Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Anatomi Fisiologi
Menstruasi, Kehamilan, Laktasi, Kelenjar Mamae, dan
Proses Ovulasi

Disusun oleh:
Kelompok 13
1. Muhammad Sean Aziz
2. Puji Lestari
3. Qalbi Qianthara Qudratulkhair

Prodi DIV Jurusan Gizi


Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 2
2017
1. Menstruasi
1.1 Pengertian
haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus
melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah
ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak
hamil. Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lender di rahim di
bagian dalam rahim atau endometrium.
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi. Periode ini penting dalam
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas
dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu pendarahan rahim yang
sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid) dan
timbulnya pendarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen
dan progesterone (Hawari, 1997).
Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat;
 lamanya 3-6 hari
 ganti pembalut 2-5 pembalut perhari
 satu siklus normal 21-35 hari
 terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus haid yang berovulasi.

1.2 Fisiologi Menstruasi


Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama
adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang
bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa
menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa
menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya
cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus haid/menstruasi pada perempuan normalnya
terjadi setiap 23-25 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada
sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia
haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali
mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (Pree Menstruasi
Syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak
teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertile).
Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun
pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah
mendapatkan haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun
haidnya masih tidak teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak
teratur jg, dipastikan ia mengalami gangguan haid.
Haid dipengaruhi berbagai hormon:
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hypothalamus dan
memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormone FSH. FSH (Folikel Stimulating
Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen
dalam jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium
(penebalan dari endometrium). Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis
untuk mengeluarkan hormon LH. LH akan mengakibatkan ovulasi dan memicu
korpus luteum untuk mensintesis progesterone. Progesterone sendiri menyebabkan
perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadi fase sekresi/fase luteal.
Fase sekresi selalu tetap 14 hari,meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda
adalah fase poliferasinya, sehingga terus berhati-hati untuk menentukan masa subur.
1.3 Siklus Menstruasi
Panjang siklus haid adalah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Hari pertama terjadinya pendarahan dihitung sebagai awal setiap siklus
menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15% wanita yang memiliki
siklus 28 hari.
Pada dasarnya, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh lima
hormone di dalam tubuh.
 Estrogen
Hormone yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh,
terutama pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormone ini juga
berperan pada perubahan tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat
dalam pembentukan kembali lapisan rahim setelah periode menstruasi.
 Progesterone
Hormone ini berkerja sama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi
dan menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesterone juga
diproduksi di ovarium dan berperan dalam penebalan dinding rahim.
 Hormone pelepasan gonadotropin
Diproduksi oleh otak, hormone ini membantu memberikan rangsangan pada
tubuh untuk meghasilkan hormone perangsang.
 Hormone Pelutein
Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari
hormone ini.
 Hormone perangsang folikel
Hormone ini membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk
dilepaskan. Hormone ini diproduksi di kelenjar pituitari pada bagian bawah
otak.
1. Fase Pertama (menstruasi)
Hari pertama menstruasi merupakan hari pertama pada siklus menstruasi dan terjadi
sekitar 3-7 hari. Pada masa ini, lapisan dinding rahim luruh menjadi darah menstruasi.
banyaknya darah yang keluar selama masa menstruasi adalah sekitar 30-40 ml pada tiap
siklus. Rasa sakit yang terjadi pada hari-hari pertama menstruasi disebabkan oleh otot-
otot rahim yang mengalami kontraksi guna mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding
rahim yang luruh menjadi darah menstruasi.
Luruhnya lapisan dinding rahim dikarenakan kadar estrogen dan progesterone mengalami
penurunan. Seiring dengan menurunnya estrogen dan progesterone pada fase ini,
hormone perangsang folikel mulai sedikit meningkat, peningkatan ini memancing
berkembangnya beberapa folikel di dalam ovarium. Dari beberapa folikel yang
berkembang, hanya akan ada satu folikel yang terus berkembang yang kemudian akan
memproduksi estrogen.
2. Fase kedua (Pra Ovulasi dan Ovulasi)
Ketika Anda memasuki masa praovulasi, lapisan dinding rahim Anda yang sempat luruh
akan kembali menebal sedikit. Lapisan dinding rahim tersebut cukup tipis sehingga
sperma dapat melewati lapisan ini dengan mudah dan dapat bertahan kurang lebih selama
3-5 hari. Proses penebalan rahim dipicu oleh hormon estrogen yang mulai meningkat.
Masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama. Mungkin Anda sempat berpikir bahwa Anda
berovulasi pada hari ke -14 setelah siklus pertama. Tapi nyatanya hal tersebut tidak bisa
menjadi patokan tiap wanita. Hal tersebut tergantung kepada tiap siklus.
Jika Anda sedang berencana memiliki momongan, ada baiknya Anda melakukan
hubungan intim dengan suami Anda pada masa praovulasi hingga ovulasi. Karena itu
adalah masa subur terbaik dan sperma dapat bertahan kurang-lebih selama 3-5 hari.
3. Fase Ketiga
Pada fase ini lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel yang
telah pecah dan mengeluarkan sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus luteum
kemudian memproduksi progesteron yang membuat lapisan dinding rahim makin tebal.
Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi (PMS),
seperti perubahan emosi yang lebih sensitif dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri
pada payudara, pusing, cepat lelah, atau kembung. Selain gejala tersebut, korpus luteum
akan berdegenerasi dan berhenti memproduksi progesteron. Dengan menurunnya kadar
progesteron dan estrogen karena tidak terjadi pembuahan, lapisan dinding rahim akan
luruh hingga menjadi darah menstruasi.

2. Laktasi
Laktasi adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Pada proses laktasi tentu
tidak terlepas dari organ payudara (mamae).
A. Anatomi mammae
 Kalang payudara (Aerola mammae)
Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang
disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Pada
daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari
montgomerry yang membentuk turbekel dan akan membesar selama
kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan dan dapat
melicinkan kalang payudara selama menyusui. Pada payudara terdpat
duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu.
 Putting susu
Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari
duktus laktiferus, ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh
getah bening, serat-serat otot polos yang tersusun secara sirkuler, sehingga
bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan
menyebabkan putting susu ereksi, sedangkan serat-serat otot yang
longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut. Payudara terdiri
dari 15-25 lobus. Masing-masing lobulus terdiri dari 20-40 lobulus.
Selanjutnya, masing-masing lobules terdiri dari 10-100 alveoli dan
masing-masing dihubungkan dengan saluran air susu.
B. Fisiologi Pengeluaran Asi
Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI, dapat dibedakan menjadi 3 bagian,
yaitu:
a. Pembentukan kelenjar payudara
 Masa kehamilan
Hormon-hormon yang ikut membantu mempercepat adalah prolaktin,
laktogen plasenta, karionik gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tiroid,
hormon paratoroid, dan hormon pertumbuhan.
 Pada 3 bulan kehamilan
Prolaktin dari adenohipofise/hipofise anterior mulai merangsang kelenjar air
susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini
pengeluaran kolostrun masih dihambat oleh esterogen dan progesteron, tetapi
jumlah prolaktin meningkat, hanya aktivitas dalam pembuatan kolostrum
yang ditekan
 Pada trimester kedua kehamilan
Laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan kolostrum
b. Pembentukan air susu
Pada seorang ibu yang menyusui dikenal dua refleks yang masing-masing
berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu, yaitu:
 Refleks prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas karena aktivitas prolaktin
dihambat oleh esterogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi.
Setelah lepasnya plasenta dab kurang berfungsinya korpus luteum, maka
esterogen dan progesteron akan berkurang, ditambah dengan adanya isapan
bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara, sehingga
merangsang ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor
mekanik. Rangsangab ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla
spinalis hipotalamus yang akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang
menghambat sekresi prolactin, dan sebaliknya merangsang pengeluaran
faktor-faktor yang memacu sekresi prolactin. Fantor-faktor yang memacu
sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior, sehingga keluar
prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
membuat air susu. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat dalam
keadaan seperti:
1.Pengaruh Psikis
2.Anestesi
3.Operasi
4.Rangsangan Putting susu
 Reflex Let Down
Bersama dengan pwmbentukan prolaktin oleh hipofise anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke
hipofise posterior (neurohopofise) yang kemudian dikeluarkan sebagai
antitoksin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkat menuju uterus
untuk dapat menimbulkan kontraksi pada uterus, sehingga terjadi involusi
dari organ tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah
terbuat keluar dari alveoli dan masik ke sistem duktus, dan nselanjutnya
mengalir melalu. Dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus
masuk ke mulut bayi. Faktorzfaktor ygmeni gkTkN let down adalah:
1.melihat bayi
2.mendengarkan suara bayi
3.mencium bayi
4.Memikirkan untuk meyusui bayi
Faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah stres, seperti:
1.keadaan bingung
2.takut
3.cemas
 Pemeliharaan Pengeluaraan Air Susu
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur
kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sangat
perlu untuk pengeluaraan permulaan dan pemeliharaan penyediaan air
susu selama menyusui.

Vitamin untuk ibu menyusui agar anak sehat dan cerdas:

1. Vitamin D
Vitamin D sangat di butuhkan untuk ibu menyusui, apalagi ini juga penting untuk tumbuh
kembang si bayi. Vitamin D berguna untuk tumbuhnya tulang untuk si bayi, jadi ibu
menyusui harus memnuhi vitamin Dnya setiap hari. Vitamin D tersebut bisa di dapatkan
dari makanan seperti jamur, susu, kedelai, udang keju, salmon, ikan tuna serta tahu.
Selain bersumber dari makanan, kita juga bisa mendapatkannya dari sinar matahari pagi,
sinar matahari pagi tersebut juga mengandung vitamin D Yang mana sangat baik untuk
kesehatan tulang
2. Asam Folat
Asam folat ini merupakan salah satu vitamin yang bagus untuk ibu hamil ataupun untuk
ibu menyusui, asam folat berguna untuk pembentukan jaringan otak pada si bayi. So, ibu
menyusui harus memenuhi asam folat setiap harinya dengan cara mengkonsumsi
makanan seperti berikut, wortel, asparagus, brokoli, kentang, pepaya, alpukat, biah jeruk,
kembang kol, kacang hijau, hati sapi dan juga bayam.
3. Vitamin c
Dalam masa menyusui, ibu menyusui biasanya akan membutuhkan tenaga ekstra untuk
memberikan perhatian kepada sang anak. Hal ini tentunya akan menguras sebagian
tenaganya, nah untuk itu vitamin c sangat bagus untuk ibu menyusui karena agar tubuh
tetap fit dan segar. Untuk mendapatkan vitamin C, anda bisa mengkonsumsi makanan
yang bersumber dari sayuran dan buah-buahan seperti buah jeruk, bluberry, buah jambu,
paprika merah, kubis, kiiw, brokoli, strawberry dan masih banyak yang lainnya.
4. Vitamin E
Vitamin E mengandung antioksidan yang tinggi, sehingga mmapu menangkal radikal
bebas bagi ibu dan sang anak. Untuk menfapatkan nutrisi vitamin E, kalian bisa
mengkonsumsi bayam, brokoli, sawi, kacang almond, kacang hijau, paprika merah serta
talas. Vitamin E sangat di butuhkan bagi ibu menyusui
5. Vitamin B6
Vitamin B6 merupakan salah satu vitamin yang bagus untuk ibu menyusui, ibu menyusui
membutuhkan sekitar 2mg vitamin B6 seharinya. Untuk memenuhi vitamin B6 tersebut,
anda bisa mengkonsumsi makanan seperti berikut setiap harinya bayam, brokoli, pisang,
tomat, semangka, kacang-kacangan, ikan tuna, dan masih banyak yang lainnya.
6. Vitamin A
Ibu menyusui juga membutuhkan vitamin A untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, anda
bisa mengkonsumsi asupan makanan seperti jagung, barokoli, wortel, pepaya, telur, ubi
talas, melon, mangga dan masih banyak yang lainnya.
3. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan di mana pada diri seorang wanita terdapat janin yang sedang
bekembang.
Kehamilan dimulai oleh fertilisasi sebuah sel telur oleh sebuah sperma. Fertilisasi melibatkan
masa gestasi (perkembangan embrionik dan janin) dan secara normal diakhiri dengan partus
atau kelahiran bayi.
Graviditas adalah jumlah kehamilan, sedangkan paritas adalah jumlah kehamilan yang
menghasilkan janin hidup, biasanya dipakai kode 5 digit untuk menulis riwayat kehamilan
seorang wanita (GTPAL):
 G: Graviditas yakni jumlah kehamilan
 T: Kehamilan term atau jumlah kehamilan yang cukup bulan
 P: Kehamilan praterm atau prematur
 A: Aborsi yakni termasuk jumlah aborsi spontan maupun elektif

A.Perubahan Pada Sistem Reproduksi


1. Uterus
Adalah organ tunggal muskular dan berongga. Oosit yang telah dibuahi akan tertanam dalam
endometrium uterus dan dipenuhi kebutuhan nutrisinya untuk tumbuh dan berkembang sampai
lahir. Uterus berkembang sampai xifisternum. Pengurangan tinggi fundus terjadi pada beberapa
bulan terakhir kehamilan, pada saat fetus turun ke bawah ke bagian bawah uterus. Hal ini
bertujuan untuk membuat jaringan pelvic menjadi lebih lunak dengan tonus uterus yang baik,
dengan formasi yang baru dari segmen bawah rahim. Hubungan antara besarnya uterus dengan
tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah
wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda, atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa
dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri akan terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau 1/3 jarak
antara pusat ke prossus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara ½
jarak pusat dan prosessus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1
jari dibawah prosessus xipoiudeus. Bila pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri
pada kehamilan 28 minggu adalah 25cm, pada 32 minggu adalah 27cm, dan pada 36 minggu
adalah 30cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari
di bawah prosesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun
dan masuk ke dalam rongga panggul. Pada trimester III, istimus uteri lebih nyata menjadi
corpusuteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR).
Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih
lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah
yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uteus di atas
lingkaran ini jauh lebih tebal dari pada SBR.
2.

Anda mungkin juga menyukai