Anda di halaman 1dari 21

PRESENTASI KASUS BANYUMAS

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

“F32.0 Episode Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik”

Pembimbing
dr. Hilma Paramita, Sp. KJ

Disusun Oleh :
Auliya Syisma Aghnesi G4A017087
Nurullia Rahmawati G4A017075
Kusmantoro Hidayat G4A017071
Muhammad Sidiq G4A017069
Zuhra Fahlisa Ningsih G4A018090
Dhuhita Ghassanizada G4A018034

SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA


RSUD BANYUMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS BANYUMAS


SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

“F32.0 Episode Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik”


Disusun untuk memenuhi salah satu ujian
Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
RSUD Banyumas

Disusun Oleh :
Auliya Syisma Aghnesi G4A017087
Nurullia Rahmawati G4A017075
Kusmantoro Hidayat G4A017071
Muhammad Sidiq G4A017069
Zuhra Fahlisa Ningsih G4A018090
Dhuhita Ghassanizada G4A018034

Telah dipresentasikan dan disetujui oleh pembimbing


Pada tanggal, September 2019
Pembimbing,

dr. Hilma Paramita, Sp. KJ


LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. W
Usia : 55 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Banyumas
Pekerjaan : -
Pendidikan : SLTP
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Tanggal Kontrol Poli RS : 20 September 2019

B. Anamnesis (Metode Alloanamnesis dan Autoanamnesis)


1. Alloanamnesis
Telah dilakukan alloanamnesis kepada keluarga pasien yang dilakukan di
Bangsal Bima RSUD Banyumas pada Jum’at, 20 September 2019 dengan identitas
narasumber:
Narasumber
Nama Tn. S
Usia 60 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Pekerjaan Pedagang
Pendidikan SLTP
Alamat Banyumas

Lama Kenal 41 tahun


Hubungan dengan Suami pasien
Pasien
Berikut ini hasil alloanamnesis dengan rincian sebagai berikut:
a. Keluhan Utama
Pasien sering melamun
b. Keluhan Tambahan
1) Pasien diam, tampak sedih dan murung
2) Pasien sulit tidur
3) Pasien suka menyendiri
4) Pasien jarang berbicara
5) Pasien kehilangan minat melakukan aktivitas sehari-hari
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ke RSUD Banyumas dengan keluhan sering melamun.
Keluhan muncul sejak 2 tahun yang lalu. Pasien tiba-tiba diam di sudut rumah
melamun dengan kaki ditekuk dan wajah yang murung. Pasien setiap hari
melamun dan tidak melakukan aktivitas rumah seperti, menyapu, mencuci
piring, dan memasak. Suami pasien merasa bahwa ada sesuatu yang
dipikirkan oleh istrinya namun, setelah ditanya pasien hanya diam dengan
tatapan kosong. Pasien juga tidak melakukan ibadah, mandi dan sedikit makan
saat disuapi saja. Pasien pernah dirawat di RSUD Banyumas sekitar 1,5 tahun
yang lalu sekitar 4 hari.
Setelah diterapi, keluhan pelan-pelan berkurang. Pasien mulai mau
melakukan aktivitas seperti memasak namun hanya bila disuruh. Pasien juga
sudah bisa membuatkan minum untuk anak-anaknya. Pada siang hari pasien
bisa diajak beraktivitas. Saat malam hari, pasien cenderung melamun dan sulit
tidur. Pasien juga pernah minum obat resep dokter sebanyak 30 butir. Pasien
tidak pernah mengamuk dan melakukan hal-hal yang dapat melukai orang
lain. Pasien merupakan sosok yang jarang bercerita kepada keluarganya.
Pasien termasuk orang yang terlalu memikirkan sesuatu tapi tidak
menyampaikan kepada keluarga.
Setiap harinya pasien suka mendengarkan wayang di radio sambil
melamun. Sebelum menikah, suami dan pasien juga bertemu di tempat
pewayangan. Pasien menikah dengan suami atas keinginan sendiri. Pasien
memiliki memiliki 5 anak. Keempat anak pasien sudah menikah dan tida
tinggal bersama pasien. Anak kedua pasien berada di Pekalongan. Anak
pertama, ketiga dan keempat tinggal bersama suaminya di wilayah yang masih
satu desa dengan pasien. Sedangkan anak kelima pasien tinggal bersama
pasien.
Anak kedua pasien jarang menelfon dan pulang setahun sekali, yaitu saat
lebaran. Anak pertama, ketiga dan kempat jarang mengunjungi pasien.
Kadang sampai satu atau dua bulan sekali. Anak terakhir pasien jarang
mengobrol dengan pasien namun membantu melakukan pekerjan rumah.
Pasien adalah anak terakhir dari 6 bersaudara. pasien jarang bertemu
dengan saudaranya. Pada masa kecilnya pasien sudah ditinggal oleh kedua
orang tua dan belum mengetahui secara jelas seperti apa orang tuanya. Kakak
tertua pasien juga memiliki gejala serupa dengan pasien, sering melamung dan
diam.

2 tahun SMRS 1,5 tahun SMRS 5 bulan yang lalu

Pasien melamun di Pasien dirawat di Pasien dirawat di RS


sudut rumah diam, RSUD Banyumas A karena hipertensi
dengan tatapan seitar 4 hari. setelah
kososng. Pasien itu pasien rutin
tidak manjawab control ke poli Jiwa
apa-apa saat RSUD Banyumas
ditanya.

d. Riwayat Penyakit Dahulu


1) Psikiatri
Pasien pernah di rawat inap karena gangguan psikiatri sebelumnya sekitar
4 hari pada 1,5 tahun yang lalu.
2) Penyalahgunaan Obat-obatan, Alkohol dan Zat Adiktif
Penggunaan obat-obatan terlarang, minuman keras, dan rokok disangkal
3) Penyakit organik
Pasien pernah dirawat di RS A karena hipertensi
4) Yang mendahului penyakit
a) Faktor organik : HT (-), DM (-), Trauma kepala (-)
b) Faktor predisposisi: perempuan, pasien jauh dari anak-anaknya,
pribadi yang tertutup dan membatasi diri dari kehidupan sosial,
ekonomi menengah ke bawah, pasien memilki saudara perempuan
yang memilki gejala sama dengan pasien.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut suami pasien, saudara pasien yan pertama juga mengalamii
keluhan yang serupa yaitu sering bengong dan ngomong sendiri. Namun,
suami pasien tidak mengetahui apakah saudara pasien sempat dibawa ke
psikiater atau tidak.
.
f. Silsilah Keluarga

60 tahun 57 tahun

38 tahun 37 tahun 35 tahun 27 tahun 15 tahun


Keterangan :

Laki-Laki

Perempuan

Riwayat Psikiatrik

Pasien

Meninggal

g. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bersama suaminya dan satu orang anaknya yang paling
akhir. Suami pasien adalah seorang penjual di pasar. Kesan : kondisi sosial
ekonomi kurang.

h. Riwayat Pribadi
1) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Suami pasien kurang mengetahui riwayat prenatal dan perinatal
pasien.
2) Riwayat Perkembangan
a) Masa Kanak-Kanak
Suami pasien kurang tahu mengenai masa kanak-kanank
pasien
b) Masa Remaja
Suami pasien kurang mengetahui mengenai masa remaja
pasien.
3) Riwayat Perkembangan Jiwa
Sejauh yang suami pasien tahu dari awal pertemuan dengan pasien
hingga saat ini, pasien sedari dulu adalah pribadi yang tertutup, jarang
mengemukakan apa yang dirasakan.
4) Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan seksualnya.
5) Kegiatan Moral Spiritual
Menurut suami pasien, pasien merupakan pribadi yang rajin beribadah
dan sering ikut pengajian. Namun semenjak sakit, pasien jadi jarang
beribadah
6) Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah hanya sebatas menamatkan SLTP, dikarenakan
permasalahan biaya

7) Riwayat Pekerjaan
Pasien sehari-hari hanya menjadi ibu rumah tangga
8) Riwayat Perkawinan
Pasien menikah dengan suami pasien pada usia 16 tahun,
sedangkan suami pasien berusia 19 tahun. Saat ini, pasien sudah
memiliki 5 orang anak.
9) Aktivitas Sosial
a) Dalam keluarga
Aktivitas pasien sebelumnya lebih banyak mengerjakan pekerjaan
rumah. Pasien kadang membantu suaminya mempersiapkan jualan di
pasar. Perilaku pasien terhadap keluarga cenderung kaku dan
tertutup.
b) Dengan tetangga
Menurut suami pasien, interaksi pasien dengan tetangganya
cenderung jarang, namun pasien ikut pengajian bersama tetangganya.
c) Sikap keluarga terhadap penderita
Suami pasien sangat peduli dengan pasien.
2. Autoanamnesis
Telah dilakukan atoanamnesis kepada pasien yang dilakukan di Poli Jiwa
RSUD Banyumas pada Jumat, 20 September 2019:
a. Keluhan utama:
Hilang minat untuk beraktivitas
b. Keluhan tambahan:
Mudah lelah, nafsu makan menurun, susah tidur, sering melamun
c. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengaku mulai merasakan perubahan dirinya menjadi mudah
lelah dan hilang minat untuk melakukan aktivitas sejak 2 tahun yang lalu.
Pasien mengaku tidak ada masalah ataupun kejadian apapun sebelum keluhan
muncul yang membuat pasien tertekan atau sedih. Pasien sempat dirawat di
RSUD Banyumas sekitar 1,5 tahun yang lalu dan masih rutin kontrol hingga
saat ini, namun pasien tidak merasakan ada perubahan yang berarti dari
keluhannya.
Pasien juga sering melamun, namun tidak ada hal yang dipikirkan saat
melamun. Pasien lebih nyaman berada di rumah atau ditempat yang sepi,
sehingga pasien sangat jarang keluar rumah dan bertegur sapa dengan
tetangga. Pasien juga mengaku tidak ada keinginan untuk beraktivitas,
sehingga sehari-hari hanya berdiam diri di rumah. Nafsu makan menurun
sehingga berat badan pasien juga turun sejak keluhan tersebut muncul. Jadwal
tidur pasien juga terganggu, pasien jadi sering tidur saat sore hari dan bangun
di malam hari, atau tidur ketika malam namun terbangun sangat pagi.
Sebelum keluhan muncul, pasien bisa beraktivitas sehari-hari layaknya
orang lain, seperti pergi ke pasar, menyapu lantai rumah, memasak,
bercengkrama dengan tetangga, dan mengikuti pengajian rutin, namun sejak 2
tahun yang lalu pasien sudah tidak melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
Pasien menyangkal pernah berfikir atau berusaha untuk melakukan hal-hal
yang membahayakan diri sendiri. Pasien menyangkal pernah mengalami
keluhan serupa sebelumnya. Pasien juga menyangkal mendengar bisikan-
bisikan.
Saat dilakukan autoanamnesis, pasien cenderung menjawab pertanyaan
dengan singkat dan seadanya. Nada bicara pasien rendah, pelan, dan sering
kali kata yang diucapkan kurang jelas. Pandangan mata kurang fokus dan
sering melihat ke bawah saat diajak berbicara.
3. Kesimpulan Anamnesis
a. Pasien seorang perempuan, berusia 55 tahun, sudah menikah, beragama
Islam, suku Jawa.
b. Pasien dibawa keluarganya ke RSUD Banyumas dan sempat dirawat
tahun 2017 karena terjadi perubahan perilaku yaitu pasien kehilangan
minat untuk beraktivitas
c. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jiwa.
d. Perjalanan penyakit berawal dari 1.5 tahun yang lalu, pasien tampak
pendiam, sering melamun, hilang minat beraktivitas, sedih, dan tertekan
e. Pasien memiliki kecenderungan jarang menceritakan tentang masalah dan
kehidupan pribadinya kepada orang.
f. Menurut suaminya, interaksinya dengan ke lima anaknya kurang, ke
empat anaknya yang sudah menikah jarang berkunjung dan menellfon
pasien.
g. Faktor predisposisi yaitu perempuan, pasien jauh dari anak-anaknya,
pribadi yang tertutup dan membatasi diri dari kehidupan sosial, ekonomi
menengah ke bawah, pasien memilki saudara perempuan yang memilki
gejala sama dengan pasien.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Perempuan ,sesuai usia, tampak sakit jiwa
Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda vital dan Antropometri
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 78 x/min
c. Respirasi : 18 x/min
d. Suhu : 36.7 C
3. Status Generalis
a. Kepala : Mesocephal
b. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil
bulat isokor, 3mm/3mm, reflek pupil +/+
c. Hidung : Tidak ada discharge, tidak ada deviasi septum
d. Mulut : Tidak sianosis, tidak ada discharge
e. Telinga : Serumen (+/+) discharge -/-
f. Leher : Tidak ada deviasi trachea, pembesaran tiroid (-)
g. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kiri atas SIC II LPSS,batas kiri bawah SIC V
LMCS, batas kanan atas SIC II LPSD, batas kanan bawah SIC IV
LPSD
Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur -, gallop –
h. Pulmo
Inspeksi : Jejas (-), simetris kanan-kiri
Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : SD vesikuler +/+, tidak ada suara tambahan.
i. Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-), sikatrik (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada defans muskular,
tidak teraba masa.
j. Ekstremitas : Akral hangat (+/+/+/+), edema (-/-/-/-)
4. Status neurologis
a. Leher
Sikap : lurus
Deformitas : (-)
Torticolis : (-)
Tumor : (-)
Kaku kuduk : (-)
Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
b. N. Olfaktorius
Penciuman : tidak ada kelainan/tidak ada kelainan
Anosmia : (-)/(-)
Hyposmia : (-)/(-)
Parosmia : (-)/(-)
c. N.Opticus
Dioptri : 6/6 6/6
Campus visi : V.O.D V.O.S

Anopsia : (-)/(-)
Hemianopsia : (-)/(-)
Fundus Oculi : Tidak Diperiksa
Papil edema : Tidak Diperiksa
Papil atrofi : Tidak Diperiksa
Perdarahan retina : Tidak Diperiksa
d. N. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens
Diplopia : (-)/(-)
Celah mata : (-)/(-)
Ptosis : (-)/(-)
Sikap bola mata
Strabismus : (-)/(-)
Exophtalmus : (-)/(-)
Enophtalmus : (-)/(-)
Gerakan bola mata: baik ke segala arah/ baik kesegala arah
Pupil
- Bentuknya : bulat/bulat
- Besarnya : Ø 3 mm/Ø 3 mm
- Isokori/anisokor : isokor/isokor
Refleks cahaya
- Langsung : (+)/(+)
- Tidak langsung : (+)/(+)
e. N.Trigeminus
Motorik
- Menggigit : tidak ada kelainan
- Trismus : tidak ada kelainan
- Refleks kornea : tidak ada kelainan
Sensorik
- Dahi : tidak ada kelainan
- Pipi : tidak ada kelainan
- Dagu : tidak ada kelainan
f. N.Facialis
Motorik
- Mengerutkan dahi : tidak ada kelainan/ tidak ada kelainan
- Menutup mata : tidak ada kelainan/ tidak ada kelainan
- Menunjukkan gigi : tidak ada kelainan/ tidak ada kelainan
- Lipatan nasolabialis : tidak ada kelainan/ tidak ada kelainan
Bentuk Muka
- Istirahat : tidak ada kelainan/tidak ada kelainan
- Berbicara/bersiul : tidak ada kelainan/tidak ada kelainan
Sensorik
2/3 depan lidah : tidak diperiksa
Otonom
- Salivasi : tidak ada kelainan
- Lakrimasi : tidak ada kelainan
g. N. Cochlearis
Suara bisikan : tidak diperiksa/ tidak diperiksa
Detik arloji : tidak diperiksa/ tidak diperiksa
Tes Weber : tidak diperiksa/ tidak diperiksa
Tes Rinne : tidak diperiksa/ tidak diperiksa
h. N. Vestibularis
Nistagmus : (-)/(-)
Vertigo : (-)/(-)
i. N. Glossopharingeus dan N. Vagus
Arcus pharingeus : tidak ada kelainan
Uvula : tidak ada kelainan
Gangguan menelan : tidak ada kelainan
Suara serak/sengau : tidak ada kelainan
Denyut jantung : tidak ada kelainan
Refleks
- Muntah : tidak ada kelainan
- Batuk : tidak ada kelainan
- Okulokardiak : tidak ada kelainan
- Sinus karotikus : tidak ada kelainan
Sensorik
- 1/3 belakang lidah : tidak dinilai
j. N. Accessorius
Mengangkat bahu : tidak ada kelainan
Memutar kepala : tidak ada kelainan
k. N. Hypoglossus
Mengulur lidah : (-)
Fasikulasi : (-)
Atrofi papil : (-)
Disartria : (-)

MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
Gerakan Cukup Cukup
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Refleks fisiologis
- Biceps Normal Normal
- Triceps Normal Normal
- Radius Normal Normal
- Ulna Normal Normal
Refleks patologis
- Hoffman Ttromner (-) (-)
- Leri (-) (-).
- Meyer (-) (-)
Trofik (-) (-)

TUNGKAI
Kanan Kiri
Gerakan Cukup Cukup
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Klonus
- Paha (-) (-)
- Kaki (-) (-)
Refleks fisiologis normal normal
Refleks patologis
- Babinsky (-) (-)
- Chaddock (-) (-)
- Oppenheim (-) (-)
- Gordon (-) (-)
- Schaeffer (-) (-)
- Rossolimo (-) (-)
- Mendel Bechterew (-) (-)
Refleks kulit perut
- Atas tidak ada kelainan
- Tengah tidak ada kelainan
- Bawah tidak ada kelainan

SENSORIK
Tidak ada kelainan

FUNGSI VEGETATIF
Miksi : tidak ada kelainan
Defekasi : tidak ada kelainan

KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis : (-)
Lordosis : (-)
Deformitas : (-)
Tumor : (-)
Hematoma : (-)
Nyeri ketok : (-)

GEJALA RANGSANG MENINGEAL


Kanan Kiri
Kaku kuduk (-) (-)
Kerniq (-) (-)
Brudzinsky (-) (-)
Neck (-) (-)
Cheek (-) (-)
Symphisis (-) (-)
Leg I (-) (-)
Leg II (-) (-)
GERAKAN ABNORMAL
- Tremor : (-)
- Chorea : (-)
- Athetosis : (-)
- Akathisia : (-)
- Dystoni : (-)
- Myocloni : (-)
FUNGSI LUHUR
- Afasia motorik : (-)
- Afasia sensorik : (-)
- Apraksia : (-)
- Agrafia : (-)
- Alexia : (-)
D. Pemeriksaan Psikiatri
1. Kesan umum
a. Penampilan : Tak tampak sakit jiwa
b. Tatapan mata : Tak kosong
2. Kesadaran : Kompos mentis
3. Orientasi
a. Orang : Baik
b. Waktu : Baik
c. Tempat : Baik
d. Situasi : Baik
4. Sikap : Kooperatif
5. Tingkah Laku : Normoaktif
6. Proses Pikir
a. Bentuk pikir : Logis realistis
b. Isi pikir : miskin isi pikir
c. Progresi pikir : Remming, poverty of speech
7. Gangguan Presepsi
a. Halusinasi : Dengar (-), Perabaan (-), Pengecepan (-), dan
Visual (-)
b. Ilusi : (-)
8. Roman Muka : Hipomimik
9. Mood : Disforik, anhedonia
10. Afek : Terbatas
11. Perhatian : Mudah ditarik, mudah dicantum
12. Hubungan Jiwa : Mudah
13. Insight :4

E. Sindrom
1. Sindrom
a. Anhedonia
b. Penurunan energi dan aktivitas psikomotor
c. Berkurangnya waktu tidur
d. Afek murung/ depresif
e. Nafsu makan berkurang
f. Berat badan turun
g. Hilang kepercayaan diri
F. Diagnosis Banding
b. Gangguan afektif episode depresif tanpa gejala psikotik
c. Gangguan bipolar
d. Gangguan depresif berulang
G. Diagnosis Multi Aksial
Axis I : F32.0 Gangguan afek episode depresif berat tanpa gejala psikotik
Axis II : Tidak terdapat diagnosis aksis II
Axis III : Hipertensi
Axis IV : Masalah psikososial
Axis V : GAF 70-61

H. Tatalaksana

1. Terapi Farmakologis
1) PO Fluoxetin 1x20 mg
2) PO Amlodipin 1x10 mg (pagi)
3) PO Irbesartan 1x300mg (malam)
2. Terapi Non-Farmakologis
a. Psikoterapi edukatif
1) Terhadap pasien
Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai
penyakitnya, kondisinya, faktor pencetus, serta rencana pengobatan
selanjutnya.
2) Terhadap keluarga
a) Memberikan informasi dan edukasi mengenai penyakit pasien,
gejala, faktor penyebab dan pencetus, komplikasi, pengobatan, dan
prognosis.
b) Meminta keluarga pasien untuk selalu mendukung proses
pengobatan, mengontrol minum obat (sesuai petunjuk dokter, tidak
menghentikan minum obat tanpa seizin dokter), mendampingi pasien
dan menjaga kondisi stabil pasien.
b. Psikoterapi suportif
1) Mendampingi dan memberikan kesempatan pada pasien untuk dapat
mengungkapkan isi hatinya sehingga pasien merasa lega.
2) Memberikan dorongan, semangat, dan motivasi agar pasien semangat
menghadapi hidupnya.
3) Memberikan motivasi kepada pasien untuk mulai bercerita kepada
keluarga mengenai masalah yang dialaminya.
4) Memberikan motivasi kepada pasien untuk minum obat secara teratur
dan sesuai petunjuk dokter.
5) Memberikan motivasi kepada pasien untuk melakukan berbagai
aktivitas yang produktif dan disukai pasien untuk mengurangi dan
mengalihkan beban pikiran yang selama ini dianggap masalah.
6) Memberikan motivasi kepada pasien untuk belajar mengendalikan
emosi dan pikiran yang dimiliki agar tidak memicu timbulnya gejala-
gejala lain.
c. Sosioterapi
Meminta keluarga untuk memberikan penjelasan kepada lingkungan
sekitar rumah ataupun teman-temannya agar menganggap pasien gangguan
jiwa adalah sama seperti penyakit medis lainnya, tidak perlu dikucilkan dan
menghindari berbagai masalah yang dapat memancing emosi serta pasien
membutuhkan dukungan sosial dari orang-orang di sekitar pasien untuk
membantu proses penyembuhannya sehingga tidak menimbulkan
kekambuhan atau gejala baru.

I.Prognosis
1. Premorbid
Faktor yang mempengaruhi Prognosis
Riwayat penyakit keluarga Tidak Ada Baik
Stressor psikososial Ada Baik
Sosial ekonomi Ada Buruk
Riwayat penyakit yang sama Ada Buruk

2. Morbid
Faktor yang mempengaruhi Prognosis
Onset usia 55 tahun Buruk
Jenis penyakit Gangguan afektif periode Baik
depresif tanpa gejala
psikotik
Perjalanan penyakit Kronik Buruk
Kelainan organik Tidak Ada Baik

K.Kesimpulan

1. Pasien seorang perempuan, berusia 55 tahun, sudah menikah, beragama islam,


suku Jawa, saat ini tidak bekerja.
2. Pasien rutin kontrol di poli jiwa RSUD Banyumas dengan keluhan hilang
minat beraktivitas sejak 1,5 tahun yang lalu
3. Pasien pernah dirawat di RSUD Banyumas 1,5 tahun lalu selama 4 hari
karena keluhan hilang minat dalam beraktivitas. Pasien tidak mendengar
suara-suara bisikan maupun pikiran yang tidak nyata
4. Diagnosis Multiaxial pada pasien adalah:
Axis I : F32.0 Episode Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik
Axis II : F60.5 Gangguan kepribadian anankastik
Axis III :-
Axis IV : Masalah berkaitan dengan psikososial
Axis V : GAF 60-51
5. Penatalaksanaan pada pasien yaitu dilakukan Rawat Inap, diberikan
pengobatan farmakologi dan nonfarmakologi. Adapun terapi nonfarmakologi
seperti terapi perilaku, psikoterapi edukatif, dan sosioterapi.

Anda mungkin juga menyukai