Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK SOSIAL DAN HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK

MATA KULIAH : SOSIOLOGI

DOSEN PENGAMPU : Pdt. SUDIANTO, S.TH., M.Si

Dibuat oleh:

KELAS A

Berneto Sanjaya (18.22.82) Jota Anugrah P. P. Alex (18.23.22)

Cindy Cristina Diandra (18.22.87) Melenia Hellen (18.23.29)

Dita Cintani (18.22.96) Ranni Cristina Nafensy (18.23.44)

Dwi Mayang Sari (18.22.98) Roland Dwi Prakorso (18.23.51)

Elma Januarika (18.23.05) Yolanda Dewi Indraswari (18.23.67)

Elsytha Wulandari (18.23.07) Yuri Febrianti (18.23.72)

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI

GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS

BANJARMASIN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kesempatan
yang masih diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kami yang berjudul “Kelompok Sosial dan Hubungan Antar Kelompok”
tepat pada waktuya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna seperti
kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari saudara saudari semua yang bersifat membangun agar dalam
penulisan makalah berikutnya dapat lebih baik. Apabila ada kekurangan ataupun
kesalahan dalam penulisan ataupun dalam ejaan kami memohon maaf. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, 19 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................2

BAB II ISI ...............................................................................................................3

2.1 Kelompok Sosial ................................................................................................3

2.1.1 Pengertian Kelompok Sosial ...........................................................................3

2.1.2 Ciri-ciri Kelompok Sosial ...............................................................................4

2.1.3 Dasar-dasar Pembentukkan Kelompok Sosial ................................................4

2.2 Klasifikasi Kelompok.........................................................................................5

2.2.1 Berdasarkan Besar Kecilnya Anggota ............................................................6

2.2.2 Berdasarkan Pada Kepentingan dan Wilayah .................................................6

2.2.3 Berdasarkan Derajat Organisasi ......................................................................6

2.2.4 Berdasarkan Kesadaran Terhadap Jenis yang Sama .......................................6

2.2.5 Berdasarkan Hubungan dan Tujuan Sosial .....................................................6

2.2.6 Berdasarkan Proses Terbentuknya ..................................................................7

2.2.7 Berdasarkan Erat Longgar Ikatan Hubungan Para Anggota ...........................7

2.3 Organisasi Formal ..............................................................................................8

2.4 Kelompok Formal dan Informal.........................................................................9

ii
BAB III PENUTUP ..............................................................................................10

3.1 Analisis Kritis ..................................................................................................10

3.2 Tawaran Solusi .................................................................................................10

3.3 Kesimpulan ......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dilahirkan pada umumnya seorang diri, namun mengapa manusia


harus hidup secara bermasyarakat atau berkelompok? Seperti yang kita ketahui
manusia pertama, Adam ditakdirkan hidup bersama dengan orang lain yaitu
Hawa. Begitu pula Tarzan salah satu tokoh Film, ia diberi pasangan seorang
wanita untuk menjadi teman hidupnya, yang kemudian memiliki keturunan, dan
seterusnya pula. Memang apabila manusia dibandingkan dengan makhluk
hidup lainnya seperti hewan, manusia tidak dapat hidup sendiri. Dan dalam
menghadapi alam sekitarnya, manusia harus hidup berkawan dengan manusia-
manusia lain dan pergaulannya mendatangkan kepuasaan bagi jiwanya. Apabila
manusia hidup secara sendirian, misalnya dalam keadaan terkurung di dalam
sebuah ruangan yang tertutup sehingga ia tidak dapat mendengarkan suara
orang lain atau tak dapat melihat orang lain, maka akan terjadi gangguan dalam
perkembangan jiwanya.
Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut
gregariousness sehingga manusia disebut juga social animal atau hewan sosial,
yaitu hewan yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama. Di dalam
hubungan antara manusia dengan manusia lain, agaknya yang paling penting
adalah reaksi yang timbul sebagai akibat hubungan-hubungan tadi. Reaksi
tersebutlah yang menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah luas.
Misalnya, kalau seseorang menyanyi, dia memerlukan reaksi, entah yang
berwujud pujian ataupun celaan yang kemudian harus merupakan dorongan
bagi tindakan-tindakan selanjutnya, karena sejak lahir manusia memiliki
keinginan, yaitu keinginan menjadi satu dengan sekelilingnya(masyarakat) dan
keinginan menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya. Semuanya itu
menimbulkan yang namanya kelompok-kelompok sosial. Kelompok-kelompok
sosial merupakan satu kesatuan manusia yang hidup bersama-sama dan
hubungan tersebut memiliki timbal balik yang saling meberikan pengaruh-

1
mempengaruhi dan juga saling menolong. Adapun hal itu harus memiliki syarat
pendukung, seperti adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok, hubungan
timbal-balik antara anggota dengan anggota yang lainnya, terdapat faktor yang
dimilik bersama- sama sehingga hubungan antar anggota lainnya semakin
erat,memiliki kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang
sama dan lain-lain, menjadi kelompok sosial yang berstruktur, berkaidah dan
mempunyai pola perilaku, bersistem dan juga dapat berproses.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian, ciri-ciri, dasar-dasar pembentukan dan jenis-jenis


kelompok sosial?
1.2.2 Apa saja macam-macam klasifikasi kelompok sosial?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan organisasi formal dan faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam penyusunannya beserta contoh-contohnya?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan kelompok formal dan informal?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud dengan kelompok sosial, ciri-
cirinya, dasar-dasar pembentukannya dan jenis-jenis kelompok sosial.
1.3.2 Pembaca dapat mengerti apa saja macam-macam klasifikasi kelompok
sosial.
1.3.3 Pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud dengan organisasi formal dan
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunannya beserta contoh-
contohnya.
1.3.4 Pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud dengan kelompok formal dan
informal.

BAB II

ISI

2.1 Kelompok Sosial

2
2.1.1 Pengertian Kelompok Sosial

Sejak dilahirkan, manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan


pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
(masyarakat) dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam
sekelilingnya. Untuk dapat menyesuaikan diri, manusia menggunakan pikiran,
perasaan dan kehendaknya. Semuanya itu menimbulkan kelompok-kelompok
sosial di dalam kehidupan manusia yang merupakan himpunan atau kesatuan-
kesatuan manusia yang hidup bersama. Menurut para sosiolog pengertian
kelompok sosial antara lain:
a. Astrid Soesanto
Kelompok sosial adalah kesatuan dari dua atau lebih individu yang mengalami
interaksi psikologis satu sama lain.
b. Hendropuspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan yang nyata, teratur dan tetap dari orang-
orang yang melaksanakan peranannya yang saling berkaitan guna mencapai
tujuan yang sama.
c. Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama,
antar anggotanya saling berhubungan, saling mempengaruhi dan memiliki
kesadaran untuk saling menolong.1

Menurut Robert K. Merton, terdapat tiga kriteria suatu kelompok, yaitu:

a. Kelompok ditandai oleh sering terjadinya interaksi.


b. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok.
c. Pihak yang berinteraksi didefinisikan orang lain sebagai anggota
kelompok.2

1
Bagja Waluya, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (Bandung: PT
Grafindo Media Pratama, 2007), 87.
2
Bagja Waluya, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (Bandung: PT
Grafindo Media Pratama, 2007), 87.

3
Secara umum pengertian kelompok sosial atau sosial group adalah
himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan
diantara mereka.3

2.1.2 Ciri-ciri Kelompok Sosial


Tidak selamanya sekumpulan orang-orang dapat dikatakan sebagai
kelompok sosial. Kelompok sosial harus memiliki ciri-ciri yang yang menjadi
kriteria kelompok tersebut. Oleh karena itu, R. M. Mac Iver dan Charles H. Page
mengemukakan bahwa suatu kesatuan atau himpunan manusia baru bisa disebut
kelompok sosial apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kesatuan yang nyata atau ada/tidaknya organisasi.
2. Setiap anggota kelompok sadar bahwa dirinya merupakan anggota/bagian
dari kelompok tersebut.
3. Ada hubungan timbal balik antara anggota kelompok.
4. Memiliki pola perilaku, struktur, dan aturan-aturan tertentu.
5. Memiliki faktor bersama sehingga mempererat hubungan antar anggota.
Misalnya: ideologi politik, agama, dll.4
2.1.3 Dasar-dasar Pembentukkan Kelompok Sosial5
Bertolak dari pengalaman sederhana dapat disebutkan beberapa dasar yang
melandasi orang membentuk kelompok, yaitu:
a. Kepentingan yang Sama (Common Interest)
Kepentingan yang sama ini dilihat sebagai dasar (wadah) orang-orang yang
hendak mendirikan kumpulan-kumpulan yang tetap atau organisasi yang
mantap, yang dalam pengertian sosiologis disebut kelompok kepentingan atau
asosiasi.
b. Darah dan Keturunan yang Sama (Common Ancestry)
Keturunan yang sama sejak zaman dahulu merupakan dasar persatuan
dan tali persaudaraan yang terkuat bagi umat manusia. Namun pada zaman
modern, saat kehidupan bersama menjadi sangat kompleks dan mobilitas

3
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), 104.
4
Bagja Waluya Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (Bandung: PT
Grafindo Media Pratama, 2007), 88.
5
D. Hendropuspito OC, Sosiologi Sistematik (Yogyakarta: Kanisius, 1989), 42.

4
sosial melaju cepat, faktor darah dan keturunan menjadi berkurang
pentingnya. Ada pergeseran dalam penentuan dasar organisasi dari hubungan
darah (keluarga) ke faktor pendidikan dan keterampilan demi meningkatnya
efesiensi kerja.
c. Daerah yang Sama
Daerah yang sama dapat memberikan keuntungan bagi berfungsinya
suatu organisasi berkat dekatnya jarak fisik orang yang satu dengan yang lain.
Selain itu daerah yang sama pada umumnya membentuk kebudayaan yang
sama seperti pola berpikir yang sama pola kerja dan pola kerja sama yang
sama. Atas dasar pertimbangan itulah orang membentuk kelompok-kelompok
territorial sebagai kesatuan (kumpulan) yang tetap untuk bekerja sama dan
meningkatkan kepentingan mereka.
d. Ciri-ciri Badaniah yang Sama
Faktor ini amat dekat kaitannya dengan faktor keturunan. Ciri badaniah
yang sama antara lain warna kulit, ras, jenis kelamin dan usia yang sama.
Dalam masyarakat modern pun faktor warna kulit yang sama dipandang
sebagai dasar yang baik untuk mendirikan organisasi. Misalnya organisasi
buruh berkulit hitam dan himpunan pelajar Irian Jaya.

2. 2. Klasifikasi Kelompok

Menurut Soerjono Soekanto klasifikasi kelompok dibagi menjadi jenis


kelompok berdasarkan beberapa hal, yaitu besar kecilnya jumlah anggota,
kepentingan wilayah, derajat organisasi, kesadaran terhadap jenis yang sama,
serta hubungan sosial.

2.2.1 Berdasarkan Besar Kecilnya Jumlah Anggota


Kelompok sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan jumblah anggotanya,
menurut George Simmel, bentuk terkecil kelompok sosial terdiri dari satu orang

5
sebagai fokus hubungan sosial yang diamakan monad. Monad dikembangkan
dengan meneliti kelompok-kelompok yang terdiri dari 2-3 orang yang disebut
triad. Simmel menelaah kelompok yang lebih besar yaitu kelompok yang
anggotanya masih saling mengenal contoh kelompok jenis ini adalah keluarga,
rukun tetangga dan desa. Kelompok ini dapat berkembang menjadi kelompok
yang lebih luas seperti kota dan negara, dimana anggotanya tidak memiliki
hubungan yang erat.

2.2.2 Berdasarkan Pada Kepentingan dan Wilayah

Ukuran lain yang menentukan jenis kelompok sosial adalah kepentingan


dan wilayah. Suatu komunitas merupakan kelompok-kelompok atau persatuan-
persatuan atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan khusus
tertentu.6
2.2.3 Berdasarkan Derajat Organisasi
Berdasarkan derajat prganisasi, kelompok sosial dapat berupa kelompok
yang terorganisasi dengan baik sekali, seperti negara, sampai kepada kelompok
yang tak terorganisasi seperti kerumunan.
2.2.4 Berdasarkan Kesadaran Terhadap Jenis yang Sama
Berdasarkan kesadaran terhadap jenis yang sama, kelompok sosial dapat
dibagi atas in-group dan out-group. Pada in-group dan out-group, orang
mendapatkan pemahaman bahwa “kami” berbeda dengan “mereka” artinya
terdapat identitas yang membedakan antra orang-orang didalam kelompok dan
orang-orang diluar kelompok.
2.2.5 Berdasarkan Hubungan dan Tujuan Sosial
Berdasarkan hubungan dan tujuan sosial, kelompok sosial dapat dibedakan
menjadi kelompok primer dan sekunder:
a. Primer adalah kelompok-kelompok yang saling mengenal anggotanya,
serta terdapat kerjasama yanng bersifat pribadi. Contoh kelompok ini
adalah keluarga.7

6
Kun Maryanti, Juju Suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI jilid 2, 142.
7
Ibid., 143.

6
b. Sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak
orang, hubungannya tidak harus saling mengenal secara pribad, kurang
akrab, dan sifatnya tidak bertahan lama karena mereka berkumpul
berdasarkan kepentingan yang sama. Contohnya terdapat pada orang-
orang yang melakukan hubungan kontrak (jual-beli) yang melibatkan
munculnya hak dan keajiban dari masin-masing pihak.8

2.2.6 Berdasarkan Proses Terbentuknya

a. Kelompok semu, biasa juga disebut khalayak ramai, yaitu kelompok


yang proses terbentuknya bersifat sementara karena terkait oleh
kepentingan sesaat dan tidak terorganisir
b. Kelompok nyata yang biasa disebut juga organisasi sosial. Sesuai
dengan bentuknya yang nyata, kehadirannya selalu tetap. Organisasi
sosial dibentuk secara terorganisasi untuk kepentingan tertetu. Oleh
sebab itu proses interaksi sosial diantara anggotanya relatif lebih aktif.9

2.2.7 Berdasarkan Erat Longgar Ikatan Hubungan Para Anggotanya

a. Kelompok Paguyuban , adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang


tiap-tiap anggota diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat
alamiah dan kekal yang didasari oleh hubungan rasa cinta dan rasa
kesatuan batin.
b. Kelompok Petembayan, merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok
untuk jangka waktu yang pendek, terdapat pada hubungan yang bersifat
timbal balik.
c. Kelompok utama, hubungan antar individu dalam kelompok sangat kuat
dimana mereka saling mengenal dan berhubungan langsung( face to
face).

8
Ibid., 144.
9
Taufid Rohman, Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat ( Jakarta:
Yudhistira,2007), 61.

7
d. Kelompok sekunder, hubungan antara individu dalam kelompok hampir
tidak ada, kalaupun ada longgar sekali. Setiap anggota masih
mementingkan diri sendiri.10

2.3 Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar dan hubungan kerja
yang rasional, dibentuk dan disusun secara resmi, memiliki struktur yang
jelas,pembagian tugas yang jelas dan tujuan yang jelas. 11
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan struktur
organisasi formal: wewenang, tanggung jawab, pertanggung jawaban, delegasi
dan koordinasi.12 Contoh organisasi formal, yaitu:

1. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

2. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

3. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)

4. PT (Perseroan Terbatas)

5. KOPERASI LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

6. ORGANISASI SEKOLAH

7. KARANG TARUNA

8. PRAMUKA

2.4 Kelompok Formal dan Kelompok Informal

Kelompok Formal adalah kelompok yang memiliki aturan-aturan yang


tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur

10
Elisanti dan Tintin Rostini, Sosiologi 1( Jakarta: CV. Indradjaja, 2009), 23.
11
M.Anang Firmansya, Budi W. Mahardika, Pengantar management (Yogyakarta: CV
Budi Utama, 2018), 60.
12
M. Fuad DKK, Pengantar Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), 102.

8
hubungan antara anggota-anggotanya. Contoh kelompok formal adalah
organisasi. Max Weber menyatakan bahwa salah satu bentuk organisasi formal
itu adalah biokrasi. Ciri-ciri birokrasi adalah:

a. Tugas-tugas organisasi didistribusikan dalam beberapa tugas dan jabatan.


Atau, dapat dikatakan karena adanya pembagian kerja berdasarkan
spesialisasi.
b. Posisi dalam organisasi terdiri hierarki struktur wewenang. Hierarki
berwujud piramida, yaitu setiap jabatan bertanggung jawab terhadap
bawahan mengenai keputusan dan pelaksanaan.
c. Suatu sistem peraturan menguasai keputusan-keputusan dan pelaksanaan.
d. Unsur staf yang merupakan pejabat bertugas memelihara organisasi dan
khususnya keteraturan komunikasi.
e. Para penjabat berharap bahwa hubungan dengan bawahan dan pihak lain
bersifat orientasi impersonal.
f. Penyelenggaraan kepegawaian didasarkan pada karier.13

Kelompok informal tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu dan


pasti. Kelompok-kelompok tertentu biasanya terbentuk karena pertemuan-
pertemuan yang berulang-ulang dan itu menjadi dasar bagi bertemunya
kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama.14

BAB III

PENUTUP

3.1 Analisis Kritis

13
Nurani Soyomukti, Pengantar sosiologi: Dasar Analisis, Teori, & Pendekatan Menuju
Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian Strategis (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016), 303.
14
Ibid., 303.

9
Menurut Hendropuspito kelompok sosial adalah suatu kumpulan yang
nyata, teratur dan tetap dari orang-orang yang melaksanakan perannya yang
saling berkaitan guna mencapai tujuan yang sama. Sedangkan klasifikasi
kelompok sosial berdasarkan proses terbentuknya dibagi menjadi dua, yaitu
kelompok semu dan kelompok nyata atau yang disebut organisasi sosial, di mana
pada kelompok semu dijelaskan bahwa kelompok yang proses terbentuknya
bersifat sementara karena berkaitan dengan kepentingan sesaat dan tidak
terorganisir. Berdasarkan analisis kelompok kami dari dua pernyataan tersebut
ada kontradiksi atau tidak sinkron, di mana dapat kita dapat menyimpulkan
menurut Hendropuspito kelompok sosial itu bersifat nyata, teratur dan tetap,
sehingga sifat-sifat tersebut bertentangan dengan klasifikasi kelompok sosial
yakni pada kelompok semu.

Pada penjelasan tentang organisasi formal dan kelompok formal


menurut pendapat kami adalah sama saja, dengan maksud bahwa organisasi
formal itu adalah contoh atau bagian dari kelompok formal. Hal ini tetap kami
sampaikan dua-duanya karena kami mengikuti silabus.

3.2 Tawaran Solusi

Menurut kelompok kami kelompok sosial itu mencakup sangat luas


berdasarkan KBBI, kelompok sosial adalah kumpulan orang yang berkenaan
dengan masyarakat itu sendiri, jadi pada klasifikasi kelompok sosial pada
kelompok semu bisa dikatakan sebagai kelompok sosial sedangkan pendapat
Hendropuspito itu sendiri sebenarnya sudah benar tapi kurang tepat menurut
Soerjono Soekanto dalam bukanya yang berjudul “Sosiologi Suatu Pengantar”
menyebutkan kelompok sosial ada yang tidak teratur, seperti: kerumunan dan
publik.

Para pembaca materi kami bisa membaca buku yang berjudul


“Sosiologi Suatu Pengantar” karangan Soerjono Soekanto untuk materi lebih
lengkapnya.

10
3.3 Kesimpulan

Kelompok sosial merupakan kesatuan dari dua atau lebih individu yang
mengalami interaksi psikologis satu sama lain yang hidup bersama, antar
anggotanya saling berhubungan, saling mempengaruhi dan memiliki kesadaran
untuk saling menolong dan hubungan ini berlangsung secara tetap dan nyata.
Kelompok sosial dapat terbentuk dengan dasar-dasar tertentu yang berbeda-
beda latar belakangnya yang mengarahkan apakah kelompok sosial tersebut
berbentuk formal atau informal, primer atau sekunder dan lain sebagainya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Waluya, Bagja. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung:


PT Grafindo Media Pratama, 2007.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2006.

OC, D. Hendropuspito. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius, 1989.

Maryanti, Kun, Juju Suryawati. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI jilid 2.

Rohman, Taufid. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta:


Yudhistira, 2007.

Elisanti dan Tintin Rostini. Sosiologi 1. Jakarta: CV. Indradjaja, 2009.

Firmansya, M.Anang, Budi W. Mahardika. Pengantar management. Yogyakarta:


CV Budi Utama, 2018.

Fuad, M, DKK. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Soyomukti, Nurani. Pengantar sosiologi: Dasar Analisis, Teori, & Pendekatan


Menuju Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian
Strategis. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

12

Anda mungkin juga menyukai