2
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
DAFTAR ISI
Profil Asisten ............................................................................................................................. 2
MODUL I .................................................................................................................................. 4
BRIEFING PRAKTIKUM & PRETEST ........................................................................... 4
MODUL II ................................................................................................................................. 5
DASAR SISTEM TENAGA LISTRIK .............................................................................. 5
MODUL III.............................................................................................................................. 10
ANALISA ALIRAN DAYA ............................................................................................ 10
MODUL IV ............................................................................................................................. 13
ANALISIS HUBUNG SINGKAT.................................................................................... 13
MODUL V ............................................................................................................................... 20
ANALISIS KESTABILAN SISTEM TENAGA LISTRIK ............................................. 20
MODUL VI ............................................................................................................................. 26
PERANCANGAN DAN ANALISIS SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK........... 26
MODUL VII ............................................................................................................................ 33
ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN FILTER HARMONIK ................... 33
MODUL 8................................................................................................................................ 41
MICROGRID.................................................................................................................... 41
MODUL IX ............................................................................................................................. 45
PENYIMPANAN ENERGI LISTRIK ............................................................................. 45
MODUL X ............................................................................................................................... 48
POST TEST ...................................................................................................................... 48
3
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
MODUL I
4
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
MODUL II
1. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari sistem tenaga listrik
2. Memahami fungsi dari subsistem-subsistem sistem tenaga listrik
3. Mempelajari fungsi ETAP dalam sistem tenaga listrik
4. Mempelajari cara membuat single line diagram dengan menggunakan ETAP
2. Dasar Teori
2.1 Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik merupakan kesatuan sistem yang terdiri dari 3 subsistem
yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Ketiga subsistem ini beroperasi secara
bersamaan dengan saling berhubungan antar sub-sistem yang memiliki tujuan untuk
mengalirkan daya dan menyediakan tenaga listrik dari sisi sumber hingga ke sisi
konsumen. Setiap subsistem mempunyai fungsi serta komponen yang berbeda-beda
5
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
6
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
2.6 Tegangan
Tegangan pada sistem tenaga listrik besarnya bervariasi sesuai dengan
kebutuhan, adapun klasifikasi tegangan berdasarkan SPLN 1 1995 yaitu:
7
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
3. Prosedur Percobaan
A. Membuat Single Line Diagram
Gambar 1. Single
Line Diagram
8
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
5. Masukkan setiap nilai atau rating elemen seperti yang tertera pada gambar.
6. Bila ada parameter elemen yang kurang jelas tanyakan pada asisten.
7. Bila sudah selesai, simpan file ke dalam folder yang lokasinya ditentukan oleh
asisten.
B. Membuat Composite Network
1. Buka composite network dari single line diagram yang telah dibuat
2. Tambahkan rangkaian elemen seperti gambar di bawah ini.
3. Bila ada parameter elemen yang kurang jelas tanyakan pada asisten.
4. Bila sudah selesai, praktikan boleh membuat rangkaian tambahan yang diberikan
oleh asisten.
9
Gambar 2. Single Line Diagram
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
MODUL III
1. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari konsep aliran daya dalam sistem tenaga listrik.
2. Menganalisa masalah-masalah aliran daya pada sistem tenaga listrik dengan ETAP
12.6.0
3. Mempelajari voltage drop pada sisi penerima dan bagaimana mengkompensasi
voltage drop tersebut
4. Mempelajari pengaruh beban, rugi-rugi transmisi terhadap karakteristik aliran
daya.
2. Dasar Teori
Aliran daya merupakan peristiwa mengalirnya daya aktif (P) dan daya reaktif
(Q) dari sisi pengirim (pembangkit) ke sisi penerima (beban). Analisis aliran daya
digunakan untuk mengetahui kondisi sistem, sehingga dibutuhkan dalam perencanaan
sistem untuk masa yang akan datang serta sebagai pertimbangan evaluasi terhadap
sistem yang ada.
Manfaat Analisis aliran daya ini adalah kita dapat mengetahui tegangan pada
setiap simpul/bus yang ada pada sistem sehingga kita dapat mengetahui apakah
peralatan dalam sistem yang kita buat memenuhi batas batas yang ditentukan untuk
menyalurkan daya yang diinginkan.
Besarnya daya yang disuplai generator meliputi daya real dan daya aktif (P dan
Q), akan mengalami pengurangan setelah melalui transmisi dikarenakan adanya
rugirugi transmisi.
Pengaruh variasi beban pada suatu sistem tenaga listrik berkaitan langsung
dengan drop tegangan pada sisi penerima. Hal ini dapat dijelaskan dengan diagram
vektor dibawah ini.
E
I.JX
I.Ra
Vt
10
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
I.JX
I.Ra
Vt
Untuk memperbaiki atau mengkopensasi drop tegangan agar tegangan pada sisi
penerima di usahakan tetap maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti :
1. Penambahan kapasitor bank
2. Tranformer Tap Changing
3. Penambahan Eksitasi pada generator
3. Prosedur Percobaan
Percobaan 1
11
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
U1 = 1250 MVAsc
Bus1 = 13.8 kV
Bus3 = 4.16 kV
Lump1 = 2.2 MVA (PF = 90 %)
Cable1 = 160 m
Buka library, etaplib700.lib, lalu pilih size = 16 mm2
T1 = 5 MVA
11. Bila sudah selesai, praktikan boleh membuat rangkaian tambahan yang diberikan
oleh asisten
12. Simpan file ke dalam folder yang lokasinya ditentukan oleh asisten.
12
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
MODUL IV
1. Tujuan Percobaan
• Mengetahui dan mengerti pengertian dan jenis-jenis gangguan yang terjadi pada
sistem tenaga listrik.
• Mempelajari karakteristik arus gangguan
• Mempelajari simulasi gangguan pada ETAP 12.6.0
• Mempelajari manfaat analisis gangguan
2. Dasar Teori
Gangguan yang sering terjadi dan berbahaya bagi sistem tenaga listrik adalah
gangguan hubung singkat. Gangguan hubung singkat ini termasuk gangguan hubung
singkat penghantar ke tanah, hubung singkat di antara penghantar yang menyebabkan
mengalirnya arus yang cukup besar melalui sistem tenaga listrik dan peralatan-peralatan
didalamnya. Akibat dari terjadinya gangguan ini dapat merusakkan peralatan-peralatan
listrik dan terganggunya penyaluran listrik pada konsumen.
Analisa gangguan atau perhitungan-perhitungan gangguan sangat penting
dilakukan, karena dengan adanya analisa gangguan tersebut maka akan memungkinkan
kita untuk membuat pengamanan (memasang peralatan proteksi) yang cocok untuk suatu
sistem tenaga listrik.
13
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
2. Gangguan Asimetris
Gangguan asimetris adalah jenis gangguan yang menghasilkan magnitude dan
fasa tegangan dan arus gangguan yang memiliki nilai yang berbeda antara ketiga
fasanya. Untuk menganalisa gangguan asimetris digunakan konsep komponen
simetris yang dicetuskan C.L. Fortesque pada tahun 1918.
14
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
𝐼𝑓 = 𝐼𝑎 = 3𝐼𝑎1
3𝐼𝑎1
𝐼𝑓 =
∝ −∝2
𝐼𝑓 = 3𝐼𝑎1
15
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
Komponen simetris tiap fasa disusun dari ketiga sequence tersebut dimana notasi
1 menyatakan komponen sequence positif, notasi 2 menyatakan komponen sequence
negatif dan notasi 0 menyatakan komponen sequence nol.
b. Operator Alpha
Operator alpha menyatakan pergeseran sudut sebesar 120° yang dialami oleh
komponen-komponen simetris dalam suatu fasa.
16
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
3. Prosedur Percobaan
3.1 Percobaan Analisis Gangguan
a. Rangkaian Percobaan
17
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
18
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
19
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
MODUL V
1. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui dan mengerti konsep dari kestabilan sistem tenaga listrik
2. Mempelajari dan menganalisis pengaruh akibat lepasnya generator (outage) pada
kestabilan sistem tenaga listrik
3. Mempelajari dan menganalisis pengaruh pelepasan beban terhadap kestabilan
sistem tenaga listrik
4. Menganalisis pengaruh pelepasan beban berdasarkan kapasitas pada suatu sistem
tenaga listrik
2. Dasar Teori
Stabilitas sistem tenaga listrik adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga
listrik untuk mencapai kondisi kesetimbangan kembali setelah terjadi gangguan pada
sistem tenaga dan seluruh komponen yang terhubung kecuali komponen yang
dinonaktifkan untuk mengisolasi instalasi yang mengalami gangguan.
Setelah terjadi gangguan , sistem tenaga listrik dikatakan stabil apabila sistem
mencapai suatu keadaan kesetimbangan baru dengan semua komponen yang masih
terhubung. Sistem yang tidak stabil dapat menyebabkan perbedaan sudut rotor antar
generator yang cukup besar atau penurunan tegangan secara signifikan. Ketidakstabilan
ini dapat menyebabkan suatu pembangkit keluar (outage) dari suatu sistem tenaga
listrik , sehingga dibutuhkan analisa stabilitas peralihan (transien).
21
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
3. Prosedur Percobaan
22
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
Generator
Parameter GENERATOR_1 GENERATOR_3 GENERATOR_2
Tegangan 13,8 kV 20kV 13,8 kV
Daya 15 MW 15 MW 25 MW
Operation Mode Voltage control Voltage control Swing
Inertia (H) 13,33 13,33 8
Impedance : Equivalent – Typical Data
Cable
Cable Length No. Library Size (mm2)
Cable 13 10 km 502 50
Cable 1 10 km 497 50
Cable 3 10 km 502 50
Cable 11 10 km 502 50
Cable 5 10 km 502 50
Cable 7 10 km 502 50
Cable 9 10 km 502 50
Transformator
Tegangan Primer dan Sekunder Tinjau dari SLD
Impedance Typical Z dan X/R
Lump Load
Daya (MVA) Tinjau dari SLD
23
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
24
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
5. Klik study case kembali, masuk ke Tap Event dan pilih Event ID pelepasan
6. Klik Add pada Action by Element lalu pilih Circuit Breaker yang terhubung
dengan beban yang akan dilepas (sesuai dengan lembar data percobaan)
7. Klik Run Transient Stability
8. Catat data yang dibutuhkan sesuai dengan lembar data percobaan
9. Untuk merubah beban yang dilepas, buka study case dan pilih tap event dan pilih
event ID pelepasan dan edit kemudian ganti nomor circuit breaker sesuai dengan
beban yang akan dilepas (sesuai dengan lembar data percobaan)
10. Catat data yang dibutuhkan sesuai dengan lembar data percobaan
11. Klik Transient Stability Plot
12. Pilih Buses pada Device Type dan seluruh bus pada Device ID, pilih frekuensi
pada Plot Type dan Klik Ok
13. screenshot grafik pada lembar pengamatan
25
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
MODUL VI
1. Tujuan Percobaan
2. Dasar Teori
Suatu sistem tenaga listrik tidak selamanya dapat berjalan dengan normal. Banyak
sekali terjadinya kondisi ketidaknormalan (seperti gangguan) pada sistem yang berasal
dari luar maupun dalam sistem. Kondisi ketidaknormalan ini dapat mengganggu dan
membahayakan sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem
yang melindungi sistem tenaga listrik untuk mencegah dan memitigasi dari gangguan
tersebut. Hal ini disebut dengan Sistem Proteksi Tenaga Listrik.
Dalam proteksi sistem tenaga listrik, penting untuk mengetahui distribusi arus
dan tegangan di berbagai tempat sebagai akibat dari timbulnya gangguan. Karakteristik
kerja rele proteksi dipengaruhi oleh besaran energi yang dimonitor oleh rele seperti arus
atau tegangan. Dengan mengetahui distribusi arus dan tegangan di berbagai tempat
maka setelan rele proteksi dan rating dari circuit breaker dapat ditentukan.
Jenis-jenis gangguan
26
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
Sistem proteksi harus memenuhi syarat-syarat utama dari sistem proteksi. Ada
beberapa kriteria yang perlu diketahui pada pemasangan suatu sistem proteksi dalam
suatu rangkaian sistem tenaga listrik, yaitu:
• Sensitifitas
Sensitivitas adalah kepekaan rele proteksi terhadap segala macam gangguan dengan
tepat yakni gangguan yang terjadi di zona perlindungannya. Sensitifitas suatu sistem
proteksi ditentukan oleh nilai terkecil dari besaran penggerak saat peralatan proteksi
mulai beroperasi. Nilai terkecil besaran penggerak berhubungan dengan nilai
minimum arus gangguan dalam daerah yang dilindunginya.
• Selektivitas
Selektif berarti suatu sistem proteksi harus dapat memilih bagian sistem yang harus
diisolir apabila rele proteksi mendeteksi gangguan. Bagian yang dipisahkan dari
sistem yang normal sebisanya adalah bagian yang terganggu saja. Diskriminatif
berarti suatu sistem proteksi harus mampu membedakan antara kondisi normal dan
kondisi abnormal. Ataupun membedakan apakah kondisi abnormal tersebut terjadi
di dalam atau di luar daerah proteksinya.
27
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
• Kecepatan
Sistem proteksi perlu memiliki tingkat kecepatan dalam mitigasi untuk
memperkecil area yang terjadi gangguan, stabilitas operasi, meningkatkan mutu
pelayanan, keamanan manusia, serta peralatan sistem tenaga listrik.
• Keandalan
Suatu sistem proteksi dapat dikatakan andal jika selalu berfungsi dengan baik
sebagaimana yang diharapkan. Sistem proteksi disebut tidak andal bila gagal bekerja
pada saat dibutuhkan dan bekerja pada saat proteksi itu tidak seharusnya bekerja.
• Ekonomis
Suatu perencanaan teknik yang baik, tentunya tidak terlepas dari pertimbangan nilai
ekonomisnya. Suatu rele proteksi yang digunakan hendaknya memiliki nilai
ekonomis dengan tidak mengesampingkan fungsi dan keandalannya.
Secara umum, rele adalah alat yang dapat memberi indikasi kondisi
ketidaknormalan pada sistem apabila diberi energi oleh besaran-besaran sistem yang
tepat. Apabila rele mendeteksi kondisi tidak normal, maka rele akan mengirim perintah
28
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
Pada praktikum ini, yang dijadikan batasan masalah adalah setting dan
koordinasi overcurrent relay pada sistem tenaga listrik.
• Instantaneous
OCR Instantaneous berkerja tanpa ada waktu tunda yang disetting (no
intentional time delay). Relai ini akan memberi perintah kepada PMT pada saat
terjadi gangguan bila besar arus ganggan lebih besar dari arus settingnya. Waktu
kerja relay dari saat instant pick up hingga closing contact hanya sekitar 20-60 ms.
29
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
OCR Definite Time berkerja pada suatu waktu yang telah ditentukan
(Definite Time). Rele akan trip saat arusnya melebihi nilai setelannya dengan waktu
tunda tertentu yang dapat disetting. OCR Definite berkerja dengan lama waktu
tunda tidak bergantung besaran arus yang menggerakkannya.
• Inverse
OCR inverse memiliki waktu kerja yang bergantung terhadap besar arus
gangguan. Pada saat terjadi gangguan atau rating arus melebihi setting, relai ini akan
memberikan perintah kepada PMT dengan jeda waktu kerja yang bersifat inverse atau
berkebalikan dengan magnitude arus gangguan. Ifault >< Ttripping
30
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
Pada umumnya, ada dua hal yang harus disetting pada Overcurrent Relay. Yang
pertama adalah besarnya setelan arus (I Pickup) dan yang kedua adalah setelan waktu
pengali atau Time Multiplier Setting (TMS).
Circuit Breaker mempunyai kemampuan untuk memutus arus beban dan arus
gangguan hubung singkat dalam waktu yang relatif sangat cepat. Energi mekanik yang
diperlukan untuk membuka kontak utama diperoleh dari gaya pegas. Saat CB memutus
atau menghubungkan arus listrik akan timbul busur api dan untuk memadamkan busur
api tersebut digunakan beberapa bahan pada CB antara lain: ruang vakum, udara, dan
gas.
31
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
3. Prosedur Percobaan
2. Isi parameter setiap komponen di atas sesuai dengan Lembar Spesifikasi yang
diberikan.
3. Jalankan Load Flow Analysis, catat besaran arus yang mengalir pada setiap bus.
4. Jalankan Short Circuit Analysis untuk gangguan 3 fasa, catat besaran arus
gangguan yang terjadi pada setiap bus.
5. Create Star View untuk SLD yang telah dibuat pada menu Star-Protective Device
Coordination.
6. Lakukan pengaturan pada kurva TCC sedemikian rupa sehingga memenuhi
prinsip-prinsip sistem proteksi
32
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
MODUL VII
1. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari fenomena harmonik pada Sistem Tenaga Listrik
2. Mengetahui penyebab terjadinya gelombang harmonik
3. Mengetahui akibat-akibat yang disebabkan oleh harmonik
4. Mempelajari parameter-parameter hamonik
5. Memahami jenis-jenis filter harmonik
6. Mensimulasikan dan menganalisis harmonic menggunakan ETAP 12.6.0
7. Merancang filter harmonik menggunakan ETAP 12.6.0
2. Dasar Teori
Orde harmonic (h) dapat didefinisikan sebagai elemen frekuensi individual yang
meliputi gelombang sinusoidnya. Sebagai contoh, misal terdapat frekuensi fundamental
sebesar 50hz, dan orde harmoniknya 6 (h=6) maka frekuensi harmonic pada orde ke 6
adalah 300hz.
34
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
Besar harmonik pada suatu sistem tidak boleh melebihi standar yang berlaku, adapaun
standar tersebut adalah
35
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
1. Filter Pasif
Dengan menggunakan komponen R,L,C
2. Filter Aktif
Dengan komponen elektronika daya (IGBT/MOSFET)
36
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
3. Prosedur Percobaan
A. Analisis Harmonik
1. Buatlah rangkaian dibawah ini dengan ETAP 12.6.0
37
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
e. Variable Frequency Drive (VFD1) 4.16 kV, 1000 HP, dan masukkan input
harmonic pada tab harmonic sesuai perintah asisten
10. Catatlah arus dari standar harmonic untuk distorsi arus pada lembar data lalu
cocokkan dengan tabel distorsi arus pada modul. Tulislah standar apa yang
digunakan pada rangkaian tersebut
11. Masuklah ke menu analisis harmonic lalu klik Harmonic Analysis Study Case
38
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
Qcomp = Daya yang dikompensasi kapasitor yang dapat dicari dengan rumus
b. Menjalankan harmonic analysis, geser harmonic order slider dan cari orde
harmonic dominan (n)
c. Mencari besar dari reaktansi inductor dengan rumus
d. Menentukan quality factor dimana nilai ini biasanya berada pada range dari
40 sampai 60 (sesuai asisten)
4. Pasang Harmonic Filter pada Rangkaian
5. Masukkan parameter-parameter yang didapatkan ke dalam inputan filter yang ada
sesuai gambar berikut
39
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
6. Jalankan harmonic load flow dan catat besar %THD untuk besar tegangan dan arus
7. Selain menggunakan perhitungan, ETAP 12.6.0 dapat mendesain filter harmonic
dengan cara mengklik Size Filter pada tab parameter filter harmonic, lalu mengisi
parameter berikut :
8. Jalankan harmonic load flow dan catat besar %THD untuk besaran tegangan dan
arus.
40
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
MODUL 8
MICROGRID
1. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari dan mengerti konfigurasi microgrid.
2. Mempelajari komponen pembangkitan penunjang microgrid.
3. Mempelajari aliran beban sistem akibat energi intermittent microgrid.
2. Dasar Teori
2.1 Microgrid
Microgrid merupakan sistem yang terdiri dari minimal satu sumber energi yang
terkoneksi dengan beban pada daerah yang relatif kecil. Dalam microgrid, sumber energi
dan beban bisa terhubung maupun terputus ke jaringan distribusi (grid).
1. PLTS
2. PLTD
3. PLTB
4. PLTMH
41
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
2.2 PLTS
Suatu sistem tenaga listrik yang menggunakan pembangkitan dari sel surya. Suatu
sistem tenaga listrik sel surya dapat berkonfigurasi:
Combiner
9 paralel
Panel
Peralatan elektronika yang menyesuaikan suatu besaran listrik agar sesuai dengan
kebutuhan baterai
5. Battery
6. kWh Exim
• Shading
Penggelapan terhadap PV dapat terjadi, hal ini dapat mengakibatkan pengurangan
output.
• Suhu
Temperatur sel sangat mempengaruhi output sinar, saat temperatur naik, maka akan
meningkatkn resistansi internal sel dan membatasi arus yang dapat keluar.
43
LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FT UI
44
MODUL IX
1. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui dan mengerti jenis-jenis penyimpanan energi listrik
2. Mempelajari karakteristik penyimpanan energi
2. Dasar Teori
Penyimpanan energi listrik adalah usaha untuk mensimpan suatu besaran energi
listrik dengan cara tertentu agar energi listrik tersebut dapat digunakan kembali. Dalam
suatu penyimpanan energi listrik
a. Bagi Utilitas:
1. Time Shifting
Dapat membantu kurva beban sistem lebih landai
2. Kualitas Daya
Suatu utilitas memiliki kewajiban dalam membuat suatu besaran kualitas daya
tertentu kepada pelanggan, dalam hal ini ESS dapat berkontribusi dalam
mengkompensasi voltage drop sistem.
3. Congestion
Dapat merendahkan kemungkinan congestion pada titik yang dibutuhkan,
dengan mengingjeksi daya.
b. Bagi Konsumen:
1. Time shifting/ Cost Savings
Time Varying Electricity dapat membuat suatu penghematan sistem apabila
diatur dengan bijak. Dengan penggunaan baterai dapat dilakukan penghematan
pada harga listrik yang tinggi dan charge pada saat harga rendah.
2. Emergency Power Supply
3. Penyimpanan Energi Terbarukan
Dalam suatu sistem energi terbarukan penggunaan baterai adalah suatu yang
integral dalam khususnya sistem off grid
45
ESS dapat dibagi menjadi 3 tipe yaitu Mechanical, Electrochemical, Chemical Electrical
dan Thermal
1. Baterai Primer
2. Baterai Sekunder
a. Lead Acid
Baterai aki ini memiliki dua jenis baterai yaitu untuk starting dan deep cycle.
Aki sendiri dapat digolongkan menjadi FLA danVRLA. Merupakan
teknologi yang sudah dewasa. Kekurangannya adalah rendahnya DoD,
rendahnya kerapatan energi, buruknya life cycle, buruknya untuk lingkungan.
Keuntungannya adalah murah dan ketahanan yang tinggi.
Densitas energi yang lebih tinggi dibandingkan Lead Acid, life cycle yang
lebih tinggi, resistansi intenal yang rendah, tegangan yang stabil saat
discharge, temperatur yang stabil. Kerugiannya memiiki memory effect,
beracun.
c. Li-Ion
Tegangan sel yang tinggi sebesar 3.7 volt. Densitas Energi yang besar dan
DoD yang besar sehingga lebih efisien, self discharge yang rendah.
Kekurangannya adalah harga yang mahal, proteksi sangat dibutuhkan dan
teknologi yang masih muda. Untuk menjaga performa baterai Li-Ion
digunakan BMS.
46
2.3 Parameter Baterai
1. Kapasitas Baterai
Satuan kapasitas baterai dapat berupa Ah atau Wh. Besar actual kapasitas
baterai bergantung pada beban, temperatur, dll.
2. Tegangan Baterai
3. DoD
Adalah suatu besaran yang digunakan untuk mnghitung besaran persentase
penggunaan suatu baterai.
4. Battery Life Cycle
Banyaknya cycle yang ada sebelum kapasitas yang berkurang
sampai 80% dari kapasitas awal.
5. Self Discharge
Kapasitas yang hilang pada saat baterai tidak digunakan.
6. Karakteristik Temperatur
Temperatur untuk baterai sangat harus dijaga, dikarenakan suhu yang rendah
dapat membekukan elektrolit sehingga menurunkan kapasitas secara
permanen pada anoda dan apabila suhu tinggi maka reaksi kimia dapat rusak.
7. Voltage Cut Off
47
MODUL X
POST TEST
Modul ini berisi post test mengenai materi yang telah diujikan dalam praktikum Sistem Tenaga
Listrik. Seluruh praktikan wajib untuk mengikuti Post Test, karena termasuk dalam
komponen penilaian. Waktu dan tempat pelaksanaan akan diberi tahu lebih lanjut.
48