral > anteroposterior
Cor :
4
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal
Auskultasi : BJ I dan BJ II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo :
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, jejas (-),
retraksi (-)
Palpasi : fremitus suara simetris kanan kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : bunyi napas dasar vesikular, wheezing (-/-),
rhonki(-/-)
Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, distensi abdomen (-)
Auskultasi : bising usus (+), 3x/menit
Perkusi : timpani, nyeri ketok (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Genitourinari
Ginjal : nyeri ketuk CVA (-/-), ballotement
(-/-)
Kandung kemih : nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)
Kemaluan : sekret (-)
5
Rectal Toucher
Tidak dilakukan
Ekstremitas
Atas : akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2”
Bawah : akral hangat, sianosis (-), edema (-), CRT <2”
Punggung
Lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-)
Refleks
Refleks fisiologi (+) dan refleks patologi (-)
STATUS LOKALIS
Regio Anal
Inspeksi : Perianal terlihat tonjolan massa prolaps dari anus,
hiperemis
Palpasi : padat, kenyal, nyeri saat di sentuh, ukuran ± 4x6 cm,
ekskoriasi (-), luka (-), tanda radang (-), darah (-)
Pemeriksaan Hematologi
HEMATOLOGI LENGKAP
Jumlah Hematokrit 48 % 40 – 48
6
Eritrosit 4,8 juta/µL 4–5
MCV/VER 82.5 fL 82 – 92
MCH/HER 28.7 Pg 27 – 31
HITUNG JENIS
0 % 0–1
Basofil
Eosinofil 1 % 1–3
Batang 3 % 2–6
Segment 62 % 50 – 70
Limfosit 34 % 20 – 40
Monosit 7 % 2–8
Rhesus Positif
HEMOSTASIS
KIMIA DARAH
DIABETES 107 Mg/dl <170
Glukosa Sewaktu
7
Diagnosis Banding
Hematoma Perianal
Fisura Anal
2.5 Terapi
Pro operasi hemorroidektomi
IVFD RL 500 cc /6 jam
Paracetamol drip 500 mg
Ceftriaxone inj. 2 gram
Puasa
2.6 Prognosis
Ad vitam : Ad Bonam
Ad functionam : Ad Bonam
Ad sanationam : Ad Bonam
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III. 1. Definisi
9
Gambar II.2. Hemorrhoid interna dan eksterna
Faktor resiko
10
2. Umur : pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga
otot sfingter menjadi tipis dan atonis.
3. Keturunan : dinding pembuluh darah lemah dan tipis
4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat
barang berat mempunyai predisposisi untuk hemorrhoid.
5. Mekanis : semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra
abdomen, misalnya penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan
sering mengejan pada waktu defekasi.
6. Fisiologi : bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada
penderita sirosis hepatis.
Manifestasi Klinis
Beberapa gejala klinis yang tampak terjadi pada penderita hemorrhoid seperti:
Klasifikasi
11
Gambar II.2. Hemorrhoid interna dan eksterna
12
Derajat III : Tonjolan keluar waktu defekasi, harus didorong masuk setelah
defekasi selesai karena tidak dapat masuk sendiri.
Derajat IV : Tonjolan tidak dapat didorong masuk/inkarserasi
Pemeriksaan
Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang
membutuhkan tekanan intra abdominal meninggi ( mengejan ), pasien sering
duduk berjam-jam di WC, dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan.
Pemeriksaan umum tidak boleh diabaikan karena keadaan ini dapat disebabkan
oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi portal. Hemorrhoid eksterna dapat
dilihat dengan inspeksi apalagi bila terjadi trombosis. Bila hemorrhoid interna
mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin akan
dapat dilihat apabila penderita diminta mengejan.
Pemeriksaan Anoskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemorrhoid internus yang tidak menonjol
keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran.
Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan
dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh
bernafas panjang. Hemorrhoid interna terlihat sebagai struktur vaskuler
yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan
sedikit maka ukuran hemorrhoid akan membesar dan penonjolan atau
13
prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak, besarnya
dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas
harus diperhatikan.
Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi,
karena hemorrhoid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang
menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
Penatalaksanaan
a. Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki
defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan
dan minum, perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut
Bowel Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat
tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam
posisi jongkok/squatting). Selain itu, dapat merendam anus dalam larutan
PK selama 10-15 menit, 2 kali sehari. Dengan perendaman ini, benjolan
yang ada di anus dapat mengecil.
b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan
keluhan dan gejala.
14
Efek samping antara lain kentut dan kembung. Obat kedua adalah
laxant atau pencahar.
2. Obat simptomatik.
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa
gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus. Sediaan yang
mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang
daerah hemorrhoid atau anus.
c. Minimal Invasif
Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit
dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain
skleroterapi hemorrhoid atau ligasi hemorrhoid atau terapi laser.
Dilakukan jika pengobatan farmakologis dan non-farmakologis tidak
berhasil.
Rubber band ligation – terbuat dari karet dan ditempatkan di sekitar dasar
wasir dalam dubur.
15
Teknik laser atau teknik elektrokoagulasi – kedua teknik ini menggunakan
perangkat khusus untuk membakar jaringan hemorrhoid.
Hemorrhoidectomy – Kadang-kadang, wasir meluas atau parah, entah itu
hemorrhoid internal atau hemorrhoid eksternal, yang mungkin
memerlukan operasi untuk menghilangkannya, operasi ini disebut sebagai
hemorrhoidectomy. Metode ini adalah yang terbaik untuk menghilangkan
hemorrhoid secara permanen. Hemorrhoidectomy adalah pengobatan
untuk hemorrhoid derajat tingkat tiga dan empat.1,4
Pencegahan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemorrhoid antara lain:
1. Jalankan pola hidup sehat (serat, sayur, buah) sehingga kotoran tidak
mengeras
2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3. Hindari terlalu banyak duduk
4. Minum air yang cukup
5. Jangan menahan BAB
6. Jangan terlalu lama duduk di WC
7. Jangan mengejan berlebihan
8. Duduk berendam pada air hangat
Prognosis
Dengan terapi yang sesuai, semua hemorrhoid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada
semua kasus. Hemorroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik.
Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan
makanan serat agar dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemorroid.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Pemeriksaan Fisik
17
Nadi: 86x/menit
Suhu: 36,4 ºC
Pernafasan: 20 x/ menit
SpO2: 99%
Status Lokalis
Regio Anal
Inspeksi : Perianal terlihat tonjolan massa prolaps dari anus,
hiperemis
Palpasi : padat, kenyal, nyeri saat di sentuh, ukuran ± 4x6 cm,
ekskoriasi (-), luka (-), tanda radang (-), darah (-)
c. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi : Hemoglobin 13,3 g/dL
Penatalaksanaan
Tatalaksana yang dilakukan dalam kasus ini ialah dengan dilakukan
hemoroidektomi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19