Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Vitamin
2.1.1 Pengertian Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan
dalam jumlah sangat kecil dalam makanan dan pada umumnya tidak
dapat dibentuk oleh tubuh, kecuali votamin D yang dapat dibuat
dalam kulit apabila kulit mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Vitamin merupakan senyawa kimia yang sangat di perlukan untuk
mempertahankan hidup.
Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme
energi, pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai
koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Sebagian besar enzim
terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan
protein. Hingga sekarang fungsi biokimia beberapa jenis vitamin
belum diketahui dengan pasti.
Vitamin dapat diperoleh dari bahan makanan yang berasal dari
tumbuhan dan hewan. Kebutuhan vitamin dalam manusia terpenuhi
melalui makan makanan dengan gizi seimbang, yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Defisiensi vitamin adalah suatu keadaan dimana tubuh
kekurangan salah satu atau beberapa vitamin secara bersamaan
sehingga akan mempengaruhi fungsi normal tubuh dan akan
menimbulkan gejala yang khas. Kebutuhan tubuh akan vitamin akan
meningkat apabila ditemukan keadaan berikut:
1. Masa pertumbuhan, usia senja, sakt berat, pasca operasi, dayi
prematur, ibu hamil dan menyusui, serta masa penyembuhan
dari penyakit.
2. Defisiensi vitamin melalui diagnosa dokter
3. Dehidrasi
4. Vegetarian tanpa susu dan telur
5. Gangguan penyerapan makanan
6. Gagal ginjal yang memerlukan diet rendah protein
7. Makanan yang dikonsumsi dehari-hari kurang kandungan
vitamin
8. Adanya gangguan pencernaan, sehingga penyerapan terganggu

2.1.2 Penggolongan dan Penamaan Vitamin


Istilah vitamin pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh
Chasimir Funk di Polandia. Dalam upaya menemukan dedak beras
yang mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di
dalam makanan sehari-hari. Zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan
mengandung unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu di beri nama
vitamine. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa ada beberapa
jenis vitamin yang ternyata tidak merupakan amine. Oleh sebab itu,
istilah vitamine kemudian diubah menjadi vitamin.
Vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K)
vitamin B terdiri dari beberapa unsur vitamin. Berdasarkan
kelarutannya vitamin digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air.
1. Vitamin Larut Lemak
Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E, dan K. Vitamin
larut lemak diabsorpsi bersama lipida lain. Absorpsi
membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak
diangkat ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari
lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya
tidak dikeluarkan melalui urin. Vitamin larut lemak
mempengaruhi permeabilitas atau transpor pada berbagai
membran sel dan bekerja sebagai oksidator atau reduktor,
koenzim atau inhibitoh enzim.
a. Vitamin A (Retinol, Axeropthol)
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama
ditemukan. Vitamin A adalah salah satu vitamin yang berperan
penting dalam perkembangan dan kinerja berbagai organ tubuh,
seperti mata, kulit, pertumbuhan, dan sistem kekebalan tubuh.
Vitamin A berasal dari karotin (provotamin A) yang merupakan
pigmen tumbuh-tumbuhan. Karotin akan diubah menjadi
vitamin A pada dinding usus halus. Vitamin ini dapat ditemukan
dalam berbagai bahan makanan, misalnya hati, susu,
keju, yoghurt, telur, melon, mangga, bayam, wortel, serta
minyak ikan laut.
Vitamin A mempunyai fungsi untuk memelihara jaringan
epitel dan mukosa di seluruh tubuh sehingga jaringan tidak
mudah rusak dan menjadi hiperkeratosis di kulit dan
konjungtiva di kornea atau sebagainya, pembentukan sel darah
merah, dapat melihat dalam keadaan gelap karena mengandung
suatu pigmen fotosensitif, profilaksis pada kasus kekurangan
protein pada ibu hamil, menyusui, bayi dan anak-anak hingga 6
tahun.
Vitamin A bisa berupa tablet, kapsul, atau obat cair.
Merek dagang yang sering ditemui adalah berry vision, matovit,
liprolac, navitae, opibright. Dosis yang harus digunakan dalam
takaran per hari satuan internasional, yaitu: anak-anak 1000
IU/hari, dewasa 2500-5000 IU/hari, untuk yang melakukan
pengobatan 25.000-50.000 IU/hari.
Efek samping yang ditimbulkan pada dosis besar akan
menimbulkan mual muntah, sakit kepala, halusinasi, kulit
bersisik dan gatal, rambut rontok, pandangan kabur dan ganguan
pertumbuhan pada anak.
b. Vitamin D (Elgokalsiferol, Kalsiferol)
Vitamin D dialam terdapat sebagai sterol yang merupakan
provitamin D, yang didapat dari jaringan hewan adalah 7-
dehidrokolesterol yang diubah menjadi vitamin D3
(kolekalsiferol). 7-dehidrokolesterol juga desintesa pada kulit.
Provitamin D yang didapat dari ragi dan jamur adalah ergosterol
yang diubah menjadi vitamin D2 (kalsiferol). Keduanya
membutuhkan konversi menjadi bentuk aktifnya sehingga
ditambahkan gugus hidroksil pertama di dalam hati, yang kedua
di dalam ginjal.
Vitamin D dibentuk di dalam tubuh dengan bantuan sinar
matahari yang diserap melalui kulit. Vitamin ini juga dapat
diperoleh dari berbagai bahan makanan, seperti kuning telur,
daging merah (misalnya, daging sapi), sarden, salmon, tuna,
hati, serta makanan yang diperkaya vitamin D. Vitamin D dapat
membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang dengan cara
mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia.
Vitamin D bisa berupa tablet, kapsul, atau obat cair.
Merek dagang yang sering ditemui adalah D-Vit, Calcid,
Calcium AD, Calc-os, Caldece, Calporosis D 500, Calporosis D
800, Caltrax, Dumocalcin Plus, Osvion Plus. Dosis yang harus
digunakan untuk mengobati defisiensi vitamin D umumnya
1000-2000 IU/hari, pada malaborsi 10000-50000 IU/hari,
hiperparatiroidisme 50000-200000 IU/hari.
Efek samping yang ditimbulkan pada dosis besar akan
menyebabkan hipertensi, mual, muntah, diare, sakit kepala,
mengantuk, dan poliuria.
c. Vitamin E (tokoferol)
Tokoferol merupakan antioksidan dan akan rusak apabila
terkena udara atau sinar ultraviolet. Dialam ada 8 jenis tokoferol
yang merupakan aktifitas vitamin E. 90% tokoferol yang berasal
dari hewan adalah ala tokoferol yang memilii astifitas biologik
yang paling besar. Vitamin E bisa ditemukan pada banyak
makanan, seperti sayuran berdaun hijau, minyak nabati,
margarin, daging sapi, daging unggas, telur, buah, kacang-
kacangan, dan sereal yang difortifikasi.
Vitamin E penting untuk fungsi dan perkembangan tubuh.
Obat ini juga berpengaruh penting dalam kekuatan sistem
kekebalan tubuh, pertumbuhan sel, kesehatan mata, dan
kesehatan kulit.
Vitamin E hanya berupa tablet dan kapsul. Merek dagang
yang sering ditemui adalah Natur-E, Original E, Dalfarol,
Evigra. Dosis yang dianjurkan sesuai dengan kondisi yang
dialami pasien, untuk pengobatan defisiensi pada anak-anak 2-
20 mg/kg satu kali sehari dan dewasa 40-50 mg/hari, fibrosis
kitik pada anak-anak 50-200 mg satu kali sehari dan dewasa
100-200 mg/hari. Apabila untuk keperluan nutrisi sehari-hari,
usia 1-3 tahun 6 mg, 4-8 tahun 7 mg, 9-13 tahun 11 mg, >14
tahun 15 mg, dan ibu menyusui 19 mg. Jika dikonsumsi secara
berlebihan dapat menyebabkan diare, sakit kepala, tubuh
menjadi lemah, gangguang pada penglihatan, dan mual.
d. Vitamin K (menadion)
Vitamin K termasuk golongan vitamin yang larut dalam
lemak. Vitamin ini dapat ditemukan dalam berbagai bahan
makanan, misalnya bayam, brokoli, kacang kedelai, daging,
telur, stroberi, sereal, serta minyak sayur. Kecukupan asupan
vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah dan
kesehatan tulang.
Vitamin K yang berfungsi sebagai suplemen dapat dibeli
secara bebas. Sedangkan untuk jenis vitamin K yang digunakan
di rumah sakit guna menangani perdarahan memerlukan
pantauan dan resep dari dokter.
Vitamin K hanya berupa tablet dan suntik. Merek dagang
yang sering ditemui Prohem, Vitadion, Vitka Infant. Pada
umumnya, dosis untuk mengobati defisiensi vitamin K pada
orang dewasa adalah 10-40 mg per hari. Sedangkan pada anak-
anak, harus ditanya kepada dokter. Untuk menangani kasus
pendarahan ditentukan oleh dokter yang menangani kasus
tersebut.
2. Vitamin Larut Air
Vitamin larut air disimpan dalam tubuh hanya dalam
jumlah terbatas dan sisanya dibuang, sehingga mempertahankan
saturasi jaringan vitamin larut air perlu sering dikonsumsi.
Meskipun demikian, pemberian vitamin larut air dalam jumlah
berlebihan merupakan pemborosan dan menimbulkan efek yang
tidak diinginkan. Vitamin larut air terdiri dari vitamin B
kompleks (B1, B2, B3, B5, B6, B7, B11, B12, dan Kolin) dan
vitamin C.
a. Vitamin B1 (thiamin/aneurin)
Vitamin B1 atau tiamin adalah jenis vitamin B yang
berfungsi untuk mengubah asupan karbohidrat menjadi energi.
Karena vitamin B1 larut air, vitamin ini akan dibawa oleh aliran
darah untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Khususnya untuk
menjaga fungsi sistem saraf, jantung, dan otot agar bekerja
dengan baik. Biasa didaptkan di kulit ari beras, daging, hati,
susu, ragi, sayuran dan kacang-kacangan.
Dosis yang dapat digunakan untuk pencegahan 2-5
mg/hari, sedangkan untuk pengobatann 5-10 mg/hari 3 x sehari.
Defisiensi berat menimbulkan penyakit beri-beri yang gejalanya
terutama tampak pada system saraf dan kardiovaskuler.
Gangguan saraf dapat berupa depresi, mudah tersinggung,
anoreksia, kesemutan. Pada saluran cerna gangguan dapat
berupa konstipasi, nafsu makan berkurang, perasaan tertekan
dan nyeri di daerah epigastrium.
b. Vitamin B2 (riboflavin)
Vitamin B2 atau riboflavin adalah nutrisi yang sangat
penting bagi perkembangan jaringan tubuh, produksi sel darah
merah, dan koenzim dalam metabolisme protein dan energi.
Vitamin B2 bisa diperoleh dari beberapa jenis makanan, seperti
produk susu, roti, daging rendah lemak, jeroan, telur, kacang-
kacangan, nasi, dan sayuran hijau.
Selain bisa diperoleh melalui makanan, vitamin B2 juga
terkandung di dalam suplemen. Vitamin B2 bisa menjadi
kandungan utama atau campuran di dalam suplemen
multivitamin, yang tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, suntik,
atau infus.
Merek dagangnya yaitu vitamin B kompleks, soluvit N,
corovit. Dosis untuk pencegahan 2 mg/hari, sedangkan untuk
pengobatan 5-10 mg/hari. Defisiensi mengakibatkan yaitu sakit
tenggorokan, radang disudut mulut, lidah merah membengkak,
iritasi mata,bintik bintik merah pada kulit.
c. Vitamin B3 (niasin)
Vitamin B3 atau niasin adalah nutrisi yang sangat penting
bagi sistem saraf karena dapat menormalkan sistem saraf pusat,
saluran pencernaan, kulit, dan koenzim dalam produksi energi.
Vitamin ini biasa ditemukan dalam padi-padian, kacang-
kacangan, daging, susu, dan telur.
Vitamin ini berbentuk tablet, kapsul, dan suntik. Dosis
yang dianjurkan untuk pencegahan 15-30 mg/hari, sedangkan
untuk pengobatan 50-300 mg/hari. Defisiensi mengakibatkan
pellagra, lemah kurang tenaga, nafsu makan kurang, dermatis,
diare, neutritis, gangguan mental.
d. Vitamin B5 (asam pantotenat)
Vitamin B5 adalam vitamin yang berperan dalam
metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak, mengaktifasi asam
amino, sintesis kolesterol. Vitamin ini bersumber dari daging,
serealia, buah, sayur, susu, kacang-kacangan. Vitamin ini berupa
tablet dan suntik. Dosis yang dianjurkan 5-10 mg/hari. Apabila
defisiensi gejala yang timbul adalah kelelahan, malaise, pusing,
gangguang saluran pencernaan, gangguan tidur.
e. Vitamin B6 (piridoksin)
Vitamin ini berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme
asam amino, sintesis protein, pembentukan hem, aktifitas otak,
alat angkut adsorbsi asam amino, melawan mual, muntah dan
depresi karena pil anti hamil dan morning sickness. Vitamin B6
diperolah melalui jenis-jenis makanan, seperti ubi jalar, ati
ayam, daging ayam atau sapi, telur, ikan salmon dan tuna,
kacang-kacangan, alpukat, pisang, wortel, bayam, susu, dan
keju.
Vitamin ini berbentuk tablet dan sirop. Dosis yang
dianjurkan untuk pencegahan 2-5 mg/hari, wanita hamil 50
mg/hari, depresi akibat pil KB 125 mg/hari selama 7 hari dalam
sebulan, sedangkan untuk pengobatan 10-100 mg/hari.
Defisiensi mengakibatkan anemia, mudah tersinggung, kejang-
kejang, neutritis. Apabila kelebihan mengonsumsi vitamin ini
dalam jangka panjang akan mengakibatkan gangguan sistem
saraf.
f. Vitamin B7 (biotin)
Vitamin ini berperan sebagai kofaktor enzim karbokasile;
metabolisme energi, sintesis asam lemak, asam amino dan purin.
Biotin dapat ditemukan dalam makanan hati, roti, telur, kacang
kacangan, padi padian utuh, tomat, khamir. Defisiensi
mengakibatkan yaitu dermatitis, rasa lemah, sakit otot, bintik
pada kulit, kejang, anoreksia, anemia ringan, dan rambut rontok.
g. Kolin
Kolin berperan dalam donor metil dalam pembentukan
berbagai asam amino essensial, pengobatan penyakit hati
(sirosis hepatitis), hepatitis, dan sebagai zat lipotropik.
Ditemukan di dalam makanan yang mengandung protein, kolin,
dan metionin. Defisiensi mengakibatkan kenaikan konsentrasi
lemak dalam hati yang lama-lama dapat menyebabkan sirosis
hepatitis, kelainan ginjal, kelainan pada kulit dan lemah otot.
h. Vitamin B11 (asam folat)
Asam folat berperan dalam memperbaiki kelainan darah
pada anemia pernisiosa, pembentukan sel darah merah. Vitamin
ini terdapat hampir disetiap jenis makanan, ragi, sayur segar,
kentang, buah-buahan, hati, daging, telur, ikan. Defisiensi
mengakibatkan anemia megalobastik, gangguang pertumbuhan,
diare, penurunan berat badan. Apabila berlebihan mengonsumsi
vitamin ini akan mengakibatkan peningkatan ketidakstabilan
mental, lekas marah, tidur gelisah, susah tidur, peregangan
abdomen, anoreksia, perut kembung, mual, malaise, kejang, dan
gangguan penyerapan zinc dalam tubuh.
i. Vitamin B12 (kobalamin)
Kobalamin berperan sebagai koenzim dalam sintesis hem
untuk hemogllobin, pembentukan sel darah merah normal,
sintesa protein. Dapat ditemukan di dalam makanan kuning
telur, susu, ikan, keju, kerang, dan daging. Defisiensi
mengakibatkan kerusakan pada sel epitel terutama saluran cema,
anemia pernisiosa addison.
j. Vitamin C (asam ascorbat)
Asam ascorbat merupakan bubuk kristal atau bubuk putih
kekuningan, reduktor kuat, stabil pada keadaan kering. Dalam
bentuk larutan dalam wadah terbuka larutan ini dcepat rusak.
Vitamin ini berperan dalam antioksidan, pembentukan dinding
pembuluh darah, sintetis kolagen, karnitin dan lain ikatan viral,
fungsi imun, membantu adsobrsi besi, pembentukan tulang dan
dentin. Vitamin C bisa didapat dari sebagian besar buah-buahan
dan sayuran, seperti kiwi, jeruk, tomat, stroberi, lemon, nanas,
pepaya, brokoli, cabai, kentang, dan paprika.
Merek dagang yang umum Probio-C, Prove-C, Sankorbin,
Vitacimin C. Vitamin ini dapat berupa tablet, sirop, dan
suntikan. Dosis yang dianjurkan untuk pencegahan 50-100
mg/hari, untuk pengobatan pada dewasa 250 mg 2 x sehari,
sedangkan untuk bayi 100 mg/hari. Defisiensi mengakibatkan
osteoporisis, gigi mudah lepas, gusi berdarah dan bengkak,
sariawan, infeksi gangguan pembentukan jaringan, dan anemia.
Apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan
Mual, muntah, kram usus , flushing atau kemerahan kulit, sakit
kepala, insomnia dan diare, pengkentalan darah, gangguan sel
darah merah, erosi gigi dan batu ginjal.
2.2 Mineral
2.2.1 Pengertian mineral
Mineral adalah zat organik yang dalam jumlah kecil berguna
untuk metabolisme tubuh, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Mineral yang paling banyak di butuhkan oleh tubuh disebut
elemen spura. Sumber mineral paling baik adalah makanan hewani,
kecuali magnesium yang paling banyak terdapat di dalam makanan
nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh-tumbuhan dan
menumpuknya di dalam jaringan tubuhnya. Mineral berasal dari
makanan hewani mempunyai ketersediaan biologik lebih tinggi
daripada yang berasal dari makanan nabati. Makanan hewani lebih
sedikit megandung bahan pengikat mineral dari pada makanan nabati.

2.2.2 Penggolongan dan Penamaan Mineral


Mineral dapat diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan
tubuh manusia. Mineral utama (mayor) adalah mineral yang
diperlukan oleh tubuh lebih dari 100 Mg sehari, sedangkan mineral
minor (trace elements) adalah yang manusia butuhkan kurang dari 100
Mg sehari. Kalsium, magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan klorida
adalah contoh mineral utama, sedangkan kromium, tembaga, yodium,
besi, flor, mangan, selenium adalah contoh mineral minor.
Perbedaan jenis mineral tersebut hanya berdasarkan jumlah yang
diperlukan, bukan kepentingan. Mineral minor tidak kalah penting
dengan mineral utama. Kekurangan mineral minor juga dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang juga serius.
a. Natrium (Na)
Natrium atau sodium berfungsi sebagai penjaga keseimbangan
air dan elektrolit (asam basa) di dalam sel, maupun di dalam cairan
ekstraseluler. Termasuk plasma darah. Mineral ini juga diperlukan
untuk membawa impuls saraf. Sumber natrium biasanya ditemukan di
dalam garam dapur, mono sodium glutamat (MSG), kecap, dan
makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Sayuran dan buah
mengandung sedikit natrium.
Dosis yang dianjurkan untuk dehidrasi 5-10 g NaCl. Defisiensi
mengakibatkan dehidrasi karena diare, muntah, kurang makan atau
minum, kejang. Akibat dari kelebihan natrium dapat menimbulkan
keracunan yang dalam keadaa akut akan menimbulkan edema dan
hipertensi.
b. Klor (Cl)
Klor merupakan cairan pertama ekstraseluler. Klor berperan
dalam memelihara keseimbangan cairan dan eektrolit, membantu
menyeimbangkan asam basa di dalam lambung, membantu
mengangkut karbon dioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh. Klor
di peroleh di dalam garam dapur dan makanan yang diberi garam
dapur, sayur-sayuran dan buah-buahan. Kebutuhan minimum klor
ditaksir sebanyak 750 mg. Kekurangan klor terjadi pada muntah-
muntah, diare, dan keringat berlebih.
c. Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif, akan tetapi
berbeda dengan natrium, kalium terutama terdapat di dalam sel.
Kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik,
terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein,
berperan dalam pertumbuhan sel. Kalium diperkirakan dibutuhkan
2000 mg sehari. Kalium terdapat di tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Terutama buah, sayur, dan kacang-kacangan.
Derisiensi mengakibatkan hipokalemi dengan gejala kelemahan
otot, lelah, lemah, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, konstipasi.
Kelebihan kalium akut dapat menyebabkan hiperkalemi akut yang
dapat menyebabkan gagal jantung dan berakibat kematian.
d. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat
ditubuh. Kalsium berfungsi sebagai pembentukan tulang dan gigi,
regulasi daya rangsang dan kontraksi otot, dan penerusan impuls saraf.
Kalsium berasal dari susu, telur, sayur, dan gandum. Dosis yang
dibutuhkan untuk pencegahan 100-500 mg/hari. Kekurangan kalsium
pada pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan, osteomalaciaatau riketsia, osteoporosis. Kelebihan
kalsium dapat menyebabkan batu ginjal.
e. Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral terbanyak kedua di dalam tubuh.
Fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai gara kalsium fosfat. Fosfor
berfungsi sebagai klasifikasi tulang dan gigi, mengatur penalihan
energi, pengatur keseimbangan asam basa. Fosfor dapat ditemukan
didalam daging, ayam, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, dan
serealia. Fosfor dibutuhkan sehari sekitar 200-500 mg. Kekurangan
fosfor gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan, dan kerusakan
tulang. Kelebihan fosfor akibat fosfor darah terlalu tinggi, ion fsfat
akan meingkat dan dapat menimbulkan kejang.
f. Magnesium (Mg)
Peranan magnesium sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi
biologik, transmisi saraf, kontraksi otot, dan pembekuan darah.
Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-
bijian, kacang-kacngan, daging, dan susu. Magnesium dibutuhkan
sehari sekita 250-280 mg. Kekurangan magnesium menyebabkan
gangguan absorpsi ginjal, muntah-muntah, diare, kekurangan nafsu
makan, gangguan saraf pusat.
g. Besi (Fe)
Besi merupakan bagian molekul hemoglobin dalam darah yang
mengangkut oksigen dari paru ke sel tubuh untuk metabolisme
glukosa, lemak, dan protein, komponen utama dalam sistem enzim
dan myoglobin. Sumber besi terdapat di sayur bayam, kangkung, dan
daging yang berwarna merah. Dosis yang dianjurkan untuk wanita
hamil 100 mg/hari, sedangkan untuk pria dewasa 100 mg/kgBB dan
wanita 35 mg/kgBB. Befisiensi mengakibatkan anemia akibat asupan
kurang, kemampuan mengatur suhu tubuh menurun, letih, kurang
nafsu makan, menurunnya kemampuan untuk berkonsentrsi.
Kelebihan beso mengakibatkan diare, muntah, sakit kepala.
h. Seng (Zn)
Seng memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh.
Seng berperan sebagai kofaktor dalam banyak enzim yang terlibat
dalam segala metabolisme, memperbaiki sel-sel otak bagi lemah
ingatan, penyembuhan borok, penggunaan paling banyak dalam
dermatologi. Seng di dapatkan dari daging, kerang, kepiting, susu, dan
kacang-kacangan. Defisiensi mengakibatkan gangguan fungsi
kekebalan, pusat sistem saraf, dan fungsi otak.
i. Iodium (I)
Iodium merupakan bagian dari hormon tiroid. Iodium berperan
dalam perubahan karoten dalam menjadi bentuk aktif vitamin A,
mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah,
fungsi otot dan saraf. Sumber iodium terdapat dalam ikan, kepiting,
kerang, dan lumut laut. Kekurangan iodium dapat menyebabkan
kelenjar tiroid membesar, gondok endemik, kretinisme. Kelebihan
iodium dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid dan sesak
napas.
j. Tembaga
Tembaga memegang peranan dalam pencegahan anemia,
oksiidasi besi, perubahan asam amino tirosin menjadi melanin.
Sumber utama tembaga adalah tiram, kerang, hati, ginjal, kacang-
kacangan, unggas, biji-bijian, serealia, dan coklat. Kekurangan
tembaga menyebabkan anemia, mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme, terjadi demineralisasi tulang.
k. Mangan (Mn)
Mangan mempengaruhi sintesis monosakarida, menstimulasi
kolesterol hati dan asam lemak, dan merupakan kofaktor banyak
enzim seperti arginase dan alkali fosfatase dihati. Banyak jenis
makanan mengandung mangan dalam jumlah besar. Pada orang
dewasa asupan Pada daerah tambang dan industry dapat terjadi
instoksikasi mangan menahan akibat inhalasi mangan. Gejala parkinso
dapat timbul dan berlanjut kecuali bila mangan dihindarkan. jumlah
2-5mg aman dan cukup jumlahnya.
l. Kromium (Cr)
Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida,
mempermudah masuknya glukosa ke dalam sel, krom merupakan
bagian dari ikatan organik faktor toleransi glukosa bersama asam
nikotindat dan glutation. Sumber makanan krom terbaik berasal dari
nabati.
m. Flour
Fluor terdapat pada gigi dan bermanfaat untuk menurunkan
insidens karies dentis terutama pada anak. Selain itu fluor juga
membantu retensi kalsium pada tulang.A kan tetapi bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa suplementasi fluor bermanfaat untuk mencegah
atau memperbaiki penyakit tulang seperti osteoporosis masiv
controversial, menghambat pelarutan email, menghambat
pembentukan asam oleh kuman mulut.
Sumber utama flour adalam air minum, sayur mayur, kadar
tinggi dalam daun teh. Kekurangan flour mengakibatkan kerusakan
gigi dan keropos pada orang tua. Kelebihan flour dapat menyebabkan
keracunan.
n. Selenium
Selenium merupakan unsur enzim glutation peroksida yang
terdapat pada sebagian besar jaringan tubuh. Dan hal ini menerangkan
sebagian aktivitas biologik yang ditimbulkannya. Selain itu terdapat
hubungan erat antara vitamin E dan selenium. Selenium bekerja sama
dengan vitamin E sebagai antioksidan. Mencegah terjadinya radikal
bebas dengan menurunkan konsentrasi dalam sel. Mengurangi
toksisitas logam berat.
Sumber silenium terdapat pada padi-padian, ikan, kepiting,
daging, hati, ginjal, ragi bir, timun, bawang putih, wijen, kacang-
kacangan, asparagus. Kekurangan selenium mengakibatkan lemah,
sakit pada otot-otot, dan terjadi kardiomiopati. Kelebihan sleenium
menyebabkan muntah-muntah, diare, rambut, dan kuku rontok, serta
luka pada kulit dan sistem saraf.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran vitamin dan
mineral sangat penting dalam proses metabolism tubuh manusia.
Penggunaan vitamin yang utama adalah untuk pengobatan terhadap
defisiensi (kekurangan), dan penyakit-penyakit menurun. Selain itu
vitamin juga digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit,
mislanya kanker (vit. A, C, dan E), jantung dan saluran napas (vit. E
dan C), skizofrenia (vit. B3). Defisiensi vitamin dan mineral dapat
berdampak negative dalam tubuh. Penggunaan vitamin dan mineral
dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada
system kerja tubuh sehingga diperlukan pengambilan keputusan yang
tepat dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral. Pemenuhan
kebutuhan akan vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari konsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral misalnya
daging, sayuran hijau dan biji-bijian.

Anda mungkin juga menyukai