BAB IV
BRIKET BATUBARA NON KARBONISASI
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d. Setelah pembakaran dan ada sisa, masih mempunyai kekuatan tekan sehingga
mudah dikeluarkan dari dalam tungku atau dipindahkan ke tempat lain.
e. Hasil pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida dengan kadar yang
tinggi.
(Sukandarrumidi, 2005)
4.2.3. Parameter Pembuatan Briket
Beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam pembuatan briket
batubara di antaranya yaitu:
a. ukuran butir
Ukuran butir briket sangat mempengaruhi proses pembakaran. Sebab itu, semakin
halus ukuran butir, bidang sentuh pada permukaan juga semakin besar.
b. tekanan mesin
Kuat Tekan dan perekatan yang rendah menyebabkan mudah briket mudah
hancur.
c. Bahan pencampur
Bahan yang baik dan seimbang akan akan menurunkan kadar emisi, contoh nya
menurunkan kadar belerang. Bahan campuran yang tepat akan menghasilkan
kualitas briket yang baik.
d. Kadar air yang terkandung dalam batubara.
Kadar air yang terlalu tinggi akan berpengarus terhadap pembakaran.
(Aladin, 2011)
4.2.4. Tipe Bentuk Briket
Ada beberapa bentuk atau tipe briket batubara, pada saat ini dikenal 2 tipe
yaitu :
a. Tipe Yontan (diambil dari nama tempat di Korea), berbentuk silinder dengan garis
tengah 150 mm, tinggi 142 mm, berat 3,5 kg dan mempunyai lubang berbentuk
tabung searah memanjang sebanyak 22 lubang. Keberadaan lubang tersebut
bertujuan agar briket mudah terbakar sehingga menghasilkan panas maksimum.
Jenis briket ini biasanya untuk keperluan rumah tangga.
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: https://upload.wikipedia.org
Gambar 4.1.
Tipe Yontan
b. Tipe Telor (egg), berbentuk oval, berukuran panjang 46-48 mm lebar 32-39 mm,
tebal bagian tengah 20-24 mm. Pada bagian tepi pinggir dibuat pipih tumpul (tidak
meruncing), sehingga mudah dipindahkan dan mudah dibakar mulai dari bagian
pinggir ke bagian tengah.
*Sumber: https://eprits.polsri.ac.id
Gambar 4.2
Tipe Telor (Egg)
c. Tipe Sarang Tawon yaitu briket yang mempunyai banyak lubang sehingaa
mempermudah proses pengeringan dan penurunan kadar air briket.
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber: https://eprits.polsri.ac.id
Gambar 4.3
Tipe Sarang Tawon
d. Tipe Kenari yaitu briket yang sangat aman dan nyaman dalam pemakaiannya
karena tidak di dominasi oleh hal-hal yang berkenaan dengan zat kimia yang dapat
membahayakan bagi pemakainya.
*Sumber: https://eprits.polsri.ac.id
Gambar 4.4
Tipe Kenari
b. Neraca Analitik
Alat ini digunakan untuk mengukur massa dari suatu material.
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
c. Cawan
Alat ini digunakan untuk meletakkan material saat ditimbang.
d. Sendok
Alat ini digunakan untuk mengambil dan memindahkan material.
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
j. Wajan
Alat ini digunakan sebagai wadah untuk memanaskan kanji.
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
k. Kertas Label
Alat ini digunakan untuk menandai material dari setiap kelompok.
4.3.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
a. Batubara
Bahan praktikum yang digunakan kali ini yaitu batubara dengan mesh 10
yang kegunaan nya sebagai bahan utama
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Kanji
Kanji digunakan sebagai perekat campuran batubara sehingga
menghasilkan briket yang kompak dan kuat.
c. Kaolin
Kaolin digunakan sebagai campuran untuk penstabilan panas dalam
pembakaran briket.
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d. Serbuk Kayu
Serbuk kayu digunakan untuk mempercepat proses pembakaran briket.
e. Kapur
Kapur digunakan untuk mengurangi bau pada saat proses pembakaran
briket.
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ditimbang
dicetak
Gambar 4.21
Flowchart Pembuatan Briket Batubara Non-Karbonisasi Biasa
Langkah Kerja:
a. Menimbang bahan-bahan pembuat briket batubara non-karbonisasi biasa.
b. Mencampur bahan-bahan pembuat briket batubara non-karbonisasi biasa dengan
berat total campuran 200 gram.
c. Mencetak campuran bahan pembuat briket batubara non-karbonisasi biasa dengan
alat pencetak briket.
d. Menyimpan briket hasil cetakan ke dalam kotak penyimpan briket.
e. Menganalisis :
1) Kekuatan fisik briket (warna, kekuatan, kekerasan).
2) Bentuk hasil akhir briket.
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
dicampur
dicetak
Gambar 4.22
Flowchart Pembuatan Briket Batubara Non-Karbonisasi Biomassa
Langkah Kerja:
a. Menimbang bahan-bahan pembuat briket batubara non-karbonisasi biomassa.
b. Mencampur bahan-bahan pembuat briket batubara non-karbonisasi biomassa
dengan berat total campuran 200 gram.
c. Mencetak campuran bahan pembuat briket batubara non-karbonisasi biomassa
dengan alat pencetak briket.
d. Menyimpan briket hasil cetakan ke dalam kotak penyimpan briket.
e. Menganalisis :
1) Kekuatan fisik briket (warna, kekuatan, kekerasan).
2) Bentuk hasil akhir briket.
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Kekuatan
Fisik : Kuat
b. Permukaan :
Sedang
c. Warna :
1 Biasa 1 80 5 15 - -
Hitam Pekat
d. Briket yang
berhasil : 8
e. Briket yang
gagal : 0
a. Kekuatan
Fisik : Kuat
b. Permukaan :
Sedang
c. Warna :
2 Biasa 2 75 5 20 - -
Hitam Pekat
d. Briket yang
berhasil : 8
e. Briket yang
gagal : 0
a. Kekuatan
Fisik :
Sedang
b. Permukaan :
Kasar
3 Biomassa 1 75 2 15 6 2 c. Warna :
Hitam
d. Briket yang
berhasil : 7
e. Briket yang
gagal : 1
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Kekuatan
Fisik :
Rapuh
b. Permukaan :
Kasar
c. Warna :
4 Biomassa 2 70 3 20 5 2 Hitam
Keabu-
abuan
d. Briket yang
berhasil : 6
e. Briket yang
gagal : 2
Berikut ini adalah data hasil perhitungan campuran dari komposisi briket
batubara non-karbonisasi :
1. Campuran briket batubara non-karbonisasi Biasa 1
Diketahui : Batubara = 80%
Kanji = 15%
Kaolin =5%
80
a. Berat batubara = 100
x 200 gram
= 160 gram
15
b. Berat kanji = 100 × 200 gram
= 30 gram
5
c. Berat kaolin = 100 × 200 gram
= 10 gram
2. Campuran briket batubara non-karbonisasi Biasa 2
Diketahui : Batubara = 75%
Kanji = 20%
Kaolin =5%
75
a. Berat batubara = 100 × 200 gram
= 150 gram
20
b. Berat kanji = 100 × 200 gram
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
= 40 gram
5
c. Berat kaolin = × 200 gram
100
= 10 gram
3. Campuran briket batubara non-karbonisasi Biomassa I
Diketahui : Batubara = 75%
Kanji = 15%
Kaolin = 2%
Serbuk Kayu = 6%
Kapur = 2%
75
a. Berat batubara = 100 × 200 gram
= 140 gram
15
b. Berat kanji = × 200 gram
100
= 30 gram
2
c. Berat kaolin = × 200 gram
100
= 10 gram
6
d. Serbuk Kayu = 100 × 200 gram
= 12 gram
2
e. Kapur = 100 × 200 gram
= 10 gram
4. Campuran briket batubara non-karbonisasi Biomassa 2
Diketahui : Batubara = 70%
Kanji = 20%
Kaolin = 3%
Serbuk Kayu = 5%
Kapur = 2%
70
a. Berat batubara = 100 × 200 gram
= 140 gram
20
b. Berat kanji = 100 × 200 gram
= 40 gram
3
c. Berat kaolin = 100 × 200 gram
= 6 gram
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
5
d. Serbuk Kayu = 100 × 200 gram
= 10 gram
2
e. Kapur = 100 × 200 gram
= 4 gram
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4.7. Pembahasan
Dalam praktikum batubara kali ini membahas tentang bagaimana cara atau
prosedur kerja dalam membuat briket batubara non-karbonisasi, baik langkah kerja
penggunaan alat, dan juga mengetahui komposisi yang akan digunakan untuk
membuat briket batubara yang baik, serta mengetahui fungsi dari komposisi tersebut.
Adapun bahan-bahan dalam pembuatan briket pada praktikum kali ini dibagi
menjadi 2 berdasarkan jenis briket yang akan dibuat. Untuk briket biasa bahan yang
digunakan adalah batubara sebagai bahan utama, kaolin sebagai bahan imbuh
(tambahan), dan kanji sebagai bahan perekat. Sedangkan untuk briket jenis kedua
adalah jenis biomassa, yang mana bahan- bahan yang digunakan adalah batubara
sebagai bahan utama, kanji sebagai bahan perekat, dan untuk bahan imbuh
(tambahan) terdiri dari kaolin, kapur dan serbuk kayu. Dari bahan-bahan tersebut
diatas memiliki fungsi tersendiri dalam menentukan hasil dari briket yang dibuat.
Batubara dalam pembuatan briket kali ini berfungsi sebagai bahan utama,
oleh karenanya dalam komposisi briket tersebut batubara harus selalu lebih besar
jumlahnya dari bahan yang lain. Selain batubara bahan lain yang digunakan juga
memiliki fungsi tersendiri, seperti kaolin yang berfungsi untuk mengurangi asap
pembakaran briket dan penstabilitas panas, kanji berfungsi sebagai perekat bahan
pembuatan briket, serbuk kayu berfungsi untuk memudahkan pembakaran dari briket
itu sendiri, dan kapur berfungsi mengurangi bau saat pembakaran briket.
Pada praktikum kali ini dilakukan 4 kali percobaan. Yaitu 2 percobaan
pembuatan briket batubara biasa dan 2 percobaan pembuatan briket batubara
biomassa. Komposisi untuk briket batubara biasa 1 yaitu batubara 80% atau semassa
160 gram, kaolin 5% atau semmasa 10 gram , kanji 15% atau semassa 30 gram.
Komposisi briket biomassa 1 yaitu batubara 75% atau semassa 150 gram, kaolin 2%
atau semassa 4 gram, kanji 15% atau semassa 30 gram, serbuk kayu 6% atau
semassa 30 gram, kapur 2% atau semassa 4 gram.
Dari segi waktu penyalaan, briket batubara biomassa lebih cepat menyala
dibandingkan briket batubara biasa dikarenakan dalam komposisi briket batubara
biomassa terdapat serbuk kayu yang berfungsi mempercepat proses pembakaran.
Adapun faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pembuatan briket
yaitu yang utama tingkat ketelitian dan kehati-hatian saat mencetak briket karena bila
tidak berhati-hati maka akan merusak briket hasil cetakan. Kemudian kurang nya
tekanan padasaat mencetak briket akan menyebabkan briket tidak padat.
Kelompok I
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4.6. Penutup
4.4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum briket batubara non-
karbonisasi kali ini diantaranya :
a. Briket batubara non-karbonisasi adalah briket yang terbuat dari batubara mentah
(raw coal) yang tanpa terlebih dahulu dilakukan proses karbonisasi
b. Proses pembuatan briket batubara non-karbonisasi adalah dengan
mencampurkan bahan bahan pembuat briket, yang terdiri dari bahan utama, bahan
perekat dan bahan tambahan. Setelah dicampur bahan briket dibuat kedalam
pencetak briket.
c. Ada dua jenis briket yang dibuat, yaitu briket biasa dan briket biomassa. Briket
batubara biasa memiliki komposisi berupa batubara sebagai bahan utama, kanji
sebagai bahan perekat dan kaolin sebagai bahan tambahan yang berfungsi
sebagai penstabil suhu dan pengurangan asap. Lalu briket batubara biomassa
memiliki komposisi yang sama seperti briket biasa, hanya saja ditambahkan bahan
tambahan lain yaitu serbuk kayu yang berfungsi sebagai pemicu nyala api dan
mempermudah pembakaran briket dan kapur sebagai pengurang bau saat
pembakaran.
4.4.2. Saran
a. Peralatan yang digunakan sebaiknya diperhatikan lagi, agar tidak menjadi kendala
dalam proses praktikum.
b. Dalam penentuan komposisi briket, diharap untuk diperhatikan lagi agar briket
yang dibuat tidak mengalami kegagalan,
c. Praktikan diharapkan memperhatikan SOP yang diberikan agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan.
Kelompok I