Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 4 : Coelenterata

V D S

KET :
1. Test 5. Mesoglea
2. Anus 6. Gastrodermis
3. Tentakel
4. Epidermis

NO. SAMPEL :1
FILUM : COELENTERATA
KELAS : ANTHOZOA
ORDO : SCLERACTINIA
FAMILI : PHARETRONIDAE
GENUS : Oculinidae
SPESIES : Oculina
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Branching
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium karbonat (CaCO3)
UMUR : Paleosen bawah (65-58 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut sedang (100-300 m)
KETERANGAN :
Pada fosil dengan nomor sampel 1. Hewan ini termasuk kedalam Filum CNIDARIA, Kelas
ANTHOZOA, Ordo SCLERACTINIA, Famili PHARETRONIDAE, Genus Oculinidae dan dengan nama
Spesies Oculina.
Proses pemfosilan dari fosil ini yaitu Petrifikasi karena pada saat setelah organisme ini
mati material-material sedimen akan mengalami transportasi, penumpukan dan pengendapan
pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat material terakumulasi, semakin
lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara terus menerus dan
mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil. Kemudian material
sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme beserta material
sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi
fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang
terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Penyebab fosil lingkungan laut dangkal ini naik ke permukaan karena dipengaruhi oleh
adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik permukaan.
Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es sehingga fosil ini
dapat ditemukan di atas permukaan.
Bentuk dari fosil ini ialah Branching yang memiliki banyak cabang. Bagian dari tubuh fosil
ini yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test, anus, tentakel, epidermis, mesoglea dan
gastrodermis. Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini
diperkirakan pada zaman Paleosen bawah (65-58 jt). Pada lingkungannya yaitu Laut sedang
(100-300 m).
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN MEYDINA ASTRA


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 4 : Coelenterata

V D S

KET :
1. Test 5. Mesoglea
2. Anus 6. Gastrodermis
3. Tentakel
4. Epidermis

NO. SAMPEL :2
FILUM : COELENTERATA
KELAS : ANTHOZOA
ORDO : SCLERACTINIA
FAMILI : CARYOPHYLLIIDAE
GENUS : Trochocyathus
SPESIES : Trochocyathus discus
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Radial
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium karbonat (CaCO3)
UMUR : Jura tengah (176-160 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut sedang (100-300 m)
KETERANGAN :
Pada fosil dengan nomor sampel 2. Hewan ini termasuk kedalam Filum COELENTERATA,
Kelas ANTHOZOA, Ordo SCLERACTINIA, Famili CARYOPHYLLIIDAE, Genus Trochocyathus dan
dengan nama Spesies Trochocyathus discus.
Proses pemfosilan dari fosil ini yaitu setelah organisme ini mati material-materialnya akan
mengalami transportasi, kemudian akan mengalami penumpukan dan pengendapan akibat
tekanan dari material sedimennya melalui pori-porinya yang akan mengecil dan digantikan oleh
material sedimen yang halus. Setelah itu organisme beserta material sedimennya akan mengalami
litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi fosil. Kemudian proses yang
dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang terjadi di dalam rongga
organismenya akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Radial yang memiliki kaki/tentakel. Bagian dari tubuh fosil ini
yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test, anus, tentakel, epidermis, mesoglea dan
gastrodermis. Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini
diperkirakan pada kala Jura tengah (176-160 jt). Pada lingkungannya yaitu Laut sedang (100-
300 m).
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN MEYDINA ASTRA


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 4 : Coelenterata

V D S

KET :
1. Test 5. Mesoglea
2. Anus 6. Gastrodermis
3. Tentakel
4. Epidermis

NO. SAMPEL :3
FILUM : COELENTERATA
KELAS : ANTHOZOA
ORDO : SCLERACTINIA
FAMILI : DENDROPHYLLIIDAE
GENUS : Endopachys
SPESIES : Endopachys grayi
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Radial
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium karbonat (CaCO3)
UMUR : Eosen bawah (55-50 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut sedang (100-300 m)
KETERANGAN :
Pada fosil dengan nomor sampel 3. Hewan ini termasuk kedalam COELENTERATA, Kelas
ANTHOZOA, Ordo SCLERACTINIA, Famili DENDROPHYLLIIDAE, Genus Endopachys dan dengan
nama Spesies Endopachys grayi.
Proses pemfosilan dari fosil ini yaitu Petrifikasi karena pada saat setelah organisme ini
mati material-material sedimen akan mengalami transportasi, penumpukan dan pengendapan
pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat material terakumulasi, semakin
lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara terus menerus dan
mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil. Kemudian material
sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme beserta material
sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi
fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang
terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Radial yang memiliki kaki/tentakel. Bagian dari tubuh fosil ini
yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test, anus, tentakel, epidermis, mesoglea dan
gastrodermis. Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini
diperkirakan pada zaman Eosen bawah (55-50 jt). Pada lingkungannya yaitu Laut sedang (100-
300 m).
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN MEYDINA ASTRA


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 4 : Coelenterata

V D S

KET :
1. Test 5. Mesoglea
2. Anus 6. Gastrodermis
3. Tentakel
4. Epidermis

NO. SAMPEL :4
FILUM : COELENTERATA
KELAS : ANTHOZOA
ORDO : RUGOSA
FAMILI : LOPHOPHYLLIDAE
GENUS : Lophophyllum
SPESIES : Lophophyllum profundum
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Conical
KOMPOSISI KIMIA : CaCO3 (kalsium karbonat)
UMUR : Karbon tengah (318-290 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut sedang (100-300 m)
KETERANGAN :
Pada fosil dengan nomor sampel 4. Hewan ini termasuk kedalam Filum COELENTERATA,
Kelas ANTHOZOA, Ordo RUGOSA, Famili LOPHOPHYLLIDAE, Genus Lophophyllum dan dengan
nama Spesies Lophophyllum profundum.
Proses pemfosilan dari fosil ini yaitu Petrifikasi karena pada saat setelah organisme ini
mati material-material sedimen akan mengalami transportasi, penumpukan dan pengendapan
pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat material terakumulasi, semakin
lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara terus menerus dan
mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil. Kemudian material
sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme beserta material
sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi
fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang
terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Radial yang memiliki kaki/tentakel. Bagian dari tubuh fosil ini
yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test, anus, tentakel, epidermis, mesoglea dan
gastrodermis. Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini
diperkirakan pada zaman Karbon tengah (318-290 jt). Pada lingkungannya yaitu Laut sedang
(100-300 m).
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN MEYDINA ASTRA


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 4 : Coelenterata

V D S

KET :
1. Test 5. Mesoglea
2. Anus 6. Gastrodermis
3. Tentakel
4. Epidermis

NO. SAMPEL :5
FILUM : COELENTERATA
KELAS : ANTHOZOA
ORDO : SCLERACTINIA
FAMILI : ACROPORIDAE
GENUS : Acropora
SPESIES : Acropora pulchra
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Branching
KOMPOSISI KIMIA : CaCO3 (kalsium karbonat)
UMUR : Pleistosen bawah (1,8-0,7 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal (0-30 m)
KETERANGAN :
Pada fosil dengan nomor sampel 5. Hewan ini termasuk kedalam Filum COELENTERATA,
Kelas ANTHOZOA, Ordo SCLERACTINIA, Famili ACROPORIDAE, Genus Acropora dan dengan nama
Spesies Acropora pulchra.
Proses pemfosilan dari fosil ini yaitu Petrifikasi karena pada saat setelah organisme ini
mati material-material sedimen akan mengalami transportasi, penumpukan dan pengendapan
pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat material terakumulasi, semakin
lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara terus menerus dan
mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil. Kemudian material
sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme beserta material
sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi
fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang
terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Branching yang memiliki banyak cabang. Bagian dari tubuh fosil
ini yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test, anus, tentakel, epidermis, mesoglea dan
gastrodermis. Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini
diperkirakan pada zaman Pleistosen (1,8-0,7 jt). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal (0-30
m)
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN MEYDINA ASTRA


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK
Ramadhan
GEOLOGI
NIM : F 121 16 076
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
Acara 4 : Coelenterata

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian filum Coelenterata
Coelenterata adalah filum dari kingdom hewan invertebrata (tanpa tulang belakang) yang
sering disebut dengan hewan berongga. Kata Coelenterata berasal dari dua kata bahasa
yunani, yaitu Coelom yang artinya rongga tubuh, dan enteron yang berarti usus, oleh
karena itu hewan ini juga sering disebut usus berongga. Seperti namanya, hewan ini
memiliki rongga tubuh berbentuk kantong yang berfungsi sebagai usus, untuk mencerna
dan mengedarkan makanan ke seluruh tubuh. Kebanyakan dari Coelenterata hidup di laut,
namun adapula yang hidup di air. Berdasarkan sifatnya terdapat dua jenis Coelenterata,
yaitu yang hidup menempel dan terikat pada tempat disebut polip, dan yang hidup bebas,
tidak terikat pada suatu tempat disebut medusa, coelenterata bersifat polip lebih dominan
dibandingkan medusa. Coelenterata yang telah teridentifikasi sekitar 10.000 spesies.
Coelenterata ada yang hidup berkoloni adapula yang hidup terpisah.

2. Struktur Tubuh Coelenterata


Coelenterata memiliki bentuk tubuh simetri radial, yaitu bagian yang sama didistribusikan
secara merata dalam susunan melinkar dari poros tengah. Hewan ini tidak memiliki kepala
dan segmen tubuh. Pada bagian atas tubuhnya terdapat tulang mulut (ostium) yang
dikelilingi oleh tentakel. Tentankel ini berbentuk seperti lengan dan jumlahnya tergantung
pada spesiesnya. Pada permukaan tentakel terdapat kapsul knidoblas yang beracun, di
dalamnya terdapat sel nematokis yang menyengat dan beracun. Tentakel memiliki fungsi
untuk alat penangkap mangsa, pertahanan Tubuh dan alat gerak.
Tubuh Colenterata Polip (terikat pada tempat) memiliki bagian kaki untuk
menempel pada tempatnya, sedangkan yang bersifat medusa (tidak terikat) tidak memiliki
kaki.
Pada Tubuh Coelenterata terdapat dua lapisan, yaitu lapisan luar (Ektoderm) dan
Lapisan Dalam (endoderm), lapisan luar disebut epidermis, dan lapisan dalam disebut
Gastrodermis, diantara kedua lapisan ini terdapat rongga yang disebut Mesoglea.
Lapisan luar (Ektoderm) atau epidermis berfungsi untuk melindungi tubuh dari
bahaya lingkungan, sedangkan lapisan dalam berperan dalam proses pencernaan. Sel-sel
pada lapisan dalam (endoderm) atau Gastroendermis berbatasan sistem pencernaan
berbentuk seperti kantong yang disebut Gastrosol. Makanan yang ditangkap oleh tentakel
akan dibawa masuk ke gastrosol, kemudian makanan tersebut akan dicerna dengan
bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel di gastroendermis. Pencernaan yang
berlangsung di Gastrosol disebut Pencernaan Ekstraseluler.
Hasil makanan yang telah dicerna oleh gastrosol kemudian akan diserap oleh sel-
sel gastroendermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut. Setelah makanan selesai dicerna,
sari dari makanan tersebut akan dibawa ke seluruh tubuh melalui proses difusi (yaitu
pertukaran zat dari konsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah). Pertukaran
oksigen dan karbon dioksida juga terjadi melalui proses difusi.

3. Klasifikasi Coelenterata
Berdasarkan sistem saluran air yang terdapat pada Porifera, hewan ini dibedakan atas tiga
tipe tubuh, yaitu tipa Ascon, tipe Sycon, dan tipe Rhagon.
1. Hydrozoa
Hydrozoa merupakan kelompok coelenterata yang hidupnya di air laut maupun air tawar
yang agak dangkal. Kata Hydozoa berasalah dari bahasa yunani, yaitu hydro yang artinya
air, dan zoa yang artinya hewan. Anggotanya dapat hidup soliter (menyendiri) dan dapat
juga hidup berkoloni. Umumnya yang hidup soliter bersifat polip (menetap pada satu
tempat), dan yang hidup soliter dapat bersifat polip maupun medusa. Umumnya
berukuran 0,5 6cm.
2. Scyphozoa
Scyphozoa merupakan kelompok coelenterata yang memiliki bentuk seperti mangkuk.
Kata Scyphozoa berasal dari bahasa yunani yaitu Scyphos yang artinya mangkuk, dan
Zoa yang berarti hewan. Scyphozoa lebih dominan bersifat medusa (hidup bebas) selama
siklus hidupnya. Ukuran tubuhnya sekitar 2 40 cm. Apabila hewan polip dari kelompok
ini bereproduksi secara aseksual, maka ia akan menghasilkan keturunan yang bersifat
medusa. Hewan yang paling dikenal dari kelompok ini adalah Ubur-Ubur.
3. Anthozoa
Anthozoa merupakan kelompok coelenterata yang memiliki tentakel beraneka warna
seperti bunga. Kata Anthozoa berasal dari bahasa yunani, yaitu antho yang artinya bunga
dan zoa yang artinya hewan. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, ia hanya
ditemukan dalam bentuk polip (hidup menetap pada satu tempat). Hewan ini biasanya
hidup di laut dangkal secara berkoloni atau soliter (menyendiri). Contoh hewan kelas ini
adalah hewan karang.

4. Sistem Organ Coelenterata


1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan berawal dari tentakel yang menangkap mangsa,
kemudian akan memasukannya ke dalam gastrosol, proses pencernaan dalam gastrosol
disebut pencernaan ekstraseluler, selanjutnya makanan diserap oleh sel Gastrodermis,
dicerna kembali dan sari makanan akan didistribusikan ke seluruh tubuh dengan cara
difusi (perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Sisa makanan akan
dimuntahkan kembali dari tempat masuknya, karena hewan ini tidak memiliki anus.
2. Sistem Pernapasan
Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi (perpindahan
zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah). Proses
ini dilakukan dengan memanfaatkan bagian kulit luar yang bersentuhan langsung dengan
air yang mengandung oksigen, pada lapisan gastroendermis juga terdapat struktur yang
berfungsi membantu terlaksananya proses respirasi coelentera, struktur ini disebut
sifinoglia.
3. Sistem Reproduksi
Coelenterata dapat berkembangbiak dengan cara seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual terjadi melalui pertemuan ovum dan sperma, reproduksi seksual
dilakukan oleh seluruh Coelenterata dengan sifat medusa (bebas), dan beberapa
coelenterata yang bersifat polip (tidak berpindah tempat). Sedangkan Reproduksi aseksual
terjadi dengan pembentukan tunas yang menempel pada bagian kaki, dan hanya dilakukan
oleh coelenterata yang bersifat polip (tidak berpindah tempat).
4. Sistem Persarafan
sistem persarafan sederhana berbentuk jala yang berfungsi untuk menanggapi
rangsangan dan mengatur gerakan. Sistem saraf diatur pada bagian mesoglea.
5. Ciri-ciri Coelenterata
Dari penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan coelenterata memiliki ciri sebagai
berikut :
Coelenterata merupakan hewan berongga dan rongga tersebut dimanfaatkan
sebagai usus untuk pencernaan makanan.
Memiliki tentakel yang mengandung kapsul kidnoblas, pada kapsul tersebut
terdapat sel nematosit yang menyengat dan beracun
Hewan yang dapat bersifat polip (hidup terikat pada satu tempat), adapula yang
bersifat medusa (Hidup bebas).
Tubuh memiliki lapisan luar (Ektoderm) dan lapisan dalam (Endoderm), diantara
kedua lapisan tersebut terdapat mesoglea yang berfungsi sebagai pusat sistem
persarafan.

Anda mungkin juga menyukai