Anda di halaman 1dari 3

LEARNING OBJECTIVE

1. Bagaimana B-hcg bisa mempengaruhi tirokoksitosis


Jawab:
Selama kehamilan, terjadi perubahan fisiologis kelenjar tiroid. Perubahan
fisiologis yang penting adalah peningkatan kadar TBG (thyroxine binding globulin)
hingga pertengahan masa kehamilan. Peningkatan TBG meningkatkan kadar tiroksin
total (T4 total) padahal kadar hormon bebas (T4 bebas/free T4) tetap. Oleh karena itu,
untuk mengetahui status tiroid pasien selama kehamilan diperlukan pemeriksaan T4
bebas, sedangkan pemeriksaan T4 total tidak dianjurkan. Sementara itu, kadar TSH
cenderung turun pada trimester pertama kehamilan karena adanya peningkatan kadar
β-HCG (human chorionic gonadotropin) yang mempunyai struktur molekul mirip
dengan TSH. β-HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresikan T4 bebas
dan menyebabkan gejala hipertiroidisme. Kondisi tersebut dinamakan gestational
transient thyrotoxicosis (GTT).
Pada kehamilan, terjadi beberapa perubahan fisiologis menyangkut fungsi dan
status tiroid, yaitu pada ekskresi iodium, kadar TBG, dan akibat peningkatan HCG.
Pada usia kehamilan awal, GFR (glomerular ltration rate) meningkat sehingga klirens
iodium bertambah. Hal ini akan mengurangi kadar iodium organik dalam darah.
Kelenjar tiroid mengompensasi kondisi tersebut dengan cara meningkatkan aktivitas
TSH. Konsekuensinya dapat terbentuk struma pada kehamilan dengan angka
tangkapan iodium yang tinggi.
HCG memiliki struktur alfa dan beta. Beta HCG mempunyai persamaan
struktur dengan TSH. HCG memiliki aktivitas dalam stimulasi tiroid. Pada kehamilan,
kadar HCG meningkat, puncaknya ≤100.000 pada minggu 8-12 kehamilan, dan
bertahan pada nilai 10.000- 20.000 sampai melahirkan. Pada kehamilan, umumnya
pengaruh HCG terhadap fungsi tiroid tidak bermakna. Bila kadar HCG lebih tinggi
daripada batas normal, dapat terjadi gangguan fungsi tiroid. Kadar HCG yang tinggi
akan meningkatkan kadar fT4 dan fT3 serta menekan kadar TSH. Kelainan yang bisa
muncul adalah gestasional transient thyrotoxicosis (GTT).
Sumber:

Pramono,L., Soebijanto, N. 2016. Pengelolaan Penyakit Graves pada Kehamilan.


CDK-241/ vol. 43 no. 6. Viewed on 21 agustus 2019. From <www.cdkjournal.com ›
index.php › CDK › article › download>

2. Perbedaan fungsi tiroid berdasarkan usia


Jawab:
TSH memiliki efek lipolitik yang penting, efek ini menurun seiring bertambahnya
usia. TSH memiliki efek lipolitik yang signifikan pada neonatus, dan pada anak dan
dewasa, efek tersebut menurun secara bertahap. efek lipolitik pada neonatus, terutama
pada brown adipose tissue, berperan dalam proteksi terhadap hipotermia. Hal tersebut
menjelaskan efek termogenesis yang dimiliki oleh TSH pada neonatus. Efek tersebut
pada anak dan dewasa muncul jika kadar TSH dalam darah tidak fisiologis. efek TSH
terhadap adiposa adalah meningkatkan jumlah adiposit dan merangsang hipertrofi
adiposit. Jumlah sel adiposit ditingkatkan dengan mempercepat diferensiasi
preadiposit menjadi adiposit. Hal ini terjadi pada usia anak hingga remaja. Hipertrofi
adiposit terjadi akibat peningkatan sintesis trigliserida yang dirangsang oleh TSH
melalui peningkatan ekspresi glycerol-3-phosphate acyltransferase (GPAT3) via jalur
sinyal AMPK/PPARγ. GPAT3 adalah enzim di adiposit yang berperan penting dalam
adipogenesis. Sintesis trigliserida ini akan menyebabkan terjadinya akumulasi
trigliserida dan obesitas. Adiposa yang mengalami hipertrofi akan menyebabkan
inflamasi dan menganggu metabolisme glukolipid, sehingga bisa menyebabkan
resistensi insulin. adiposit yang bertambah besar disebabkan karena berkurangnya
ekspresi TSHR pada adiposa. Hal ini ditunjukkan pada tikus dengan delesi adipocyte-
specific TSHR tidak dapat mengaktivasi lipolisis sebagai respon terhadap TSH
sehingga menyebabkan hipertrofi adiposit.
Sumber:
Decroli, E., Kam, A. 2017. Dampak klinis thyroid stimulating hormone. Jurnal
kesehatan andalas. Vol 6 (1). Viewed on 21 agustus 2019. From
<http://jurnal.fk.unand.ac.id >
3. Perbedaan hipertiroid, tirokoksitosis dan krisis tiroid
Jawab:
- Hipertiroid
Hipertiroid merupakan salah satu penyakit tidak menular endokrin yang sering
kita temukan di masyarakat. Hipertiroid merupakan salah satu penyebab dari
penyakit kelenjar tiroid. Gangguan fungsi tiroid ada dua macam yaitu kekurangan
hormon tiroid (Hipotiroid) dan kelebihan hormon tiroid (Hipertiroid). Kelebihan
hormon tiroid (Hipertiroid) dapat menyebabkan gangguan berbagai fungsi tubuh,
termasuk jantung dan meningkatkan metabolisme tubuh
Hipertiroid adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid
dimana kadar TSH serum <0,3μIU/ml dan FT4 >2 nano gram/dl. Hipertiroidisme
dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH
dan TRF karena umpan balik negatif hormon tiroid terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar hormon
tiroid dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari
hormon tiroid dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan hormon tiroid yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan
- Tirotoksitosis
Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar
dalam sirkulasi
Gejala yang sering ditemui pada tirotoksikosis adalah gelisah dan cemas,
keringat berlebih, kulit yang hangat, tidak tahan akan panas, berdebar, defekasi
berlebih, mudah lelah, berat badan menurun namun nafsu makan meningkat (Von
Muller’s paradox) dan gangguan menstruasi. Pada pemeriksaan fisik akan sering
ditemui pembesaran kalenjar tiroid, hiperaktif, takikardia atau atrial fibrilasi,
hipertensi sistolik, mudah berkeringat dan teraba hangat pada kulit, tremor,
kelemahan otot, kelainan okular seperti Mobius sign, von Graefe’s sign, joffroy’s
sign, stellwag’s sign, lid lag, exopthalmus.6 Pada pasien ditemukan gejala yang
mengarah ke terjadinya tirotoksikosis, yaitu didapatkan rasa berdebar, pasien
nampak gelisah, mudah berkeringat, pasien juga tidak tahan panas dan merasa
nyaman tinggal di tempat dingin, dan mudah terasa lelah. Pada pemeriksaan fisik
juga ditemukan pembesaran kalenjar tiroid yang sudah dikatakan pasien sejak 25
tahun yang lalu, ditemukan juga takikardia dengan rate kurang lebih 150x/menit,
terjadi hipertensi sistolik dengan tekanan darah 200/90, mudah berkeringat pada
kedua tangan. Gejala okular tidak ditemukan pada pasien ini.
- krisis tiroid
Krisis tiroid merupakan suatu kondisi tirotoksikosis yang akut, dan mengancam
nyawa. Krisis tiroid sering diawali dengan suatu faktor pencetus yang berkaitan
dengan suatu kondisi penyakit tiroid yang dialami sebelumnya oleh pasien seperti
grave disease yang tidak tertangani, penyebab yang lebih jarang seperti tiroiditis
destruktif, struma multinodular toksik, TSH-secreting pituitary adenoma, β HCG-
secreting hydatiform mole, atau metastase ca tiroid. Krisis tiroid dapat juga
disebabkan oleh tiroidektomi, radioiodine terapi, kelebihan konsumsi hormon
tiroid, atau mengkonsumsi obat-obatan seperti amiodarone, sorafenib, dan
ipilimumab. Terdapat berbagai faktor yang dapat mencetuskan krisis tiroid pada
tirotoksikosis seperti trauma, pembedahan, emboli paru, infark miokard, gangguan
serebrovaskular, infeksi, ketoasidosis diabetikum, dan toksemia gravidarum.
Ketidakpatuhan mengkonsumsi obat tiroid, bersamaan dengan dosis yang tidak
adekuat juga dapat mempengaruhi terjadinya krisis tiroid.
Krisis tiroid adalah suatu keadaan emergensi dan status hipermetabolik ekstrim
yang terjadi akibat komplikasi dari hipertiroid. Walaupun kejadian krisis tiroid
jarang terjadi pada wanita hamil tapi efek dari krisis tiroid sangat berbahaya
seperti meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung. Diagnosis krisis tiroid
adalah kombinasi dari tanda dan gejala seperti takikardi, mudah lelah, demam,
perubahan status mental, diare, dan aritmia. Terdapat faktor pencetus yang dapat
menyebabkan krisis tiroid, contohnya adalah infeksi, operasi, dan persalinan. FT4,
FT3, dan TSH perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dari krisis tiroid
namun terapi sudah diberikan tanpa menunggu hasil laboratorium tersebut .

Sumber:
Setiawan,B.2015. Primigravida dengan Riwayat Hipertiroid Terkontrol dan Hipertensi
Gestasional.Jurnal Medula.Viewed on 21 agustus 2019.From (scholar.google.co.id)
Nursaputri,S.2015. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian BBLR
pada Wanita Hipertiroid Kehamilan Di Kabupaten Magelang Tahun 2014.Jurnal ilmu
kesehatan masyarakat.Viewed on 21 agustus 2019.From (lib.unnes.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai