Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PLC

(Instruksi Masukan, Keluaran, dan Penguncian)

Nama : Mukhammad Alwi Haswanto

NIM : 215090800111004

Kelompok : 12

Tanggal Praktikum: 29 September 2023

Nama Asisten : Even Danny Manca Wanda

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN

Tujuan dari praktikum PLC pada topik percobaan Instruksi Masukan, Keluaran, dan
Penguncian adalah dipahaminya tentang penggunaan instruksi masukan dan keluaran serta
penggunaan rangkaian dan instruksi penguncian.

1.2 DASAR TEORI

Fungsi isolasi dan pengkondisian sinyal yang terletak pada kanal input-output
memungkinkan penyambungan sensor-sensor dan aktuator tanpa diperlukannya rangkaian
tambahan. Isolasi listrik dari sumber-sumber eksternal biasanya dilakukan dengan
digunakannya isolator optik atau yang biasa disebut dengan pengkopling-
optik(optocoupler). Ketika sebuah pulsa digital melewati dioda pemancar-cahaya (LED),
pulsa radiasi inframerah akan dihasilkan. Pulsa ini kemudian dideteksi oleh foto-transistor
atau transistor cahaya, dapat menyebabkan tegangan terbentuk pada sisi rangkaian yang
terdapat foto-transistor (Bolton, 2004).

Gambar 1.1 Isolator Optis (Bolton, 2004).

Dengan cara tersebut, meski ada celah isolasi listrik diantara dioda pemancar-cahaya
dan juga foto-transistor, konfigurasi rangkaian ini memungkinkan pulsa digital di satu sisi
rangkaian agar dapat dihasilkannya pulsa digital baru pada sisi rangkaian lainnya. Sinyal
digital yang umumnya kompatibel dengan mikroprosesor PLC punya tengangan sebesar 5
Volt DC. Namun, dengan adanya pengkondisian sinyal dalam kanal input yang dibantu
dengan isolasi, berbagai llevel tegangan input dapat diterima. Contohnya adalah rentang
sinyal input yang dapat diterima oleh sebuah PLC meliputi sinyal digital dengan tegangan
sebesar 5 Volt, 24 Volt, 110 Volt, dan 240 Volt (Bolton, 2004).

Gambar 1.2 Level Input (Bolton, 2004).

Port input PLC dapat dengan mudah digunakan agar sensor-sensor yang menghasilkan
output digital terhubung sensor yang memberikan keluaran On atau Off. Namun, sensor
yang dapat menghasilkan sinyal analog harus diubah menjadi sinyal digital sebelum
dimasukkan pada port PLC. Terdapat juga beberapa istilah yang umum digunakan untuk
mendefinisikan kinerja sensor. Sinyal input digital biasanya mempunyai potensi 24 Volt
DC, sementara tegangan internal di PLC adalah 5 Volt. Untuk melindungi komponen
elektronik yang ada di dalam PLC, modul input umumnya menggunakan optical isolator.
Optical isolator biasanya terdiri dari dioda pemancar cahaya (LED) dan foto-transistor
yang terpisah secara elektronik, namun cahayanya masi bisa melewati keduanya (Hanssen,
2015).

Ketika sinyal dalam sirkuit penjepit input secara logis tinggi, LED akan memancarkan
radiasi inframerah. Radiasi ini kemudian akan memicu foto-transistor dan menghasilkan
sinyal logis tinggi dalam sirkuit elektronik di dalam modul, yang mempunyai potensi 5
Volt. Adanya jarak atau kesenjangan antara LED dan foto-transistor memisahkan sirkuit
eksternal dari komponen elektronik internal dalam modul. Oleh karena itu, komponen
elektronik internal terlindungi dengan baik sehingga meskipun PLC beroperasi pada
potensi internal 5 Volt, modul input masih dapat menerima level tegangan pada input yang
berkisar dari 5 sampai 230 Volt (Hanssen, 2015).
Piranti input ataupun output tidak dapat langsung terhubung pada Bus data karena
adanya pertimbangan keamanan. Bus data hanya dapat menerima sinyal tegangan atau arus
pada tingkat rendah, sementara sinyal tegangan atau arus dari piranti input ataupun output
mempunyai tingkatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, sangat diperlukan sebuah sistem
yang bisa berperan sebagai perantara atau penghubung antara kedua komponen yang
mempunyai perbedaan tingkat tegangan atau arus tersebut. Mediator ini harus bisa
berfungsi sebagai pengkondisian agar status sinyal dari piranti 1 atau 0 dapat diolah
sehingga bisa sesuai dengan kebutuhan Bus data. Mediator ini akan memisahkan kedua
komponen ini secara elektris dengan digunakannya piranti isolasi yang disebut Opto
Coupler, dimana Opto Coupler terdiri dari dua bagian, yaitu bagian power dan bagian logic
yang keduanya terpisah secara elektrik melalui optikal isolator (Hamdani, 2015).

Gambar 1.3 Diagram blok CPU dan modul input/output (Setiawan, 2006).

Dilihat dari sisi fisik rangkaian input atau output dengan unit CPU tersebut terpisahkan
secara kelistrikan yang didesain sedemikian rupa untuk menjaga agar kerusakan yang
terjadi pada peralatan input atau output tidak menyebabkan hubung singkat pada unit CPU.
Isolasi rangkaian modul dari CPU ini umumnya menggunakan rangkaian optocoupler.
Sistem input atau output pada dasarnya adalah antarmuka yang mengkoneksikan CPU
dengan peralatan input atau output eksternal. Lewat sensor-sensor yang terhubung dengan
modul ini, PLC mengindra besar-besaran fisik (posisi, gerakan, level, arus, tegangan) yang
terasosiasi dengan sebuah proses atau mesin. Berdasarkan status dari input dan program
yang tersimpan di memori PLC, CPU mengontrol perangkat luar yang terhubung dengan
modul output seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.3 diatas (Setiawan, 2006).
BAB II

METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN

Peralatan yang kita pakai dalam dilaksanakannya praktikum instruksi masukan,


keluaran, dan peguncian diantaranya adalah satu set komputer atau laptop yang telah
dilengkapi dengan software CX-Programmer, modul perangkat keras Praktikum PLC yang
berisi PLC SYSMAC CP1E-N20DR-A, kabel USB, saklar, lampu LED 12 Volt, dan
jumper.

2.2 TATA LAKSANA PERCOBAAN

Langkah awal dalam dilakukannya percobaan dalam praktikum kali ini ialah dimana
program PLC dibuat. Program PLC dibuat dari software CX-Programmer. Lalu program
dibuat dan disusun seperti yang ada pada buku pedoman untuk menjalankan modul PLC.
Selanjutnya komputer disambungkan pada modul PLC dengan menggunakan kabel USB.
Lalu program diperhatikan pada respon dari modul dan juga program yang telah dibuat lalu
dicatat sesuai dengan ketentuan buku pedoman praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Bolton, W. 2004. Programmable Logic Controllers : Edisi 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Hamdani, dan Andi Wawan Indrawan. 2015. Programmable Logic Controller dan Scada Teori,
Pemrograman dan Aplikasinya Dalam Otomasi Sistem Tanur. Sleman : Deepublish.

Hanssen, Dag H. 2015. Programmable Logic Controllers : A Practical Approach to IEC


61131-3 Using CoDeSys. Norway : John Wiley & Sons.

Setiawan, Iwan. 2006. Programmable Logic Controller dan Teknik Perancangan Sistem
Kontrol. Yogyakarta : Penerbit Andi.
LAMPIRAN
1. Screenshot e-Book yang Digunakan

(Bolton, 2004).

(Hanssen, 2015).

(Hanssen, 2015).
(Hamdani, 2015).
(Setiawan, 2006).

Anda mungkin juga menyukai