Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL

ILLNES ( PALLIATIVE CARE)


“GAGAL GINJAL KRONIS”

Dosen Pengampu :Islami


Disusun oleh :
KELOMPOK 4
1. Ahmad Abdul Aziz
2. Efif Lula Fidayanti
3. Efi Koriah
4. Eka Puspa Marlena
5. Fikrotus Sofa
6. Ivan Angga Oktaviani
7. Jaklin Lita Puspitasari
8. Nur Amalina
9. Silvia Fitri Wulandari
10. Viola Lastania Jantika
11. Zunita Nor Sofiana

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2017 / 2018

Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. 0291- 442993/437218


Website : http://www.stikesmuhkudus.ac.id
Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA

0
PASIEN TERMINAL ILLNES ( PALLIATIVE CARE) “GAGAL GINJAL KRONIS”
dengan baik.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pembimbing kami yang telah membimbing
kami hingga terselesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini.
Dan semoga makalah ini bisa berguna bagi kami dan pembaca.

Kudus, 2 November 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

1
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang...........................................................................................................................3
Rumusan Masalah......................................................................................................................5
Tujuan.........................................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjauan kasus ...........................................................................................................7

BAB III PENUTUP


A. Simpulan............................................................................................................................................26
B. Saran....................................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

2
Non Comunicable Disease (NCD) atau penyakit tidak menular telah

menjadi perhatian khusus dunia terutama World Health Organization (WHO)

karena menjadi penyebab kematian utama dan kecacatan di dunia. Tahun

2008, penyakit dengan waktu yang panjang dan progresifitas yang lambat ini

dilaporkan telah membunuh lebih dari 36 juta orang setiap tahunnya dan 80%

atau 29 juta kematian terjadi pada negara-negara dengan pendapatan rendah

maupun sedang. Kondisi tersebut mendorong WHO membuat suatu strategi

The 2008 -2013 Action Plan for The Global Strategy for The Prevention and

Control of Non Comunicable Disease dengan komponen kunci yakni

surveilan, pencegahan dan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah

tersebut (WHO, 2013).

Indonesia sebagai negara yang berkembang telah melaporkan bahwa

jumlah kematian akibat NCD lebih besar dibandingkan dengan jumlah

kematian akibat Comunicable Disease (WHO, 2013). Aditama mengatakan

bahwa ancaman tehadap penyakit tidak menular atau NCD seperti jantung,

penyakit yang berkaitan dengan darah, diabetes melitus, penyakit degeneratif,

dan penyakit kronis telah meningkat (Faizal, 2012).

3
Penyakit kronis yang perkembangan penyakitnya juga perlu mendapatkan

perhatian adalah penyakit gagal ginjal kronis (GGK) yang merupakan

komplikasi dari beberapa NCD seperti hipertensi, diabetes melitus, dan juga

penyakit renal lainnya. Etiologi dari GGK menurut US Renal System tahun

2000 menunjukkan bahwa diabetes melitus dan hipertensi menjadi etiologi

dengan prosentase tinggi yakni 34% dan 21% (US Renal System, 2000 dalam

Price & Wilson, 2006).

Angka kejadian GGK yang dilaporkan dari seluruh dunia rata-rata

menunjukkan trend yang penting dimana kadang melambat, kadang naik dan

dapat stabil (USRDS Annual Report, 2012). National Institut of Diabetes

Melitus and Digestif and Kidney Disease (NIDDK) menyebutkan bahwa

antara 1980 dan 2009, rata-rata prevalensi GGK di US meningkat mendekati

600%, dari 290 kasus menjadi 1.738 kasus per juta penduduk. Jumlah

kematian pasien GGK juga menunjukkan kenaikan dari 10.478 pada tahun

1980 menjadi 90.118 pada tahun 2009 (National Kidney and Urologic

Diseases Information Clearinghouse, 2012).

Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat penderita GGK yang

cukup tinggi. PERNEFRI (Persatuan Nefrologi Indonesia) tahun 2011

melaporkan bahwa diperkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di

Indonesia, namun yang terdeteksi menderita GGK tahap akhir dan menjalani

hemodialisis hanya sekitar 4-5 ribu saja. Banyak yang telah menjalani terapi

dialisis meninggal dunia karena mahalnya biaya untuk

4
berobat dan proses dialysis (Fransisca, 2011). Penyakit ginjal kronik menurut

Soelaeman merupakan penyakit yang diderita oleh satu dari 10 orang dewasa.

Indonesian Renal Registry tahun 2008 melaporkan jumlah pasien

hemodialisis (cuci darah) mencapai 2260 orang dari 2148 orang pada tahun

2007 (ANTARA, 2009).

Mengapa pasien gagal ginjal stadium akhir di kaitkan dengan perawatan

palliative care, dikarenakan perawatan paliatif adalah sistem perawatan

terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara

meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan

psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan

terhadap keluarga yang kehilangan/ berduka (WHO, 2005). Perawatan paliatif

ini diberikan untuk penderita penyakit kronis dimulai pada saat didiagnosis

sampai dengan akhir hayat pasien.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Konsep Gagal Ginjal Kronik?

2. Bagaimana Konsep Asuhan keperawatan Paltiatif pada kasus Gagal Ginjal

Kronik?

3. Bagaimana Contoh pengaplikasian Kasus Asuhan keperawatan Paltiatif

pada kasus Gagal Ginjal Kronik?

5
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti mata kuliah askep paliatif dan mendapatkan

penjelasan tentang penyakit gagal ginjal tahap akhir, mahasiswa mampu

memahami perawatan paliatif pada pasien gagal ginjal kronik stadium

akhir.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami konsep gagal ginjal kronik.

b. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan paltiatif pada kasus

gagal ginjal kronik

c. Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan asuhan

keperawatan palliative care pada pasien gagal ginjal kronik stadium

akhir.

6
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Kasus

Seorang Pria Bernama Tn D, Suku Sunda, Umur 35 Tahun Masuk Rumah

Sakit Pada Tanggal 12 Agustus 2014,

7
c. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama : Sesak Nafas

Klien mengatakan sesak nafas akan bertambah apabila klien

melakukan aktivitas berlebihan, seperti : menaiki tangga, jalan-jalan

disekitar rumah, dll dan sesak nafas akan berkurang apabila klien

8
berada didepan kipas angin (menghirup angin dari kipas angin), klien

merasa sesak nafas terus-menerus selama sehari penuh, klien

merasakan sesak sedang, dimana klien masih mampu melakukan

aktifitas sendiri seperti mengambil minum sendiri, mandi, walaupun

separuh aktivitas dibantu oleh keluarga seperti mengantar ke kamar

madi dam toilet,klien merasa sesak nafas pada saat pagi, siang, dan

malam hari atau terus menerus merasakan sesak nafas.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan sesak nafas sudah dua hari, bengkak dikedua

tangan dan kaki, BAK tidak lancar, air kencing sedikit dan berwarna

keruh, mual-mual, nafsu makan menurun, lemah, letih, lesu, pusing.

3) Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Pasien mengatakan sering kerumah sakit untuk melakukan

hemodialisa, dan mengontrolkan diri kedokter.

4) Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga dan pasien mengatakan tidak ada yang mengalami

penyakit penyakit ginjal, jantung, dan hipertensi, diabetes mellitus, dll.

5) Pola Persepsi

Pasien mengatakan dirinya mengalami gagal ginjal dan mengetahui

tentang gagal ginjal yang dideritanya. Pasien tahu apa yang

menyebabkan terjadinya gagal ginjal, akibat lanjut gagal ginjal dan

9
tahu tentang cara perawatannya. Selama ini pasien mengatakan sering

minum minuman keras (alkohol) dan jarang minum air putih.pasien

tidak menghiraukan tentang kesehatannya. Setelah sakit, baru

menyadari dan menyesali perbuatan buruknya serta berobat ke sarana

kesehatan.

6) Pola nutrisi metabolik

a) Sebelum sakit : pasien makan 3 kali sehari, makan habis satu

porsi, mengkonsumsi nasi, lauk, buah, nafsu makan baik, minum

air putih 6-8 gelas sehari.

b) Setelah sakit : pasien makan 3 kali sehari, porsi sedikit, tidak

habis 1 porsi, habis 2-3 sendok makan. Minu, Pasien merasa

mual-mual, sehingga nafsu makan menurun.

7) Pola eliminasi

a) Sebelum sakit : BAB 1 kali sehari, warna kuning, konsistensi

lunak, BAK warna kuning jernih, tidak sakit.

b) Selama sakit : BAB 1 kali / 3 hari, konsistensi sedikit keras, BAK

lewat selang kateter, warna keruh.

8) Pola latihan dan aktivitas

a) Sebelum sakit : melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan

orang lain.

b) Selama sakit : aktivitas dibantu oleh keluarga, karena sesak nafas,

klien kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan

menegeluh lemah, letih dan lesu.

10
9) Pola istirahat dan tidur

a) Sebelum sakit : pasien tidur 7 jam pada malam hari dan

kadang-kadang tidur siang, 30 menit – 1 jam perhari.

b) Selama sakit : pasiensusah tidur dan kadang tidak tidur

karena sesak nafas yang dialaminya.

10) Pola persepsi sensori dan kognitif

Sebelum sakit dan selama sakit daya ingat klien bagus,

tidak ada keluhan nyeri maupun yang berkaitan dengan

kemampuan sensasi.

11) Pola hubungan dengan orang lain

Sebelum dan selama sakit, hubungan pasien dengan orang lain

baik.

12) Pola reproduksi dan seksual

Hubungan seksual dengan istri terganggu, terkait penyakit yang

dialami oleh klien, sehingga menghambat hubungan suami

istri.Namun pasien mengatakan mampu mengontrol nafsu seksualnya.

13) Riwayat psikososial

a) Pola konsep diri

Keluarga pasien dan pasien menerima penyakit yang

diderita pasien serta berusaha untuk melakukan perawatan yang

terbaik demi kesembuhan pasien.

b) Pola kognitif

11
Keluarga pasien dan pasienmengetahui tentang penyakit

yang diderita pasien.

c) Pola koping

Keluarga pasien dan pasien sempat khawatir dalam

menghadapi penyakit yang diderita pasien terlebih lagi tentang

pembiayaan (obat serta cuci darah).

d. Riwayat Spiritual

1) Ketaatan Pasien Beribadah

Pasien beragama Islam, pasien rajin solat dan berdoa

ditempat tidur serta setiap malam pasien membaca Al-quran

(pasien mengatakan bahwa Tuhan adalah kekuatannya dan

tempatnya mengadu).

Keluarga sering berdoa dan membacakan ayat Al-quran

ketika mengunjungi pasien serta mengundang ustadz atau kyai

untuk datang mendoakan pasien.

3) Ritual Yang Biasa Dijalankan Pasien

Solat, berdoa, dan membaca Al-quran.

e. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum Klien : Gelisah, Sesak Nafas

2) Tingkat kesadaran : Compos Mentis

3) Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 140/90 mmHg

12
Nadi : 100 x/menit

Pernafasan : 35x/menit

Suhu : 37,6 0C

SPO2 : 80%.

BB : 80 kg

TB : 165 cm

4) Sistem Kardivaskuler

Jantung berada dibagian depan rongga mediastinum, iktus cordis

tak tampak, iktus cordis teraba di IC VI linea mid clavicula, bunyi

redup dan bunyi tambahan.

5) Sistem Pencernaan

Bentuk perut buncit, tidak ada massa, nteri tekan, bising usus

11x/menit.

6) Sistem Muskuloskeletal

Kekuatan otot menurun, tidak ada kelainan tulang, adanya edema

pada kaki dan tangan, kekuatan otot masing – masing tangan dan

kaki, pada skala 4 (kekuatan cukup kuat tapi bukan kekuatan

penuh). (kekuatan otot skala menggunakan lovette’s, dengan nilai

0 - 5).

7) Sistem Endokrin

Warna kulit putih kebiruan (kusam dan kering), bersisik pada

tangan dan kaki, Wajah sedikit bengkak.

8) Sistem Integumen

13
Warna kulit putih kebiruan (kusam dan kering), bersisik pada

tangan dan kaki, CRT > 3 Detik, kulit diraba hangat.

9) Sistem Neurologi

Tingkat kesadaran pasien apatis.

10) Sistem Reproduksi

Tidak Ada Masalah.

11) Sistem Perkemihan

BAK tidak lancar, air kencing sedikit dan berwarna keruh.Pasien

menggunakan foley cateter.

12) Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium

Tgl : 12 Agustus 2014

Ureum : 202,32

Kreatinin : 18,5 mg/dl

SGOT : 19

SGPT : 30

WBC : 5,5 x 103 / ?l

RBC : 3,90

HGB : 10,7

HCT : 32,5%

GDS : 161

b) Pemeriksaan Radiologi :

Hasil rontgen thorax

14
COR: Apeks jantung bergeser ke laterokauadal

CTR tidak dapat dinilai

Pulmo:

Tampak bercak keturunan pada pulmo

Diafragma kanan setingi kosta IX posterior

Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip

Adanya cairan dirongga alveolus

Kesan:

Suspek kardiomegali (CV).Adanya dalam pulmo.

c) Pemeriksaan USG :

Ginjal kanan : Bentuk normal, batas kortiko meduler tampak

tidak jelas, ekogenitas parenkim hiperecoic, tak tampak batu.

Ginjal kiri : Bentuk dan ukura normal,tak tampak

batu.

f. Diet yang diperoleh :

Uremia 170 kkal

Protein 0,6 hd/kg BB

Rendah garam

g. Terapi :

Oksigen 3 liter (nasal kanul)

15
Injeksi Lasix kurang lebih 3x2 ampul

Hemobion 2x1 (250 mg) per oral.

2. Diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian, data-data yang didapatkan dalam

pengkajian tersebut dianalisa dan dapat ditegakkan diagnose

keperawatannya sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi klien, maka,

Kemungkinan diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gagal

ginjal kronik yaitu (NANDA, 2013):

1. Pola Nafas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Edema Paru.

2. Gangguan Perfusi Jaringan Berhubungan Dengan Suplai Oksigen

Ke Jaringan Menurun.
3. Kelebihan Volume Cairan Berhubungan Dengan Input

Cairan Lebih Besar Dari Pada Output.

4. Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Berhubungan Dengan Intake Tidak Adekuat.

5. Memiliki Hubungan Yang Baik Dengan Tuhan

Berhubungan Dengan Kepasrahan Dan Kesabaran Dalam

Menghadapi Tingkat Penyakit Yang Dialami Oleh Pasien

(Gagal Ginjal Kronik Tahap Akhir/Stadium V).

6. Kualitas Hidup Meningkat Berhubungan Dengan Kemampuan Pasien


Dan Keluarga Dalam Menghadapi Sulitnya Menjalani Hidup Dengan
Penyakit Yang Berat
IMPLEMENTASI

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Edema Pola nafas tidak

Klien mengatakan sesak nafas efektif

Cairan masuk

DO : ke paru

Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah: 140/90 mmHg Edema paru

Nadi : 100 x/menit

Pernafasan : 35x/menit Difusi 0ksigen

0
Suhu : 36,6. c dan CO2 paru
SPO2 :80% . terganggu

Hasil pemeriksaan fisik paru :

simetris statis dinamis Pola nafas

taktil fremitus teraba kanan dan tidak efektif

kiri lemah, redup, ronkhi basah

hasil rontgen : adanya cairan di

rongga alveolus.

2 DS : kerusakan fungsi Gangguan perfusi


Klien mengeluh lemah, letih, ginjal jaringan

lesu.

sekresi eritropoetin

DO : menurun

Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah: 140/90 mmHg produksi eritrosit

Nadi : 100 x/menit menurun

Pernafasan : 35x/menit

0
Suhu : 37,6 c oksi hemoglobin
Konjungtiva palpebral anemis menurun

CRT pada ekstremitas atas dan

bawah lebih dari 3 detik suplay oksigen ke

Hemoglobin 8.4 g/dl (low) jaringan menurun

Hematokrit 26.4 % (low)

Eritrosit3.5 juta/mmk (low) gangguan perfusi

SPO2 :80% . jaringan

3 DS : GGK dan gagal Kelebihan

Klien mengatakan BAK tidak jantung volume cairan

lancar, air kencing sedikit dan

warna keruh. Tanggan dan kaki Peningkatan cairan

membengkak. intravaskuler
Terjadi

perpindahan cairan

DO : Dari intravaskuler

Edema pada tangan dan kaki ke interstitial di

Turgor kulit tidak elastis perifer

CRT lebih dari 3 detik.

BB : 80 kg Cairan interstitial

Ureum 202,32 mg/dl meningkat

Edema perifer dan

paru

kelebihan volume

cairan

4 DS : Kerusakan fungsi Gangguan

Klien mengatakan mual-mualn ginjal nutrisi kurang dari

nafsu makan berkurang. kebutuhan tubuh

BUN, kreatinin

DO : meningkat

Klien makan porsi sedikit, tidak

habis 1 porsi, habis 2-3 sendok Produksi sampah

makan. dialiran darah

Ureum : 202,32
Kreatinin : 0,10 Masuk dalam

SGOT : 19 saluran

SGPT : 30 gastrointestinal

WBC : 5,5 x 103 /

RBC : 3,90 Nausea

HGB : 10,7 Vomitus

HCT : 32,5%

GDS : 161 Gangguan nutrisi

Diet : kurang dari

Uremia 170 kkal kebutuhan tubuh

Protein 0,6 hd/kg BB

Rendah garam

5 DS : Klien dan Memiliki

Klien mengatakan menyerahkan keluarga hubungan yang

semua Masalah kesehatnnya Kekuatan iman baik dengan

kepada Tuhan. Tuhan

Berdoa dan

DO : membaca Al-quran

Klien dan keluarga tampak

berdoa, solat dan membaca al- Kedekatan


Serin
quran dan g dikunjungi dengan Tuhan

oleh ustadz/ kiyai


Memiliki

hubungan yang

baik dengan Tuhan

6 DS : Klien dan Kualitas

Klien dan keluarga mengatakan keluarga hidup meningkat

tetap menjalani perawatan untuk

kesembuhan pasien dan terus memiliki

hidup dengan penuh semangat Semangat Hidup

dengan menjaga pola makan,

dan pola hidup Menghadapi

penyakit dengan

DO : sabar

Klien dan keluarga tampak

tenang menghadapi perawatan Pasrah kepada

yang melelahkan Tuhan

Kualitas hidup

meningkat

E. Intervensi Keperawatan

NO TUJUAN DAN
RENCANA RASIONAL
DX KRITERIA HASIL
1. Tujuan : a. Auskultasi bunyi nafas, a. menyatakan adanya
pola nafas kembali catat adanya crakles pengumpulan sekret
normal/stabil b. Ajarkan klien batuk b. membrsihkan jalan
Kriteria hasil : efektif dan nafas dalam nafas dan
Klien tidak mengalami c. Atur posisi senyaman memudahkan alirfan
Dyspnea mungkin oksigen
d. Batasi untuk c. mencegah terjadimya
beraktivitas sesak nafas
e. Anjurkan diet d. mencegah sesak atau
hipertonis hipoksia
f. kolaborasi pemberian e. mengurangi edema
oksigen paru
f. perfusi jaringan
adekuat.
2. Tujuan : a. Selidiki adanya tanda a. Mengetahui penyebab
Perfusi jaringan anemia b. Edema merupakan
adekuat b. Observasi adanya penyebab
Kriteria hasil : edema ekstremitas c. Meningkatkan
CRT kurang dari 2 c. Dorongan latihan aktif sirkulasi perifer
detik. dengan rentang gerak d. Meningkatkan suplai
sesuai toleransi oksigen
d. Kolaborasi pemberian
oksigen
3. a. Kaji status cairan a. Mengetahui status
dengan menimbang BB cairan, meliputi input
perhari, keseimbangan dan output.
masukan dan keluaran, b. Pembatasan cairan
Tujuan :
turgor kulit Tanda- akan menentukan BB
Volume cairan dalam
tanda vital ideal, keluaran urine,
keadaan seimbang
b. Batasi masukan cairan dan respon terhadap
c. Jelaskan pada pasien terapi.
dan keluarga tentang c. Pemahaman
Kriteria hasil :
pembatasan cairan. meningkatkan
Tidak ada edema,
d. Anjurkan pasien / ajari kerjasama klien dan
keseimbangan antara
klien untuk mencatat keluarga dalam
input dan output cairan
penggunaan cairan pembatasan cairan.
terutama pemasukan d. Mengetahui
dan keluaran. keseimbangan input
dan output.
4. Tujuan : a. Awasi konsumsi a. Mengidentifikasi
Mempertahankan makanan / minuman kekurangan nutrisi
masukan nutrisi yang b. Perhatikan adanya mual b. Menurunkan
adekuat dengan muntah pemasukan dan
Kriteria hasil : c. Berikan makanan memerlukan
Menunjukan protein sedikit tapi sering intervensi
albumin stabil. d. Berikan diet protein 0.6 c. Porsi lebih kecil dapat
hd/kg BB meningkatkan
e. Berikan perawatan masukan makanan
mulut sering d. Meningkatkan protein
albumin
e. Menurunkan
ketidaknyamanan dan
mempengaruhi
masukan makanan.
5 Tujuan : a. Rajin melakukan doa a. Mendekatkan diri
Memelihara hubungan b. Rajin membaca al- pada Tuhan
baik dengan Tuhan. quran (membina hubungan
c. Rajin melakukan hal- yang baik dengan
hal yang berkaitan Tuhan melalui doa).
dengan kerohaniaan. b. Menenangkan diri
dengan melihat dan
merengungkan
ajaran-ajaran Tuhan.
c. Meningkatkan
keimanan dengan
melibatkan diri
dengan hal-hal yang
berkaitan dengan
kerohaniaan.
6 Tujuan : a. Mampu a. Menghadapi segala
Mempertahankan mengendalikan sesuatu dengan
kualitas hidup yang masalah tenang
baik. b. Menghadapi b. Mampu
perawatan dengan mengendalikan stress
tabah dan sabar dengan baik.

.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Laporan ini berisi tentang Palliative Care pada penderita gagal ginjal

kronik. Diharapkan perawat dapat mengetahui lebih lagi mengenai Palliative

Care dan cara penanganan pada pasien penderita gagal ginjal kronik, tidak

hanya tindakan medis tetapi penanganan pada psikis penderita (Meningkatkan

kualitas hidup penderita) dan keluarga dan dapat melakukan komunikasi

terapeutik.

B. Saran

1. Bagi pembaca diharapkan makalah ini dapat memberi informasi dan

pengetahuan tentang penyakit Gagal Ginjal Kronis serta dapat menjadi

pemicu untuk melakukan tindakan pencegahan dini terhadap Penyakit

Gagal Ginjal Kronis.

2. Bagi petugas perawatan diharapkan makalah ini dapat menjadi informasi

tambahan mengenai penyakit Gagal Ginjal Kronis sehingga dapat

memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan dapat menjadi sarana

informasi bagi klien/ masyarakat dalam memberikan pendidikan

kesehatan.
3. Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat ikut serta untuk melakukan

promosi kesehatan atau penyuluhan tentang Penyakit Gagal Ginjal

Kronis kepada masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

ANTARA. 36 Juta Warga Dunia Meninggal Gagal Ginjal.


http://www.antarasumut.com/36-juta-warga-dunia-meninggal-gagal-ginjal . 2009.
diakses pada tanggal 14 Februari 2017.

Faizal, Elly Burhaini. Noncommunicable Diseases Top Priority in Health Agenda.


http://www.thejakartapost.com/news/2012/01/09/noncommunicable-diseases-top-
priority-health-agenda.html . 2012. diakses pada tanggal 14 Februari 2017

Fransiska, Kristina. Waspadalah 24 Penyebab Ginjal Rusak. Jakarta : Penerbit


Cerdas Sehat. 2011

Muttaqin dan Sari. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.


Salemba Medika, Jakarta.

National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse. Kidney


Disease Statistic for The United States. NIH Publication. 26 November 2012

Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. 2006

Sherwood, Lauralle. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC.
2001
Smeltzer, Suzanne C. Dkk. Brunner & Suddart Textbook of medical-suirgical
Nursing : Eleventh Edition. USA : Lipincott williams & Wilkins.2009

Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2006

USRDS Annual Data Report : Atlas of End Stage Renal Disease in United Stated
Volume 2 tahun 2012

WHO Indonesia. NCD Country Profile 2013.


http://www.who.int/nmh/countries/idnen.pdf. 2013. diakses pada tanggal 14
Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai