Anda di halaman 1dari 17

RESUME INDIVIDU

KEGIATAN EKSKURSI

EKSKURSI PENGANTAR ILMU KEBUMIAN DAN ENERGI

Oleh:

LIANNETHEA NARISKA PUTRI

071001500071

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2018
RESUME INDIVIDU

KEGIATAN EKSKURSI

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Lulus Mata Kuliah

Ekskursi PTKE Pada Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas

Teknologi Kebumian Dan Energi Universitas Trisakti

Oleh

LIANNETHEA NARISKA PUTRI


071001500071

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2018
RINGKASAN

27 Mei 2018 lalu, Mahasiswa dari Fakultas Teknologi Kebumian Energi


melakukan kegiatan Ekskursi dengan mengunjungi Museum Geologi Bandung dan
Stone Garden Padalarang. Kegiatan ini secara khusus dimaksudkan untuk membuka
wawasan mahasiswa mengenai pengetahuan di luar kelas khususnya lingkungan di luar
kelas. Dalam kegiatan tersebut seluruh siswa diwajibkan membuat laporan perjalanan
ekskursi yang menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan sebagai pertanggung jawaban
dan sebagai media pembelajaran bagi para siswa peserta ekskursi.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
berjudul Sejarah Perminyakan Di Indonesia. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Ekskursi Pengantar Ilmu Kebumian Dan Energi.

Atas bimbingan dari dosen dan kerja sama teman-teman maka disusunlah
makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi
kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas saya di perkuliahan. Dan
diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.

Dalam menyusun makalah ini, saya banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak, maka saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik mungkin.

Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam


makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik.

Jakarta, 22 Juni 2018

Liannethea Nariska Putri

ii
DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

BAB II KEGIATAN EKSKURSI PTKE ................................................................2

2.1 Ruang Sejarah Kehidupan ..................................................................................2

2.2 Stone Garden Padalarang ...................................................................................6

BAB III PENUTUP................................................................................................10

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................10


3.2 Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Ruang Sejarah Kehidupan ..................................................................................2

2.2 Era Palezoik .......................................................................................................4

2.3 Era Mesozoikum ................................................................................................5

2.4 Stone Garden Geopark .......................................................................................7

2.5 Bukit Tinggi Stone Garden ................................................................................8

2.6 Batuan Gamping Stone Garden ..........................................................................9

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Museum Geologi yang terletak di Bandung ini diresmikan pada 16 Mei 1929.
Museum ini semula merupakan laboratorium yang memiliki ragam koleksi batuan,
mineral, meteorit, fosil, dan artefak. Koleksi – koleksi tersebut telah dikumpulkan sejak
abad 18. Museum Geologi terletak di Jalan Diponegoro, tidak jauh dari Gedung Sate.
Dari sini dapat diperoleh berbagai informasi yang berhubungan dengan ruang lingkup
geologi. Di antara benda-benda yang menjadi koleksinya adalah fosil tengkorak
manusia pertama di dunia, fosil-fosil kerangka binatang pra-sejarah, batu bintang
seberat 156 kg yang jatuh pada 30 Maret 1884 di Jatipelangon, Madiun.

Sebagai sebuah monumen bersejarah, museum ini dianggap sebagai


peninggalan nasional dan berada di bawah perlindungan pemerintah. Museum ini
menyimpan dan mengelola materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan,
mineral, yang dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.

1.2 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dilaksanakan kegiatan Ekskursi PTKE ini ialah:


a. Untuk mengetahui Pengamatan Sejarah Bumi (Museum Geologi).
b. Untuk mengetahui Obyek Pengamatan Stone Garden Padalarang.
c. Untuk mengetahui Obyek Pengamatan Batu – batuan dan mineral.

1
BAB II

KEGIATAN EKSKURSI PTKE

2.1 Ruang Sejarah Kehidupan

RUANG SEJARAH KEHIDUPAN

Gambar 2.1 Ruang Sejarah Kehidupan

Sejarah kehidupan dibumi dapat diungkap melalui fosil. Fosil telah menjadi
bukti yang paling kuat untuk menjelaskan tentang kejadian makroevolusi.

2
3

Makroevolusi merupakan perubahan dalam skala besar diatas tingkatan spesies


yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Kebanyakan fosil ditemukan
tertanam dalam batuan sedimen. Melalui proses alami yang panjang, sedimen-sedimen
dapat tersusun secara berlapis-lapis membentuk strata (tingkatan).

Setiap lapisan strata, disebut catatan fosil berguna bagi ilmuwan untuk
menjelaskan sejarah kehidupan dibumi. Studi khusus yang mempelajari catatan fosil
disebut paleontology. Umur fosil dapat dihitung dengan cara menentukan umur relative
dan umur absolute. Umur relative ditentukan berdasarkan letak fosil di dalam strata.
Seluruh strata yang mengandung fosil yang di anggap mempunyai umur yang sama.

Berdasarkan fosil-fosil yang telah ditemukan dan ditentukan usianya, para ahli
geologi membagi sejarah kehidupan dibumi menjadi 4 era tertentu, yaitu:

a. Era Prekambia

Bumi berdasarkan pengetahuan terbaru dibentuk pada 4560 Ma (million years


ago) Kambrium dimulai pada 542 Ma. Maka, pra-Kambrium berlangsung dari 4560-
542 Ma, atau meliputi sekitar 7/8 sejarah Bumi. Kurun Fanerozoikum (Phanerozoic)
542 Ma-sekarang adalah kurun biostratigrafi, dimulai dengan melimpahnya fosil akibat
Cambrian Explosion terus sampai ke zaman Kenozoikum. Pembagiannya ke dalam
masa, zaman, kala, dan tingkat (stage, pembagian internasional) adalah didasarkan
kepada biostratigrafi.

Sementara itu, pembagian waktu praKambrium didasarkan kepada


geokronometri isotop-isotop radioaktif pada mineral, batuan, dan kerak yang ditemui.
Bisa dipahami sebab kehidupan pada pra-Kambrium sangat minimal dan baru
berkembang. Seperti telah kita ketahui, secara garis besar waktu geologi dibagi menjadi
tiga kurun (eon): Arkeum (Archean), Proterozoikum, dan Fanerozoikum. Pra-
Kambrium bukan istilah stratigrafi normal di dalam Skala Waktu Geologi, ia hanya
menunjuk kepada semua batuan dan peristiwa sebelum Kambrium. Pra-Kambrium
meliputi Kurun Arkeum dan Kurun Proterozoikum
4

Gambar 2.2 era palezoik

b. Era Paleozoik

Era paleozoik berlangsung selama lebih dari 300 juta tahun. Keadaan bumi
belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Pada zaman
inilah dimulainya tanda-tanda kehidupan dimulai dengan makhluk-makhluk bersel satu
(mikroorganisme) dan hewan-hewan tak bertulang punggung, jenis-jenis ikan,
ganggang, serta rumput-rumputan. Semua ini diketahui dari sisa-sisanya yang disebut
fosil. Zaman ini disebut juga zaman primer (zaman pertama). Beberapa kejadian
penting yang terjadi dalam kurun waktu tersebut adalah tiga kepunahan masa utama.
5

Gambar 2.3 zaman mesozoikum

c. Era Mesozoik

Mesozoikum adalah salah satu dari tiga era geologi pada eon Fanerozoikum.
Pembagian waktu menjadi era ini diawali oleh Giovanni Arduino pada abad ke-18,
walaupun nama asli yang diberikannya untuk Mesozoikum adalah Sekunder
(menjadikan era modern 10 menjadi Tersier). Era yang berlangsung antara
Paleozoikum dan Kenozoikum ini sering pula disebut Zaman Kehidupan Pertengahan
atau Zaman Dinosaurus, mengikuti nama fauna yang dominan pada masa itu.
Mesozoikum ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua-benua
secara perlahan mengalami pergeseran dari saling menyatu satu sama lain menjadi
seperti keadaannya saat ini. Pergeseran ini menimbulkan spesiasi dan berbagai
perkembangan evolusi penting lainnya. Iklim hangat yang terjadi sepanjang periode
juga memegang peranan penting bagi evolusi dan diversifikasi spesies hewan baru.
Pada akhir zaman ini, dasar-dasar kehidupan modern terbentuk. Era Mesozoik berkisar
antara 248 juta hingga 65 juta tahun yang lalu. Era ini sering disebut “jaman
dinosaurus” yang berawal dengan banyaknya dunia daratan di atas lautan. Pada jaman
ini lautan membanjiri Amerika barat daya menyebabkan pecahnya Pangaea dan
6

memulai pembentukan samudera Atlantik. Lempeng Amerika utara mulai menggeser


lempeng Pasifik sehingga Pegunungan di Amerika Barat daya mulai terbentuk.
Kehidupan pada masa Mesozoik merupakan kehidupan dari yang selamat setelah
kepunahan jaman Paleozoik besar

d. Era Senozoik

Senozoik adalah era terakhir dari tiga era klasik geologi. Era ini berlangsung
selama 65,5 juta tahun sampai sekarang, setelah peristiwa kepupusan Kapur-Tertier
pada akhir Kapur yang menandakan kepupusan dinosaur tanpa bulu dan berakhirnya
era Mesozoik. Senozoik dibagi menjadi dua zaman; Paleogen dan Neogen, yang dibagi
lagi menjadi beberapa kala (epoch). Paleogen terdiri dari Paleosen, Eosen, dan
Oligosen, sedangkan Neogen terdiri dari Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen,
yang berlangsung hingga kini.

2.2 Stone Garden Padalarang

Setelah mengunjungi Museum Geologi, penulis menuju ke daerah geowisata


lainnya, yaitu Stone Garden Padalarang. Stone Garden ini merupakan daerah hamparan
tanah yang luas dimana diisi oleh formasi bebatuan yang indah dengan bentuk artistik
dari jutaan tahun lalu. Kawasan ini diketahui berada di areal sekitar kurang lebih dua
hektar dan ketinggian 908 Mdpl.
7

Gambar 2.4
Stone Garden Geopark

Di Stone Garden ini dapat kita perhatikan bagaimana bentuk-bentuk batu tersebut
terlihat begitu unik, memiliki rongga-rongga seperti karang yang berada di dasar laut.
Berdasarkan literatur yang ada, bebatuan yang terhampar di sepanjang pandang
wisata Stone Garden merupakan jenis batu Karst. Karst sering di kenal dengan nama
“Batu Gamping” yaitu batuan endapan yang terbentuk di dasar lautan dan disusun oleh
berbagai cangkang binatang laut dalam kurun waktu jutaan tahun. Melalui proses
geologi akhirnya endapan batu tersebut terangkat ke permukaan laut dan membentuk
daratan atau pegunungan batu gamping. Bahkan di beberapa batu penulis dapat
menemukan fosil-fosil kerang yang menempel dan terbentuk tentunya hal tersebut
mengindikasikan jika memang pada masa lalu bukit tinggi tersebut merupakan bagian
dari sebuah dasar laut.

Kapur atau batu kapur yang sejak zaman dulu ditambang berasal dari batu
gamping. Batu gamping Citatah usianya mencapai 30 juta tahun dan sebagian sudah
mengalami metamorfosis menjadi batu marmer. Berdasarkan interaksi dengan Guide
8

Stone Garden, penulis mengetahui bahwa kadar CACO3 pada batuan ini tinggi serta
dominan terbentuk dari inti terumbu karang, sehingga sangat baik bila dijadikan bahan
pembuat semen karena diwilayah kawasan ini banyak dijumpai aktivitas penambangan
batu kapur.

Gambar 2.5
Bukit Tinggi Stone Park
9

Gambar 2.6
Batuan Gamping Stone Park

Berdasarkan sumber informasi objek wisata Stone Garden Geopark,


kawasan Karst Citatah termasuk kawasan warisan tertua di pulau Jawa. Terbentang
sepanjang 6 Km dari Tagog Apu hingga wilayah Selatan Rajamandala. Jajaran gunung
batu ini terbentuk pada Zaman Miosen yakni sekitar 20-30 juta tahun silam.
Selanjutnya oleh kegiatan air yang umumnya air hujan yang mengandung senyawa
CO2, terjadilah proses kimiawi hingga membentuk rongga-rongga berbagai bentuk dan
ukuran dalam kurun waktu ribuan tahun atau lebih.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah melakukan observasi di Museum Geologi Bandung dan Stone Garden


Padalarang, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam aspek geologi terdapat proses
geologis untuk membentuk muka bumi dan struktur dalamnya. Karena pergerakkan
bumi beserta proses – proses geologisnya, maka terbentuklah beragam batuan dan
mineral yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Contohya mineral dan batuan
pembentuk sumber energy seperti minyak bumi, gas bumi, panas bumi, serta material
tambang lainnya. Pada daerah geowisata Stone Garden, para pengunjung yang hendak
berwisata untuk menikmati kekayaan alam disuguhkan dengan karya agung; hamparan
& bentangan bebatuan yang menggunung tinggi hasil dari proses alam yang sangat
panjang melawati waktu berjuta tahun yang lalu. Untuk itu pemanfaatan dari sumber
daya geologi perlu dikelola dengan baik dan tidak dieksploitasi secara berlebihan.
Sehingga adanya undang-undang atau peraturan mengenai sumber daya geologi sangat
bermanfaat bagi pemanfaatan dan kepengelolaannya.

3.2 Saran

Kita sebagai generasi muda hendaklah menjaga sejarah bangsa kita, khususnya
pada unsur sejarah yang terdapat di Museum Geologi Bandung dan Stone Garden ini.
Penulis berharap kedua geowisata ini tetap terawat dan dijaga kebersihannya, sehingga
dapat memudahakan pengunjung untuk lebih paham dan mengerti tentang sejarah-
sejarah yang terdapat pada kedua geowisata ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. https://blog.act.id/pengertian-dan-macam-bencana-alam-geologi
2. http://pusatkrisis.kemkes.go.id/bencana-alam-yang-terjadi-akibat-faktor-
geologi
3. http://www.sumbarprov.go.id/details/news/8753
4. https://www.sobatgeo.me/2017/01/pertambangan-bijih-logam-dan-
manfaatnya.html
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Geologi_Bandung

11

Anda mungkin juga menyukai