Anda di halaman 1dari 14

PERTEMUAN PERTAMA

A. MANFAAT MENIKAH
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Nikah artinya Ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Nikah juga dianggap sebagai simbol kematangan dan
kedewasaan seseorang dalam prgaulan bermasyarakat. Dengan menikah berarti dianggap telah mampu
bertanggungjawab untuk membentuk keluarga baru dan menjalankan semua kewajiban-kewajiban yang
ada di dalamnya. Dan secara fitrah tentu saja muncul dorongan biologis untuk bermesraan antara laki-
laki dan perempuan. Dan nikah disepakati sebagai satu-satunya cara untuk menghalalkan perbuatan itu.
Menikah mempunyai banyak sekali manfaat bagi kita, antara lain :

a) Menapaki jalan sunah Rosululloh SAW


Menikah adalah menapak dijalan Rasululloh SAW, karena kita mengikuti sunah. Kita akan
mendapatkan pengalaman – pengalaman yang luar biasa, dan juga akan menemukan surga
sebelum surga, rumahku surgaku (baiti jannati). Kalau kita ikuti sunah Rosululloh, cinta kita
akan menjelma menjadi pengorbanan yang indah. Kita bisa melihat pasangan suami-istri
disekitar kita, seorang suami yang tatapanya selalu menghangatkan hati sang istri, sukarela
memayungi bidadarinya itu dikala hujan dan panas, membawakan tasnya, membukakan pintu
mobil, memakaikan helm untuknya, memboncengkan istrinya dengan mesra dll. Dan terkadang
dalam hati kita berkata, “ cinta memang indah, dan selalu indah”.

ُ ‫سله َم النِ َكا ُح ِم ْن‬


‫سنه ِتي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ‫سو ُل ه‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ت قَا َل َر‬ ْ َ‫شةَ قَال‬َ ِ‫عائ‬ َ ‫ع ْن‬ َ *
‫ْس ِمنِي َوتَزَ هو ُجوا فَإِنِي ُم َكاثِ ٌر ِب ُك ْم ْاْل ُ َم َم َو َم ْن َكانَ ذَا‬ َ ‫سنهتِي فَلَي‬ ُ ِ‫فَ َم ْن لَ ْم يَ ْع َم ْل ب‬
‫ء * رواه إبن ماجة‬ ٌ ‫ص ْو َم لَهُ ِو َجا‬ ِ ‫ط ْو ٍل فَ ْليَ ْن ِك ْح َو َم ْن لَ ْم يَ ِج ْد فَعَلَ ْي ِه ِب‬
‫الصيَ ِام فَإِ هن ال ه‬ َ
“Dari Aisyah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Nikah termasuk dari Sunnah-Sunnahku,
barangsiapa tidak melaksanakan Sunahku, maka tidak termasuk golonganku. Menikahlah
kalian, sesungguhnya aku memperbanyak umatku dengan kalian. Barangsiapa telah memiliki
kemampuan maka menikahlah, dan barangsiapa belum memilikinya, maka hendaknya ia
berpuasa, karena puasa adalah benteng baginya'.” (Ibnu Majjah)

b) Wujud Ibadah Kepada ALLOH SWT


Kita pasti merasa rugi kalau hidup di dunia yang sementara ini tidak kita maksimalakan
untuk ibadah kepada Alloh SWT. Menikah adalah salah satu jalan terbaik untuk ibadah kepada-
Nya. Kenapa menikah? Ya, menikahlah! Karena rumah tangga adalah salaah satu ladang amal
sholeh. Seorang suami menafkahi istri dan anaknya adalah termasuk shodaqoh. Seorang istri
menghormati suami dan merawat anak adalah pahala. Pahala sholat yang dikerjakan orang yang
sudah menikah dilipatgandakan oleh Alloh daripada seseorang yang bujang.
©copyright_se7enboy 2015
Ibadah kita InsyaAlloh akan lebih meningkat jika kita menikah karena Alloh dan meneladani
sunah Rosululloh. Dikarenkan sebelum menikah kita beribadah hanya sendiri, tapi kalau sudah
menikah ada pasangan kita yang menemani di saat kita beribadah. Selalu memberi semangat
apabila menjalankan suatu ibadah, dll.

‫سله َم َر ِح َم ه‬
‫َّللاُ َر ُج اًل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬‫سو ُل ه‬ ُ ‫ع ْن أَبِي ُه َري َْرةَ قَا َل قَا َل َر‬ َ *
‫ض َح ِفي َو ْج ِه َها ْال َما َء َر ِح َم ه‬
ُ‫َّللا‬ َ َ‫ت ن‬ْ َ‫ظ ا ْم َرأَتَهُ فَإِ ْن أَب‬ َ َ‫صلهى َوأَ ْيق‬َ َ‫ام ِم ْن الله ْي ِل ف‬ َ َ‫ق‬
‫ت فِي َو ْج ِه ِه‬ َ َ‫ت زَ ْو َج َها فَإِ ْن أَبَى ن‬
ْ ‫ض َح‬ ْ ‫ظ‬َ َ‫ت َوأَ ْيق‬ ْ ‫صل ه‬
َ َ‫ت ِم ْن الله ْي ِل ف‬ ْ ‫ام َرأَة ا قَا َم‬
ْ
‫ء * رواه أبو داود‬ َ ‫ْال َما‬
”Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Semoga Allah memberi
rahmat kepada seseorang yang bangun malam untuk shalat, lalu membangunkan istrinya.
Apabila istrinya itu menolak, dia memerciki air pada wajahnya. Semoga Allah juga memberi
rahmat-Nya kepada seorang wanita yang bangun di malam hari untuk shalat, lalu
membangunkan suaminya. Jika suaminya tidak mau, dia memerciki air pada mukanya.” (Abu
Dawud)

c) Menghindari Maksiat
Godaan syahwat semakin hari semakin liar, diluar sana pria dan wanita seakan bangga
memperontonkan aurotnya. Generasi muda seakan sulit menjaga diri dari godaan panah-panah
syetan yang mengundang syahwat. Menjaga pandangan, pendengaran dan perkataan ibarat
menggenggam bara api yang menyala, sulitnya bukan main. Kecanggihan alat komunikasi dan
elektronik memudahkan kita untuk terjerumus dalam pelanggaran. Mulai dari HP, televisi,
laptop, internet dll. Kalau kita tidak bisa menjaga diri, kita akan terjerumus pada bujukan-
bujukan syetan.
Alloh Maha Tahu, tak ada yang tahu tentang diri kita selain Alloh. Karenanya, Dia
memerintahkan untuk menikah, hanya dengan menikah kita bisa melakukan hubungan seks yang
resmi dan tidak terlarang oleh agama dan negara. Dan melakukan hubungan seks sebelum ada
ikatan pernikahan merupakan dosa besar dalam semua ajaran agama.. Pernikahan adalah cara
yang efektif untuk mengurangi dari kerusakan akhlak.
ُ‫عثْ َما ُن فَقَا َم َم َعهُ يُ َح ِدثُه‬ ُ ُ‫َّللاِ ِب ِمنًى فَلَ ِقيَه‬ ‫ع ْب ِد ه‬َ ‫ع ْلقَ َمةَ قَا َل ُك ْنتُ أ َ ْمشِي َم َع‬ َ ‫*ع َْن‬
‫ض َما‬ َ ‫الر ْح َم ِن أ َ ََل نُ َز ِو ُجكَ َج ِاريَةً شَابهةً لَعَله َها تُذَ ِك ُركَ بَ ْع‬ ‫ع ْب ِد ه‬ َ ‫عثْ َمانُ يَا أَبَا‬ ُ ُ‫فَقَا َل لَه‬
‫صلهى ه‬
ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫سو ُل ه‬ ُ ‫َّللاِ لَئِ ْن قُ ْلتَ ذَاكَ لَقَ ْد قَا َل لَنَا َر‬ ‫ع ْب ُد ه‬َ ‫ضى ِم ْن َز َمانِكَ قَا َل فَقَا َل‬ َ ‫َم‬
‫ص ِر‬َ َ‫ض ِل ْلب‬ ُّ ‫غ‬ َ َ ‫ع ِم ْن ُك ْم ا ْلبَا َءةَ فَ ْليَت َ َز هوجْ فَ ِإنههُ أ‬َ ‫ست َ َطا‬
ْ ‫ب َم ْن ا‬ ‫سله َم يَا َم ْعش ََر ال ه‬
ِ ‫شبَا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ
‫جاء * رواه مسلم‬ َ ‫ص ْو ِم فَ ِإنههُ لَهُ ِو‬ ‫ست َ ِط ْع فَعَلَ ْي ِه ِبال ه‬ْ َ‫صنُ ِل ْلفَ ْرجِ َو َم ْن لَ ْم ي‬َ ‫َوأ َ ْح‬
“Dari Alqomah, dia berkata, "Aku pernah berjalan bersama Abdullah di Mina, lalu Utsman RA
menemuinya untuk berbincang dengannya. Utsman bertanya kepada Abdullah, 'Hai Abu Abdurrahman!
Tidakkah kamu mau jika kami mengawinkanmu dengan seorang gadis yang dapat mengingatkanmu
sebagian dari masa lalumu?"' Kata Alqamah, "Abdullah menjawab, 'Jika kamu katakan itu, maka
sungguh Rasulullah SAW telah bersabda kepada kita, "Wahai para pemuda! Barang siapa di antara
kalian telah mampu dalam biaya nikah maka hendaklah ia menikah, karena menikah bisa menundukkan

©copyright_se7enboy 2015
penglihatan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa belum mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena
berpuasa dapat menjadi perisai baginya". (Muslim) “

d) Mendapatkan keturunan yang Soleh-soleha


Anak yang soleh-solehah merupakan dambaan setiap orang tua. Merekalah yang
meninggikan derajatnya kelak di Surga. Untuk mempunyai anak yang soleh-solehah tentunya
kita harus mempunyai pasangan terlebih dahulu, maka dari itu menikahlah!.

َ ‫ ِإذَا َم‬,‫سله َم قا َ َل‬


‫ات‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫هللا‬
ِ ‫س ْو َل‬ ُ ‫بى ُه َري َْرة َ أ َ هن َر‬
ِ َ ‫* َع ْن أ‬
‫اريَ ٍة أ َ ْو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع‬ َ ‫ط َع َع ْنهُ َع َملُهُ ِإاله ِم ْن ثًَلَث َ ٍة ِإاله ِم ْن‬
ِ ‫صدَقَ ٍة َج‬ َ َ‫ان ا ْنق‬
ُ ‫س‬َ ‫اْ ِإل ْن‬
‫ع ْو لَهُ * رواه مسلم‬ ُ ‫ـح يَ ْد‬
ٍ ‫صا ِل‬ َ ‫ِب ِه أ َ ْو َولَ ٍد‬
"Jika manusia mati maka pahala amalanya terputus darinya, kecuali tiga perkara, yaitu dari
shodaqoh yang terus mengalir manfaatnya, ilmu yang diamalkan, dan anak sholeh yang
mendo’akanya." ( Muslim)

e) Kunci Rejeki

Sering kali kita menunda menikah karena kita merasa belum kaya, belum punya apa-apa,
dll. Padahal presepsi itu adalah salah besar, maka janganlah menunggu kaya untuk menikah,
akan tetapi menikahlah maka engkau akan kaya. Banyak sekali contoh orang yang awalnya
usahanya biasa-biasa saja, setelah menikah usahanya menjadi berkembang dan menjadi besar.
Dan kita jangan terlalu khawatir untuk menikah, karena pertolongan Alloh itu dating lewat
berbagai jalan.

Seorang pegawai/ karyawan sering mendapatkan tunjangan ataupun asuransi kesehatan dari
perusahaan baik untuk dirinya, istri dan anaknya. Dan tentunya ini tidak akan didapatkan oleh
pegawai/ karyawan yang lajang. Majalah Timeline, di Amerika Serikat pernah melaporkan
sebuah penelitian di Ohio State University yang merilis data bahwa orang yang menikah dan
punya anak maka pendapatan mereka naik sebesar 16 % pertahun, ini berbeda dengan orang yang
belum menikah dengan pendapatan hanya naik 8% pertahun.

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang
patut menikah dari hamba- hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Alloh akan
memapukan mereka dengan karunia-Nya. Dan, Alloh Mahaluas pemberian-Nya lagi Maha
Mengetahui. (QS. An Nur : 32) “

َ ‫ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة‬َ ِ ‫س ِعي ٍد ْال َم ْقبُ ِري‬ َ َ‫ْث َع ْن اب ِْن َع ْج ًَلن‬
َ ‫ع ْن‬ ُ ‫* َحدهثَنَا قُت َ ْيبَةُ َحدهثَنَا اللهي‬
َ ‫َّللاِ َع ْونُ ُه ْم ْال ُم َجا ِهدُ فِي‬
‫سبِي ِل‬ ‫سله َم ث َ ًَلثَةٌ َح ٌّق َعلَى ه‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ‫سو ُل ه‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫قَا َل قَا َل َر‬
‫اف * رواه الترمذى‬ َ َ‫ب الهذِي يُ ِريدُ ْاْلَدَا َء َوالنها ِك ُح الهذِي يُ ِريدُ ْال َعف‬ ُ َ ‫َّللاِ َو ْال ُم َكات‬
‫ه‬
“Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami dari Ajlan, dari
Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia berkata, "(Ada) tiga orang yang wajib bagi Allah
untuk menolong mereka: (1) orang yang berjihad di jalan Allah, (2) budak mukatab yang ingin

©copyright_se7enboy 2015
membayar kemerdekaannya, dan orang yang menikah karena ingin memelihara diri (dari
perbuatan zina) ". (Tirmidzi)

f) Menentramkan Hati
Rumah tangga yang sakinah adalah surga sebelum surga. Sebab, ada ketentraman di
dalamnya, cinta dan kasih sayang Alloh tercurah pada suatu pasangan. Dalam rumah tangga kita
memiliki kekasih yang diciptakan Alloh untuk berbagi suka dan duka. Jika sebelum menikah
kita kemana-mana sendiri, maka setelah menikah ada pasangan kita yang selalu menemani kita.
Jika sebelum menikah tidak ada peduli apabila kita pulang larut malam, maka setelah nikah ada
kekasih yang selalu menanti kedatangan kita. Dan masih banyak lagi ketentraman - ketentraman
yang kita dapatkan tentunya tidak bias kita dapatkan kalou kita belum menikah.
“Dan diantara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan
untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung da tentram kepadanya. Dan Dia
menjadikan diantaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda kebesaran Alloh bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Rum: 21)
Selain menentramkan hati, menikah juga meningkatkan kesehatan. Banyak sekali penelitian
yang menjelaskan hubungan antara pernikahan dan kesehatan seperti penelitian yang dilakukan
tahun 1996 dengan tajuk,”Marital Status and Mortality : The Role of Health” bahwa menikah
mengurangi kadar hormon stress kortisiol yang membuat resiko penyakit kronis pada pria
berkurang dan hidupnya sehat lebih lama.

Begitu banyak sekali manfaat yang akan kita dapatkan setelah kita menikah. Maka mulai dari
sekarang bersiap-siaplah kita untuk menikah. Karena dengan menikah sebagian dari keimanan kita
terselamatkan.

B. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT MENIKAH


Memiliki pengetahuan tentang faktor-faktor penghambat menikah merupakan hal yang sangat
penting. Setelah kita mengetahui penyebabnya, maka kita bias instropeksi diri. Apabila kita termasuk di
dalamnya maka kita harus mencari solusinya. Berikut ada beberapa faktor penghambat menikah dan
beberapa solusinya :
a. Faktor belum ada calon pasangan
Salah satu penyebab seseorang belum menikah adalah karena dia belum memiliki calon. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan hal ini bias terjadi, antara lain :
 Terlalu Idealis dan Selektif dalam Memilih Calon
Dalam memilih calon, kita berhak untuk memiliki sikap idealis dan selektif. Namun sikap
itu jangan teralalu berlebihan yang menyebabkan calon pergi entah kemana. Memilih calon
pasangan dengan berbagai criteria antara lain menyenangkan saat dipandang, subur rahimnya,
penyayang dll. Tapi, yang menjadi prioritas utama adalah agama baik adri sisi akidah dan
akhlaqnya. Rosululloh bersabda, “ Wanita dinikahi karena empat hal, karena kecantikanya,
keturunanya, kekayaanya, dan agamanya. Menangkanlah dengan memilih agamanya maka
engkau akan beruntung.” (HR. Bukhori-Muslim)
Dan perlu diingat, setiap pasangan pasti memiliki kekurangan. Yang terpenting adalah
bagaiman caranya untuk menghadapi kekurangan pasangan kita. Dengan demikian dituntut
sebuah kreativitas untuk mencari cara yang sempurna agar dapat menutupi kekurangan itu
dengan kelebihan yang dimiliki masing-masing pasangan dalam rangka mencapai ridho Alloh.
 Kurang Memperluas Pergaulan

©copyright_se7enboy 2015
Kurangnya pergaulan terhadap orang lain menyebabkan kita kurang pengalaman. Maka
luaskan pergaulan agar banyak teman dan tambah wawasan terhadap dunia luar. Dan jangan
sampai kita menutup diri yang akan merugikan diri kita sendiri, apalagi bagi yang belum
memiliki calon.
Apabila kita ingin mendapatkan calon yang soleh/solehah kita mencari di tempat yang
tepat, seperti majlis taklim, diskusi islam, dll. Atau juga mengikuti acara SNSD jilid 2 seperti
saat ini, jangan terlalu banyak alasan untuk tidak datang. Padahal acara ini sangat penting sekali
untuk kita yang ingin berumah tangga. Bekal-bekal ilmu kita dapatkan di acara ini yang tidak
mungkin didapatkan di luar sana. Jangan takut kalau nanti dijodoh-jodohkan, ataupun yang
lainya. insyaAlloh acara ini sangat bermanfaat untuk kita semua.
 Ikhtiar Kurang Maksim
Ikhtiar yang kurang maksimal menyebabkan seseorang belum memiliki calon
pendamping. Jangan terlalu yakin bahwa ikhtiar kita sudah maksimal, sebab itu bisa menjadi
penghambat sesorang untuk mendapatkan calon pendamping. Dan jangan pernah ragu untuk
berikhtiar terus menerus, jangan mudah putus asa. Maksimalkan ikhtiar dan bertawakal kepada
Alloh sepenuh hati. Insya Alloh jika ikhtiar yang dilakukan benar dan diridhoi Alloh, tak akan
begitu lama apa yang diinginkan datang atas ridho Alloh. Dan selalu husnudzon kepada Alloh
apabila jodoh tak kunjung datang, jangan mudah putus asa harus bersabar dan selalu instropeksi
diri.
 Sering Menolak Calon Soleh-solehah yang Berniat Meminang
Sering menolak calon pendamping yang Soleh-solehah yang ditawarkan akan menjadi
penyebab kita belum juga menikah. Sebab kita sering terburu-buru mengambil keputusan untuk
menolak. Hal ini dikarenakan emosi sesaat, melihat sekilas dari calon yang ditawarkan, dan kita
mengambil keputusan bahwa calon yang ditawarkan tidak sempurna untuk kita. Kita tidak akan
pernah tahu bahwa calon yang ditawarkan kepada kita itu ternyata jodoh yang sesungguhnya
yang dipersiapkan Alloh. Maka dari itu, apabila ada tawaran calon pendamping yang
soleh/solehah hendaknya segera bermusyawarah dengan keluarga, beristikhoroh dan membuat
keputusan.

b. Faktor DANA
Ketika sudah ada calon, tetapi dana yang dimiliki tidak ada, penundaan pernikahan pun akan
terjadi. Beberapa faktor yang mempengaruhi dan solusinya antara lain:
 Belum Memiliki Pekerjaan Tetap
Tidak bisa diungkiri bahwa memilki pekerjaan, terutama untuk laki-laki merupakan hal
penting dalam pernikahan. Sebab, setlah berkeluarga mereka dituntut untuk menafkahi
keluarganya. Meskipun demikian kita tidak perlu memaksakan diri untuk menunggu mempunyai
pekerjaan tetap, yang terpenting adalah kita tetap memiliki pekerjaan.
Maka dari itu, yang pertama kita bangun adalah keyakinan kita bahwa kita sanggup
menafkahi keluarga setelah nikah nanti. Dan yang terpenting kita tetap selalu berusaha. Bukan
suatu jaminan kalau seseorang memiliki pekerjaan tetap mereka tidak terkena PHK. Untuk itu,
kita harus mempunyai lifeskill yang sangat bermanfaat kelak ketika kita sudah berumah tangga.
 Mahar atau Biaya Nikah yang Tinggi
Mahar atau mas kawin merupakan hal yang sangat penting keberadaanya. Sebab, mahar
merupakan salah satu syarat sahnya suatu pernikahan. Meskipun demikian Islam tidak
memandang nilai wanita dari jumlah maharnya. Oleh karena itu janganlah mahar dijadikan
tujuan pernikahan.
©copyright_se7enboy 2015
Mulai dari sekarang, kita supaya mulai menabung untuk biaya pernikahan kelak. Apabila
kita membutuhkan dana secara mendesak untuk pernikahan, kiat dapat tempuh dengan cara-cara
lain. Diantaranya, segera mencari pekerjaan yang layak, selalu memberikan pemahaman
terhadap kondisi kita, dan selalu bisa bermusyawaroh dengan keluarga guan menyelesaikan
masalah tersebut.

c. Faktor Orangtua
Orang tua adalah sosok yang selalu ada dalam hidup kita. Termasuk ketika kita sudah
dewasa, kadang ada orang tua yang menginginkan kita segera menikah. Ada pula aorang tua
yang belum memberi izin kepada kita untuk menikah karena berbagai hal, padahal kita sudah
ingin sekali menikah. Terkadang orang tua menganggap kita belum cukup umur, belum mampu
hidup mandiri, khawatir ini itu, dll. Beberapa faktor yang kita bahas di sini antara lain :
 Belum dapat Ijin Dari Orang tua
Ketika orangtua kita belum mengijinkan kita untuk menikah, padahal kita sudah ingin
sekali menikah dan menginginkan hidup mandiri dengan sang istri. Banyak sekali alasan
orangtua kita belum memberi ijin, karena meras kita belum mampu hidup mandiri, takut ini itu,
dll. Hal pertama yang kita lakukan adalah kita harus bercermin dulu, bisa jadi kekhawatiran
mereka benar. Bahwa kita memang belum mandiri, mentalnya masih kekanak-kanakan, hobi
keluyuran, dll. Nikah itu ibadah sunah, karenanya jangan sampai kita malah mendapatkan dosa
akibat salah kita sendiri. Kalau kita memang belum bisa mandiri jangan memaksakan untuk
menikah. Jadi, kita harus berusaha dulu untuk bisa mandiri dan memperbaiki diri untuk
mempersiapkan setelah menikah.
Terkadang ada orangtua yang terlalu sayang kepada anaknya, sehingga mereka belum
memberi ijin untuk menikah. Mereka sangat khawatir anaknya sulit untuk mandiri atau
menafkahi. Itulah sebabnya alangkah baiknya kita menunjukan kepada orangtua bahwa kita
layak untuk menikah, kita bukan anak kecil lagi yang dimanja, dll. Dan kita supaya bisa mengajak
orang tua bicara hati kehati dengan sopan santun bahwa menikah itu bisa menjaga kehormatan
diri, keluarga dan menjaga dari pelanggaran.
 Berbakti kepada Orang tua dulu
“aku ingin membahagiakan orangtua dulu....”, “ saya ingin berbakti dulu pada ayah
ibuku...”, dll. Itu kata-kata yang sering kita dengar ketika seseorang menjawab alasan menunda
menikah. Padahal dengan menikah bukan berarti kita tidak bisa membantu orang tua. Terkadang
ada laki-laki mempunyai alasan menunda menikah karena menjadi tulang punggung keluarga,
menghidupi keluarga, membiayai sekolah adik-adiknya, dll. Tapi perlu diingat apabila umur
sudah waktu menikah apalagi memasuki umur tigapuluhan, ia supaya segera membuka pikiran.
Bahwa dengan menikahi wanita yang solehah InsyaAlloh dia akan terbantu sekali dengan
hadirnya seorang istri. Bayangkan, ketika ia bekerja seharian mencari rejeki, isrtinya bisa
mengurusi rumah, menjaga ibunya dan adik-adiknya. Ketika pulang kerja secangkir teh dan
pisang goreng sudah tersedia dan disambut senyum bahagia sang kekasih tercinta. Itu bisa
membuat hati kita bahagia, bayangkan kalau tidak ada istri yang solehah, setelah kita pulang
kerja sudah capek dan sampai rumah masih banyak sekali pekerjaan kita menumpuk. Itu bisa
membuat kita sering uring-uringan. Dan perlu diingat, antara menikah dan membahgiakan orang
tua jangan digunakan untuk pertentangan.
 Orang tua belum Jama’ah
Sebenarnya bukan alasan yang tepat kalau orang tua ataupun keluarga kita belum
medapat hidayah QHJ menunda kita untuk menikah. Mungkin kita takut kalau setelah menikah
©copyright_se7enboy 2015
istri atau suami kita tidak cocok dengan orang tua kita. Ataupun juga takut kelak pasangan kita
selalu berselisih paham dll. Sebagai solusinya, sebelum kita menikah kita bisa mengajak bicara
orangtua kita dengan sopan santun hati ke hati, bahwa calon menantunya kelak mempunyai
pedoman seperti kita. Baik itu hal kesucian, ibadah, dll kita lebih mutawarik lagi. Sehingga
orangtua kita bisa memahami hal tersebut. Kemudian kita juga harus jujur kepada calon pasangan
kita atau keluarganya bahwa orang tua kita belum mendapatkan hidayah, sehingga mereka juga
memahami kondisi tersebut. Dan tentunya kita sebagai anak apalagi kita sudah mendapatkan
hidayah, tunjukan bahwa kita anak yang soleh-solehah berbakti pada orangtua. Dan kita supaya
selalu mendo’akan orangtua kita agar selalu mendapat hiayah QHJ sehingga besok di akherot
kita bisa berkumpul lagi di surga.

d. Faktor Lainya
Sebenarnya masih banyak lagi faktor-faktor penghambat kita untuk segara menikah,
sebagian kita bahas disini dan berbagai solusinya :
 Belum PEDE untuk menikah
Sebagian orang merasa dirinya banyak kekurangan, padahal itu wajar. Semua orang pasti
ada kekuranganya, tak aa yang sempurna kecuali Alloh SWT. Jadi kita supaya bisa
menghilangkan prasangka-prasangka negatif seperti, “aku nggak cantik, saya kurang tampan,
saya anak petani, aku cuma lulusan smp, dll”. Ingat bahwa Alloh itu menciptakan manusia
dengan berbeda-beda warna kulitnya, bentuk tubuhnya, dan bahkan sudah mengatur jodohnya.
Maka kita supaya melatih diri kita untuk menerima segala pemberian dari-Nya. Dan semua
kekurang, bisa kita jadikan kelebihan kita. Sehingga kita bisa lebih percaya diri lagi. Dan untuk
mendapatkan jodoh, kita juga harus mau menjemput jodoh kita jangan berdiam diri beranikan
diri untuk melamar pujaan hati, dan selalu siap terhadap hasil yang didapat, baik diterima ataupun
ditolak.
 Paranoid akan ini itu
Kekhawatiran itu selalu muncul kepada setiap orang, apalagi kalau berhubungan dengan
pernikahan dan hidup mandiri. Takut setelah kita menikah harus menafkahi anak istri, takut
setelah menikah mengurusi anak, takut tidak bisa keluyuran, takut ini, takut itu, dll. Percayalah
bahwa itu semua adalah datangnya dari syetan laknat jahanam. Dan Alloh itu selalu menolong
hambanya yang selalu meminta kepada-Nya. Ada Alloh yang selalu mendengarkan hambanya,
melihat hambanya, dan Alloh akan selalu memberi pertolongan kepada hambanya yang meminta.
 Mengejar karier atau Study
Memiliki karier yang cemerlang adalah dambaan setiap orang, namun kecemerlangan itu
kurang berarti kalau kita mengorbankan banyak waktu untuk memikirkan kalau belum menikah.
Begitu juga dalam menempuh sekolah, terkadang waktu kita habiskan untuk sekolah mengejar
gelar S1,S2,S3 sehingga kita lupa bahwa belum menikah padahal umur sudah cukup umur. Maka
dari itu kita harus mempunyai menejemen waktu atau strategi yang baik, agar karier kita ataupun
sekolah kita bisa tercapai dengan cepat dan berkualitas. Dan tidak ada salahnya kalau kita
mengejar karir walaupun kita sudah menikah. Insya Alloh itu akan lebih baik karena ada
kesemangatan dalam usaha.
 Trauma akan kegagalan di masa lalu
Masalalu yang kelam akibat ada yang menyakiti hatinya, masa kecil adanya KDRT dalm
keluarganya, ataupun kejadian-kejadian masalalu yang kelam sehingga kita selalu menunda
untuk menikah karena trauma ataupun takut. Untuk itu kita jangan minder ataupun putus asa
terhadap apa yang sudah berlalu. Yang berlalu biarlah berlalu, toh kita tidak bisa memutar ulang
©copyright_se7enboy 2015
kembali masa itu. Yang terpenting kita bisa mengambil pelajaran dari masa lalu dan melangkah
kedepan. Sudah waktunya kita mengubah cara pandang kita terhadap masa lalu. Sesakit apapun
perasaaan kita, sekelam apapun masalalu kita, jadikan masalalu kita sebagai lecutan untuk
memperbaiki diri dan penyemangat untuk mendekatkan diri pada Alloh. Agar luka kita segera
disembuhkan agar aib kita lekas ditutupi dan jodoh kita segera datang dan kita bisa menikah.

C. PENUTUP
Menikah adalah jalan terbaik untuk menghindari pelanggaran antara laki-laki dan peremuan.
Maka dari itu apabila kita sudah cukup umur maka segeralah menikah, banyak manfaat dari menikah.
Dan hal-hal yang menunda kita untuk menikah sebaiknya segera dicari solusinya. Terima kasih atas
segala perhatianya, semoga semua ini bermanfaat dan kita berjmpa lagi di materi berikutnya di
SNSDjilid2. Alhamdulillahi jaza kumullohu khoiro.

©copyright_se7enboy 2015
PERTEMUAN KEDUA
Dipertemuan pertama telah kita bahas bersama tentang manfaat menikah dan hambatan – hambatan
menunda menikah beserta solusinya. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Dan dipertemuan ini kita akan
membahas tentang ta’aruf dan bagaiman cara ta’aruf yang sesuai dengan anjuran agama, yang tidak melanggar
peraturan agama.

A. BULATKAN TEKAD
Ketika rasa di dalam dada sudah menggebu-gebu ingin menikah, dan semua persiapan sudah disiapkan
secara sempurna dan mantap. Maka kita harus bulatkan tekad untuk menjemput sang pujaan hati.

1. Bila Cinta jangan Diam, Bila Siap jangan Ditunda


Ada beberapa perilaku yang menjadikan ciri seseorang yang sedang dirundung akan hadirnya
rasa cinta, antara lain :
 Pandangan mata yang selalu ingin mengikuti;
 Ada rasa ingin berbicara dengan orang yang dicintai;
 Keraguan sekaligus keceriaan ketika melihat kekasih muncul tak terduga;
 Kepanikan ketika melihat seseorang yang mirip atau mendengar namanya disebut;
 Melakukan sesuatu yang jarang dilakukan, misalnya sebelumnya pelit jadi pemurah, pendiam
jadi banyak bicara, mendadak ramah, sok muda, sok berkorban, dan lain-lain;
 Tertarik pada segala yang berhubungan dengan pujaan hati;
 Selalu ingin mendengar namanya dan membicarakanya;
 Menjadi suka bergadang;
 Dll
Dan ketika tanda-tanda tersebut menimpa kita mungkin kita sedang dilanda jatuh cinta, dan kalau
cinta jangan diam. Beranikan diri kita untuk melamar, ataupun bagi wanita tawarkan diri kita untuk
menjadi bidadarinya. Dalam agama, kita diajarkan bahwa menikah adalah solusi bagi orang yang saling
mencitai. Dan jangan sampai ditunda-tunda, toh menikah juga termasuk ibadah. Kita bisa
bermusyawarah dulu dengan keluarga, atau minta bantuan pengurus untuk membantu melancarkan niat
baik kita. Insyaalloh dengan senang hati mereka akan membantu dengan ikhlas, karena itu merupakan
amalsholih. Semoga Alloh selalu memberikan kemudahan dan kebarokahan kepada kita.
2. Sampaikan maksud hati pada Orangtua
Setelah kita meluruskan dan membulatkan tekad untuk menikah, segera sampaikan kepada
orangtua kita tentang keinginan kita. Beritahu mereka tentang keutamaan-keutamaan pernikahan yang
ingin kita raih. Jelaskan pula kepada mereka tentang apa yang mendasari kita menikah, dan bahwa kita
ingin mendapatkan pasangan yang soleh/soleha. Mintalah nasihat kepada orangtua, dengarkan baik-
baik jika mereka bercerita tentang kondisi mereka dulu saat menikah dan pelajari apa yang bisa kita
ambil dari ceritanya. Dan mintalah do’a dan restu mereka, itu merupakan senjata andalan kita. Kalau
sudah mendapatkan, insyaalloh kita bisa melangkah dengan tenang. Dan apabila belum mendapatkan
restu kita jangan memaksakan diri dan supaya koreksi diri terlebih dahulu.

B. TA’ARUF
©copyright_se7enboy 2015
Secara bahasa ta’aruf bisa bermakna ‘berkenalan’ atau ‘saling mengenal’. Asalnya berasal dari akar kata
ta’aarafa. Namun dalam kehidupan sehari-hari ada yang menggunakan kata ta’aruf sebagai suatu proses
sebelum pria dan wanita muslim menjalani pernikahan. Dalam ta’aruf mereka saling mengenalkan keadaan diri
masing-masing. Bila cocok akan dilanjutkan ke proses khitbah, bila tidak akan dihentikan. Seperti firman Alloh:

     


   
     
      
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS : Al-Hujurot :13)

1. Mengenal Ta’aruf dan tahapanya


Ta’aruf bertujuan untuk mengenal calon pasangan dan mempunyai harapan untuk bisa
melnjutkan ke janjang pernikahan. Berbeda dengan pacaran, kalau pacaran itu sama artinya dengan
memiliki pendamping sebelum menikah dan itu dilarang oleh agama Islam. Tahapan – tahapan ta’aruf
antara lain :
a. Luruskan Niat, kita harus yakin bahwa niat kita ta’aruf adalah untuk menikah bukan untuk yang
lainya apalagi cuma buat main – main.
b. Buat Proposal Nikah/ CV Nikah, ini merupakan data diri kita yang ditulis sesuai keadaan yang
sebenarnya tentang biodata kita, keluarga kita, harapan dan prinsip hidup, hal yang disukai
maupun yang tidak, dll dan disertai dengan foto kita.
c. Bertukar Proposal, bila ada seseorang yang mungkin cocok kita bisa bertukar proposal tersebut
dengan lewat perantara. Kemudian saling mempelajari proposal tersebut, bila belum ada target
bisa minta tolong orang lain untuk memilihkan.
d. Istiharoh, Mintalah pertolongan kepada Alloh agar dimantapkan pilihanya, karena menyangkut
ikatan suci dunia akherot. Dan apabila sudah ada kemantapan hati supaya menghubungi
perantara.
e. Saling Bertemu (Dengan perantara), Berdiskusi / tanya jawab masalah proposal & biodata, serta
melihat Calon Pasangan secara langsung, atau bisa sekalian menemui pihak keluarga Calon Pasangan.
f. Khitbah, Jika sudah MANTAP, saatnya membicarakan Pernikahan dengan mempertemukan kedua belah
pihak keluarga & melaksanakan KHITBAH (nembung/rembuk tuwo).
g. Akad Nikah, jika semua proses sudah terlaksana dan kedua belah pihak saling setuju dan cocok,
bisa dilanjut ke akad nikah dan mungkin bisa diadakan walimatul ‘ursy.

2. Menentukan pilihan
Menentukan atau memilih calon suami / istri itu jangan asal-asalan. Kita harus bisa
mempertimbangkan segala sesuatunya. Adapun pertimbanganya antara lain:
 Memilih Calon Suami
Islam itu sangat memuliakan kaum wanita. Islam memberikan hak kpd muslimah untuk
memilih jodoh yg sepadan untuk dirinya. Layaknya sebuah kapal, wanita diberikan kesempatan
memilih, siapa yg akan menjadi nahkoda bahteran kehidupan rumah tangganya kelak. Agar
kepulau impian hidup yang bahagia dunia dan akhirat itu tercapai, perlu rasanya disusun kriteria
untuk si calon nahkoda itu.
a. Baik Agamanya, Laki-laki yg bertaqwa akan memuliakan wanita sebagai pasangannya, tak
akan menzalimi wanita ketika sdng benci atau marah pada pasangannya.
َ ‫سله َم ِإذَا َخ َط‬
ُ‫ب ِإلَ ْي ُك ْم َم ْن ت َ ْرض َْونَ دِينَهُ َو ُخلُقَه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ع َْن أ َ ِبي ُه َري َْرةَ قَا َل قَا َل َر‬
‫سو ُل ه‬
‫ساد ع َِريض * رواه الترمذى‬ ِ ‫فَ َز ِو ُجو ُه ِإ هَل ت َ ْف َعلُوا تَك ُْن فِتْنَة فِي ْاْل َ ْر‬
َ َ‫ض َوف‬
Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila ada orang yang agama dan budi pekertinya
baik meminang (anak-anak perempuan dan kerabat) kalian, maka kawinkanlah dia. Jika kalian tidak
melaksanakannya, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan'. (H.R Tirmidzi)

b. Lemah lembut dan penyayang, Suami tak boleh memukul wajah istrinya serta menjelek-
jelekkannya. Ia adlh madrasah bagi anak2 kelak. Tak layak diperlakukan seperti itu. Karna
©copyright_se7enboy 2015
wanita diciptakan dari rusuk yg paling bengkok, jika kita meluruskannya dgn paksa, bisa
patah. Jika dibiarkan, akan tetap bengkok
c. Kuat dan Amanah, Lelaki yg kuat akan mampu mencari nafkah dan membela istrinya.
Lelaki yg amanah tidak akan pernah mengkhianati sebuah perjanjian sakral seperti
pernikahan, Ia akan bertanggungjawab dgn janji suci itu. Dan wanita akan cenderung pula
pada lelaki yang kuat dan amanah. Diharapkan ia bisa melindungi dirinya dan keluarganya
kelak.
d. Mampu secara Ba’ah, Ba'ah disini maksudnya mampu memberi nafkah lahir dan batin
kepada istri dan Allah akan menolong rezeki org-org yg berniat menikah.

ِ‫َّللا‬ َ ‫َّللاِ ع َْونُ ُه ْم ا ْل ُم َجا ِه ُد ِفي‬


‫سبِي ِل ه‬ ‫علَى ه‬ ٌّ ‫سله َم ث َ ََلثَة َح‬
َ ‫ق‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫سو ُل ه‬ ُ ‫ع َْن أ َ ِبي ُه َري َْرةَ قَا َل قَا َل َر‬
‫اف * رواه الترمذى‬ َ َ‫ب الهذِي يُ ِري ُد ْاْلَدَا َء َوالنها ِك ُح الهذِي يُ ِري ُد ا ْل َعف‬ ُ َ ‫َوا ْل ُمكَات‬
dari Abu Hurairah, ia berkata, "(Ada) tiga orang yang wajib bagi Allah untuk menolong mereka: (1) orang yang
berjihad di jalan Allah, (2) budak mukatab yang ingin membayar kemerdekaannya, dan (3) orang yang menikah
karena ingin memelihara diri (dari perbuatan zina) ". (H.R Tirmidzi)

e. Bertanggung jawab, Dalam konteks rumah tangga, lelaki bertanggung jawab itu dapat
berperan sebagai imam, alias pemimpin rumah tangga yg baik. Ia mempergauli istrinya dgn
yg baik pula, memberi nafkah dan membina agamanya. Kenapa ? Karena istri adalah amanah
bagi suami. Mengukur rasa tanggung jawab sblm menikah bisa dengan melihat hidup si
calon, apakah sudah mandiri secara ekonomi atau belum.
f. Sepadan (sekufu), Masalah kesepadanan ini adalah hak wanita dan walinya.
Jadi yg mengukur bukan pihak laki-lakinya, Kesepadanan ini meliputi masalah agama, nasab
(keturunan), harta, kemerdekaan, dan status sosial. Tapi yg disepakati ulama adalah agama.
Namun walau disepakati bahwa kesepadan ini soal agama, bukan berarti
mengenyampingkan kesepadanan hal2 lainnya tadi. Karena bisa jadi perbedaan yg terlalu
jauh antara suami-istri dalam hal ekonomi, intelektualitas & status sosial, dapat membuat
pertengkaran. Namun jika istri ridho dengan apapun status suaminya, dan tak
mempersalahkan kondisi suaminya, kecuali agamanya,Insya Allah itu tak masalah.

 Memilih Calon Istri


Dalam sebuah hadist dijelaskan bahwa Rasululloh SAW bersabda :
َ ‫سله َم قَا َل ت ُ ْن َك ُح ا ْل َم ْرأَةُ ِْل َ ْربَ ٍع ِل َما ِل َها َو ِل َح‬
‫سبِ َها‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع َْن أَبِي ُه َر ْي َرةَ ع َْن النه ِبي‬
‫ِين ت َ ِر َبتْ َيدَاكَ * رواه مسلم‬ ِ ‫ت الد‬ِ ‫َو ِل َج َما ِل َها َو ِلدِي ِن َها فَا ْظفَ ْر ِبذَا‬
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Perempuan itu dinikahi atas empat perkara; karena
hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Jadi utamakanlah menikahi perempuan yang mempunyai
dasar agama, maka kamu akan mendapatkan keuntungan." (H.R Muslim)
Jadi untuk memilih seorang istri, juga harus memenuhi kriteria berikut. Kita juga harus
mempunyai kriteria-kriteria, seperti pepatah mengatakan harus memilih sesuai bibit,bebet,
bobotnya dahulu.
a. Sholihah dan Ta’at beragama, Sebuah anugerah jika mendapat istri yg shalihah. Ia akan
mengantar pada surga. "Maukah kalian kuberi tahu ttg sbaik2 harta yg disimpn seseorg? Ia
adlh wanita (istri) solehah, yg menyenangkan jika ia memandangnya , yg mematuhi
perintahnya jika ia menyuruhnya, dan yg menjaga kehormatannya jika ia bepergian." (HR
Thabrani) Hadist tadi terkandung kiasan yang begitu luhur. Menyenangkan jika dipandang,
adalah kiasan dari kecantikan dan penampilan yg menarik. Dan bicara soal kecantikan, hal
ini sangat relatif. Dan ini sudut pandang suami. Antara satu org dengan org lain mungkin
saja berbeda. Ada teori menarik dari Buya Hamka mengenai kriteria calon istri ini. Disebut
teori seribu. Dimisalkan agama = 1
Dan kekayaan, keturunan, dan kecantikan masing2 dimisalkan dengan angka 0. Angka nol
berapapun banyaknya tidak akan bernilai tanpa ada angka satu. Sebaliknya, sekalipun tdk
ada angka 0, maka itu sudah baik. Misalnya dpt istri yg solehah dan kaya, maka nilainya 10.
Kalau solehah + kaya + cantik nilainya 100. Kalau komplit nilainya 1000. Tapi kalau
©copyright_se7enboy 2015
solehahnya dihilangkan, walaupun cantik + kaya + keturunan baik2, makanya nilanya cuma
000. Ga ada nilainya kan. (0 besar)
b. Subur, Subur disini maksudnya dalam konteks mampu memberikan keturunan.
Karena keturunan yg baik adalah salah satu diantara kesenangan dan perhiasan hidup duniawi. Anak
akan menjadi penyelamat ortunya kelak. "Pilihlah atau nikahilah wanita-wanita yg subur lagi sangat
mencintai" (HR Abu Dawud dan Nasa'i) Mungkin ada yg bertanya, bagaimana dgn mereka yg
ditakdirkan mandul ? Hal ini diluar kuasa kita. Itu hak Allah Namun yakinlah, dalam takdir
Allah itu selalu ada kebaikan dan hikmah, yang hanya Allah saja yg mengetahuinya.
c. Sangat Mencintai, Wanita yg mencintai suaminya akan memenuhi hak-hak suaminya dengan
sekuat tenaga. Itu bentuk cintanya. Ia akan mematuhi perintah suami dalam kebaikan jika disuruh, Ia
akan menjaga kehormatan dirinya dan harta suami jika tdk ada dirumah.
d. Perawan, Dalam pandangan Rasulullah, wanita gadis itu lebih manis mulutnya, lebih bersih
rahimnya, dan lebih rela terhadap hal yg sedikit. Lebih mengutamakan gadis dibanding janda
disebabkan karna dua hal : Pertama krn wanita gadis blm pernah mersakan hub seks sblm suaminya.
Hal ini akan menanamkan cinta yang sangat mendalam di hatinya terhadap suaminya, juga akan
menyempurnakan kelanggengan hubungan suami istri. Kedua, karena kaum wanita penghuni surga
itu adalah para gadis atau perawan. Bagaimana jika Janda adalah pilihan calon suami ? Tentu tidak
dilarang, apalagi jika kita mempunyai alasan yg mulia lagi baik. Faktor keibuan yg biasanya dipilih
ketika seseorang pemuda memilih janda. Tujuan lain pun boleh, asal tujuan itu dihalalkan dlm agama.
e. Cantik, Nabi menganggap penting unsur kecantikan calon istri, tetapi beliau melarang jika dalam
memilih calon istri itu hanya berdasar kecantikan. Cantik itu ada dua macam, cantik lahir (al-jamal
al-zhahiriyah) dan kecantikan batin (al-jamal al-maknawiyah). Cantik lahir identik dgn kecantikan
fisik dan penampilan yg menawan, sdngkan kecantikan batin adalah kesempurnaan agama dan budi
pekerti.
f. Afifah , 'Afifah (menjaga kesucian dirinya) , Ia menjaga keluhuran budi pekertinya baik dalam
busana, bicara, berhias, & bergaul. Wanita yg baik tentu akan berbusana yg baik yg sesuai dengan
syariat Islam. Itu bentuk penjagaan Allah bagi para wanita.

C. PENUTUP

Mungkin terasa berat untuk kriteria-kriteria tersebut, akan tetapi kunci utama mencari jodoh adalah
dari sisi agama. Siapapun jodoh yang Allah pilihkan buat kita kelak, yakinlah bahwa ia adalah yg terbaik menurut
ukuran Allah, bukan ukuran manusia. Sekarang tak perlu pusingin jodoh kita seperti apa, pemantasan diri kita dulu.
Kalau sudah pantas, insya Allah, akan dicarikan Allah. Terima kasih atas segala perhatianya, semoga semua ini
bermanfaat dan kita berjmpa lagi di materi berikutnya di SNSDjilid2. Alhamdulillahi jaza kumullohu khoiro.

SNSD JILID 2
   :‫ل هللاُ تَعَالَى‬
َ ‫ قَا‬-١
  
    
©copyright_se7enboy 2015
‫‪     ‬‬
‫‪   ‬سورة النور ‪۳۲‬‬
‫ل هللا ُ تَعَالَى‪   :‬‬ ‫‪ -۲‬قَا َ‬
‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬
‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬
‫‪    ‬‬
‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬
‫‪  ‬سورة الحجرات ‪۱۳‬‬
‫عالَى‪    :‬‬ ‫‪ -۳‬قَا َل هللاُ ت َ َ‬
‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬
‫‪‬‬ ‫‪‬‬ ‫‪‬‬
‫‪     ‬‬
‫‪     ‬‬
‫سورة الروم ‪۲۱‬‬
‫سنهتِي فَ َم ْن لَ ْم يَ ْع َم ْل‬ ‫سله َم النِ َكا ُح ِم ْن ُ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلهى ه‬
‫َّللاُ َ‬ ‫َّللاِ َ‬‫سو ُل ه‬ ‫ت قَا َل َر ُ‬ ‫شةَ قَالَ ْ‬ ‫عائِ َ‬ ‫ع ْن َ‬ ‫‪َ -٤‬‬
‫ط ْو ٍل فَ ْليَ ْن ِك ْح َو َم ْن لَ ْم‬‫ْس ِمنِي َوت َزَ هو ُجوا فَإِنِي ُم َكاثِ ٌر بِ ُك ْم ْاْل ُ َم َم َو َم ْن َكانَ ذَا َ‬ ‫سنهتِي فَلَي َ‬ ‫بِ ُ‬
‫ء * رواه إبن ماجة‬ ‫ص ْو َم لَهُ ِو َجا ٌ‬‫الص َيا ِم فَإ ِ هن ال ه‬ ‫َي ِج ْد فَ َعلَ ْي ِه ِب ِ‬
‫ان‬‫عثْ َم ُ‬ ‫ام َمعَهُ يُ َح ِدثُهُ فَقَا َل لَهُ ُ‬ ‫ان فَقَ َ‬ ‫عثْ َم ُ‬
‫َّللاِ ِب ِمناى فَلَ ِق َيهُ ُ‬ ‫ع ْلقَ َمةَ قَا َل ُك ْنتُ أَ ْمشِي َم َع َ‬
‫ع ْب ِد ه‬ ‫ع ْن َ‬ ‫‪َ -٥‬‬
‫ضى ِم ْن زَ َمانِ َك‬ ‫ض َما َم َ‬ ‫اريَةا شَابهةا لَعَله َها تُذَ ِك ُر َك بَ ْع َ‬ ‫الر ْح َم ِن أ َ َال نُزَ ِو ُج َك َج ِ‬ ‫ع ْب ِد ه‬ ‫يَا أَبَا َ‬
‫سله َم يَا َم ْعش ََر‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلهى ه‬
‫َّللاُ َ‬ ‫َّللاِ َ‬ ‫سو ُل ه‬ ‫اك لَقَ ْد قَا َل لَنَا َر ُ‬ ‫ت ذَ َ‬ ‫َّللاِ لَئِ ْن قُ ْل َ‬
‫ع ْبدُ ه‬ ‫قَا َل فَقَا َل َ‬
‫ص ُن ِل ْلفَ ْرجِ َو َم ْن لَ ْم‬ ‫ص ِر َوأَ ْح َ‬ ‫َض ِل ْل َب َ‬‫ع ِم ْن ُك ْم ْال َبا َءةَ فَ ْل َيت َزَ هوجْ فَإِنههُ أَغ ُّ‬
‫طا َ‬ ‫ب َم ْن ا ْستَ َ‬ ‫ش َبا ِ‬ ‫ال ه‬
‫ء * رواه مسلم‬ ‫ص ْو ِم فَإِنههُ لَهُ ِو َجا ٌ‬ ‫يَ ْستَ ِط ْع فَعَلَ ْي ِه ِبال ه‬
‫ض ْونَ دِينَهُ‬ ‫ب إِلَ ْي ُك ْم َم ْن ت َ ْر َ‬
‫ط َ‬‫سله َم إِذَا َخ َ‬ ‫صلهى ه‬
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫سو ُل ه‬
‫َّللاِ َ‬ ‫‪َ -٦‬ع ْن أَبِي ُه َري َْرة َ قَا َل قَا َل َر ُ‬
‫رواه الترمذى‬ ‫يض *‬ ‫ساد ٌ َع ِر ٌ‬ ‫ض َوفَ َ‬ ‫َو ُخلُقَهُ فَزَ ِو ُجوهُ ِإ هال ت َ ْف َعلُوا ت َ ُك ْن فِتْنَةٌ فِي ْاْل َ ْر ِ‬
‫َّللاِ َع ْونُ ُه ْم ْال ُم َجا ِهدُ ِفي‬‫سله َم ث َ ًَلثَةٌ َح ٌّق َعلَى ه‬ ‫صلهى ه‬
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫سو ُل ه‬
‫َّللاِ َ‬ ‫‪َ -۷‬ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ قَا َل قَا َل َر ُ‬
‫اف * رواه الترمذى‬ ‫ب الهذِي يُ ِريدُ ْاْلَدَا َء َوالنها ِك ُح الهذِي يُ ِريد ُ ْالعَفَ َ‬ ‫َّللاِ َو ْال ُم َكات َ ُ‬
‫سبِي ِل ه‬ ‫َ‬
‫سله َم قَا َل ت ُ ْن َك ُح ْال َم ْرأَة ُ ِْل َ ْربَعٍ ِل َما ِل َها َو ِل َح َ‬
‫س ِب َها‬ ‫صلهى ه‬
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫ع ْن النه ِبي ِ َ‬ ‫‪َ -٨‬ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ َ‬
‫اك * رواه مسلم‬ ‫ت َيدَ َ‬ ‫ِين ت َ ِر َب ْ‬
‫ت الد ِ‬ ‫َو ِل َج َما ِل َها َو ِلدِينِ َها فَ ْ‬
‫اظ َف ْر ِبذَا ِ‬
‫سله َم قَا َل الدُّ ْنيَا َمتَاعٌ َو َخي ُْر َمتَاعِ الدُّ ْنيَا‬ ‫صلهى ه‬
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫َّللاِ َ‬ ‫سو َل ه‬ ‫َّللاِ ب ِْن َع ْم ٍرو أ َ هن َر ُ‬ ‫‪َ -٩‬ع ْن َع ْب ِد ه‬
‫حةُ * رواه مسلم‬ ‫صا ِل َ‬‫ْال َم ْرأَة ُ ال ه‬
‫ون‬
‫ظعُ ٍ‬ ‫عثْ َمانَ ب ِْن َم ْ‬ ‫سله َم َعلَى ُ‬ ‫صلهى ه‬
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫َّللاِ َ‬‫سو ُل ه‬ ‫اص قَا َل َرده َر ُ‬‫س ْع ِد ب ِْن أ َ ِبي َوقه ٍ‬ ‫‪َ -١۰‬ع ْن َ‬
‫ص ْينَا * رواه مسلم‬ ‫التهبَت ُّ َل َولَ ْو أَذِنَ لَهُ َال ْخت َ َ‬

‫‪CURRICULUM VITAE‬‬

‫‪©copyright_se7enboy 2015‬‬

‫‪Pas Foto‬‬
DATA PRIBADI

Nama Lengkap :
Nama Panggilan :
Tempat & Tanggal Lahir :
Golongan Darah :
Berat Badan : kg
Tinggi Badan : cm
Nama Bapak :
Nama Ibu :
Alamat Sekarang :
Alamat FB / Tweeter :
Kelompok dan Desa :

TENTANG SAYA
Warna Favorit :

Makanan favorit :

Minuman favorit :
3 Hal yang disuka :
3 Hal yang tidak :
disuka
5 Karakter (+) :

5 Karakter (-) :

Riwayat penyakit :

©copyright_se7enboy 2015

Anda mungkin juga menyukai