Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 7 : Artropoda

KET :
Cephalon Thorax
1. Glabella 7. Pleures
2. Fixiena 8. Axial Lobe
3. Librigena
4. Eye Pygidium
5. Occipital Ring 9. Ornamentation
6. Genal Spine 10. Posterior Spine

NO. SAMPEL :1
FILUM : ARTROPODA
KELAS : TRILOBITA
ORDO : PHACOPIDA
FAMILI : CHEIRURIDAE
GENUS : Ceraurus
SPESIES : Ceraurus Pleurexanthemus
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Elongate
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium Karbonat (CaCO3)
UMUR : Ordovisium bawah (460-452 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN :
Organisme ini termasuk ke dalam spesies Ceraurus Pleurexanthemus, genus Ceraurus,
famili CHEIRURIDAE, ordo PHACOPIDA, kelas TRILOBITA, filum ARTROPODA dan kingdom
Animalia.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara
terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil.
Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme
beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut
akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses
pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang
terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Elongate yaitu berbentuk lonjong vertikal yang memiliki
beberapa segmen. Bagian utama dari tubuh fosil ini terbagi 3 yaitu Cephalon (kepala) di antaranya
eye, glabella (jidat), fixigena (kulit di sekitar jidat), librigena (pipi), occipital ring (ruas di bawah
glabella) dan genal spine (tulang pada pipi), kemudian Thorax (perut) di antaranya axial lobe (ruas
pada perut) dan pleures (ruas di sisi perut), terakhir Pygidium (kaki) di antaranya ornamentation
(hiasan di sekitar ekor) dan posterior spine (tulang ekor). Umur dari fosil ini diperkirakan pada
zaman Ordovisium bawah (460-452 juta tahun yang lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Komposisi kimia dari tubuh/rangka luar fosil tersusun oleh Kalsium Karbonat (CaCO3).
Ruas-ruas pada kerangkanya sedemikian lentur sehingga memungkinkan Trilobita menggulung
dirinya menjadi berbentuk seperti bola. Sebagaimana dengan arthropoda yang lain, pertumbuhan
Trilobita dilakukan dengan jalan berganti rangka (molting). Seluruh kehidupannya dijalani di
dasar laut sering membuat lubang dan melata ketempat lain
Penyebab fosil lingkungan laut dangkal ini naik ke permukaan karena dipengaruhi oleh
adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik permukaan.
Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es sehingga fosil ini
dapat ditemukan di atas permukaan.
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN LA GUSLAN BUDIANTO


DAFTAR PUSTAKA

Fosil 1,2 dan 3

http://www.fossilmuseum.net/Tree_of_Life/PhylumArthropoda/ClassTrilobita.htm
https://www.earthlife.net/inverts/trilobita.html]
http://palaeos.com/metazoa/arthropoda/trilobita/index.html
https://www.trilobites.info/trilomorph.htm
http://www.trilobites.us/trilobite-morphology.htm
http://taxonomicon.taxonomy.nl/TaxonTree.aspx?id=104194&src=0
http://taxonomicon.taxonomy.nl/TaxonTree.aspx?id=104197&src=0
http://taxonomicon.taxonomy.nl/TaxonTree.aspx?id=90166&src=0

Fosil 4 dan 5

http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=1078
http://www.ucmp.berkeley.edu/arthropoda/crustacea/maxillopoda/ostracoda.html
http://keys.lucidcentral.org/keys/v3/TFI/start%20key/key/crustacea%20key/Media/HTML/O
stracoda.html
http://www.imas.utas.edu.au/zooplankton/image-key/ostracoda
http://tolweb.org/Ostracoda/6247
http://palaeo.gly.bris.ac.uk/Palaeofiles/Fossilgroups/ostracoda/Websiteostracoda.html
http://fossilworks.org/bridge.pl?a=taxonInfo&taxon_no=253938
http://fossiilid.info/5803
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 7 : Artropoda

KET :
Cephalon Thorax
1. Glabella 6. Pleures
2. Fixiena 7. Axial Lobe
3. Librigena 8. Dorsal Line
4. Eye
5. Genal Spine Pygidium
9. Ornamentation
10. Posterior Spine

NO. SAMPEL :2
FILUM : ARTROPODA
KELAS : TRILOBITA
ORDO : ASAPHIDA
FAMILI : TRINUCLEIDAE
GENUS : Cryptolithus
SPESIES : Cryptolithus Tesselatus
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Elongate
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium Karbonat (CaCO3)
UMUR : Ordovisium bawah (±460-449 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN :
Organisme ini termasuk ke dalam spesies Cryptolithus Tesselatus, genus Cryptolithus, famili
TRINUCLEIDAE, ordo ASAPHIDA, kelas TRILOBITA, filum ARTROPODA dan kingdom Animalia.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara
terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil.
Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme
beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut
akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses
pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang
terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Elongate yaitu berbentuk lonjong vertikal yang memiliki
beberapa segmen. Bagian utama dari tubuh fosil ini terbagi 3 yaitu Cephalon (kepala) di antaranya
eye (mata), glabella (jidat), fixigena (kulit sekitar jidat), librigena (pipi) dan genal spine (tulang
pada pipi), kemudian Thorax (perut) di antaranya axial lobe (ruas pada perut), dorsal line (garis
pada ruas perut) dan pleures (ruas di kedua sisi perut), terakhir Pygidium (kaki) di antaranya
ornamentation (hiasan)dan posterior spine (tulang ekor). Umur dari fosil ini diperkirakan pada
zaman Ordovisium bawah (±460-449 juta tahun yang lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut
dangkal.
Komposisi kimia dari tubuh/rangka luar fosil tersusun oleh Kalsium Karbonat (CaCO3).
Ruas-ruas pada kerangkanya sedemikian lentur sehingga memungkinkan Trilobita menggulung
dirinya menjadi berbentuk seperti bola. Sebagaimana dengan arthropoda yang lain, pertumbuhan
Trilobita dilakukan dengan jalan berganti rangka (molting). Seluruh kehidupannya dijalani di
dasar laut sering membuat lubang dan melata ketempat lain
Penyebab fosil lingkungan laut dangkal ini naik ke permukaan karena dipengaruhi oleh
adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik permukaan.
Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es sehingga fosil ini
dapat ditemukan di atas permukaan.
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN LA GUSLAN BUDIANTO


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 7 : Artropoda

KET :
Cephalon Thorax
1. Glabella 6. Pleures
2. Librigena 7. Axial Lobe
3. Eye 8. Dorsal Line
4. Occipital Ring
5. Genal Spine Pygidium
9. Posterior Spine

NO. SAMPEL :3
FILUM : ARTROPODA
KELAS : TRILOBITA
ORDO : PHACOPIDA
FAMILI : CALYMENIDAE
GENUS : Calymene
SPESIES : Calymene Celebra
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Elongate
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium Karbonat (CaCO3)
UMUR : Silur-Devon (±428-395 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN :
Organisme ini termasuk ke dalam spesies Calymene Celebra, genus Calymene, famili
CALYMENIDAE, ordo PHACOPIDA, kelas TRILOBITA, filum ARTROPODA dan kingdom Animalia.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara
terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil.
Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme
beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut
akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses
pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang
terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Elongate yaitu berbentuk lonjong vertikal yang memiliki
beberapa segmen. Bagian utama dari tubuh fosil ini terbagi 3 yaitu Cephalon (kepala) di antaranya
eye (mata), glabella (jidat), fixigena (kulit sekitar jidat), librigena (pipi) dan genal spine (tulang
pipi), kemudian Thorax (perut) di antaranya axial lobe (ruas pada perut), dorsal line (garis ruas
perut) dan pleures (ruas di kedua sisi perut), terakhir Pygidium (kaki) di antaranya posterior spine
(tulang ekor). Umur dari fosil ini diperkirakan pada zaman Silur-Devon (±428-395 juta tahun yang
lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Komposisi kimia dari tubuh/rangka luar fosil tersusun oleh Kalsium Karbonat (CaCO3).
Ruas-ruas pada kerangkanya sedemikian lentur sehingga memungkinkan Trilobita menggulung
dirinya menjadi berbentuk seperti bola. Sebagaimana dengan arthropoda yang lain, pertumbuhan
Trilobita dilakukan dengan jalan berganti rangka (molting). Seluruh kehidupannya dijalani di
dasar laut sering membuat lubang dan melata ketempat lain
Penyebab fosil lingkungan laut dangkal ini naik ke permukaan karena dipengaruhi oleh
adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik permukaan.
Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es sehingga fosil ini
dapat ditemukan di atas permukaan.
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN LA GUSLAN BUDIANTO


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 7 : Artropoda

KET :
1. Test 6. Ala
2. Tubercle 7. Eye Tubercle
3. Caudal Process 8. Dorsonedian
4. Reticulation Sulcus
5. Fossa

V D

NO. SAMPEL :4
FILUM : ARTROPODA
KELAS : OSTRACODA
ORDO : PALAEOCOPIDA
FAMILI : HOLLINELLIDAE
GENUS : Hollinella
SPESIES : Hollinella herrickana
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Bean-shaped
KOMPOSISI KIMIA : CaCO3 (kalsium karbonat)
UMUR : Devon-Perem (±360-252 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN :
Organisme ini termasuk ke dalam spesies Hollinella herrickana, genus Hollinella, famili
HOLLINELLIDAE, ordo PALAEOCOPIDA, kelas OSTRACODA, filum ARTROPODA dan kingdom
Animalia.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara
terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil.
Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme
beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut
akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses
pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang
terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Bean-shaped yaitu berbentuk seperti kacang yang transparan
dan memiliki antenna sebagai alat bantu gerak. Bagian dari tubuh fosil ini yang masih bisa dilihat
dari fosil ini ialah Test (keseluruhan tubuh fosil), Caudal process (sirip ekor), Tubercle (bagian
bulat menonjol, Ala (ekor yang tajam), Fossa (bercak pada kulit), Dorsonedian Sulcus (bagian
cekung), Eye Tubercle (kelopak mata) dan Reticulation (garis yang berjajar). Komposisi kimia dari
fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini diperkirakan pada zaman Devon-
Perem (±360-252 juta tahun yang lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Penyebab fosil lingkungan laut dangkal ini naik ke permukaan karena dipengaruhi oleh
adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik permukaan.
Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es sehingga fosil ini
dapat ditemukan di atas permukaan.
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN LA GUSLAN BUDIANTO


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 7 : Artropoda

KET :
1. Test 6. Outer Margin
2. Sensilla 7. Inner Margin
3. Muscle Scar
4. Socket
5. Tooth

V D

NO. SAMPEL :5
FILUM : ARTROPODA
KELAS : OSTRACODA
ORDO : PALAEOCOPIDA
FAMILI : BEYRICHIIDAE
GENUS : Beyrichia
SPESIES : Beyrichia Grogarniana
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Bean-shaped
KOMPOSISI KIMIA : CaCO3 (kalsium karbonat)
UMUR : Silur-Devon (±421-365 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Laut dangkal
KETERANGAN :
Organisme ini termasuk ke dalam spesies Beyrichia Grogarniana, genus Beyrichia, famili
BEYRICHIIDAE, ordo PALAEOCOPIDA, kelas OSTRACODA, filum ARTROPODA dan kingdom
Animalia.
Setelah organisme ini mati, material-material sedimen akan mengalami transportasi,
penumpukan dan pengendapan pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat
material terakumulasi, semakin lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara
terus menerus dan mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil.
Kemudian material sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme
beserta material sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut
akan menjadi fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses
pengawetan yang terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang
terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Bean-shaped yaitu berbentuk seperti kacang yang transparan
dan memiliki antenna sebagai alat bantu gerak. Bagian dari tubuh fosil ini yang masih bisa dilihat
dari fosil ini ialah test, sensilla (alat sensor), socket (pengait), tooth (gigi), muscle scar (otot pada
kulit), outer margin (lapisan luar) dan inner margin (lapisan dalam). Komposisi kimia dari fosil ini
ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini diperkirakan pada zaman Silur-Devon (±421-
365 juta tahun yang lalu). Pada lingkungannya yaitu Laut dangkal.
Penyebab fosil lingkungan laut dangkal ini naik ke permukaan karena dipengaruhi oleh
adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik permukaan.
Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es sehingga fosil ini
dapat ditemukan di atas permukaan.
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN LA GUSLAN BUDIANTO


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 7 : Artropoda

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian filum Artropoda
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, arthos yang artinya segmen/ruas dan poda yang
artinya kaki. Jadi, Arthropoda adalah hewan berkaki ruas. Semua jenis hewan yang termasuk filum
arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang berruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai
rangka luarnya.
Filum Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup
serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan
berbuku-buku. Empat dari lima bagian dari spesies hewan adalah Arthropoda, dengan jumlah di
atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian.
Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk
berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hamper 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui
orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya
adalah Peripetus di Afrika Selatan.

2. Klasifikasi Artropoda
1. Kelas Crustacea
Ciri-ciri Kelas Crustacea antara lain :
 Pada umumnya hidup di air laut, mulai dari pantai hingga di laut dalam. Namun, ada juga
yang hidup di air tawar dan di darat terutama di tempat-tempat yang lembab.
 Tubuhnya memiliki kepala yang menyatu dengan dada, disebut cephalothoraks.
 Cephalothoraks memiliki 5 pasang kaki dan terdapat 2 pasang antenna di anterior.
 Abdomen mempunyai segmentasi yang jelas dan terdapat telson pada ujungnya. Telson
adalah suatu segmen terakhir tubuh Crustacea setelah abdomen, membentuk ekor kipas.
Ada yang menganggap bahwa telson adalah segmen terakhir dari tagma abdomen, tetapi ada
pula yang menganggap bahwa telson bukan bagian dari tagma abdomen.
 Alat geraknya mengalami modifikasi, sesuai dengan fungsinya.
2. Kelas Myriapoda
Ciri-ciri Kelas Myriapoda antara lain :
 Semua anggotanya hidup di darat.
 Tubuhnya terdiri dari caput (kepala) yang memiliki sepasang antena, sepasang mata, dan 2
atau 3 pasang rahang.
 Badannya terbagi ke dalam ruas-ruas dengan ukuran yang relatif sama, masing-masing
memiliki sepasang kaki.
Kelas Myriapoda dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu Diplopoda dan Chilopoda.
3. Kelas Arachnida
Ciri-ciri Kelas Arachnida antara lain :
 Tubuh terbagi atas kepala yang menyatu dengan dada (cephalothoraks) dan perut
(abdomen).
 Bagian abdomen terdiri dari beberapa segmen, kadang-kadang cephalothoraks dan abdomen
menyatu.
 Pada cephalotoraks terdapat sepasang cheli cera (alat gerak pertama), sepasang pedipalpus
(alat gerak ke dua) yang berbentuk capit, dan 4 pasang kaki.
 Arachnida tidak mempunyai antena.
Kelas Arachnida diklasifikasikan menjadi 3 ordo, yaitu Scorpionida (kalajengking),
Araneida (laba-laba), dan Acarina (kutu tungau atau caplak).
4. Kelas Insecta
Di dalam filum arthropoda kelas insecta memiliki anggota terbesar dan bahkan ia menjadi
bagian terbesar dari filum animalia. Di bumi ini terdapat lebih dari 1 juta spesies yang
merupakan insecta.
 Tubuhnya terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, dada dan perut.
 Terdapat mata tunggal dan mata majemuk di kepalanya.
 Pada bagian dada terbagi menjadi 3 ruas yaitu protoraks, mesotorak, dan metatoraks.
 kaki dan sayap terletak di bagian dada
 kelas ini memiliki 3 pasang kaki.
 Memiliki sayap sepasang atau 2 pasang, beberapa insecta ditemukan tidak bersayap
 Ada yang hidup di darat, air tawar dan di laut.
 Ukuran tubuhnya beragam mulai dari paling kecil beberapa mm dan sampai yang besar
berukuran beberapa cm.
 Tipe mulutnya beragam ada yang menghisap, menusuk mengisap serta ada yang mengunyah.
 Menggunakan trakea yang bercabang cabang sebagai alat pernafasan.
 Mengalami metamorfosis sempurna maupun tidak sempurna.
 Menggunakan sistem saraf tangga tali.
 Sistem peredaran darahnya terbuka dimana darah tidak memiliki pigmen sehingga fungsinya
hanya untuk mengedarkan zat makana saja.
 Peredaran dan mengnakutan gas O2 dan Co2 menggunakan trakea.
Kelas insecta dapat dibagi lagi menjadi 2 subkelas yaitu :
a. Kelas Apterygota (serangga tidak bersayap)
 Ordo Protura
 Ordo Thysanura
 Ordo Collembola
b. Kelas Pterygota (serangga bersayap)
 Ordo Orthoptera
 Ordo Dermaptera
 Ordo Isoptera
 Ordo Anoplura
 Ordo Homoptera
 Ordo Hemiptera
 Ordo Odonata
 Ordo Odonata
 Ordo Neuroptera
 Ordo Lepidoptera
 Ordo Diptera
 Ordo Siphonoptera
 Ordo Coleoptera
 Ordo Hymenoptera
5. Kelas Trilobita
Trilobite adalah salah satu artropoda purbakala yang merupakan tetua dari para Trilobita–
serangga, laba-laba, udang, dan hewan sejenis lainnya. Trilobite adalah makhluk laut yang
menakjubkan, mereka memiliki tulang punggung berduri dengan simetrinya yang aneh.
Mungkin merupakan sesuatu yang luar biasa seandainya bisa melihat mereka merayap di
dasar lautan. Soalnya, trilobite dijuluki sebagai “butterflies of the ancient seas“.
Trilobite memiliki tubuh dengan cangkang yang sangat keras, hidup ratusan juta
tahun yang lalu di dasar lautan planet Bumi. Trilobite merupakan salah satu ‘lini depan’
dari evolusi makhluk penghuni Bumi, keberadaan mereka dianggap sebagai tanda bahwa
Bumi telah memasuki era Paleozoikum. Era dimana ikan akan bermunculan di lautan.
Salah satu keunikan dari trilobite adalah, meskipun hidupnya di laut, sejauh ini, dari tahun
ke tahun, penemuan-penemuan fossil mereka justru terjadi di gurun.

3. Peranan Arthropoda
 Crustacea
Dapat dijadikan sumber protein hewan dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Contoh: udang,
kepiting, lobster.
Dapat menjadi sumber makanan ikan bagi industri perikanan Contoh : Microcrustacea adalah
komponen pembentuk zooplankton
 Myriapoda
Hewan – hewan pada kelas ini dapat membantu dalam penguraian sampah organik menjadi lebih
cepat karena sampah – sampah tersebut akan diuraikan menjadi partikel yang lebih kecil Contoh:
luwing/lipan.
 Arachnida
Sementara itu kelas arachnida lebih banyak merugikan karena dapat menjadi ektoparasit pada
hewan ternak, ia juga sering mengotori rumah penduduk dengan sarangnya. Contoh : laba = laba
 Insekta
Kelas insecta yang begitu banyak anggotanya juga dapat bersifat ganda, ada yang menguntungkan
dan ada juga yang bersifat merugikan bagi manusia

4. Reproduksi Artropoda
Arthropoda umumnya memiliki jenis kelamin yang terpisah. Jantan akan melakukan
kopulasi untuk menyuntikkan sperma ke dalam tubuh betina dan pembuahan akan terjadi dalam
tubuh betina (internal). Hewan-hewan ini mampu menghasilkan telur dalam jumlah melimpah,
puluhan bahkan ratusan telur dapat dihasilkan dalam sekali proses perkawinan. Arthropoda
memiliki masa hidup yang bervariasi, semakin besar ukuran tubuhnya semakin panjang pula masa
hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai