Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN

KONTROL BIOSISTEM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Instrumentasi dan Kontrol Biosistem

Oleh
Nama : Andi Yusuf Sudrajat
NIM : 201710201006
Kelas : TEP A
Acara : Acara 9
Asisten : Muhamad Faris Setiawan

LABORATORIUM ENERGI, OTOMATISASI DAN


INSTRUMENTASI PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gerbang logika memiliki rangkaian yang terdiri dari dua kelompok
besar yaitu rangkaian logika kombinasionaldan rangkaian logika
skuensial. Rangkaian kombinasional adalah suatu rangkaian yang
keadaan logika keluaran bergantung oleh keadaan kombinasi logika
masukan pada saat itu, Rangkaian kombinasional tidak memiliki
kemampuan untuk mengingat keadaan sebelumnya. Rangkaian yang
keadaan logika keluarannya bergantung oleh keadaan kombinasi logika
masukan pada saat itu tetapi juga bergantung dari keadaan logika
masukan ataupun logika keluaran pada saat sebelumnya disebut sebagai
rangkaian sekuensial. Rangkaian sekuensial banyak dijumpai pada
peralatan elektronik, seperti komputer, kalkulator, dan lain-lain. Peralatan
elektronik seperti itu memerlukan sistem mengingat (memori) untuk
menahan atau menyimpan data tentang keadaan sebelumnya, flip-flop
(FF) merupakan bagian dari rangkaian sekuensial. Lebih tepatnya, flip
flop merupakan bagian memori dari rangkaian sekuensil.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari praktikum pengenalan beberapa alat ukur dan
komponen elektronik sebagai berikut :
1. Apa saja macam-macam dari flip-flop ?
2. Bagaimana karakterisktik dari flip-flop ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pretikum pengenalan beberapa alat ukur dan
komponen elektronik sebagai berikut :
1. Mengetahui macam-macam flip-flip.
2. Mengetahui karakteristik dari flip-flop.
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum pengenalan beberapa alat ukur dan kompoonen
elektronik sebagai berikut :
1. Mampu mengetahui macam-macam dari flip flop.
2. Mampu mengetahui karateristik dari flip flop.
BAB 2. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Flip flop


Flip-Flop merupakan Suatu rangkaian gabungan gerbang-gerbang logika
menjadi gerbang logika kombinasional dan kemudian diumpan-balikan yang
dapat menyimpan data. Mempelajari rangkaian penyimpanan yang akan
menahan (atau mengingat) data dalam sebuah keadaan digital yaitu 0 dan 1.
Tiap elemen mampu menyimpan 1bit data biner, yang dinyatakan dalam sistem
biner yaitu 0 dan 1. (Prihatin, dkk, 2018)
2.2 jenis-jenis flip flop
Jadi, flip-flop pada umumnya mempunyai dua keluaran, yang satu
merupakan komplemen dari yang lainnya. Tergantung atas cara bagaimana
informasi di simpan ke dalam nya, flip-flop di bedakan atas beberapa jenis RS,
JK, D dan T. Setiap sinyal yang di lalukan pada suatu komponen eletronika
membutuhan waktu untuk brgerak dari terminal masukan ke terminal keluaran.
Dan karena gerbang-gerbang logika pada umumnya dibuat dari komponen-
komponen elektronika, maka sinyal masukan pada setiap gerbang juga
membutuhkan waktu untuk mencapai terminal keluaran, muncul nya efek
masukan itu di keluarkan (Halim, 2015)
2.3 Gerbang Transistor Transistor Logic (IC TTL)
Gerbang transistor–transistor (IC TTL) adalah salah satu jenis sirkuit digital
yang dibuat dari transistor dwikutub (BJT) dan resistor. Ini dinamakan logika
transistor-transistor karena adil fungsi penggerbangan logika maupun fungsi
penguatan dilakukan oleh transistor. Ada beberapa jumlah kaki IC TTL yaitu chip
ALU yang sederhana (terdiri dari 1 buah ALU) adalah IC 74LS382/HC382ALU
(TTL). IC ini terdiri dari 20 kaki dan beroperasi dengan 4×2 pin data input (pinA
dan pinB) dengan 4 pin keluaran (pinF) (Rachman dkk, 2016).
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui sebuah IC masih dapat
digunakan atau tidak. Biasanya ketika mengunakan suatu IC seorang praktikan
harus mengetahui konfigurasinya terlebih dahulu melalui datasheet, dengan
alat uji IC digital ini secara otomatis saat kaki IC di deteksi maka hasilnya akan
ditampilkan pada layar LCD.
2.4 Light Emitting Diode (LED)
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid
State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik
dengan optik, sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Bahan
dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida
(GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-
beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan
cahaya merah atau hijau.Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED
mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas
jenis warna (pramono, tanpa tahun).
2.5 Catu Daya
Catu daya atau power supply merupakan sebuah peralatan elektronika daya yang
berfungsi sebagai penyedia daya (tegangan dan arus) untuk peralatan lainnya dengan
prinsip mengubah tegangan listrik yang tersedia dari jaringan jala-jala ke nilai yang
dibutuhkan beban (Tohir, 2016).
2.6 Modul Preset Clear
Flip-flop Preset Clear disebut juga Penahan Transparan (Transparent
Latches), karena keluaran flip-flop langsung menyebabkan terjadinya
perubahan terhadap masukannya. Perubahan yang cepat disebabkan karena
flip-flop Preset Clear langsung menanggapi perubahan sinyal pada bagian
masukan sehingga keluaran Q akan langsung berubah sejalan dengan
perubahan masukan. Keadaan sinyal sehingga keluaran Q akan langsung
berubah sejalan dengan perubahan masukan. Keadaan sinyal masukan akan
diingat dengan cara menahan sinyal masukannya ke dalam rangkaian logikanya
(Halim, 2015)
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum acara 9 mengenai flip flop dilaksanakan pada hari
Selasa, 09 November 2021 secara daring di rumah masing-masing
melalui media belajar Zoom meeting pada pukul 09:00-11:40 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan komponen yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Laptop
2. Zoom meeting
3. Software proteus
4. Modul debouncing switch, modul clock, dan modul preset-clear
5. IC TTL 7473, 7474
6. LED
7. Resistor 1 K Ω
8. Catu daya DC 5 volt
3.3 Metodologi
Berikut adalah metodotodologi dari praktikum ini sebagai berikut :
3.3.1 Diagram alir percobaan 1
Diagram alir prodedur kerja percobaan 1 sebagai berikut.
Mulai

Membuka aplikasi prosteus

Memasukkan komponen yang dibutuhkan

Merangkai komponen elektronik sesuai dengan


modul percobaan 1

Menginput nilai kedalam komponen

Me- run rangkaian elektronik dan mencatat


hasilnya

Data hasil praktikum

selesai

Gambar 3.1 diagram alir percobaan 1


Penjelasan:
1. Mulai, membuka software Proteus 8.

2. Memanggil komponen-komponen yang dibutuhkan seperti resistor, diode,


dan catu daya dengan klik symbol P pada software Proteus dan memaanggil
osiloskop dengan klik toolbar instruments yang selanjutnya yaitu
menampilkan lembar kerja (schematic capture).

3. Merangkai rangkaian listrik sesuai dengan modul percobaan 1.


4. Menginput nilai besaran komponen-komponen terkait seperti resistor, catu
daya, relay, transistor, dan Pot-HG.

5. Menjalankan rangkaian dengan klik Run lalu mencatat hasil pengukuran.

6. Memasukkan hasil pada laporan praktikum.

7. Selesai.

3.3.2 Diagram alir percobaan 2


Diagram alir percobaan 2 sebagai berikut
Mulai

Membuka aplikasi prosteus

Memasukkan komponen yang dibutuhkan

Merangkai komponen elektronik sesuai dengan


modul percobaan 2

Menginput nilai kedalam komponen

Me- run rangkaian elektronik dan mencatat


hasilnya

Data hasil praktikum

selesai

Gambar 3.2 diagram alir percobaan 2


Penjelasan :
1. Mulai dan membuka aplikasi proteus
2. Memanggil komponen-komponen yang dibutuhkan seperti resistor, diode,
dan catu daya dengan klik symbol P pada software Proteus dan memaanggil
osiloskop dengan klik toolbar instruments yang selanjutnya yaitu
menampilkan lembar kerja (schematic capture).

3. Merangkai rangkaian listrik sesuai dengan modul percobaan 2.

4. Menginput nilai besaran komponen-komponen terkait seperti resistor, catu


daya, relay, transistor, dan Pot-HG.

5. Menjalankan rangkaian dengan klik Run lalu mencatat hasil pengukuran.

6. Memasukkan hasil pada laporan praktikum.

7. Selesai.

3.3.3 Diagram alir percobaan 3


Diagram alir percobaan 3 sebagai berikut
Mulai

Membuka aplikasi prosteus

Memasukkan komponen yang dibutuhkan

Merangkai komponen elektronik sesuai dengan


modul percobaan 3

Menginput nilai kedalam komponen

Me- run rangkaian elektronik dan mencatat


hasilnya

Data hasil praktikum

selesai

Gambar 3.3 diagram alir percobaan 3


Penjelasan :
1. Mulai dan membuka aplikasi proteus
2. Memanggil komponen-komponen yang dibutuhkan seperti resistor, diode,
dan catu daya dengan klik symbol P pada software Proteus dan memaanggil
osiloskop dengan klik toolbar instruments yang selanjutnya yaitu
menampilkan lembar kerja (schematic capture).

3. Merangkai rangkaian listrik sesuai dengan modul percobaan 3.

4. Menginput nilai besaran komponen-komponen terkait seperti resistor, catu


daya, relay, transistor, dan Pot-HG.

5. Menjalankan rangkaian dengan klik Run lalu mencatat hasil pengukuran.

6. Memasukkan hasil pada laporan praktikum.

7. Selesai.

3.4 Skema Rangkaian

Skema rangkaian pengukuran pada saat praktikum menggunakan


Software Proteus Professional 8.0 adalah sebagai berikut.

1. Rangkaian flip flop R-S

Gambar 3.4 Rangkaian flip flop R-S di proteus


Gambar 3.5 simbol flip flop R-S

Gambar 3.5 rangkaian IC TTL 7400


2. Rangkaian flip flop D

Gambar 3.6 rangkaian flip flop D di proteus

Gambar 3.7 flip flop D


Gambar 3.8 Rangkaian IC TTL7474
3. Rangkaian flip flop J-K

Gambar 3.9 Rangkaian flip flop J-K di proteus

Gambar 3.10 flip flop J-K


Gambar 3.11 Rangkaian IC TTL 7473
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan


4.1.1 Percobaan 1 flip flop R-S dengan clock
Hasil yang didapatkan dari pengukuran sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil percobaan 1
No clock S R Qn Qn+1
1 0 0 0 1 1
2 1 1 0 1 0
3 0 0 1 0 1
4 1 0 1 0 1
5 0 1 1 1 1

Diagram 4.1 Hasil percobaan 1


Clock

Qn

Qn+1

Berdasarkan data hasil percobaan diatas dapat diketahui bahwa Flip flop ini
mempunyai dua masukan dan dua keluaran. RS Flip-flop mempunyai dua input
yaitu, S = Set dan R = Reset. Mempunyai dua output yaitu Qn dan Qn+1.
bertindak sebagai 1 bit memori dengan output Q sebagai nilai bit tersebut.
Dengan S =1 dan R = 0, maka Q akan bernilai 1. Apabila sinyal pendetak input
pada logika 0, maka data yang masuk pada S dan R tidak akan diproses oleh
flip-flop, sehingga output Q tetap tidak berubah. Jika sinyal pendetak berubah
dari logika 0 menjadi 1, seketika itu juga input set atau reset akan ditanggapi,
sehingga output Q akan berubah. ( Utami et al, 2020).
4.1.2 Percobaan 2 flip flop D dengan clock
Hasil yang didapat dari pengukuran sebagai berikut :
Tabel 4.2 hasil percobaan 2
no Clock S R D Qn Qn+1
1 1 0 1 0 1 0
2 1 1 0 0 0 1
3 0 1 0 1 0 1
4 0 0 1 1 1 0
5 1 0 0 1 1 1

Diagram 4.2 hasil percobaan 2


clock

Qn

Qn+1

Berdasarkan data hasil percobaan dapat diketahui bahwa setiap masukan ke flip
flop D ini akan memberi keadaan yang berbeda pada input RS, dengan demikian
hanya terdapat 2 keadaan set dan reset S=0 dan R=1 atau S=1 dan R=0. Flip flop D
terdiri dari satu input D dan dua buah output Q dan Q’. FF-D pada dasarnya
merupakan modifikasi dari flip flop SR hanya saja salah satu input akan dilewatkan
melalui gerbang logika NOT (Inverter) dari input S ke input R. FF-D digunakan
sebagai Flip-flop pengunci data. Prinsip kerja dari flip flop D adalah berapapun nilai
masukan yang diberikan pada input D maka keluarkan akan menghasilkan nilai
yang sama pada output Q ( Utami et al, 2020)
4.1.3 Percobaan 3 flip flop J-K dengan clock
Hasil dan pembahasan sebagai berikut
Table 4.3 hasil percobaan 3
no clock R J K Qn Qn+1
1 1 0 1 0 0 1
2 1 1 0 0 0 1
3 0 1 0 1 0 1
4 0 0 1 1 0 1
5 1 0 0 1 0 1
Diagram 4.3 hasil percobaan 3
clock

Qn

Qn+1

Berdasarkan data hasil percobaan dapat diketahui bahwa Input-input J dan


K bertindak seperti input input S dan R untuk men-set dan mengclear flip-flop. Jika
input-input diberikan ke kedua J dan K secara bersamaan, FF tersebut berubah ke
kondisi komplemennya, yaitu, jika Q = 1, FF tersebut berubah ke Q = 0, dan
sebaliknya. JK Flip-flop adalah perbaikan dari RS Flipflop di dalam hal bahwa
kondisi tidak menentu (indeterminate state) dari jenis RS adalah didefinisikan di
dalam jenis JK ( Nuryanto, 2017).
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Setiap jenis dari flip flop memiliki fungsi yang berbeda-beda
berdasarkan inputnya dan memiliki rancangan yang berbeda-beda
pula.
2. Karakteristik dari setiap jenis flip flop berbda karena memiliki
rangkaian yang berbda dan tipe flip flop yang berbeda juga.

5.2 Saran

Disarankan untuk para paktikan lebih memahami atau


memperlajari modul yang sudah ada agar pada saat praktikum dapat
lebih mengerti dan mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Utami, R. W., dkk. 2020. Pembuktiap table kebenaran pada percobaan flip flop
SR berdetak dan flip flop D. 3(1): 330-335. Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

Nurlana, M. E. 2019. PEMBUATAN POWER SUPPLY DENGAN TEGANGAN


KELUARAN VARIABEL MENGGUNAKAN KEYPAD BERBASIS
ARDUINO UNO. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Rachman, S. and Saberan, S., 2016. A Design And Analysis Of Ic Ttl Aoi Dual 2–
Wide 2-Input Performance Toward Different Room. Seminar Nasional Riset
Terapan.

Siswoko., Hariadi, S., Komarudin, A. 2019. DISAIN PERANCANGAN ALAT UJI IC


TTL / CMOS UNTUK PENUNJANG LABORATORIUM ELEKTRONIKA
DIGITAL. Jurnal Eltek. 17(2): 1693-4024. Politeknik Negeri Malang.

Nuryanto, L. E. 2017. Aplikasi JK flip flop untuk merancang Decade Counter asinkron.
13(2):108-113.
LAMPIRAN

1. Rangkaian 1 flip flop R-S


2. Rangkaian 2 flip flop D
3. Rangkaian 3 flip flop J-K

Anda mungkin juga menyukai