Keterangan :
1. Test
2. Eksoderm
3. Endoderm
4. Oskulum
5. Ostia
6. Spongosol
V D S
No. Sampel : 01
Filum : FORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIA
Ordo : STREPTOSLLEROPHORIDA
Family : HINDIANIDAE
Genus : Hindia
Spesies : Hindia sp.
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (Permineralisasi)
Bentuk : Globular
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat ( CaCO3)
Umur : Ordovisium – Silur( 500-395Juta tahun yanglalu)
LingkunganPengendapan : Laut Dangkal, Neritik (0-200 m)
Keterangan : Fosil dengan No sampel 01 ini adalah berasal dari
Spesies Hindiasp, Genus Hindia, Family HINDIANIDAE, Ordo
STREPTOSLLEROPHORIDA, Kelas DEMOSPONGIA dan Filum FORIFERA.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin. Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut
tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan
sehingga organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Organisme ini lalu
mengalami proses petrifikasi, berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian
seluruh mineral penyusun tubuh organisme ini dengan mineral lain. Karena
material-material sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang
tertimbun semakin besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk
lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen bagian dari organisme
yang tidak resisten terhadap pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau
material-material sedimen yang lebih resisten. Organisme ini lalu mengalami
proses litifikasi yang merupakan perubahan organisme menjadi keras/membatu
dan menjadi fosil. Proses pemunculan fosil kepermukaan dipengaruhi oleh gaya
endogen dan mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat
lapisan sedimen yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik.
Kemudian dibantu dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang
membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam
lapisan batuan tersingkap ke permukaan dan dikenali sebagai fosil.
Jenis fosil yang diamati adalah Fragmen. Bentuk tubuh fosil ini adalah
Globular, yaitu fosil yang memiliki bentuk tubuh membulat. Adapun bagian tubuh
fosil yang dapat diamati adalah test yaitu bagian keseluruhan dari fosil, eksoderm
yaitu lapisan luar yang keras dari tubuh fosil, endoderm yaitu lapisan dalam tubuh
fosil, oskulum adalah lubang yang berfungsi sebagai anus. ostia yaitu lubang-
lubang atau pori pada tubuh fosil dan spongosol adalah rongga-rongga pada fosil
Umur fosil ini Ordovisium – Silur (± 500-395 Juta tahun yang lalu) dan
lingkungan pengendapannya Laut Dangkal, Neritik (0-200 m). Apabila ditetesi
dengan larutan HCl, fosil akan bereaksi dengan menimbulkan buih sehingga dapat
diketahui bahwa fosil mengandung Kalsium Karbonat (CaCO3).
Kegunaan fosil pada Spesies ini adalah untuk menentukan umur relatif
batuan dan kolerasi batuan. Sedangkan kegunaan filum Porifera adalah sebagai
fosil penting untuk penentuan lingkungan sedimentasi batuan yg mengandungnya.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhammad Faizal
PROGRAM STUDI TEKNIK
GEOLOGI NIM : F 12 17 036
1. Test
2. Eksoderm
3. Endoderm
4. Oskulum
5. Ostia
6. Spongosol
7.
V D S
No. Sampel : 02
Filum : FORIFERA
Kelas : HEXACTINEILIDA
Ordo : OCTACTILLIDA
Family : ASTRAEOSPONGIANIDAE
Genus : Astraeospongia
Spesies : Astraeospongiasp.
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (Permineralisasi)
Bentuk : Plate
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat ( CaCO3)
Umur : Silur (± 395Juta tahun yang lalu)
L.Pengendapan : Laut Dangkal (Neritik, 0-200 m)
Keterangan : Fosil dengan No.sampel 02 ini adalah berasal dari
Spesies Spesies Astraeospongia sp, Genus Astraeospongia, Family
ASTRAESPONGIA, Ordo OCTACTILLIDA, Kelas HEXACTINEILIDA dan
Filum PORIFERA.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
UNIVERSITAS TADULAKO
air, es maupun angin. Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhammad Faizal
tertimbun oleh material-material
PROGRAM STUDI sedimen yang terakumulasi dalam cekungan
TEKNIK
GEOLOGI
sehingga organisme tersebut terhindar NIM :Organisme
dari makhluk pemangsa. F 12 17 036ini lalu
Proses pemfosilannya
Kegunaan dimulaiini ketika
fosil pada Spesies adalah organisme
sebagai fosiliniindeks
mati,pada
kemudian
batuan
mengalami
pada zamantransportasi pada daerah
silur. Sedangkan cekungan
kegunaan sedimenadalah
filum Porifera oleh media geologi
sebagai berupa
fosil penting
air,
untukespenentuan
maupun lingkungan
angin. Seiring dengan batuan
sedimentasi berjalannya waktu organisme tersebut
yang mengandungnya.
tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan
sehingga organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Organisme ini lalu
mengalami proses petrifikasi, berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian
seluruh mineral penyusun tubuh organisme ini dengan mineral lain. Karena
material-material sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang
tertimbun semakin besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk
lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen bagian dari organisme
yang tidak resisten terhadap pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau
material-material sedimen yang lebih resisten. Organisme ini lalu mengalami
proses litifikasi yang merupakan perubahan organisme menjadi keras/membatu
dan menjadi fosil. Proses pemunculan fosil kepermukaan dipengaruhi oleh gaya
endogen dan mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat
lapisan sedimen yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik.
Kemudian dibantu dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang
membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam
lapisan batuan tersingkap ke permukaan dan dikenali sebagai fosil.
Jenis fosil yang diamati adalah Fragmen. Bentuk tubuh fosil ini adalah
Globular, yaitu fosil yang memiliki bentuk tubuh membulat. Adapun bagian tubuh
fosil yang dapat diamati adalah test yaitu bagian keseluruhan dari fosil dan
eksoderm yaitu lapisan luar yang keras dari tubuh fosil, endoderm berfungsi
sebagai perut dan alat pernafasan, oskulum adalah lubang yang berfungsi sebagai
anus, ostia yaitu lubang-lubang atau pori pada tubuh fosil dan spongosol adalah
rongga pada tubuh fosil.
Umur fosil ini Ordovisium – Trias (± 488-250 Juta tahun yang lalu) dan
lingkungan pengendapannya Laut dangkal, Neritik (0-200 m).Apabila ditetesi
dengan larutan HCl, fosil akan bereaksi dengan menimbulkan buih sehingga dapat
diketahui bahwa fosil mengandung Kalsium Karbonat (CaCO3).
Kegunaan fosil pada Spesies ini adalah sebagai penunjuk rekonstruksi
paleogeografi, sebagai penentu top dan bottom pada suatu lapisan yang
mengandungnya. Sedangkan kegunaan filum Porifera adalah sebagai fosil penting
untuk penentuan lingkungan sedimentasi batuan yang mengandungnya.
Referensi
http://mczbase.mcz.harvard.edu/name/Pygurus%20marmonti
https://www.biolib.cz/en/taxon/id296099/
https://paleobiodb.org/classic/checkTaxonInfo?taxon_no=33430&is_real_us
er=1
https://www.biolib.cz/en/taxon/id296409/
http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=569360
http://mczbase.mcz.harvard.edu/name/Micraster%20acutus
http://mczbase.mcz.harvard.edu/name/Cheirocrinus%20giganteus
http://fossiilid.info/6750
https://paleobiodb.org/classic/checkTaxonInfo?taxon_no=31760&is_real_us
er=1
http://fossilworks.org/?a=taxonInfo&taxon_no=31760
http://mczbase.mcz.harvard.edu/name/Eretmocrinus
https://paleobiodb.org/classic/checkTaxonInfo?taxon_no=31789&is_real_us
er=1
http://fossilworks.org/?a=taxonInfo&taxon_no=31760
http://mczbase.mcz.harvard.edu/name/Macrocrinus%20mundulus
Tinjauan Pustaka
http://www.artikelsiana.com/2015/07/porifera-pengertian-ciri-klasifikasi-
peranan.html
http://www.nafiun.com/2012/12/filum-porifera-siklus-hidup-ciri-ciri-
klasifikasi-reproduksi-contoh.html
https://www.tentorku.com/karakteristik-klasifikasi-porifera/
UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Muhammad Faizal
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI NIM : F 12 17 036
Acara 3 : Filum Porifera
TINJAUAN PUSTAKA
Phylum Porifera
Porifera merupakan bahasa latin porus =Pori, fer = membawa atau spons
adalah hewan multi seluler yang paling sederhana. Jadi Porifera merupakan
Binatang bersell banyak (multiselluler) yang sederhana di banding phylum
lainnya.
Tubuh forifera sudah terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi),
hal ini mencirikan organisme tersebut mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari
phylum Protozoa.
Perkembangbiakan Porifera
1. Sexual
Seljantan & betina dibentuk dalam mesenchyne & membentuk embryo,
emberyo>> spongocoel >> larva >>individu dewasa
2. Asexual
Secara vegetative atau dikenal dengan budding (bertunas) >>koloni
Tubuh Porifera
Bagian tubuh phylum ini, secara sederhana dapat digambarkan seperti
vas atau pot bunga dengan bagian atasnya yang terbuka dan menambatkan
diri pada bagian dasar
Dinding tubuhnya berlubang-lubang oleh banyak canal (saluran) yang
membuka keluar sebagai ostia.
Saluran-saluran membuka kedalam sebuah ruang tengah yang disebut
Spongocoel, dimana iamembuka keluar lewat osculum pada bagian atas
organism tersebut
Air masuk melalui saluran, lewat kedalam spongocoel dan
meninggalkan lewat osculum.
Pada saluran terdapat flagel yang berfungsi untuk menggerakkan air
agar dapat masuk kedalam spongocoel
1. Dasar
2. Stem/tangkai
3. Ectoderm (lapisanluar) yang keras, terhadap spine/node
4. Mesinchyne (cairan), berfungsi sebagai darah
5. Bulugetar, untuk menggerakkan air keluar melalui osculum
6. Canal :saluran air masukkedalamtubuh
7. Spongecoel :rongga dalam tubuh, terjadi proses Oamose
8. Osculum :lubang yang berfungsi sebagai anus
9. Endoderm (Gastrodermis) :sebagai perut & alat pernafasan
10. Spicule :terdapat di dalam Mesinchyne, merupakan masa pejal yang
berfungsi sebagai penguat & bersifat :
Calcareous : CaCO3 (putih)
Opaque Silica : H2Si3O7 (kuningkehitaman)
1. Kelas Calcarea
Ordo Homocoela
Ordo Heterocoela
2. Kelas Hexactinellida
Ordo Lyssacina
Ordo Dictyonina
3. Kelas Demospongia
Ordo Tertractinellida
Ordo Monaxonida
Ordo Keratosa
4. Kelas Pleospongia
Sub-klasMonocyatha
Sub-klasArchaeocyatha
Sub-klasAcanthocyatha
Sub-klas Uranocyatha
Klasifikasi diatas didasarkan atas sifat (terutama bentuk) dan komposisi dari
materi penyusun kerangka. Materi penyusun kerangka ini dalam bentuk hidup
maupun sebagai fosil, sedikitnya dipengaruhi oleh lingkungan dan cara
pertumbuhannya.
Kegunaanfosil Porifera
Hampir keseluruhan organisme porifera inihidup di laut, kecuali
family Spongillidae yang hidup di air tawar
Umumnya mempunyai kisaran umur panjang, sebagian pendek,
seperti Gyrtyocoelia (penting untuk Paleozoik)
Fosil ini penting untuk penentuan lingkungan sedimentasi batuan yang
mengandungnya.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhammad Faizal
PROGRAM STUDI TEKNIK
GEOLOGI NIM : F 121 17 036
Keterangan :
1. Test
2. Eksoderm
3. Endoderm
4. Oskulum
D V S 5. Ostia
6. Spongesol
No. Sampel : 04
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIA
Ordo : LITHISTIDA
Family : ASTYLOSPONGIDAE
Genus : Astylospongia
Spesies : Astylospongia sp.
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (Permineralisasi)
Bentuk : Globular
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat ( CaCO3)
Umur : Ordovisium – Devon (± 500-345 Juta tahun yang lalu)
L. Pengendapan : Laut Dangkal Neritik, (0-200 m)
Keterangan : Fosil dengan No.sampel 04 ini adalah berasal dari
Spesies Astylospongia sp, Genus Astylospongia, Family ASTYLOSPONGIDAE,
Ordo LITHISTIDA, Kelas DEMOSPONGIA dan Filum PORIFERA.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin. Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut
tertimbun oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan
sehingga organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Organisme ini lalu
mengalami proses petrifikasi, berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian
seluruh mineral penyusun tubuh organisme ini dengan mineral lain. Karena
material-material sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang
tertimbun semakin besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk
lapisan sedimen. Selama berada dalam lapisan sedimen bagian dari organisme
yang tidak resisten terhadap pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau
material-material sedimen yang lebih resisten. Organisme ini lalu mengalami
proses litifikasi yang merupakan perubahan organisme menjadi keras/membatu
dan menjadi fosil. Proses pemunculan fosil kepermukaan dipengaruhi oleh gaya
endogen dan mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat
lapisan sedimen yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik.
Kemudian dibantu dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang
membuat lapisan-lapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam
lapisan batuan tersingkap ke permukaan dan dikenali sebagai fosil.
Umur fosil ini Ordovisium – Devon (± 500-345 Juta tahun yang lalu) dan
lingkungan pengendapannya Laut Dangkal Neritik, (0-200 m). Apabila ditetesi
dengan larutan HCl, fosil akan bereaksi dengan menimbulkan buih sehingga dapat
diketahui bahwa fosil mengandung Kalsium Karbonat (CaCO3).
Jenis fosil yang diamati adalah Fragmen. Bentuk tubuh fosil ini adalah
Globular, yaitu fosil yang memiliki bentuk tubuh membulat. Adapun bagian tubuh
fosil yang dapat diamati pada bagian Dorsal adalah test yaitu bagian keseluruhan
dari fosil dan eksoderm yaitu lapisan terluar dari tubuh fosil. Pada bagian Ventral
bagian yang dapat diamati adalah endoderm yaitu lapisan dalam tubuh fosil dan
oskulum adalah lubang yang berfungsi sebagai anus. Pada bagian Sinistral bagian
tubuh fosil yang dapat diamati adalah ostia yaitu lubang-lubang atau pori pada
tubuh fosil dan spongesol adalah rongga pada tubuh fosil.
Kegunaan fosil pada Spesies ini adalah untuk penentuan biostratigrafi
juga untuk menentukan arah aliran sedimen . Sedangkan kegunaan filum Porifera
adalah sebagai fosil penting untuk penentuan lingkungan sedimentasi batuan yang
mengandungnya. Contoh : Keratosa dan Calcarea dijumpai pada laut dangkal
(kurang dari 450 m).
PRAKTIKAN ASISTEN