Anda di halaman 1dari 8

DIAMETER MEDAN PANDANG

Paul Kalaba [1] Muhammad Randa Rakmin[2]


[1]
Praktikan Mineral Optik, LaboratoriumPetrografi, DepartemenTeknikGeologi, FakultasTeknik,
UniversitasHasanuddin
[2]
Mineral Optik, LaboratoriumPetrografi, DepartemenTeknikGeologi, FakultasTeknik,
UniversitasHasanuddin

Praktikum Mineral Optik, DepartemenTeknikGeologi, FakultasTeknik, UniversitasHasanuddin

SARI
Pengamatan mineral secara megaskopis berbeda secara mikroskopis. Pengamatan
mineral secara mikroskopis bertujuan untuk mengetahui bentuk, ukuran, serta sifat optic
lainnya. Salah satu upaya dalam mengamati sayatan mineral melalui miksroskop polarisasi
dengan melihat diameter medan pandang. Pengukuran diameter medan pandabng ini
bertujuan agar ukuran dari mineral dapat diketahui. Penentuan ukuran mineral mempunyai
cara yang berbeda untuk setiap lensa obyektif. Untuk mempermudah pengukuran, maka harus
di tentukan diameter medan pandang ( DMP ) setiap lensa obyektif. Metode yang digunakan
pada praktikum ini melliputi metode studi pustaka, metode obserfasi, dan metode
laboratorium. Dengan tahapan praktikum meliputi tahapan persiapan, tahapan praktikum,
pengolahan data, dan pembuatan jurnal. Sampel pertama dengan nomor peraga ST 18
memiliki panjang 37 mm pada diameter medan pandang dengan panjang seperti itru dapat
diketahui bahwa ukuran mineral pertama ini yaitu 37 mm x 0,025 mm = 0,925 mm.
Sedangkan sampel kedua dengan nomor peraga ST23A memiliki ukuran medan pandang
pada nilai skala 80 mm x 0,025 mm = 2 mm dan nilai Pinggir 40 mm x 0,025 mm = 1 mm.
Untuk DMP1 0,025 mm x 80 mm = 2 mm, DMP2 0,025 mm x 40 mm = 1 mm, jadi
DMPtotal 2 mm + 1 mm = 3 mm.

Kata Kunci :Mikroskoppolarisasi, Lensa, Diameter medanpandang, Mineral

I.Pendahuluan mikroskopis. Oleh karena itu


diperlukan sebuah ilmu yang lebih
Sifat fisik batuan yang diamati
mendalam tentang analisa batuan. Ilmu
secara megaskopis belum tentu sama
yang mendukung dalam menganalisa
dengan pengamatan secara
suatu batuan adalah mineral optik. berjudul diameter medan pandang.
Mineral optik merupakan salah satu (Gelu,2011)
cabang ilmu geologi dimana tujuannya Maksud dibuatnya jurnal ini
untuk menganalisa sayatan tipis adalah agar mahasiswa dapat
batuan. Untuk dapat melakukan mengenal mineral secara mikroskopis
pengamatan secara optik atau melalui mikroskop polarisasi.
petrografi diperlukan alat yang Sedangkan tujuan diadakannya
disebut mikroskop polarisasi. Hal praktikum ini adalah :
1. Mengatahui ukuran suatu mineral
itu berhubungan dengan teknik
yang diamati.
pembacaan data yang dilakukan
2. Mengetahui ukuran suatu mineral
melalui lensa yang mempolarisasi
diwakili oleh kertas grafik dengan
obyek pengamatan. Hasil polarisasi
menggunakan metode diameter
obyek selanjutnya dikirim melalui
medan pandang
lensa obyektif dan lensa okuler ke
mata (pengamat). (Gelu,2011) II. TinjauanPustaka

Terkait dengan peranan


Mikroskop merupakan salah satu
mikroskop polarisasi dalam
alat optik yang berfungsi membantu
identifikasi sifat optik suatu mineral
kita untuk melihat benda - benda yang
maka dianggap perlu untuk mampu
berukuran relative kecil dan sulit
menggunakan mikroskop tersebut.
dilihat dengan mata biasa. Benda-
Dalam penggunaan mikroskop
benda atau organisme yang dapat
terdapat pengamatan. Salah satunya
dilihat menggunakan mikroskop lazim
yaitu pengamatan ukuran dari mineral,
disebut sebagai benda berukuran
untuk dapat mengetahui ukuran dari
mikroskopis. Mikroskop sangat
suatu mineral diperlukan suatu
membantu manusia dalam banyak
kerterampilan dalam pengamatan
bidang, termasuk dalam bidang
mineral dalam satu medan pandang.
geologi. (Gelu,2011)
Oleh karena itu, dibuatlah jurnal yang
Dalam pengamatan mineral ukuran mineral mempunyai cara yang
penting bagi kita untuk mengetahui berbeda untuk setiap lensa obyektif.
ukuran mineral tersebut, dan untuk Untuk mempermudah pengukuran,
dapat menentukan ukurannya maka maka harus di tentukan diameter
kita harus bisa menetukan Diameter medan pandang ( DMP ) setiap lensa
Medan Pandang (DMP) terlebih obyektif. (Rogers, 2010)
dahulu. (Gelu,2011) Cara Penentuan Diameter Medan
Selain diameter medan Pandang :
pandang, kita juga harus melakukan 1. Memfokuskan medan pandang
pengamatan anaisator dan polarisator Ditandai dengan letak perpotongan
untuk menentukan sifat-sifat optis dari benang silang tepat pada pusat medan
suatu mineral. (Gelu,2011) pandang, dimana cahaya yang masuk
Sebelum melakukan pengamatan merata pada daerah medan pandang.
diameter medan pandang, yang perlu 2. Mengatur bukaan diafragma
diperhatikan adalah menyentringkan Disesuaikan dengan perbesaran
mikroskop, pengaturan arah getaran lensa obyektif yang digunakan. Nilai
polarisator sejajar dengan salah satu dari bukaan diafragma tersebut
benang silang, dan pengaturan arah terdapat pada tubuh lensa obyektif.
getaran alisator agar tegak lurus arah 3. Menentukaan nilai skala dengan
getar polarisator. Hal ini penting agar kertas kalkir
pada saat pengamatan dengan Kertas grafik kalkir diletakkan
menggunakan perputaran meja objek, diatas meja preparat, untuk
mineral yang kita amati tetap berada menentukan nilai skala pada benang
pada medan pandangan (tidak keluar silang atau diameter medan pandang.
dari medan pandangan). (Danisoworo, Buat perbandingan skala pada lensa
1999) dengan skala pada kertas grafik kalkir.
Dalam mempelajari sifat mineral 4. Menghitung nilai setiap skala
optik, salah satu yang diidentifikasi Kertas kalkir di geser hingga pada
adalah ukuran mineral. Penentuan posisis yang tepat. Untuk
memudahkan perhitungan, maka salah  Tentukan skala yang ada pada
satu garis tebal pada kertas grafik tepi kiri dan kanan.
dihimpitkan pada angka 0  Hitung dengan rumus
( perpotongan benang silang ). Karena DMP = BS x Y
panjang kertas grafiksudah diketahui, DMP = diamter medan pandang
maka yang dihitung adalah jumlah BS = bilangan skala
skala lensa yang termuat dalam setiap Y = jumlah skala yang tersisa
mm kertas grafik. pada tepi kiri dan kanan
5. Menghitung medan pandang Maka Diameter Medan Pandang
Pada benang silang horizontal, ada seluruhnya adalah :
bagianyang tidak mempunyai skala, DMP = DMP1 + DMP2
sehingga dalam perhitungan diameter
III. Metode Praktiklum
medan pandang harus dilakukan dalam
2 bagian. Untuk memperoleh data yang
a. Tentukan panjang benang horiontal sesuai dengan tujuan praktikum yang
yang berskala dengan cara : akan dicapai, maka diperlukan suatu
 Letakkan salah satu garis tebal metode praktikum. Adapun metode
dari kertas grafik pada angka 0 praktikum yang digunakan, meliputi:
 Hitung diameter medan 1. Metode Studi Pustaka
pandangnya. Metode studi pustaka yaitu
b. Tentukan panjang horisontal yang metode dengan cara mengumpulkan
tidak berskala dengan cara : informasi mengenai teori- teori yang
 Letakkan garis tebal kertas kalkir berhubungan dengan praktikum.
grafik di tepi medan pandang. 2. Metode Observasi
 Bandingkan panjang benang Metode observasi yaitu
horisontal yang tidak metode dengan cara mencari dan
mempunyai skala dengan mengambil data – data di labrotarium,
panjang kertas kalkir grafik. dimana data dan gambar yang diambil
berdasarkan acuan yang terdapat pada yang telah dikumpulkan dan diolah
studi literature. pada tahapan sebelumnya disusun
3. Metode Laboratorium dalam bentuk jurnal praktikum
Data yang diperoleh di sesuai dengan format yang telah
laboratorium, selanjutnya diolah di ditentukan.
laboratorium dan dirumah untuk
Tahapan Persiapan
mendapatkan hasil yang maksimal.
Pengolahan data di laboratorium,
diantaranya pemeriksaan data, jurnal
serta gambar
Adapun tahapan praktikum
yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Tahapan persiapan, pada tahapan ini Pengolahan Data
meliputi asistensi acara praktikum,
dan penyediaan seluruh peralatan
yang dapat memperlancar dan Penyusunan Jurnal

memudahkan jalannya praktikum.


Bagan 3.1 Tahapan Praktikum
2. Tahapan praktikum, yaitu proses
IV. Pembahasan
pengambilan data baik berupa
gambar, maupun foto. a. Sampel 1

3. Pengolahan data, pada tahapan ini Sampel pertama dengan nomor

seluruh data yang didapatkan saat peraga ST.18, perbesaran lensa

praktikum berlangsung, kemudian objektif sebesar 4x, perbesaran lensa

disatukan dan diolah sehingga okuler 10x, sehingga perbesaran total

mendapatkan data-data untuk yang digunakan ialah 40x. Bilangan

penyusunan jurnal praktikum. skala pada pengamatan ini yaitu 0,025

4. Tahapan pembuatan jurnal mm, dengan ukuran mineral 37 mm x

praktikum, tahapan ini merupakan 0,025 mm = 0,925 mm.

tahapan akhir dimana data-data

Tahapan Persiapan
Gambar 4.1 Sampel 1 Gambar 4.3 Sampel 2 Setelah pergeseran

b. Sampel 2 V. Kesimpulan
Sampel dengan nomor urut 2,
Adapun kesimpulan dari jurnal ini
nomor peraga STS.23A, kami
yaitu:
menggunakan perbesaran lensa
1. Ukuran mineral untuk preparat 1
objektif sebesar 4x, perbesaran lensa
yaitu 0,925 mm
okuler 10x, sehingga perbesaran total
2. Ukuran mineral untuk preparat 2
yang digunakan ialah 40x. Bilangan
yaitu 3 mm
skala pada pengamatan ini yaitu 0,025
mm. Ukuran medan pandang pada VI. DaftarPustaka
nilai skala 80 mm x 0,025 mm = 2 mm
Costin, Gelu. 2011. Introduction of
dan nilai Pinggir 40 mm x 0,025 mm =
optical mineralogy. Universitas
1 mm. Untuk DMP1 0,025 mm x 80
Rhodes : Afrika selatan.
mm = 2 mm, DMP2 0,025 mm x 40
Danisworo, dkk. 1999.
mm = 1 mm, dan DMPtotal 2 mm + 1
BukuKristalografiMineralogi.
mm = 3 mm.
Yogyakarta: UPN Veteran
Yogyakarta
Graha, Doddy S. 1987. Batuandan
Mineral. Bandung: Penerbit Nova.
Gribble dan Hall. 1985. A practical
introduction to optical mineralogy.

Gambar 4.2 Sampel 2 Sebelum pergeseran George Allen & Unwin : London.
Rogers, Kirsten. 2010.
PanduanLengkapMikroskop.
Jakarta :Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai