0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan2 halaman
Resume kuliah ini membahas tentang fosil radiolaria dan pemanfaatannya. Radiolaria adalah organisme Protista bersel tunggal yang hidup sebagai plankton di lautan. Cangkang silika radiolaria yang mati akan terendap di dasar laut dan dapat digunakan untuk merekonstruksi struktur geologi, tata letak lempeng samudra, dan eksplorasi sumber daya alam. Fosil radiolaria digunakan di Indonesia untuk menentukan umur batuan,
Resume kuliah ini membahas tentang fosil radiolaria dan pemanfaatannya. Radiolaria adalah organisme Protista bersel tunggal yang hidup sebagai plankton di lautan. Cangkang silika radiolaria yang mati akan terendap di dasar laut dan dapat digunakan untuk merekonstruksi struktur geologi, tata letak lempeng samudra, dan eksplorasi sumber daya alam. Fosil radiolaria digunakan di Indonesia untuk menentukan umur batuan,
Resume kuliah ini membahas tentang fosil radiolaria dan pemanfaatannya. Radiolaria adalah organisme Protista bersel tunggal yang hidup sebagai plankton di lautan. Cangkang silika radiolaria yang mati akan terendap di dasar laut dan dapat digunakan untuk merekonstruksi struktur geologi, tata letak lempeng samudra, dan eksplorasi sumber daya alam. Fosil radiolaria digunakan di Indonesia untuk menentukan umur batuan,
Dosen Pembimbing Dr. Aang Panji Permana, S.T., M.T
Disusun oleh: Risky Umar 471420025 Kelas A
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2021 RESUME MIKROPALEONTOLOGI “MENGENAL FOSIL RENIK RADIOLARIA DAN PEMANFAATANNYA”
“Gunungan” pohon kehidupan Ernst Haeckel (1866) mengilustrasikan pembagian mahluk
hidup ke dalam tiga kerajaan: Plantae, Protista dan Animalia. Organisme Radiolaria sudah ditempatkan di bawah Kerajaan Protista. Whittaker (1969) mengusulkan pembagian mahluk Hidup ke dalam 5 (lima) kerajaan: Plantae, Fungi, Animalia, Protista, dan Monera. (Whittaker, R. H., 1969. Science, Vol. 163, Issue 3863, pp. 150-160). Eukaryote dibedakan dari Prokaryote karena memiliki inti sel/nucleus. Mikrofosil yang dipelajari dalam Mikropaleontologi berada di bawah Domain Eukaryote (Kingdom:Protista, Plantae, dan Animalia). Radiolaria, sebagai organisme Protista bersel tunggal mengawali hidupnya di lautan sebagai plankton. Plankton, dari kata planktos (Greek) yang berarti pengembara, bergerak kemana pun sesuai arus laut. Radiolaria disebut holoplankton artinya sejak lahir, dewasa, sampai mati tetep sebagai plankton. Radiolaria sudah ada di lautan sejak zaman Cambrian sampai sekarang. Berkembang biak dengan membelah diri. Dia heterotroph (tidak bisa membuat makanan sendiri). Serta non-motile atau tidak bisa bergerak aktif. Radiolaria berukuran 20-200m, hidup di kedalaman 50-400m. Radiolaria berasal dari kata radiolus (sinar matahari yang kecil). Berasal dari simetri radial atau duri-duri cangkang yang memancar radial. Fosil radiolaria biasanya diendapkan di lingkungan laut dalam. Wilayah cakupan pengendapan cangkang radiolaria, mulai dari sekitar MOR hingga palung subduksi. Cangkang silika radiolaria yang mati jatuh ke lantai Samudra melewati CCD. CCD = bidang imajiner pada kedalaman 3000-4000m. Kecuali cangkang silika radiolaria, semua bahan/cangkang mengandung karbonat (CaCO3) Iarutdi bawah CCD. Wilayah pengendapan cangkang radiolaria sudah dimulai di daerah sekitar MOR. Asosiasi batuan sedimen yangterbentuk di sekitar MOR adalah batugamping, batulempung merah dan rijang. Cara preparasi fosil radiolaria: 3- 5% larutan asam fluorida (HF, hydro-fluoric acid) → batuan keras: rijang, batuserpih,silikaan. 5- 10% larutan asam khlorida (HCI, hydro-chloricacid) > batuan karbonatan. 10%larutan hidrogen peroksida (H2O2) >batuan yang bersifat lunakatau rapuh. 1. Pecahkan batuan hingqa berukuran kerikil (1-2cm) 2. Masukan batuan kedalam wadah plastic 3. Tuanakan 3-5% larutan asam fluoride biarkan selama 12-24 jam 4. Saring residu menaqunakan dua tingkat saringan 250m dan 63m 5. Keringkan residu. Setelah kering simpan residu didalam botol kecil. 6. Radiolaria di dalam residu siap diamati di bawah mikroskop binoku ler. Di Indonesia Radiolaria digunakan untuk penentuan umur, penentuan lingkungan pengendapan, dan penafsiran baru dalam aspek geologi. Secara teknis radiolaria dapat dipergunakan untuk merekonstruksi struktur geologi, tektonik dan paleogeography; susunan asli (original succession) batuan campur-aduk; susunan ocean plate stratigraphy (OPS); dan eksplorasi migas pada satuan batuan Mesozoic. Masih sangat banyak batuan pembawa fosil radiolaria yang tersebar di Kepulauan Indonesia dan belum diteliti.