Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang
terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara
Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala
pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undanag-Undang
Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensial. Apa yang dimaksud dengan sistem pemerintahan
presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu dibahas mengenai sistem
pemerintahan.
Para pemikir politik mendefinisikan demokrasi dengan pendapat yang berbeda-beda,
hal tersebut bisa dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu; kelompok pertama
menyatakan bahwa demokrasi merupakan sebuah bentuk pemerintahan umum,
kelompok kedua menganggap konsep demokrasi secara luas dan mencari jangkauan
untuk memperpanjang bidang ekonomi dan juga sosial. Sedangkan kelompok yang
terakhir memegang bahwa demokrasi adalah filsafat kehidupan, dimana menekankan
martabat manusia dan memandang semua kehendak individu. Berikut ini akan
dijelaskan tentang demokrasi yang mana mengarah kepada pendapat kelompok pertama
dari para pemikir politik, yaitu :
- Pemerintahan rakyat.
Bisa dikatakan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana rakyat
memiliki kekuatan penuh didalam politik, baik secara langsung maupun melalui
representatif. Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai pemerintahan rakyat,
dari rakyat dan untuk rakyat. Seely mendefinisikan bahwa demokrasi adalah
pemerintahan bersama.
- Pemerintahan khalayak ramai.
Menurut pemikir jurusan demokrasi bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang
besara atau khalayak ramai. Dicey mendefinisikan demokrasi sebagai bentuk
pemerintahan, dimana badan yang memerintah didalamnya adalah pergeseran
komparatif yang besar dari seluruh populasi. Bryce dalam tulisannya “Kata
demokrasi telah dipakai semenjak masanya Herodotus. Untuk menunjukkan
bahwa bentuk pemerintahannya terdapat para penguasa yang memiliki kekuatan
tetap dan secara legal, tetapi kekuasaan tersebut tidak dipegang oleh kelompok
khusus atau oknum- oknum lainnya. Akan tetapi dipegang oleh seluruh komunitas
secara keseluruhan.”
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan Negara RI


Negara Indonesia salah satu Negara yang berada diAsia Tenggara, dan menjadi
salah satu perintis pelopor, dan pendiri berdirinya ASEAN. Letak geografis Indonesia
yang berada diantara dua samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik,
serta diapit oleh dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia.
Menurut Pasal 1 ayat 1, Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan berada ditangan rakyat, dan
dilaksanakan menurut UUD. Sistem pemerintahannya yaitu Negara berdasarkan hukum
(rechsstaat). Dengan kata lain, penyelenggara pemerintahan tidak berdasarkan pada
kekuasaan lain (machssat. Dengan berlandaskan pada hukum ini, maka Indonesia bukan
Negara yang bersifat absolutism (kekuasaan yang tidak terbatas). Semenjak lahirnya
reformasi pada akhir tahun 1997, bangsa dan Negara Indonesia telah terjadi perubahan
system pemerintahan Indonesia, yaitu dari pemerintahan yang sentralistik menjadi
desentralisasi atau otonomi daerah.
Berikut ini adalah beberapa alat penyelenggara Negara yang ada di Indonesia
yang menjadi penentu keberhasilan Negara Indonesia dalam membangun dan
menciptakan tujuan Negara yang dikehendaki berdasarkan UUD 1945.
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Berdasarkan naskah asli UUD 1945 dinyatakan bahwa kedaulatan ada ditangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Dengan kata
lain MPR adalah penyelenggara dan pemegang kedaulatan rakyat. MPR dianggap
sebagai penjelmaan rakyat yang memegang kedaulatan Negara (Vertretung sorgan des
Willems des Staat volkes). Akan tetapi setelah dilakukan Amandemen terhadap UUD
1945, maka bunyi Pasal 1 ayat (2) tersebut menjadi“ Kedaulatan berada ditangan rakyat
dan dilaksanakan menurut UUD”. Jadi setelah dilakukan Amandemen kedaulatan murni
berada ditangan rakyat yang ketentuan lebih lanjut diatur di dalam Undang-undang.
Sedangkan dalam Pasal 2 ayat (1) bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan anggota Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) yang di pilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-
undang. Keanggotaan MPR ini di resmikan dengan Keputusan Presiden (Pasal 3 UU
SUSDUK MPR). Masa jabat keanggotaan MPR adalah lim atahun dan akan berakhir
pada saat keanggotaan MPR yang baru mengucapkan sumpah atau janjinya. Dalam
struktur kepemimpinan dalam Majslis Permusyawaratan Rakyat, MPR terdiri dari satu
orang pimpinan dan tiga orang wakil ketua yang terdiri dari unsure DPR dan DPD yang
dipilih dari anggota dan oleh anggota MPR dalam Sidang Paripurna MPR. Menurut
Pasal 7 UU SUSDUK MPR, jika pimpinan MPR belum terbentuk, maka pimpinan
siding dipimpin oleh pemimpin sementara MPR, yaitu ketua DPR, ketua DPD dan satu
wakil ketua sementara MPR. Apa bila ketua DPR dan DPD berhalangan maka dapat
digantikan oleh wakil ketua DPR dan wakil ketua DPD. Peresmian sebagai ketua MPR
sementara ini dilakukan melalui Keputusan MPR. Majelis Permusyawaratan Rakyat
menurut Pasal 2 UUD 1945, bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun. Dengan kata
lain jika dimungkinkan atau dipandang perlu, maka selama lima tahun itu majelis dapat
melakukan persidangan lebih dari satu kali.

2.Presiden
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
UUD. Dalam melaksanakan tugasnya, presiden dibantu oleh seorang wakil presiden.
Sebelum tahun 2004, presiden di Indonesia dipilih oleh MPR. Sedangkan pasca 2004
presiden Republik Indoneisa dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia. Jika terjadi
suara berimbang, maka pemilihan presiden pada dilanjutkan pada putaran kedua. Dan
yang dalam pemilihan kedua ini merupakan pemilihan saringan untuk menentukan
calon pasangan presiden. Apabila terjadi persamaan atau perimbangan suara, maka
keputusan dapat diambil oleh MPR melalui musyawarah dengan pengambilan suara
terbanyak.
Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945, diberikan sejumlah kekuasaan dan
kewenangan kepada presiden tanpa harus mendapatkan persetujuan dari DPR. Adapun
kekuasaan dan kewenangan Presiden adalah sebagai berikut. 1) Menjalankan kekuasaan
pemerintahan, 2) Mengajukan RUU kepada DPR, 3) Menetapkan peraturan pemerintah
untuk menjalankan suatu undang-undang, 4) Memegang kekuasaan tertinggi atas AD,
AL, danAU 5) Mengangkat konsul 6) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan 7) Memeberikan grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung, 8) Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden, 9) Mengangkat dan
memberhentikan menteri, 10) Menetapkan peraturan pemerintah penganti undang-
undang (perpu). Sementara itu, kekuasaan dan kewenagan presiden yang harus
mendapat persetujuan DPR adalah sebagai berikut. 1) Menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain, 2) Mengangkat duta, 3) Menerima duta
dari Negara lain, 4) Memberikan amnesty dan abolisi, 5) Tidak dapat memberhentikan
atau membekukan DPR Menurut UU No. 23 Tahun 2003 tentang pemilihan presiden
dan wakil presiden.
Bahwa seorang calon presiden dan wakil presiden harus memiliki syarat-syarat khusus,
yaitu: 1) Bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, 2) WNI sejak kelahirannya dan tidak
pernah berkewarga negaraan lain atas kehendaknya sendiri, 3) Tidak pernah
menghianati Negara, 4) Mampu secara rohani dan jasmani melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai seorang presiden, 5) Bertempat tinggal di wilayah NKRI, 6) Telah
melaporkan kekayaan kepada instansi yang berwenang meyelidiki kekayaan pejabat, 7)
Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan atau secara badan
hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan Negara, 8) Tidak
sedang dinyatakan pailit yang dinyatakan oleh pengadilan, 9) Tidak pernah melakukan
perbuatan tercelah, 10) Terdaftar sebagai pemilih, 11) Memiliki nomor pokok wajib
pajak, dan melaksanakan wajib pajak selama 5 tahun terakhir, 12) Memiliki dafta
rriwayat hidup, 13) Belum pernah menjabat sebagai presiden dan wakil presiden selama
dua kali masa jabatan dalam jabatan yang sama, 14) Setia kepada Pancasila, UUD 1945,
dan cita-cita Proklamasi, 15) Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindakan
maker berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap,
16) Berusia sekuarang-kurangnya 35 tahun, 17) Berpendidikan serendah-rendahnya
SLTA atau sederajat, 18) Bukan bekas organisasi terlarang PKI, organisasi massa atau
terlibat langsung dalam G30S/PKI, 19) Tidak pernah di jatuhi hukuman penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap karena
melakukan tindakan pidana yang diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih
Setelah amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden tidakl agi dipilih oleh
MPR, melainkand ipilih langsung oleh rakyat.
Prinsip-prinsip pemilihan presiden dan wakil presiden diatur dalam Pasal 6A
ayay (1) sampai ayat (5). Yang secara jelas adalah sebagai berikut. 1) Presiden dan
wakil presiden sebagai suatu pasangan dipilih langung oleh rakyat, 2) Pasangan
presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik, 3) Presiden dan wakil
presiden terpilih apa bila: a) mendapat suara lebih dari 50 % b) dari 50 % suara tersebut
sedikitnya terdiri atas 20 % di setiap provinsi yang tersebar lebih setengah dari jumlah
provinsi, 4) apa bila tidak ada calon yang memenuhi poin c, maka : a) dua calon
pasangan presiden dan wakil presiden yang mendapa suara terbanyak pertama dan
kedua dipilih kembali oleh rakyat. b) calon pasangan presiden dan wakil presiden
terpilih adalah yang mendapat suara paling banyak, 5) pasangan presiden dan wakil
presiden terpilih di lantik oleh MPR Selain dari ketentuan diatas, presiden dan wakil
presiden dapat diberhentikan oleh MPR massa jabatannya apa bila presiden dan wakil
presiden melakukan: 1) pelanggaran hukum, yang berupa a) penghianatan terhadap
Negara b) korupsi c) penyuapan d) tindak pidana berat lainya, 2) melakukan perbuatan
tercelah, 3) terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan wakil presiden.
Sedangkan untuk memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam massa
jabatannya, MPR harus menerima usulan dari DPR dengan mekanisme kerja sebagai
berikut. 1) DPR menganggap atau menuduh presiden melanggar hukum, 2) Tuduhan
DPR diajukan kepada Mahkamah Konstitusi, 3) Tuduhan DPR dapat diajukan pada MK
apabila didukung oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari anggota DPR yang hadir
dan batas kuota hadir adalah dua pertiga anggota DPR 4) MK wajib memeriksa,
mengadili, dan memutuskan tuduhan DPR paling lama 90 hari, 5) Apabila MK
memutuskan presiden dan wakil presiden bersalah, maka DPR mengusulkan MPR
untuk menyelenggarakan siding paripurna, 6) MPR wajib menyelenggarakan siding
paripurna paling lambat selama 30 hari, 7) Presiden diberikan kesempatan
menyampaikan penjelasan, 8) Keputusan MPR memberhentikan prresiden dan wakil
presiden diambil dalam rapat paripurna dihadiri sekurang-kurangnya tiga perempat
anggota MPR dan disetujui dua perempat anggota yang hadir.
Akan tetapi apa bila presiden mangkat, atau berhenti karena tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam massa jabatannya, maka harus dilakukan seperti ketentuan berikut
ini. 1) Digantikan oleh wakil presiden sampai habis massa jabatannya, 2) Jika terjadi
kekosongan wakil presiden, MPR memilih wakil presiden dari dua calon untuk diangkat
menjadi presiden, 3) Apa bila presiden dan wakil presiden secara bersamaan mangkat,
berhenti, atau diberhentikan, maka tugas kepresidenan dijabat oleh menteri luar negeri,
menteri dalam negeri dan menteri pertahanan secara bersama-sama paling lama satu
bulan, 4) Setelah itu MPR memilih presiden dan wakil presiden dari dua calon pasangan
yang diajukan partai politik, 5) Dua pasangan calon tersebut berasal dari calon yang
meraih suara terbanyak pertama dan kedua pada pemilihan sebelumnya Dengan
mencermati sejumlah pasal-pasal dalam UUD 1945 ini, maka dapat dikemukakan
bahwa kekuasaan presiden harus dibatasi oleh sebagai peraturan atau mekanisme
tertentu. Dengan demikian, maka pernyataan ini lah yang dimaksud dengan Negara
Indonesia yang bercita-cita untuk membangun pemerintahan yang bersih dan
berwibawa sebagai Negara demokratis.

3.PemerintahanDaerah
Indonesia adalah Negara nusantara atau Negara kepulauan, memiliki sejumlah
hambatan dan masalah, khususnya jika dikaitkan dengan luas wilayah dan jarak
geografis yang tidak mudah dijangkau. Oleh karena itu, pasca reformasi pemerintah
mengeluarkan peraturan tentang Otonomi Daerah. Hingga akhir tahun 2005 di
Indonesia telah berdiri sebanyak 32 provinsi. Hal ini berbeda jauh dengan kondisiI
ndonesia sebelum reformasi, dimana negara Indonesia terdiri dari 27 provinsi yang
kemudian menjadi 26 provinsi karena provinsi Timor-Timur memisahkan diri menjadi
Negara Republik Timor Leste akibat diberlakukannya Undang-undang referendum yang
berujung jajak pendapat. Indonesia dibagi menjadi beberapa provinsi, kabupaten, dan
kota yang memiliki kewenagan untuk mengatur sendiri pemerintahannya. Pada tingkat
pemerintahan daerah ini, dibentuk pula Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

B. Sistem Pemerintahan Negara Lain


1. ( Australia )
Sistem pemerintahan Australia merupakan sistem yang kompleks. Dimana
lembaga-lembaga pentingnya merupakan paduan elemen-elemen tradisi dan model
pemerintahan Inggris dan Amerika Serikat seperti Sistem penyelenggaraan
pemerintahan Inggris dengan Majelis Perwakilan Rendah, praktek pemerintahan
Amerika Serikat dengan senat federal. Undang-Undang Dasar Australia berisi ciri-ciri
penting sistem pemerintahan Australia. Pembagian kekuasaan antara Negara Bagian dan
Commonwealth (Persemakmuran), Gubernur Jendral mewakili Ratu Inggris. Terdapat
Tiga Cabang Pemerintahan di Australia, yakni Cabang Legislatif (Parlemen - Senat dan
Majelis Perwakilan Rendah); Eksekutif (Kementrian dan Pejabat Pemerintah); dan
Cabang Yudikatif (sistem peradilan hukum).
Badan legislatif berisi parlemen - yakni badan yang mempunyai wewenang legislatif
untuk membuat undang-undang. Badan Eksekutif melaksanakan undang-undang yang
dibuat oleh badan legislatif, sementara badan yudikatif memastikan berfungsinya
pengadilan, dan pengangkatan serta pemberhentian hakim. Fungsi pengadilan ialah
menafsirkan semua hukum, termasuk di antaranya Konstitusi Australia, dan
menegakkan supremasi hukum. Konstitusi hanya boleh diubah melalui jajak pendapat.
Australia dikenal sebagai negara Monarki Konstitusional. Ini berarti Australia adalah
negara yang mempunyai raja atau ratu sebagai kepala negara yang wewenangnya
dibatasi oleh Konstitusi atau UUD. Kepala negara Australia ialah Ratu Elizabeth II.
Meskipun ia juga adalah Ratu Inggris, jabatan ini sedikit terpisah, baik dalam hukum
maupun praktek pemerintahan atau konstitusional. Dalam kenyataannya, Ratu tidak
mempunyai peranan apapun dalam sistem politik Australia dan hanya berfungsi sebagai
simbol atau hanya sebagai publik figur untuk memobilisasi masyarakat. Di Australia
Ratu secara resmi diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal yang diangkat oleh Ratu
atas usulan Perdana Menteri Australia. Ratu tidak mempunyai peranan apapun dalam
tugas keseharian Gubernur Jenderal.
Gubernur Jenderal adalah wakil Ratu Inggris di Australia. Posisinya tidak harus
mengikuti arahan, pengawasan ataupun hak veto dari Ratu dan Pemerintah Inggris.
Dalam Undang-Undang Dasar atau Konstitusi terdapat wewenang dan tugas Gubernur
Jenderal termasuk memanggil, menghentikan sidang badan pembuat undang-undang,
dan membubarkan parlemen. Selain itu, Gubernur juga bisa menyetujui rancangan
peraturan, mengangkat menteri, menetapkan departemen-departemen dalam
pemerintahan, serta mengangkat hakim. Namun, berdasarkan konvensi, Gubernur
Jenderal hanya bertindak atas permintaan para Menteri dalam hampir semua
permasalahan. Figur yang diangkat untuk posisi Gubernur jenderal dipilih berdasarkan
pertimbangan Pemerintah. Semua Gubernur negara bagian melaksanakan peran yang
sama di wilayah mereka masing-masing.

2, ( Brunei Darusalam )
Sistem pemerintahan: Presidensil (Raja berperan dominan) --- Hakikinya, konstitusi
Brunei merupakan fusi dari konsep pemerintahan Melayu Brunei dan Sistem
Westminster/Inggris. Konsep pemerintahan Melayu Brunei menekankan pada
kepemimpinan otokratik, ketuhanan, dan absolutisme kuasa sultan. Namun, sultan
mempersilakan seluruh warganegara berkonsultasi dengan dirinya lewat aneka
pertemuan di desa-desa, masjid-masjid, dan kantor-kantor, di mana mekanisme ini
dikenal sebagai "Living Democracy." Living Democracy ini berbeda dengan konsepsi
Barat tentang demokrasi yang melulu menekankan "representative government."
"Representative Government" tidak berlaku di Brunei. Sultan adalah khalifah Allah di
bumi, dengan demikian, negara Brunei mempromosikan nilai-nilai dan syariat Islam
disegala aspek kehidupan kesultanan. Dari Barat, Brunei mengadopsi sistem kerja
kabinet, independensi lembaga peradilan, dan HAM. Singkatnya, Sultan Brunei
memangku jabatan Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, dan Pemimpin Agama Islam
(Brunei mayoritas bermazhab Syafi'i).

3. (Thailand )
Sistem pemerintahan: Parlementer ---- [Monark sebagai Kepala Negara; Perdana
Menteri sebagai Kepala Administratif Pemerintahan].
 Parlemen: Bikameral (Sapha Phuthaen Ratsadon/House of Representatives +
Wuthisapha/Senate). Sapha Phuthaen Ratsadon dan Wuthisapha merupakan unsur
parlemen Thailand (Rathasapha) ---- [Sapha Phuthaen Ratsadon terdiri atas 500
anggota untuk masa jabatan 4 tahun. 100 orang dipilih lewat sistem proporsional
dengan varian Party List (dari parpol), sementara 400 dengan sistem mayoritas dengan
varian First-Past-The-Post (dari parpol). Fungsi utamanya menginisiasi dan memberi
persetujuan RUU, merancang anggaran, memilih Perdana Menteri dari antara anggota
parlemen, memberhentikan menteri, memonitor administrasi negara, serta bersama
Wuthisapha memutuskan masalah-masalah substansial negara seperti masalah
konstitusi, prosedur pemerintahan yang penting, deklarasi perang dan damai, serta
meratifikasi perjanjian internasional. Uniknya, untuk menginisiasi mosi tidak percaya
kepada perdana menteri, cukup dilakukan lewat 1/5 dukungan anggota Sapha Phuthaen
Ratsadon. Disisi lain, Wuthisapha terdiri atas 200 anggota yang dipilih untuk masa
jabatan 6 tahun. Seluruh anggota Wuthisapha dipilih lewat pemilu dengan sistem
Mayoritas dengan varian Single Vote dan boleh berasal dari luar parpol. Fungsi utama
Wuthisapha melegalisasi RUU yang sudah diproses oleh Sapha Phuthaen Ratsadon
(Wuthisapha tidak punya kewenangan menginisiasi RUU), memonitor administrasi
negara, menominasikan pejabat-pejabat yudikatif, memecat politisi negara yang korup.
Setiap anggota Wuthisapha punya hak bertanya setiap menteri. Jika Sapha Phuthaen
Ratsadon bubar, maka kuasa membuat UU ada di tangan Wuthisapha ini.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Tidak ada parameter yang tepat untuk bisa menentukan keberhasilan keberadaan
serta pemberlakuan demokrasi dan demokratisasi yang terjadi di suatu negara
secara tepat. Bentuk sistem pemerintahan apapun yang dijalankan dalam suatu
negara tersebut, bisa dikategorikan sebagai negara yang memiliki pemerintahan
demokratis apabila bisa menampung aspirasi dari masyarakatnya serta
membawa kearah yang lebih baik dengan dukungan masyarakatnya juga.
Representasi sistem presidensial yang dijalankan di Indonesia maupun sistem
perlementer yang ada di Australia sudah cukup menggambarkan bentuk
demokrasi pada porsi yang tepat. Dimana pada level Ke-Negaraan masing-
masing beserta latar belakang sejarah negara dan perkembangannya, masing-
masing terdapat juga efisiensi proporsionalitas suatu sistem teruji, karena fakta
menunjukkan bahwa keberhasilan dan pengakuan internasional baik melalui
sistem politik maupun eksistensi negara itu sendiri. Karena dengan adanya
perwakilan rakyat yang dipilih secara sah dan legal yang duduk di kursi
pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA

http://Suara karya on-line.sekretariat Negara republic Indonesia_posisi strategis


secretariat.co.id
www. _wikipedia Indonesia.org
Pelatihan pegembangan sumber daya manusia_pemda.

Tak sebatas cakrawala: Sistem politik Australia.

Yahoo!answer_apa bedanya system politik Australia dengan argentina.

Sejarah Australia.
PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN YANG
BERLAKU DI INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

DISUSUN
OLEH :

KELAS : XII IPA 1

TAHUN AJARAN 2013 / 2014

KATA PENGANTAR
Rasa puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah ini.

Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang

telah membantu tersusunnya makalah ini. Penyusun sangat menyadari atas

keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun makalah ini, sehingga

kritik dan saran demi perbaikan masa yang akan datang sangat diharapkan.

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………….i

Kata Pengantar……………………………………………………...……………ii

Daftar Isi …………………………………………………..…..…………………..iii

BAB I. Pendahuluan ……………..……………………………………………..1

BAB II. Landasan teori……………………………………………….………….2

BAB III. Penutup…………………………..………………………..…….………4

Daftar Pustaka …………………………………………………………………..12

Anda mungkin juga menyukai