Anda di halaman 1dari 38

MODUL PRAKTIKUM

MESIN-MESIN LISTRIK

Vt

n
ra
lua
Ke
is
ar
G

ISC
O

I0

Nama
NIM
Kelompok
Kelas

LABORATORIUM KETENAGAAN
DEP. TEKNIK ELEKTRO & INFORMATIKA
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Unit 1
MOTOR DC
Hari/Tgl : …………………………………………….
Kelompok : …………………………………………….
Nama : 1…………………………(……………….)
2…………………………(……………….)
3…………………………(……………….)
Tujuan:
 Mengukur resistansi belitan mesin DC.

Alat dan Bahan:


 1 Stator mesin DC
 1 DL 10281 Modul Supply
 1 DL 10282 Modul Pengukuran

Langkah Kerja:

A. Belitan Armartur
 Rakitlah stator mesin DC lengkap dengan komutator rotor dan sikat.
 Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
L+
A1
+
0÷8V M/G V

+ 3Vfs
A A2
L- 5Afs

 Set modul supply DL 10281 untuk tegangan variable 0÷8 V/12 A (selektor
"c0d" pada posisi "d" dan kontrol knob pada 0%.
 Set modul pengukuran DL 10282, voltmeter dan ampermeter pada
pengukuran DC dan cek polaritasnya (+ pada terminal merah)
 Aktifkan modul supply dan berilah rangkaian armatur arus sebesar nilai
yang tertera pada tabel dan ukurlah tegangan armartur U dengan
menghubungkan voltmeter di antara segmen komutator yang terletak di
bawah sikat.
 Setelah mencatat temperatur ruang, catatlah nilai yang terukur pada tabel
berikut;

1
ta = …………°C
I (A) U (V) R (Ω)
1
2
3
4
5

 Hitunglah besarnya resistansi dengan formula:


U
R
I
 Tentukanlah nilai rata-rata dari resistansi tersebut pada temperatur ta:

R =…………..(Ω)

 Bandingkanlah nilai resistansi tersebut dengan resistansi yang terukur


dengan menggunakan galvanometer.

R =…………..(Ω)

 Hitunglah besarnya resistansi untuk temperatur ruang 75° C dengan


formula:
309,5
Ra  R
234,5  t a

B. Belitan Seri dan Interpole


 Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
L+ D1 D2 D3 D4

B1
+ + +
0÷8V V V V

3Vfs
+ B2
A
L-
5Afs

 Set modul supply DL 10281 untuk tegangan variable 0÷8 V/12 A (selektor
"c0d" pada posisi "d" dan kontrol knob pada 0%.
 Set modul pengukuran DL 10282, voltmeter dan ampermeter pada
pengukuran DC dan cek polaritasnya (+ pada terminal merah)

2
 Aktifkan modul supply dan ukurlah tegangan masing-masing belitan D1-
D2 (belitan eksitasi yang terkompensasi), D3-D4 (belitan seri) dan B1-B2
(belitan interpole) untuk nilai arus seperti yang diberikan dalam tabel.
 Setelah mencatat temperatur ruang, catatlah nilai yang terukur pada tabel
berikut;
ta = …………°C

I (A) UD12 RD12 UD34 RD34 UB12 RB12


1
2
3
4
5

 Tentukanlah nilai tengah dari setiap belitan pada saat temperatur ta

RD12 =…………(Ω) RD34 =…………(Ω) RB12


=…………(Ω)

 Dengan melepas sambungan D2-D3 dan D4-B1, ukurlah resistansi


masing-masing belitan tadi dengan menggunakan galvanometer.

RD12 =…………(Ω) RD34 =…………(Ω) RB12


=…………(Ω)

 Set nilai tersebut untuk temperatur konvensional 75°C lagi

RK =…………(Ω) Rs =…………(Ω) Rw
=…………(Ω)

C. Belitan Induktor
 Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
L+ F1 F2 F5 F6

+
+
0÷40V V
A
75Vfs
1.5Afs

L-

 Set modul supply DL 10281 untuk tegangan variable 0÷40 V/5 A (selektor
"c0d" pada posisi "c" dan kontrol knob pada 0%.

3
 Set modul pengukuran DL 10282, voltmeter dan ampermeter pada
pengukuran DC dan cek polaritasnya (+ pada terminal merah)
 Aktifkan modul supply dan ukurlah tegangan F1-F6 ketika diberi arus
sesuai dengan nilai yang tertera dalam tabel.
 Setelah mencatat temperatur ruang, catatlah nilai yang terukur pada tabel
berikut;
ta = …………°C
I (A) U (V) R (Ω)
0.15
0.30
0.45
0.60
0.75
0.90
Formula:
U
R
I
 Hitunglah besarnya nilai tengah dari resistansi tersebut pada temperatur ta.

R = ……………(Ω)

 Dengan tidak menghilangkan sambungan F2-F5, ukurlah resistansi F1-F6


dengan menggunakan galvanometer.

R = ……………(Ω)

 Set nilai tersebut untuk nilai temperatur konvensional 75°C lagi.

Rc = …………..(Ω)

4
B. Pengujian Motor Tanpa Beban (Swinburne)

Tujuan:
 Menentukan rugi-rugi mekanik dan rugi-rugi besi dinamo dengan metode
Swinburne yaitu dynamo berfungsi sebagai motor tanpa beban.

Alat dan Bahan:


 1 Mesin DC
 1 DL 10281 Modul Supply
 1 DL 10282 Modul Pengukuran
 1 DL 10283 Beban dan Reostat

Prosedur:
 Rakitlah stator mesin DC lengkap dengan komutator rotor dan sikat.
 Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
L+ +
A L-
F1 F5
5Afs A1
+
0÷40 V M 42 V
V
75Vfs A2 F2 F6
+ RF

L- A L+
80Ω

1.5Afs

 Set modul supply DL 10281 untuk tegangan tetap 42 V/10A (selektor


"a0b" pada posisi "b" dan switch L+/L- pada posisi "0"). Set juga selector
"c0d" pada posisi "0" dengan kontrol knob pada 0%.
 Set modul pengukuran DL 10282, voltmeter dan ampermeter pada
pengukuran DC dan cek polaritasnya (+ pada terminal merah).
 Set rheostat RF = 80Ω pada modul DL 10283 pada nilai resistansi
minimum (knob kontrol pada posisi "a").
 Aktifkan modul supply dan berilah input pada rangkaian eksitasi terpisah
dengan mengeset saklar L+/L- pada posisi "1", cek bahwa rangkaian
benar-benar telah tereksitasi.
 Set modul supply DL 10281 pada tegangan DC variabel 0÷40V/5A;
selector "c0d" pada posisi "c".
 Naikkanlah nilai tegangan armatur U dengan pelan-pelan dengan
menggunakan knob kontrol sehingga mesin bisa berjalan.
 Aturlah tegangan armatur hingga 20V, kemudian turunkanlah nilai arus
eksitasi Ie dengan menggunakan rheostat sehingga diperoleh kecepatan
motor sekitar 3000 min-1.

5
 Aturlah besarnya tegangan armatur dan arus eksitasi secara bersamaan
sehingga diperoleh tegangan armatur sebesar 20V dan putaran 3000 min-1.
 Ukurlah besar arus armatur Ia dan arus eksitasi Ie serta catatlah nilainya
dalam tabel berikut;

N (min- Po =
1) U (V) Ia (A) Ie (A)
U.Ia (W)
3000 20
3000 25
3000 30
3000 35
3000 40
 Sekarang, naikkanlah tegangan armatur dan arus eksitasi agar diperoleh
nilai tegangan lain seperti yang tertera pada tabel di atas dengan tetap
menjaga kecepatan pada 3000 min-1. Catatlah besarnya arus eksitasi Ie dan
arus armatur untuk setiap perubahan tegangan armatur.
 Matikanlah mesin dengan pertama kali mengeset L+/L- pada posisi "0"
dan kemudian selector "a0b" pada posisi "0".
 Gambarlah pada satu diagram karakteristik arus armatur Ia, arus eksitasi Ie
dan daya yang diserap Po yang nilainya sebanding dengan jumlah rugi-
rugi mekanik dan rugi besi sebagai fungsi tegangan armatur U.

Po I
(W) (A)

40 2

30 1.5

20 1

10 0.5

10 20 30 40 U(V)

6
Unit 2
GENERATOR DC
A. Generator DC Eksitasi Terpisah

1. Susunlah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram di bawah ini:

2. Aturlah arus medan generator dan amati tegangan keluaran generator!

Tegangan
Arus Medan (A)
Keluaran (V)
0.20
0.18
0.16
0.14
0.12
0.10
0.08
0.04
3. Aturlah kecepatan motor penggerak generator dan amati tegangan keluaran
generator!
Kecepatan Arus Medan Generator
Motor 0.5 A 1.0 A 1.5 A 2.0 A
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000

7
B. Generator DC Shunt

1. Susunlah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram di bawah ini:

2. Aturlah beban R dan amati dampaknya terhadap keluaran generator!

Resistansi Tegangan Arus Beban


Power (W)
(Ohm) Output (V) (A)
1000
470
230
180
160
140
120
100
80
60
40
20

Formula:

Output Power = Output Voltage x Arus Beban

8
C. Generator DC Seri

1. Susunlah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram di bawah ini:

2. Aturlah beban R dan amati dampaknya terhadap keluaran generator!

Tegangan
Arus Beban Power (W)
Output (V)
1000
470
230
180
160
140
120
100
80
60
40
20

Formula:

Output Power = Output Voltage x Arus Beban

9
D. Generator DC Kompon

1. Susunlah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram di bawah ini:

2. Aturlah arus medan generator dan amati tegangan keluaran generator!

Tegangan
Arus Medan (A)
Keluaran (V)
0.18
0.16
0.14
0.12
0.10
0.08
0.04

3. Aturlah kecepatan motor penggerak generator dan amati tegangan keluaran


generator!

Arus Medan
Kecepatan
Generator
Motor
0.05 A 0.1 A
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000

10
Unit 3
TRANSFORMATOR
Hari/Tgl :………………………………………..
Kelompok :………………………………………..
Nama :1…………………….....(…………….)
2…………………….....(…………….)
3…………………….....(…………….)

A. Name plate
Catatlah name plate dari transformator yang anda amati pada tempat yang
telah disediakan berikut:

B. Pengukuran Resistansi Belitan


Susunlah rangkaian percobaan seperti pada diagram dibawah ini:

11
Ingat bahwa sumber tegangan yang digunakan pada pengukuran
resistansi belitan adalah DC, sehingga voltmeter dan amperemeter yang
digunakan juga harus DC.
Catat nilai yang terbaca pada alat ukur kemudian bandingkanlah dengan
hasil pengukuran secara langsung dengan ohmmeter.

Ammeter Voltmeter Rx Rxm R


Belitan
(A DC) (V DC) (Ω) (Ω) Ohmmeter

High Voltage
220 V

Low Voltage
2 x 110 V

Low Voltage
110 V atas

Low Voltage
110 bawah

Formula:
V
Rx 
I
Rx1  Rx 2  Rx3
Rxm 
3

12
C. Pengukuran Rasio Transformasi
a. Secondary in Series
Susunlah rangkaian percobaan seperti pada diagram berikut:

Tegangan Tegangan
Pengujian Kx K
Primer (Vp) Sekunder (Vs)
1 230 V
2 220 V
3 210 V
Formula:
Vp
Kx 
Vs
Kx1  Kx2  Kx3
K
3

13
b. Step down Autotransformer
Susunlah rangkaian percobaan seperti pada diagram berikut:

Tegangan Tegangan
Pengujian Kx K
Primer (Vp) Sekunder (Vs)
1 230 V
2 220 V
3 210 V

c. Step up Autotransformer
Susunlah rangkaian percobaan seperti pada diagram berikut:

14
Tegangan Tegangan
Pengujian Kx K
Primer (Vp) Sekunder (Vs)
1 230 V
2 220 V
3 210 V

D. Pengujian Beban Nol


Susunlah rangkaian percobaan seperti pada diagram di bawah ini:

Catatlah hasil pengamatan pada tabel berikut:

Vo Io Po Cos φo
230
220 Formula:
Po
210 Cos φo =
Vo.Io
200
190
180

15
E. Pengujian Hubung Singkat
Susunlah rangkaian percobaan seperti pada diagram di bawah ini:

Isc Vsc Psc Cos φsc


0.50
0.45
0.40
0.35
0.30
0.20

16
F. Penentuan Polaritas

Susunlah rangkaian percobaan seperti pada diagram di bawah ini:

Tegangan VDQ Tegangan VQq


50
75
100

17
Unit 4
MOTOR ASINKRON SANGKAR TUPAI
Hari/Tgl :………………………………………..
Kelompok :………………………………………..
Nama :1…………………….....(…………….)
2…………………….....(…………….)
3…………………….....(…………….)

A. PENGUKURAN RESISTANSI BELITAN

Tujuan:
 Mengukur resistansi tiap belitan motor listrik tiga fase.

Alat dan Bahan:


 1 DL 1021 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai
 1 Galvanometer

Prosedur Eksperimen:
 Terlebih dahulu catat nameplate motor tersebut;

 Ukurlah besarnya resistansi masing-masing belitan dan hitunglah besarnya


resistansi rata-ratanya.

Belitan U1-U2 V1-V2 W1-W2


Resistansi

RU 1U 2  RV 1V 2  RW 1W 2


Rs   .......................()
3

18
B. PENGUKURAN BEBAN NOL

Tujuan:
 Mengukur arus beban nol (I0) dan sudut fasanya (0)
 Mengukur rugi-rugi putaran dan arus magnetisasi.

Alat dan Bahan:


 1 DL 1021 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai
 1 Voltmeter
 1 Amperemeter
 2 Powermeter (diset sebagai wattmeter)

Prosedur Eksperimen:
1. Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;

WB

U U1W2
I
L1 O

Regulator ~V
Tegangan
Tiga Fasa
L2
~A V1U2 W1V2

U
I
L3 O

WA

2. Pada powermeter, sebelum regulator tiga fasa diaktifkan, antara terminal I dan
O pada powermeter harus dihubung terlebih dahulu. Langkah ini dilakukan
untuk menghindari kerusakan alat karena arus starting.
3. Naikkan tegangan input secara perlahan hingga motor bekerja sesuai dengan
nameplatenya.
4. Lepaslah kabel penghubung terminal I dan O powermeter dan catatlah
nilainya.

19
V0 I0 WA WB P0 Cos 0 0 Pm+PFe
240
220
200
180
160

f =…………Hz
Stator terhubung…………

Formula:
P0  WA  WB
P0
cos 0 
3  V0  I 0
 Rugi Mekanik dan Rugi Besi
Pm  PFe  P0  3Rs I 02

20
C. PENGUKURAN DENGAN ROTOR TERTAHAN

Tujuan:
 Mengukur arus beban nol (Isc) dan sudut fasanya (sc)

Alat dan Bahan:


 1 DL 1021 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai
 1 Voltmeter
 1 Amperemeter
 2 Powermeter (diset sebagai wattmeter)

Prosedur Eksperimen:
1. Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
WB

U
I
L1 O

~A
L2 V1 U1

Regulator
Tegangan U2V2W2
Tiga Fasa

~V
U
I
L3 O

W1
WA
2. Peganglah rotor motor sangkar tupai dengan menggunakan tang kombinasi
dan usahakan jangan sampai berputar.
3. Aktifkan regulator tegangan tiga fasa.
4. Naikkan tegangan secara perlahan sehingga diperoleh arus yang besarnya
seperti pada tabel.
5. Lakukan pengukuran dengan cepat, karena dalam pengukuran ini, motor cepat
panas.
ISC (A) VSC WA WB PSC cosSC SC
3
2.7
2.5
2
1.5
1
0.5

21
f =…………Hz

Stator terhubung…………

Formula:
Psc  K WA  WB 
Psc
cos  sc 
3  Vsc  I sc

Tugas:
Gambarlah diagram lingkaran berdasarkan data di atas. Ambil nilai arus
tertentu ketika motor diberi beban untuk menganalisa parameter motor
yang lain (Daya, Torsi dan Rugi-Rugi)
Dari pengukuran beban nol dan pengukuran hubung singkat tentukanlah;
I0 =……………….(arus motor ketika diberi tegangan nominal)
0 =……………….
Isc =……………….(arus nominal motor)
SC =……………….
Contoh:
Vt
n
ra
lua
Ke
is
ar
G

I0 = 0.18 A < 56.31°


Isc = 0.78 A < 45°

ISC
O

I0

Vt

P
n
ra
ua

C
l
Ke

el
op
is

sK
ar

ri
Ga
G

A
S
PQ = daya masuk
V
RQ = rugi besi
Isc-U = rugi tembaga rotor
ISC VU = rugi tembaga stator
W AB = daya mekanik maksimum
.7

B D CD = torsi maksimum
8
<3
64
0.
I=

R U
O

I0
Q T

22
Unit 5
MOTOR ASINKRON ROTOR LILIT
Hari/Tgl :…………………………
Kelompok :…………………………
Nama :1…………………….....(…………….)
2…………………….....(…………….)
3…………………….....(…………….)

A. Rasio Transformasi Stator/Rotor


1. Susunlah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram sebagai berikut:

2. Berilah tegangan input pada sisi stator tegangan fase-fase 380 V.


3. Ukurlah besarnya tegangan pada sisi rotor.

Tegangan stator (V) Tegangan rotor (V) K1 K1m


U1 K
V1 L
W1 M

Formula:
Vstator
K1 
Vrotor
K1m = nilai rata-rata K1

23
B. Rasio Transformasi Rotor/Stator
1. Susunlah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram sebagai berikut:

2. Berilah tegangan input pada sisi rotor tegangan fase-fase 380 V.


3. Ukurlah besarnya tegangan pada sisi stator.

Tegangan rotor (V) Tegangan stator (V) K2 K2m Keff


K U1
L V1
M W1

Formula:
Vstator
K2 
Vrotor

K2m = nilai rata-rata K2

K eff  K1m  K 2m

24
C. Pengujian dengan Pengereman Generator AC
1. Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
Wa

_
A
U U1
I A1
L1 O
E1

U2V2W2
V1
A M G
~
L2
Wb
3~  _
V Beban Resistor

W1 E2
V
~ L+ L-
U
I
L3 O

K L M B2

Resistor Starting

2. Hubungkan kedua terminal ammperemeter dan terminal I dan O


pada powermeter. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya
arus asut yang besar yang bisa merusakkan alat ukur.
3. Atur beban pemberat pada posisi paling dekat dengan generator.
4. Geser beban pengukuran sehingga air pada beban pemberat
menunjukkan sudah seimbang.
5. Aktifkan power supply AC tiga fasa pada tegangan nominal dan
power supplu DC secara bertahap.
6. Cek apakah arah putaran berlawanan dengan arah beban pemberat.
Jika searah, maka turkarkanlah posisi beban pemberat dan beban
pengukuran.
7. Geserlah beban pengukuran dan seimbangkan lengan pengukuran
dengan cara mengatur Rc.
8. Variasaikan penggeseran beban pengukuran dan catat pengamatan
pada tabel berikut;

G b C I Cos N
No Wa Wb Pa Pr 
(N) (m) (Nm) (A)  (rpm)
1
2
3
4
5
Formula
2n
C = G.b Pr  C
60
Pa = Wa + Wb
1 X Wb Pr
cos   dimana X  
2 X  X 1
2 Wa Pa

25
Unit 6
GENERATOR SINKRON I
Hari/Tgl :…………………………
Kelompok :…………………………
Nama :1…………………….....(…………….)
2…………………….....(…………….)
3…………………….....(…………….)

D. PENGUKURAN RESISTANSI BELITAN

Tujuan:
 Menentukan resistansi efektif belitan stator dan eksitasi generator sinkron
(alternator)

Alat dan Bahan:


 1 DL 1026A Alternator tiga fase
 1 Galvanometer

Prosedur Eksperimen:
 Terlebih dahulu catat nameplate motor dc dan alternator yang akan
digunakan dalam eksperimen ini:

Nameplate Alternator Nameplate Motor DC (Penggerak)

 Ukurlah resistansi masing-masing belitan dengan galvanometer dan catat


hasilnya dalam tabel berikut;
Belitan U1-U2 V1-V2 W1-W2 F1-F2
Resistansi

RU 1U 2  RV 1V 2  RW 1W 2


Rs   .......................()
3

26
E. PENGUJIAN TANPA BEBAN
Tujuan:
 Menentukan rugi mekanik dan rugi besi alternator.
 Mencatat kurva open circuit dengan variasi kecepatan.
Alat dan Bahan:
 1 DL 1013T2 DC Filtered power supply
 1 DL 1023 PS Shunt dc drive motor
 1 DL 1026A Three phase alternator
 1 DL 2108T01 Excitation voltage controller
 2 Ammeter
 1 Voltmeter
 1 Tachometer
Prosedur Eksperimen:
 Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
L+ E1 A1
DL 1026A

_
F1
L+

DL 1013T2
M G
~ F2
DL 2108T01

L-

U1 V1 W1
E2
L- A2
DL 1023 PS
U2 V2 W2

Rugi Mekanik Motor DC


 Untuk langkah awal, rotor motor dc dan alternator JANGAN
DISAMBUNG; ini artinya hanya motor dc saja yang beroperasi.
 Atur tegangan masukan motor sehingga motor berputar pada kecepatan
ratingnya.
 Ketika motor sudah berjalan, ukurlah arus eksitasi, arus motor dan
tegangannya.

IEM =………..
IM =………..
UM =………..

 Daya yang diserap motor adalah;


PMm = UM (IM – IEM)
=………………..
=……………….(W)
Daya yang diserap motor ini menggambarkan rugi mekanik motor dc (sebagai
penggerak).

27
Rugi Mekanik Alternator
 Matikan motor dan SAMBUNG rotor motor dc dengan alternator akan
tetapi alternator jangan diberi sumber eksitasi.
 Naikkan tegangan sumber motor dc sampai kecepatan rating tercapai.
 Ukur arus eksitasi, arus dan tegangan motor dc;

IEM0 =………..
IM0 =………..
UM0 =………..

 Daya yang diserap motor adalah;


PM0 = UM0.(IM0 – IEM0)
=………………..
=……………….(W)
PGm = PM0 - PMm
=………………..
=……………….(W)
Selisih antara PM0 dan PMm disebut sebagai rugi mekanik alternator.

Rugi Besi Alternator


 Atur kecepatan motor pada kecepatan nominal.
 Beri masukan eksitasi pada alternator sehingga tegangan keluaran
alternator (fase-fase) adalah 380 V.
 Ukur arus eksitasi, arus dan tegangan motor dc;
IEMe =………..
IMe =………..
UMe =………..

 Daya yang diserap motor adalah;


PMe = UMe.(IMe0 –IEMe)
=………………..
=……………….(W)

Rugi Besi Alternator


PGfe = PMe - PM0
=………………..
=……………….(W)

Selisih antara PMe dan PM0 menggambarkan rugi besi alternator.


Rugi total alternator tanpa beban adalah;
PG0 = PGm+PGfe
=………………..
=……………….(W)

28
Kurva Open Circuit
 Gambarlah kurva open circuit dengan mengukur tegangan stator pada saat
arus eksitasi divariasikan dan putaran rotor konstan.

Kecepatan (min-1) 3000 2500 2000


IE (mA) UU2-V2 (V) UU2-V2 (V) UU2-V2 (V)
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
Frekuensi

 Gambar Kurva Open Circuit

UU2-V2
(V)

600

500

400

300

200

100

0 100 200 300 400 500 600 IE(mA)

29
 Pada kecepatan nominal, berilah tanda (*) pada kurva yang menunjukkan
tegangan nominal 380V. Catat berapa nilai arus eksitasi ketika tegangan
keluaran nominal tersebut;
IE0 =……………………..
 Karakteristik open circuit menggambarkan kurva magnetisasi inti besi
dengan celah udara. Dengan eksitasi konstan, tegangan tanpa beban
sebanding dengan kecepatan.

F. PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT

Tujuan:
 Menentukan rugi ohmic (resistif) dan stray (sesat) alternator.
 Mampu menggambarkan kurva short circuit pada kecepatan yang
bervariasi.
 Menghitung reaktansi sinkron.

Alat dan Bahan:


 1 DL 1013T2 DC Filtered power supply
 1 DL 1023 PS Shunt dc drive motor
 1 DL 1026A Three phase alternator
 1 DL 2108T01 Excitation voltage controller
 2 Ammeter
 1 Voltmeter
 1 Tachometer

Prosedur Eksperimen:
 Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
L+
DL 1026A

_
F1
L+

DL 1013T2
M G
~ F2
DL 2108T01

L-

U1 V1 W1

L-
DL 1023 PS
U2 V2 W2

 Hubungkan ketiga belitan stator alternator.


 Bermula dari 0 V, naikkan tegangan input dc motor sehingga diperoleh
putaran nominal.
 Suplai eksitasi medan alternator sehingga diperoleh ARUS NOMINAL
pada stator.

30
 Ukurlah arus, tegangan dan arus eksitasi yang diserap oleh motor.
IEMk =……………(A)
IMk =……………(A)
UMk =……………(V)
 Hitung besar daya yang diserap oleh motor tersebut.
PMk = UMk (IMk - IEMk)
=…………………..
=……………(W)
 Jadi besarnya arus eksitasi alternator pada saat arus stator dihubung
singkat mencapai nilai nominal adalah;
IEk =…………..(A)
 Daya yang diserap ketika alternator dihubungsingkat adalah;
PGk = PMk - PMm
=…………………(W)

Rugi Tembaga Alternator


Rugi tembaga alternator adalah;
PGCu = PGk - PGm
=……………………….
=…………………(W)

Rugi Ohmic (Resistif) Alternator


Pscu = 3 Rs IN2
=……………………….
=…………………(W)

Rugi Stray (Sesat) Alternator


Pad = PGCu – PSCu
=……………………….
=…………………(W)

Resistansi Ekivalen
P
Rad  ad2 =……………..(Ω)
IN

Resistansi Ekivalen Stator Total


R = 3Rs + Rad
=……………………….
=…………………(Ω)
jadi,
Pcu = R IN2
=……………………….
=…………………(W)

31
 Gambarkan kurva short circuit dengan cara mengukura arus hubung
singkat terhadap perubahan arus eksitasi pada saat alternator diputar pada
beberapa kecepatan yang konstan.

Kecepatan (min-1) 3000 2500 2000


IE (mA) Is (A) Is (A) Is (A)
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Frekuensi

 Gambar Kurva Open Circuit


Is (A)
2

1.5

1.0

0.5

0 100 200 300 400 500 600 IE(mA)

 Dengan memplot nilai IE0 (arus eksitasi tanpa beban) pada kurva
tentukanlah nilai arus short circuit tanpa beban (Ik0)
Ik0 =…………….(A)
 Tentukan pula arus eksitasi ketika stator teraliri arus nominal. Arus
nominal adalah nilai arus yang tertera pada nameplate.
IEk =……………..(A)

32
Perbandingan Short Circuit
I
K k  E 0 =………………………
I Ek

Reaktansi Sinkron
UN
Xd  =………………..(Ω)
3  Ik0

33
Unit 7
GENERATOR SINKRON II

A. KARAKTERISTIK BERBEBAN
Tujuan:
 Mengetahui karakteristik regulasi pada faktor daya yang berbeda.

Alat dan Bahan:


 1 DL 1013T2 Power supply Dc terfilter
 1 DL 1017R Beban resistif
 1 DL 1017L Beban induktif
 1 DL 1017C Beban kapasitif
 1 DL 1023PS Motor DC shunt
 1 DL 1026A Alternator tiga fasa
 1 DL 2025DT Indikator kecepatan
 1 DL 2031 Generator elektronik optis
 1 DL 2108T01 Pengontrol tegangan eksitasi
 1 DL 2109T27 Power faktor meter
 3 amperemeter
 1 voltmeter AC
Prosedur Eksperimen:
 Susunlah rangkaian percobaan sebagai berikut;
L+
DL 1026A

_
F1
L+

DL 1013T2
M G
~ F2
DL 2108T01

L-

U1 V1 W1

L-
DL 1023 PS
U2 V2 W2

R1 R2 R3 L1 L2 L3 C1 C2 C3

34
 Aktifkan power supply dc dan naikkan tegangan sehingga motor
penggerak mampu menggerakkan alternator pada kecepatan nominalnya.
 Suplai eksitasi alternator untuk memperoleh tegangan keluaran nominal.
 Tanpa merubah kecepatan putar dan tegangan eksitasi alternator, berilah
keluaran beban pada keluaran alternator sebagai berikut;

N =………………(min-1) Us = …………………(V)
IE IE
R Is (A) R-L Is (A) R-C Is (A) IE(mA)
(mA) (mA)
R1 R1-L1 R1-C1
R2 R2-L2 R2-C2
R3 R3-L3 R3-C3
R4 R4-L4 R4-C4
R5 R5-L5 R5-C5
R6
R7
PF = 1 PF = 0.8 IND PF = 0.8 CAP

Gambarkanlah grafik arus eksitasi terhadap arus stator untuk ketiga jenis faktor
daya tersebut;

IE (mA)
1000

750

500

250

0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 Is(A)

35
EFESIENSI KONVENSIONAL

Hitunglah efesiensi konvensional dari alternator dengan mengikuti langkah-


langkah perhitungan sebagai berikut;
1. Daya output alternator
P = √3. UN IN cos φ =……………………….(W)
2. Rugi-rugi alternator
a. Mekanik PGm =……………(W)
b. Besi PGFe =……………(W)
c. Belitan Armatur PSCu = RS. IN2 =……………(W)
d. Belitan Medan PECu = RE . IE 2
=……………(W)
e. Rugi sikat Pb = 2.IE (diabaikan saja)

Nilai IE bisa dilihat dari grafik hubungan Is dan IE pada saat alternator
menghasilkan tegangan nominal.

Rugi Total
Pt = PGm + PGfe + PScu + PEcu + Pb =……………..(W)
3. Daya terserap konvensional
Pab = P + Pt = ……………(W)
4. Efesiensi Konvensional
 Pt 
  1  100 =…………….(%)
 Pab 
5. Ulangi langkah-langkah tersebut untuk beberapa nilai arus stator. Lengkapi
tabel berikut dengan menghitung nilai rugi-rugi, daya terserap, daya output
dan tentukan pula nilai efesiensinya. Perlu diingat bahwa nilai rugi-rugi besi
dan mekanik adalah konstan untuk semua beban arus.

n =……………..(min-1) Us =……………….(V)
Load 1/4 2/4 3/4 4/4 5/4
I(A)
Cos φ 1 1 1 1 1
P (W)
PGm (W)
PGFe (W)
PSCu (W)
Pt (W)
Pab (W)
Η (%)

36
6. Gambarkan grafik hubungan efesiensi (sumbu y) dengan daya keluaran
(sumbu x)

 %

100

75

50

25

0 250 500 750 1000 1250 1500 P(W)

37

Anda mungkin juga menyukai