Keterangan :
1. Aperture
2. Suture
3. Umbilicus
4. Septa
Ventral Foto
No.Sampel : 01
Keterangan :
1. Umbo
2. Growthline
No.Sampel : 02
No. Praga : 1942
Filum : Moluska
Kelas : Pelechypoda
Ordo : Unionoida
Family : Glycymerisidae
Genus : Glycymeris
Spesies : Glycymeris philippi
Proses Pemfosilan :Permineralisasi
Bentuk : Konveks
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Oligosen Atas ( ± 23,5 - 33 Juta Tahun)
Lingkungan pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini berasal dari filum Mollusca, Kelas Pelecypoda, Ordo Unionoida,
Famili Glicymerisidae, Genus Glicymeris, Spesies Glycymeris phillippi.
Setelah organisme ini mati lalu terbebas dari bakteri pembusuk dan tidak
mengalami penguraian. Organisme ini akan tertransportasi oleh media geologi
seperti angin, air, atau es menuju daerah cekungan. Selama mengalami
transportasi, material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian menjadi material yang resisten terhadap pelapukan serta material
sedimen akan ikut tertransportasi. Di daerah cekungan inilah material sedimen
akan terakumulasi. Semakin lama, material sedimen akan bertambah dan
menumpuk sehingga menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu
material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya waktu, material
sedimen dan organisme akan mengalami proses pembatuan (lithifikasi), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dialami oleh fosil ini
adalah adalah petrifikasi permineralisasi. Proses ini terjadi ketika terdapat proses
perubahan mineral yang menyebabkan pergantian sebagian mineral penyusun
fosil oleh mineral lain.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air, angin, atau es, sehingga
fosil tampak di permukaan
Adapun bentuk dari fosil ini adalah conveks,. Apabila ditetesi dengan HCl
0,1 M maka fosil akan bereaksi dengan membentuk buih-buih, sehingga dapat
disimpulkan bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3) karena
terbentuk di perairan laut dangkal. Fosil ini berumur Oligosen Atas (± 23 – 33 juta
tahun lalu). Fosil ini berguna sebagai penciri kehidupan terumbu karang di laut,
sehingga kehadirannya sangat membantu dalam penentu lingkungan pengendapan
serta umum batuan.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Keterangan :
1. Test
Ventral Foto
No.Sampel : 03
Keterangan :
1.Pedical Opening
2. Costae
No. Sampel : 04
No. Peraga : 89
Filum : Brachiopoda
Kelas : Artikulata
Ordo : Orthida
Family : Lycophorianidae
Genus : Lycophoria
Bentuk : Bikonveks
Keterangan :
Fosil ini berasal dari Filum Brachiopoda, Kelas Artikulata, Ordo Orthida,
Famili Lycohorianidae, Genus Lycohoria, Spesies Lycohoria nucella.
Setelah organisme ini mati lalu terbebas dari bakteri pembusuk dan tidak
mengalami penguraian. Organisme ini akan tertransportasi oleh media geologi
seperti angin, air, atau es menuju daerah cekungan. Selama mengalami
transportasi, material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian menjadi material yang resisten terhadap pelapukan serta material
sedimen akan ikut tertransportasi. Di daerah cekungan inilah material sedimen
akan terakumulasi. Semakin lama, material sedimen akan bertambah dan
menumpuk sehingga menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu
material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya waktu, material
sedimen dan organisme akan mengalami proses pembatuan (lithifikasi), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dialami oleh fosil ini
adalah mineralisasi. Proses ini terjadi ketika terdapat proses perubahan mineral
yang menyebabkan pergantian seluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air, angin, atau es, sehingga
fosil tampak di permukaan
Adapun bentuk dari fosil ini adalah biconveks. Apabila ditetesi dengan
HCl 0,1 M maka fosil tidak bereaksi dengan tidak adanya buih-buih, sehingga
dapat disimpulkan bahwa fosil ini mengandung silika karena terbentuk di perairan
laut dalam. Fosil ini berumur Ordovisium Bawah (± 451 – 500 juta tahun lalu).
Fosil ini berguna sebagai penciri kehidupan terumbu karang di laut, sehingga
kehadirannya sangat membantu dalam penentu lingkungan pengendapan serta
umum batuan.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Keterangan :
1. Spire
2. Inner up
3. Outer Up
Ventral Foto 4. Apex
5. Body Whore
No.Sampel : 05
Keterangan :
1.Sulcus
2. Pedical valve
3. Brachial valve
4. Beak
6. Test
7. Commisure
No.Sampel : 06
Keterangan :
1. Pedical valve
2. Brachial valve
3. Test
4. Sulcus
5. Commisure
6. Beak
Ventral Foto
No.Sampel : 07
Setelah organisme ini mati lalu terbebas dari bakteri pembusuk dan tidak
mengalami penguraian. Organisme ini akan tertransportasi oleh media geologi
seperti angin, air, atau es menuju daerah cekungan. Selama mengalami
transportasi, material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian menjadi material yang resisten terhadap pelapukan serta material
sedimen akan ikut tertransportasi. Di daerah cekungan inilah material sedimen
akan terakumulasi. Semakin lama, material sedimen akan bertambah dan
menumpuk sehingga menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu
material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya waktu, material
sedimen dan organisme akan mengalami proses pembatuan (lithifikasi), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dialami oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Proses ini terjadi ketika terdapat proses perubahan mineral
yang menyebabkan pergantian sebagian mineral penyusun fosil oleh mineral lain.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air, angin, atau es, sehingga
fosil tampak di permukaan
Adapun bentuk dari fosil ini adalah bikonveks, yaitu fosil yang bentuknya
menyerupai tabung. Apabila ditetesi dengan HCl 0,1 M maka fosil akan bereaksi
dengan membentuk buih-buih, sehingga dapat disimpulkan bahwa fosil ini
mengandung kalsium karbonat (CaCO3) karena terbentuk di perairan laut dangkal.
Fosil ini berumur Karbon Bawah (± 345 – 319 juta tahun lalu). Fosil ini berguna
sebagai penciri kehidupan terumbu karang di laut, sehingga kehadirannya sangat
membantu dalam penentu lingkungan pengendapan serta umum batuan.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Keterangan :
1. Pedical Valve
2. Brachial Valve
3. Beak
4. Pedical Opening
5. Test
Ventral Dorsal Foto
6. Commisure
No.Sampel : 08
ASISTEN PRAKTIKAN