Anda di halaman 1dari 17

KONSEP SEHAT SAKIT

MAKALAH
Diajukan Guna Mmemuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan
Pengampu :

Disusun oleh :
Kelompok 3
Athala Ramania (P27901118007)
Dwi Setya Ningsih (P27901118016)
Jihan Ajeng Islami Takdir (P27901118025)
Nurul Adha (P27901118034)
Siti kholidasih (P27901118043)
Reguler / Semester : A / Semester 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI D-111 KEPERAWATAN
TANGERANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya


dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik. Dimana makalah ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang
sederhana. Adapun judul makalah yang diterima adalah sebagai berikut:
KONSEP SEHAT SAKIT
Tujuan penulisan makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas
antropologi kesehatan sebagai salah satu kegiatan belajar mengajar dan untuk
menambah wawasan kita dalam memahami konsep sehat sakit.Sebagai bahan
penulisan makalah diambil dari buku dan internet.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dari dosen antropologi
kesehatan yaitu Ibu , penyusun belum bisa menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa
juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen atropologi kesehatan
dan teman-teman sekalian.

Tangerang, Januari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan Masalah................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Pengertian Motivasi.........................................................................3
2.2 Teori-teori Motivasi.........................................................................4
2.3 Motivasi dan Stres dalam Keperawatan...........................................10
2.4 Cara Memotivasi Diri dan Orang Lain.............................................13
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi..............................................15
BAB III PENUTUP...............................................................................................19
3.1 Kesimpulan......................................................................................19
3.2 Kritik dan Saran...............................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rendahnya utilitas (penggunaan) fasilitas kesehatan seperti


Puskesmas, Rumah Sakit, dan sebagainya, kesalahan atau penyebabnya sering
dilemparkan kepada jarak antara fasilitas tersebut dengan masyarakat terlalu
jauh (baik jarak secara fisik maupun jarak secara total), tarif yang tinggi,
pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya. Kita sering melupakan
faktor persepsi atau konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit.

            Pada kenyataannya, di dalam masyarakat itu sendiri terdapat beraneka


ragam konsep sehat-sakit, yang tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan
konsep sehat-sakit yang diberikan oleh pihak provider atau penyelengaraan
pelayanan kesehatan. Timbulnya perbedaan konsep sehat-sakit yang dianut
oleh masyarakat dengan konsep sehat-sakit yang diberikan oleh penyelenggara
pelayanan kesehatan disebabkan karena persepsi sakit yang berbeda antara
masyarakat dan kita sebagai provider. Dengan kata lain adanya perbedaan
yang berkisar antara penyakit (disease) dengan illness (rasa sakit).

            Sehat dan sakit seseorang berhubungan dengan perilaku manusia. Oleh
karena itu sebelum membahas tentang perilaku kesehatan, maka kita harus
mengetahui definisi tentang perilaku manusia itu sendiri. Menurut Skinner
(1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil
hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan dan respons. Ia
membedakan adanya dua respons, yakni :
1. Respondent respons (reflexive respons), ialah respons yang ditimbulkan
oleh rangsangan-rangsangan tertentu.
2. Operant respons (instrumental respons), ialah respons yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu.
            Perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu
dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk
hidup. Definisi ini memberikan pengertian bahwa manusia merupakan
kesatuan jiwa raga yang tidak terpisahkan, memiliki dorongan yang bersumber
dari kebutuhan dasarnya sebagai daya penggerak untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dengan berinteraksi dengan  lingkungan dimana
terdapat sumber-sumber yang mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Ada
berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan perilaku manusia, yaitu : psikologi,
sosiologi, dan antropologi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Apa pengertian sehat dan sakit?

2. Bagaimana perilaku sehat dan sakit?

3. Apa saja tahapan rentang sehat sakit?

4.. Jelaskan level pencegahan penyakit?

1.3 Tujuan Makalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian sehat dan sakit


2. Untuk mengetahui perilaku sehat dan sakit
3. Untuk mengetahui rentang sehat sakit
4. Untuk mengetahui level pencegahan penyakit
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Menurut Para Ahli

1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Kesehatan yaitu suatu keadaan fisik, mental, dan sosial


kesejahteraan dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan.

Sedangkan dalam Piagam Ottawa mengatakan bahwa


kesehatan ialah suatu sumber daya bagi kehidupan sehari-
hari, bukan sebuah tujuan hidup. Kesehatan yaitu sebuah
konsep positif yang menekankan pada sumber daya
pribadi,sosial dan kemampuan fisik.

2. Undang-Undang No 23 Tahun 1992

Kesehatan ialah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa,


dan sosial yang memungkinkan semua orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.

3. Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Dlam musyawarah Nasional Ulama pada tahun 1983


mengungkapkan bahwa kesehatan ialah suatu ketahanan
jasmani, rohani, dan sosial yang dipunyai oleh manusia
sebagai karunia dari Allah yang wajib disyukuri dengan cara
mengamalkan segala ajaranNya.

Pengertian Sehat Secara Umum


Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan
bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara sederhana,
sehat sinonim dengan kondisi tidak sakit.

Pengertian Sakit Menurut Para Ahli

1. UU No. 23 tahun 1992

Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit


menahun (kronis) atau gangguan kesehatan lain yang
menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu.
Walaupun seseorang sakit, istilah masuk angin , pilek tetapi
bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya
maka ia dianggap tidak sakit.

2.   Parson (1972)

Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai


totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai system
biologis dan penyesuaian sosialnya.

3.   Bauman (1965)

Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan


apakah mereka sakit :

 Adanya gejala : naiknya temperature, nyeri.

 Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik,


buruk, sakit.
 Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari :
bekerja, sekolah.

2.2 Perilaku Sehat dan Sakit

Perilaku Sehat

Perilaku sehat dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

a.       Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)

Usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar


tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku
pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek :

 Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,


serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

 Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan


sakit.

 Perilaku gizi (makanan dan minnuman)

b.      Perilaku pencarian dan penggunaan sisitem atau fasilitas pelayanan


kesehatan.

Upaya seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.Dimulai dari


pengobatan sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

c.       Perilaku kesehatan lingkungan

Becker, 1979 membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan,


diantaranya:
 Perilaku hidup sehat

Kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.


Perilaku ini mencakup :

       Menu seimbang

       Olahraga teratur

       Tidak merokok

       Tidak meminum-minuman keras dan narkoba

       Istirahat yang cukup

       Mengendalikan stress

Perilaku Sakit

Respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit


pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dsb.

Perilaku ini mencakup :

 Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

 Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan


penyembuhan penyakit yang layak.

 Mengetahui hak, misalnya memperoleh perawatan.

2.3 Rentang Sehat Sakit

A. Menurut model HOLISTIK HEALTH yang sekali – sekali normal sakit


Tahapan sakit menurut suchman terbagi menjadi 5 tahap yaitu :

1.  Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ,
merasa dirinya tidak sehat , merasa timbulnya berbagai gejala adanya
bahaya. Mempunyai 3 aspek  :

 Secara fisik : nyeri , panas tinggi

 Kognitif : interprestasi terhadap gejala

 Respons emosi terhadap ketakutan / kecemasan.

2. Tahap asumsi terhadap peran sakit ( sick Rok )Penerimaan terhadap

sakit .individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman :


menghasilkan peran sakit . mencari pertolongan dari profesi kesehatan
yang lain mengobati sendiri, mengikuti nasihat teman / keluarga. Akhir
tahap ini dapat ditentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih
buruk. Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang
sakitnya. Rencana pengobatan dipenuhi / dipengaruhi oleh pengetahuan
dan pengalaman.

3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan

Individu yang sakit meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif
sendiri.

Ada 3 tipe informasi :

 Validasi sakit

 Penjelasan gejala yang tidak dimengerti


 Keyakinan bahwa mereka akan baik.

Jika tidak ada gejala individu mempersepsikan dirinya sembuh jika ada
gejala kembali pada posisi kesehatan.

4.   Tahap ketergantungan

Jika profesi kesehatan memvalidasi ( menetapkan ) bahwa seseoang


sakit maka yang menjadi pasien akan ketergantungan untuk
memperoleh bantuan.

5.    Tahap penyembuhan

Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit.

B.     Fase – fase sakit

1.  Fase latent

Seseorang sudah terinfeksi suatu mikroorganisme, karena badan


seseorang baik maka gejala – gejala dan tanda – tanda serta keluhan
belum ada, sehingga aktifitas sehari – hari dapat dilakukan.

2.  Prodromal

Pada fase ini seseorang sudah terdapat peningkatan, bahwa dirinya


sakit, seperti tidak enak badan atau kadang – kadang lemas.
3.   Akut

Tanda dan gejala akan bertambah dan semakin lengkap, bentuknya


disini klien baru sadar bahwa dirinya sakit, kadanga- kadang
emosinya tidak stabil dan lekas marah, dan ia hanya mampu
memikirkan dirinya sendiri dan penyakitnya.

4.  Resolusi

Klien perlu tindakan yang sifatnya mengembalikan secara normal.

2.4 Level Pencegahan Penyakit

1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan


proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan
manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki
lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat.

Contoh :

 Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)

 Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan


air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.

 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk


kalangan menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko
jantung koroner.

 Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.


 Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan
sosial.

 Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.

 Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental dan sosial

2.      Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit


tertentu (general and specific protection)

Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit,


menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam
tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu.
Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko
terkena penyakit tertentu.

Contoh :

 Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah


penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN )

 Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu


burung ditempatkan di ruang isolasi.

 Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat


kerja dengan menggunakan alat perlindungan diri.

 Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-


bahan racun maupun alergi.

 Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan


jumsih “ jum’at bersih “ untuk mebersihkan sungai atau selokan bersama –
sama.
 Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS

3.      Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan


tepat (early diagnosis and prompt treatment)

Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan


penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.

Contoh :

  Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda – tanda anemia diberikan tablet
Fe dan dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi

 Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya


pemeriksaan darah, rontgent paru.

 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit


menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat
segera diberikan pengobatan.

 Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker

4.      Pembatasan kecacatan (dissability limitation)

Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan


penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat,
menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang
akan timbul.

Contoh :

 Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak
terjadi komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat
 Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak
melakukan gerakan – gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan
pada kaki yang cacat.

 Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan


pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.

DAFTAR PUSTAKA
https://ilhammuddin.wordpress.com/2012/11/29/konsep-sehat-dan-
sakit/

http://kesmasybk.blogspot.com/2013/05/konsep-sehat-sakit.html

https://catatansesat.wordpress.com/2011/11/11/5-level-
prevention-5-tingkat-pencegahan/

Anda mungkin juga menyukai