Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Ira Kusuma Dani


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Paleontologi Nim : F 121 16 008
Acara 1: Pengenalan Fosil Dan Proses
Pemfosilan

Keterangan
1. Test
2. Body whorl
3. Spire
4. Spine
5. Suture
6. Apex

No. Sampel :1
Filum : MOLLUSCA
Kelas : GASTROPODA
Ordo : MESOGASTROPODA
Family : CASSIOPENIDAE
Genus : Cassiope
Spesies : Cassiope luxani
Proses Pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : Conical
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Umur : Eosen (44 - 55 juta tahun lalu)
Keterangan : Fosil ini berasal dari family Cassiopenidae, genus Cassiope dan spesies
Cassiope luxani. Ketika organisme ini mati, organisme ini kemudian tertransportasi oleh media
geologi misalnya air, kemudian terendapkan dan terakumulasi pada cekungan yang relatif stabil.
Material yang resisten terhadap pelapukan dan pengikisan tidak akan lapuk dan terkikis sedangkan
material yang tidak resisten akan mengalami pelapukan dan pengikisan. Lama-kelamaan material
sedimen yang menimbun semakin lama semakin tebal sehingga fosil yang tertimbun dibawahnya
mengalami tekanan yang semakin besar pula, material yang resisten terhadap tekanan akan tetap
dan tidak akan tergantikan dengan material yang lain, sedangkan material yang tidak resisten
terhadap tekanan akan tergantikan dengan material yang lebih resisten terhadap tekanan.
Pada saat yang bersamaan terjadi proses pemfosilan yaitu permineralisasi yang merupakan
pergantian sebagian tubuh fosil dengan mineral lain yang lebih resisten. Kemudian mengalami
kompaksi yang merupakan proses pemadatan material-material sedimen, sementasi yang merupakan
proses penyemenan atau pengikatan material-material sedimen yang berukuran lebih besar dengan
material-material yang berukuran lebih halus dan litifikasi yang merupakan proses pembatuan
menjadi batuan sedimen.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat berupa proses tektonik
dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa pergeseran lempeng baik lempeng yang saling
menunjam atau yang saling bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat
berupa erupsi vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan/up lift atau penurunan muka air laut/sea level change yang mengakibatkan
terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang merupakan tenaga yang berasal dari luar
bumi dapat berupa proses pelapukan, pengikisan yang menyebabkan tersingkapnya fosil ke
permukaan.
Adapun bentuk yang dijumpai pada fosil ini yaitu conical, yaitu berbentuk menyerupai kerucut.
Bagian-bagian yang masih dapat dijumpai yaitu test yang merupakan keseluruhan tubuh fosil. Body
whorl yang merupakan bagian atas tubuh fosil. Spire yang merupakan bagian bawah tubuh fosil.
Spine yang merupakan duri yang terdapat pada spire. Suture yang merupakan garis-garis yang
terdapat pada bagian luar tubuh Body whorl dan spire. Apex yang merupakan bagian ujung pada
aperture yang juga merupakan kamar pertama yang meruncing.
Fosil ini berkomposisi kalsium karbonat (CaCO3), yang diuji dengan meneteskan larutan HCl dan
bereaksi. Komposisi kimia inilah yang mengindikasikan bahwa organisme ini terendapkan pada laut
dangkal.
Fosil ini berumur Eosen (44 - 55 juta tahun lalu). Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur
relatif dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari
kehidupan masa lampau.

Catatan asisten Paraf asisten


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Ira Kusuma Dani
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Paleontologi Nim : F 121 16 008
Acara 1: Pengenalan Fosil Dan Proses
Pemfosilan

Keterangan
1. Test
2. Body whorl
3. Spire
4. Suture
5. Growth line

No. Sampel :2
Filum : MOLLUSCA
Kelas : PELECYPODA
Ordo : EULAMELLIBRANCHIATA
Family : CIRCOMPHALUSIDAE
Genus : Circomphalus
Spesies : Circomphalus strigillinus
Proses Pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : Biconveks
Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)
Umur : Miosen sampai Pliosen (22.5 – 3.2 juta tahun lalu)
Keterangan : Fosil ini berasal dari family Circomphalusidae, genus Circomphalus dan
spesies Circomphalus strigillinus. Ketika organisme ini mati, organisme ini kemudian
tertransportasi oleh media geologi misalnya air, kemudian terendapkan dan terakumulasi pada
cekungan yang relatif stabil. Material yang resisten terhadap pelapukan dan pengikisan tidak akan
lapuk dan terkikis sedangkan material yang tidak resisten akan mengalami pelapukan dan
pengikisan. Lama-kelamaan material sedimen yang menimbun semakin lama semakin tebal
sehingga fosil yang tertimbun dibawahnya mengalami tekanan yang semakin besar pula, material
yang resisten terhadap tekanan akan tetap dan tidak akan tergantikan dengan material yang lain,
sedangkan material yang tidak resisten terhadap tekanan akan tergantikan dengan material yang
lebih resisten terhadap tekanan.
Pada saat yang bersamaan terjadi proses pemfosilan yaitu permineralisasi yang merupakan
pergantian sebagian tubuh fosil dengan mineral lain yang lebih resisten. Kemudian mengalami
kompaksi yang merupakan proses pemadatan material-material sedimen, sementasi yang merupakan
proses penyemenan atau pengikatan material-material sedimen yang berukuran lebih besar dengan
material-material yang berukuran lebih halus dan litifikasi yang merupakan proses pembatuan
menjadi batuan sedimen.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat berupa proses
tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa pergeseran lempeng baik lempeng
yang saling menunjam atau yang saling bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas
vulkanik dapat berupa erupsi vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini
menyebabkan terjadinya pengangkatan/up lift atau penurunan muka air laut/sea level change yang
mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang merupakan tenaga yang
berasal dari luar bumi dapat berupa proses pelapukan, pengikisan yang menyebabkan tersingkapnya
fosil ke permukaan.
Adapun bentuk yang dijumpai pada fosil ini yaitu conveks, yaitu berbentuk cembung.
Bagian-bagian yang masih dapat dijumpai yaitu test yang merupakan keseluruhan tubuh fosil. Body
whorl yang merupakan bagian atas tubuh fosil. Spire yang merupakan bagian bawah tubuh fosil.
Suture yang merupakan garis-garis yang terdapat pada bagian luar tubuh Body whorl dan spire.
Growth line yang merupakan garis tumbuh yang terdapat pada Body whorl dan spire.
Fosil ini berkomposisi kalsium karbonat (CaCO3), yang diuji dengan meneteskan larutan
HCl dan bereaksi. Komposisi kimia inilah yang mengindikasikan bahwa organisme ini terendapkan
pada laut dangkal.
Fosil ini berumur Miosen sampai Pliosen yaitu 22.5 – 3.2 juta tahun lalu. Kegunaan fosil
ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan
pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Catatan Asisten Paraf Asisten


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Ira Kusuma Dani
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Paleontologi Nim : F 121 16 008
Acara 1: Pengenalan Fosil Dan Proses
Pemfosilan

Keterangan :
1. Test
2. Growth line
3. Aperture
4. Umblicus

No. Sampel :3
Filum : MOLLUSCA
Kelas : CEPHALOPODA
Ordo : TETRABRANCHIATA
Family : OXYTROPIDOCERASIDAE
Genus : Oxytropidoceras
Spesies : Oxytropidoceras sp.
Proses Pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : Spherical
Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)
Umur : Trias - Kapur (65 – 195 juta tahun lalu)
Keterangan : Fosil ini adalah spesies Oxytropidoceras sp., ordo Tetrabranchiata, kelas
Cephalopoda, filum Mollusca. Ketika organisme ini mati, organisme ini kemudian tertransportasi
oleh media geologi misalnya air, kemudian terendapkan dan terakumulasi pada cekungan yang
relatif stabil. Material yang resisten terhadap pelapukan dan pengikisan tidak akan lapuk dan
terkikis sedangkan material yang tidak resisten akan mengalami pelapukan dan pengikisan. Lama-
kelamaan material sedimen yang menimbun semakin lama semakin tebal sehingga fosil yang
tertimbun dibawahnya mengalami tekanan yang semakin besar pula, material yang resisten terhadap
tekanan akan tetap dan tidak akan tergantikan dengan material yang lain, sedangkan material yang
tidak resisten terhadap tekanan akan tergantikan dengan material yang lebih resisten terhadap
tekanan.
Pada saat yang bersamaan terjadi proses pemfosilan yaitu permineralisasi yang merupakan
pergantian sebagian tubuh fosil dengan mineral lain yang lebih resisten. Kemudian mengalami
kompaksi yang merupakan proses pemadatan material-material sedimen, sementasi yang merupakan
proses penyemenan atau pengikatan material-material sedimen yang berukuran lebih besar dengan
material-material yang berukuran lebih halus dan litifikasi yang merupakan proses pembatuan
menjadi batuan sedimen.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat berupa proses
tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa pergeseran lempeng baik lempeng
yang saling menunjam atau yang saling bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas
vulkanik dapat berupa erupsi vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini
menyebabkan terjadinya pengangkatan/up lift atau penurunan muka air laut/sea level change yang
mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang merupakan tenaga yang
berasal dari luar bumi dapat berupa proses pelapukan, pengikisan yang menyebabkan tersingkapnya
fosil ke permukaan.
Adapun bentuk yang dijumpai pada fosil ini yaitu Spherical, berbentuk menyerupai
lingkaran seperti obat nyamuk. Bagian-bagian yang masih dapat dijumpai yaitu Test yang
merupakan keseluruhan tubuh fosil. Growth line yang merupakan garis tumbuh yang terdapat pada
Body whorl dan spire. Aperture yang merupakan tempat masuknya air dan makanan ke dalam tubuh
(pada saat masih hidup). Umblicus yang merupakan bagian tengah yang merupakan pusat/titik
tumbuh.
Fosil ini berkomposisi kalsium karbonat (CaCO3), yang diuji dengan meneteskan larutan
HCl dan bereaksi. Komposisi kimia inilah yang mengindikasikan bahwa organisme ini terendapkan
pada laut dangkal.
Fosil ini berumur Trias sampai Kapur 195 – 65 juta tahun lalu. Kegunaan fosil ini yaitu
sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan
serta sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Catatan asisten Paraf asisten


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Ira Kusuma Dani
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Paleontologi Nim : F 121 16 008
Acara 1: Pengenalan Fosil Dan Proses
Pemfosilan

Keterangan :
1.Test
2.Growt Line
3.Body Whorl
4.Spire

No. Sampel :4
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIA
Ordo : ROTALIITIDA
Family : NUMMULITIDAE
Genus : Nummulites
Spesies : Numerous sp.
Proses Pemfosilan : Petrifikasi
Bentuk : Pipih
Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)
Umur : Silur – Devon (345 - 495 juta tahun lalu)
Keterangan : Fosil ini adalah spesies Numerous sp, ordo Rotalitida, kelas Demospongia,
filum Mollusca. Ketika organisme ini mati, organisme ini kemudian tertransportasi oleh media
geologi misalnya air, kemudian terendapkan dan terakumulasi pada cekungan yang relatif stabil.
Material yang resisten terhadap pelapukan dan pengikisan tidak akan lapuk dan terkikis sedangkan
material yang tidak resisten akan mengalami pelapukan dan pengikisan. Lama-kelamaan material
sedimen yang menimbun semakin lama semakin tebal sehingga fosil yang tertimbun dibawahnya
mengalami tekanan yang semakin besar pula, material yang resisten terhadap tekanan akan tetap
dan tidak akan tergantikan dengan material yang lain, sedangkan material yang tidak resisten
terhadap tekanan akan tergantikan dengan material yang lebih resisten terhadap tekanan. Pada saat
yang bersamaan terjadi proses pemfosilan yaitu permineralisasi yang merupakan pergantian
sebagian tubuh fosil dengan mineral lain yang lebih resisten. Kemudian mengalami kompaksi yang
merupakan proses pemadatan material-material sedimen, sementasi yang merupakan proses
penyemenan atau pengikatan material-material sedimen yang berukuran lebih besar dengan
material-material yang berukuran lebih halus dan litifikasi yang merupakan proses pembatuan
menjadi batuan sedimen.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat berupa proses tektonik
dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa pergeseran lempeng baik lempeng yang saling
menunjam atau yang saling bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat
berupa erupsi vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan/up lift atau penurunan muka air laut/sea level change yang mengakibatkan
terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang merupakan tenaga yang berasal dari luar
bumi dapat berupa proses pelapukan, pengikisan yang menyebabkan tersingkapnya fosil ke
permukaan.
Adapun bentuk yang dijumpai pada fosil ini yaitu Pipih, Bagian-bagian yang masih dapat
dijumpai yaitu Test yang merupakan keseluruhan tubuh fosil. Growth line yang merupakan garis
tumbuh yang terdapat pada Body whorl dan spire. Body whorl yang merupakan bagian atas tubuh
fosil. Spire yang merupakan bagian bawah tubuh fosil.
Fosil ini berkomposisi kalsium karbonat (CaCO3), yang diuji dengan meneteskan larutan
HCl dan bereaksi. Komposisi kimia inilah yang mengindikasikan bahwa organisme ini terendapkan
pada laut dangkal.
Fosil ini berumur Silur – Devon 345 - 495 juta tahun lalu. Kegunaan fosil ini yaitu sebagai
penentu umur relatif dari suatu lapisan sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta
sebagai bukti dari kehidupan masa lampau.

Catatan asisten Paraf Asisten


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Ira Kusuma Dani
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Paleontologi Nim : F 121 16 008
Acara 1: Pengenalan Fosil Dan Proses
Pemfosilan

Keterangan :
1.Oskulum
2.Test
3. Holfast
4. Ektoderm
5. Spongocoel
6. Ostia
No. Sampel :5
Filum : PORIFERA
Kelas : DEMOSPONGIA
Ordo : MONAXONIDA
Family : SPONGENIDAE
Genus : Sponge
Spesies : Sponge sp
Proses Pemfosilan : Pemineralisasi
Bentuk : Radial
Komposisi Kimia : Silikat
Umur : Devon Tengah (370 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan : Fosil ini merupakan filum Porifera, kelas Demospongia, ordo
Monaxonida, family Spongenidae, genus Sponge dan spesies Sponge sp. Mula-mula organisme ini
mati dan tertransportasi oleh agen geologi seperti air. Organisme harus terhindar dari proses
pembusukan. Kemudian organisme terendapkan bersama dengan material-material sedimen pada
sebuah cekungan yang relatif stabil. Lambat laun semakin banyak material sedimen yang
mengendap pada cekungan tersebut maka organisme akan menerima tekanan yang sangat kuat dan
sisa dari organisme tadi akan terkompaksi, sehingga mineral masuk ke dalam pori-pori organisme
tersebut sebelum tersementasi oleh material-material sedimen. Proses pemfosilannya berupa
permineralisasi. Permineralisasi merupakan proses perubahan dimana jika terjadi peroses perubahan
mineral menyebabkan pergantian secara menyeluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain yang
lebih resisten.
Proses tersingkapnya fosil ini di akibatkan dari adanya gaya endogen dan gaya eksogen. Gaya
endogen yang berupa tektonik yang mengubah lingkungan pengendapan dari laut menjadi darat dan
semua material sedimen terangkat ke permukaan. Setelah itu gaya eksogen berupa erosi dan
pelapukan. Erosi dan pelapukan batuan oleh agen geologi seperti air dan angin menyebabkan
material yang menutupi fosil tadi akan terkikis, sehingga lama kelamaan fosil akan tersingkap.
Adapun bagian-bagian fosil yang masih dapat di jumpai, Oskulum merupakan tempat keluar
dan masuknya makanan & air. Test merupakan bagian kesuluruhan dari fosil. Holdfast merupakan
bagian tempat tertambatnya organisme. Ektoderm merupakan dinding bagian luar. Spongocoel
merupakan saluran tengah tubuh fosil. Ostia merupakan lubang atau pori berukuran kecil yang
berfungsi untuk mengeluar masukkan air.
Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Silikat hal ini dapat dibuktikan bila ditetesi oleh
HCl fosil ini tidak bereaksi. Berdasarkan komposisi kimianya maka dapat disimpulkan bahwa fosil
ini terendapkan di laut dangkal. Menurut skala waktu geologi, fosil ini hidup pada zaman Devon
Tengah (370 juta tahun yang lalu).
Manfaat dari fosil ini sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan sedimen dan lingkungan
pengendapan,menjadi bukti dari kehidupan masa lalu,penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi
dan kedalaman sedimentasi, sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeopgrafi, sebagaipenentu top dan
bottom pada suatu lapisan yang mengandungnya. Selain itu juga untuk penentuan biostratigrafi juga
untuk menentukan arah aliran sedimen dan untuk mengetahui korelasi batuan.

Catatan Asisten Paraf Asisten


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Ira Kusuma Dani
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Paleontologi Nim : F 121 16 008
Acara 1: Pengenalan Fosil Dan Proses
Pemfosilan

1.1 TEORI RINGKAS


Fosil ( bahasa latin : fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah bekas-
bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini
harus segera tertutup sedimen. secara singkat syarat-syarat suatu benda di definisikan /disebut fosil harus
sebagai berikut:
1. Sisa-sisa organisme.
2. Terawetkan secara alamiah.
3. Pada umumnya padat/kompak/keras.
4. Berumur lebih dari 10.000 tahun.
Fosilisasi / proses pemfosilan adalah semua proses yang melibatkan penimbunan hewan atau
tumbuhan dalam sedimen yang terakumulasi serta pengawetan ( seluruh atau sebagian ) maupun pada jejak-
jejaknya.. Syarat – syarat terjadinya fosilisasi :
1. Mahkluk hidup yang mati tidak menjadi mangsa mahkluk lainnya.
2. Punya bagian tubuh seperti rangka (tulang/gigi) yang keras (resisten)
3. Rongga-rongga pada bagian yang keras terisi oleh zat kerisik sehingga struktur kimianya berubah tanpa
mengubah struktur fisik.
4. Terkondisikan dengan pengawetan oleh Es atau salju
5. Organisme mengalami penutupan / kejatuhan oleh Getah
6. Organisme berada pada lingkungan Anaerob (tida ada kandungan oksigen)
Faktor – faktor penghambat fosilisasi adalah suatu kondisi di mana mahkluk hidup yang mati tdak
akan menjadi fosil karena terganggu proses pemfosilanya yang disebabkan oleh :
1. Setelah mahkluk hiudp mati, organisme tersebut di makan oleh pemangsa
2. Setelah mahkluk hiudp mati, organisme tersebut di uraikan oleh bakteri pembusuk
3. Adanya pengaruh lamanya pengendapan atau proses sedimentasi
4. Pegaruh besarnya butir pada material sediment yang merusakkan fosil
5. Pengaruh dari proses – proses geologi yang berakibatkan merusak calon fosil (contoh : kekar, sesar,
intrusi magma dll)
6. Adanya pengaruh dari zat – zat kimia yang merusakkan fosil (contoh : zat yang dapat melarutkan dan
menghancurkan fosil dll)
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Ira Kusuma Dani
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Paleontologi No. MHS : F 121 16 008
Acara 1: Pengenalan Fosil Dan Proses
Pemfosilan

Asal usul dari Fosil (dengan tinjauan tempat dan proses hidup sampai pemfosilannya) di bagi
menjadi dua yaitu :
1. Biocoenoses : fosil yang dari masa hidupnya ,lalu mati sampai terfosilkannya berada di tempat yang
sama
2. Thanatocoenoses : fosil yang dari masa hidupnya ,lalu mati sampai terfosilkannya berada di tempat
yang berbeda

Jenis – jenis pemfosilan di tinjau dari sifat terbentuknya fosil serta bentuk fosil yang terawetkan,
maka jenis-jenis pemfosilan di bagi menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Fosil yang tidak terminineralisasikan : Kondisi pemfosilan yang tidak ada campur tangan mineral yang
masuk dalam fosil (sangat mirip dengan kondisi awal saat hidup)
 Fosil yang tidak mengalami perubahan : fosil yang mendekati dengan kondisi diwaktu fosil tersebut
masih hidup. Ini disebabkan oleh proses pemfosilan yang terjadi di lingkungan yang sangat ekstrim.
Contoh : mammoth dalam kondisi utuh
 Fosil yang terubah sebagian : fosil yang ditemukan drngan bentuk tidak utuh dan hanya tertinggal
dalam bentuk bagian – bagian tubuh yang keras. Contoh : taring, tulang, kuku, cangkang dll.
 Distilasi atau hasil karbonisasi : hilangnya zat – zat kimia di dalam tubuh mahkluk hidup yang
terfosilkan dan meninggalkan sisa/residu karbon yang kemudian terkumpul dan terakumulasi. Contoh
: Batu bara.
 Amber : suatu kondisi dimana suatu mahkluk hidup yerfosilkan karena terperangkap oleh getah
tanaman . ciri – ciri dari amber adalah fosil yang terjadi bila di keluarkan dari amber akan terasa
lunak dan kondisinya masih bagus seperti aslinya. Contoh : serangga yang terjebak di dalam getah
pohon pinus.

2. Fosil yang termineralisasikan : adanya penambahan , pengurangan atau penggantian (seluruh atau
sebagian) zat-zat penyusun pada fosil. Contoh :
 Replacement : penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral lain lain (tak terlihat lagi struktur
dari fosil dan hanya bentuknya yang masih sama )
 Histometabasis : penggantian sebagian bagian fosil dengan mineral lain(struktur mikroskopisnya
masih terpelihara dan nampak dengan jelas mineral-mineral penggantinya )
 Permineralisasi : proses masuknya mineral – mineral lain melewati celah / pori dalam tubuh mahkluk
hidup tetapi tidak merusak fosil ( material penyusun fosil tetap )
 Dehydase / Leaching / Pelarutan : adanya pelarutan dinding fosil oleh air tanah
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Ira Kusuma Dani
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Lembar Pengamatan Praktikum Paleontologi No. MHS : F 121 16 008
Acara 1: Pengenalan Fosil Dan Proses
Pemfosilan

3. Pemfosilan yang lain : adanya sisa – sisa aktifitas maklukhidup purba yang menjadi fosil dalam betuk
jejak –jejak kehidupan yaitu :
 Eksternal mold : bagian luarnya terisi oleh lempung
 Internal mold : bagian dalamnya terisi oleh lempung
 Trail : cetakan aktifitas bagian tubuh (selain kaki) seperti cetakan ekor hewan
 Track : sama dengan trail tapi ukurannya lebih besar
 Burrow : lubang tempat hasil kegiatan mahkluk hidup seperti sisa rumah cacing/serangga
 Koprolit : kotoran dari hewanyang menjadi fosil
 Gastrolit : fosil yang pernah tertelan oleh hewan
 Cast : jejak hewan yang terisi zat lain, sedangkan hewan tersebut tidak ada
 Impression : jejak bertekanan rendah, biasanya tercetak oleh tumbuhan

Catatan Asisten Paraf Asisten


UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Ira Kusuma Dani
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI No. MHS : F 121 16 008
Lembar Pengamatan Praktikum Paleontologi
Acara 1: Pengenalan Fosil Dan Proses
Pemfosilan

Catatan Asisten Paraf Asisten


DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013. http://www.slideshare.net/hpebrianti/molusca

Anonim.2013http://id.wikipedia.org/wiki/gastropoda

Buku panduan makropaleontologi sekolah menegah atas kejuruan negri 2 depok Yogyakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

http://www.scribd.com/doc/90288475/Kuliah-Paleontologi-Umum

Anda mungkin juga menyukai