Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud
Melakukan pengaamatan tentang lingkungan hidup dari fosil yang di
deskripsi.
Melakukan pengamatan tentang umur geologi dari fosil yang di deskripsi.
Melakukan klasifikasi penamaan fosil.

1.2 Tujuan
Dapat mengetahui lingkungan hidup dari fosil yang di deskripsi
Dapat menginterpretasikan umur geologi dari fosil yang di deskripsi.
Dapat mengetahui nama fosilnya dan taksonominya

1.3 Waktu pelaksanaan Praktikum


Hari/tanggal : Rabu, 6 September 2017
Waktu : 18.30 WIB - Selesai
Tempat : Ruang 202 Gedung Pertamina Sukowati Teknik
Geologi Universitas Diponegoro

1
BAB II
HASIL DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI
FAKULTAS TEKNIK ACARA : Brachiopoda & Molusca
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : X1
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Giri Aminulloh 21100116130079 1 Samalirhvnchia africana
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Rabu, 13 September 2017 19.30 Zuhdi Azmi Phylum Brachiopoda
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Rynchonellata
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Rhynchonnelidae
(maket) Famili Tetrarynchiidae
Dorsal Ventral Poriferal

Fosil ini memiliki warna putih kecoklatan dan berdimensi (11x 10x 5) cm.
Fosil ini merupakan bagian dari tubuh dari suatu hewanl sehingga fosil ini
berjenis fragmen hewan. Sedangkan proses pembentukkannya adalah
pengawetan bagian keras. Fosil dari salah satu hewan bercangkang yang
diawetkan ini berjenis karbonatan. Fosil ini sewaktu masih hidup, dia
DESKRIPSI hidup dengan cara menempel di dasar laut dangkal (polip/sesyl).
Lingkungan hidup dari fosil ini adalah di laut dangkal. Fosil dari salah satu
bagian koral ini memiliki taksonomi yaitu berasal dari kingdom animalia,
filum Brachiopoda, kelas Brachiopoda, ordo Rhynchonnelidae, famili
Tetrarynchiidae Berdasarkan kenampakan dari fosilnya, diinterpretasikan
bahwa fosil ini berumur geologi jaman yura akhir dasn bernama
Somalirhvnchia africana.

2
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
UMUR GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
LINGKUNGAN HIDUP ACARA
Darat : Brachiopoda & Molusca
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : BR-1
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Giri Aminulloh 21100116130079 1
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Rabu, 13 September 2017 19.30 Zuhdi Azmi Phylum Brachiopoda
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Articulata
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo -
(maket) Famili -
Ventral Periferal Dorsal

- -

Pada pengamatan megaskopsi pada fosil ini memiliki warna


coklat kehitaman, dengan dimensi (14 x 3 x 3) cm. Fosil ini merupakan
bagian kerras suatu organisme, sehinnga jenis pengawetan pada fosil ini
adalah pengaawetan bagan keras berjenis karbonatan. Sedangkan, fosil
DESKRIPSI
ini hidup secara bentos sesyl/polip di dasar laut yang dangkal. .Fosil ini
memiliki taksonomi yang berupa kingdomnya animalia, filumnya
Brachiopoda, kelasnya Articulata. Diinterpretasikan umur geologi dari
fosil ini adalah devonian

UMUR GEOLOGI devonian


LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal

3
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI
FAKULTAS TEKNIK ACARA : Brachiopoda & Mollusca
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : BR4
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Giri Aminulloh 21100116130079 1 Schizophoria
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Rabu, 13 September 2017 18.30 Zuhdi Azmi Phylum Brachiopoda
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Rynchonellata
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Orthida
(maket) Famili Orthids
Dorsal Periferal Ventral

Pada pengamatan makrokopis yang dilakukan terhadap fosil ini,


didapatkan bahwa fosil ini berwarna putih- kecoklatan berdimensi (13x 9
x5) cm. Karena fosil ini berjenis lainya (maket dari fragmen) maka proses
pengawetannya adalah pengawetan bagian keras berjenis karbonatan. Fosil
DESKRIPSI
ini adalah bagian tubuh dari cangkang hewan. Fosil ini memiliki cara
hidup yang menempel di dasar laut dangkal ( bentos sesyl/ polip). .
Taksonomi dari fosil ini berasal dari kingdom animalia, filum
Brachiopoda, kelas Rynchonellata ,ordo Orthida, dan berfamili Orthids
dapat diinterpretasikan bahwa hewan ini berumur geologi silurian atas
permian.

UMUR GEOLOGI Silurian atas - Permian


LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal 4
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI
FAKULTAS TEKNIK ACARA : Brachiopoda & Mollusca
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : BR 6
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Giri Aminulloh 21100116130079 1 Strophonema
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Rabu, 13 September 2017 18.30 Zuhdi Azmi Phylum Brachiopoda
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Articulata
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Strophomenidae
(maket) Famili Tetrarynchiidae
Dorsal Periferal Ventral

Pada pengamatan makrokopis yang dilakukan terhadap fosil ini,


didapatkan bahwa fosil ini berwarna putih berdimensi (18x 8,5 x4,5) cm.
Karena fosil ini berjenis maket (fragamen buatan manusia ) maka proses
pengawetannya adalah pengawetan bagian keras berjenis karbonatan. Fosil
ini adalah bagian tubuh dari cangkang hewan. Fosil ini memiliki cara
DESKRIPSI hidup yang menempel di dasar laut dangkal ( bentos sesyl/ polip). .
Taksonomi dari fosil ini berasal dari kingdom animalia, filum
Brachiopoda, kelas Articulata, dan berfamili Tetrarynchiidae. dapat
diinterpretasikan bahwa hewan ini berumur geologi Ordovisian sampai
sekarang dan bernamaStrophonema.

UMUR GEOLOGI Zaman Ordovisian sampai sekarang


LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal

5
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI
FAKULTAS TEKNIK ACARA : Brachiopoda & Mollusca
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : X2
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Giri Aminulloh 21100116130079 1
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Rabu, 13 September 2017 18.30 Zuhdi Azmi Phylum Brachiopoda
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Articulata
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo
( maket) Famili
Dorsal Periferal Ventral

Pada pengamatan makrokopis yang dilakukan terhadap fosil ini,


didapatkan bahwa fosil ini berwarna putih- kecoklatan berdimensi (11x 10
x 6) cm. Karena fosil ini berjenis maket (fragmen buatan) maka proses
pengawetannya adalah pengawetan bagian keras berjenis karbonatan. Fosil
DESKRIPSI ini adalah bagian tubuh dari cangkang hewan (polip, dan calyx) yang
memiliki cara hidp menempel di dasar laut ( bentos sesyl/ polip). .
Taksonomi dari fosil ini berasal dari kingdom animalia, filum Brachiopoda
kelas Articulata,. Dapat diinterpretasikan bahwa hewan ini berumur
geologi devorian.

UMUR GEOLOGI Devorian


LINGKUNGAN HIDUP Laut dangkal

6
BAB III
PEMBAHASAN

Pada hari Rabu, 13 September 2017, telah dilaksanakan praktikum


Makropleontologi acara Pendahuluan yang dilaksanakan di ruang 202 gedung
Pertamina Sukowati, Universitas Diponegoro. pada praktikum ini dilakukan
pengamatan terhadap fosil-fosil Brachiopoda berjumlah 5 buah. Fosil-fosil itu
adalah sebagai berikut

3.1 Fosil Peraga Nomor X1


Pada pengamatan makroskopis yang dilakukan pada fosil X1 ini
didapatkan bahwa fosil ini berwarna hitam kecoklatan, dan berukuran
(11x 10x 5 ) cm. Karena jenis fosil ini merupakan bagian dari koral,
sehingga fosil ini diamati berdasarkan fragmennya.
Fosil ini merupakan bagian kecil dari bodi utuh dari si koralnya
tersebut. Koral memiliki bagian yang yang lebih besar dan jauh lebih
panjang. Fosil ini terdiri dari calyx dan polip sebagai bagian tubuh dari
koral ini. Jenisnya merupakan fragmen bagian keras dari fosil. Fosil ini
dapat terbentuk akibat pengawetan bagian keras dari fosil. Karena fosil
koral ini merupakan salah satu fosil yang mengandung banyak material
fosfatan, maka dapat diidentifikasi bahwa fosil ini mengalami pengawetan
bagian keras yang berjenis karbonatan.
Hewan ini tergolong sebagai invertebrata atau hewan yang tak
bertulang belakang. Karena hewan ini berasal dari kingdom hewan
invertebrata (tanpa tulang belakang),yang sering disebut dengan hewan
berongga, sehingga hewan ini dikelompokkan kedalam filum
Brachiodermata. Hewan ini berbentuk seperti bunga atau hewan bunga,
yang meliputi anemon laut serta hewan-hewan karang dan hewan ini
hidup sebagai polip. Sehingga hewan ini dapat dikelompokkan kedalam
kelas artozoa.. Diinterpetasikan bahwa hewan ini berumur geologi Yura

7
akhir (tepatnya 165- 15 juta tahun lalu ) dan bernama Somalyrinchia
Africaa

BAB IV
PENUTUPAN

Lingkumgan hidup dari Hexagonaria

3.2 Fosil Peraga Nomor L-107


Pada pengamatan makroskopis yang dilakukan pada fosil L-107ini
didapatkan bahwa fosil ini berwarna coklat- kehitaman, dan berukuran
(9x 5x 1,5 ) cm. Karena jenis fosil ini merupakan bagian dari koral,
sehingga fosil ini diamati berdasarkan fragmennya.
Fosil ini merupakan bagian kecil dari bodi utuh dari si koralnya
tersebut. Koral memiliki bagian yang yang lebih besar dan jauh lebih
panjang. Fosil ini terdiri dari calyx dan polip sebagai bagian tubuh dari
koral ini. Jenisnya merupakan fragmen bagian keras dari fosil. Fosil ini
dapat terbentuk akibat pengawetan bagian keras dari fosil. Karena fosil
koral ini merupakan salah satu fosil yang mengandung banyak material
fosfatan, maka dapat diidentifikasi bahwa fosil ini mengalami pengawetan
bagian keras yang berjenis karbonatan.
Hewan ini tergolong sebagai invertebrata atau hewan yang tak
bertulang belakang. Karena hewan ini berasal dari kingdom hewan
invertebrata (tanpa tulang belakang) ,yang sering disebut dengan hewan
berongga, sehingga hewan ini dikelompokkan kedalam filum
Coelenterata. Hewan ini berbentuk seperti bunga atau hewan bunga, yang
meliputi anemon laut serta hewan-hewan karang dan hewan ini hidup
sebagai polip. Sehingga hewan ini dapat dikelompokkan kedalam kelas

8
Anthozoa. Hewan ini berasal dari ordo tabulata dan familinya adalah
Favositidae. Diinterpetasikan bahwa hewan ini berumur geologi devorian
dan bernama Favosities (350 mya/ juta tahun yang lalu).. Peran
Coelenterata dalam bidang geologi yaitu menentukan korelasi batuan
antara tempat yang satu dengan tempat lain dengan cara mengetahui fosil
yang diketemukan, maka dapat disimpulkan bahwa beberapa daerah yang
disitu ditemukan fosil yang sama, maka lapisan batuan pada daerah
tersebut terbentuk pada masa yang sama. Kemudian yang lainnya yaitu
dapat mengetahui evolusi makhluk hidup dan Menentukan keadaan
lingkungan dan ekologi yang ada ketika batuan yang mengandung fosil
terbentuk. Lingkungan hidup dari fosil ini berasal dari zona neritik. karena
pada zona ini, cahaya matahari masih bisa membantu si karang dalam
proses fotosintesis, sehingga bisa menghasilkan oksigen yang bermanfaat
bagi organisme hidup yang lainnya.

Lingkumgan hidup dari Favosities.

3.3 Fosil Peraga Nomor X2


Pada pengamatan makroskopis yang dilakukan pada fosil X2 ini
didapatkan bahwa fosil ini berwarna putih kecoklatan, dan berdiameter
(9x 5x 1,5 ) cm. Karena jenis fosil ini merupakan bagian dari koral,
sehingga fosil ini diamati berdasarkan fragmennya.

9
Fosil ini merupakan bagian kecil dari bodi utuh dari si koralnya
tersebut. Koral memiliki bagian yang yang lebih besar dan jauh lebih
panjang. Fosil ini terdiri dari calyx dan polip sebagai bagian tubuh dari
koral ini. Jenisnya merupakan fragmen bagian keras dari fosil. Fosil ini
dapat terbentuk akibat pengawetan bagian keras dari fosil. Karena fosil
koral ini merupakan salah satu fosil yang mengandung banyak material
fosfatan, maka dapat diidentifikasi bahwa fosil ini mengalami pengawetan
bagian keras yang berjenis karbonatan.
Hewan ini tergolong sebagai invertebrata atau hewan yang tak
bertulang belakang. Karena hewan ini berasal dari kingdom hewan
invertebrata (tanpa tulang belakang) ,yang sering disebut dengan hewan
berongga, sehingga hewan ini dikelompokkan kedalam filum
Coelenterata. Hewan ini berbentuk seperti bunga atau hewan bunga, yang
meliputi anemon laut serta hewan-hewan karang dan hewan ini hidup
sebagai polip. Sehingga hewan ini dapat dikelompokkan kedalam kelas
Anthozoa. Hewan ini berasal dari ordo tabulata dan familinya adalah
coenitidae. Diinterpetasikan bahwa hewan ini berumur geologi silurian -
devorian dan bernama Coenites.. Peran Coelenterata dalam bidang geologi
yaitu menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat
lain dengan cara mengetahui fosil yang diketemukan, maka dapat
disimpulkan bahwa beberapa daerah yang disitu ditemukan fosil yang
sama, maka lapisan batuan pada daerah tersebut terbentuk pada masa yang
sama. Kemudian yang lainnya yaitu dapat mengetahui evolusi makhluk
hidup dan Menentukan keadaan lingkungan dan ekologi yang ada ketika
batuan yang mengandung fosil terbentuk. Lingkungan hidup dari fosil ini
berasal dari zona neritik. karena pada zona ini, cahaya matahari masih bisa
membantu si karang dalam proses fotosintesis, sehingga bisa
menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi organisme hidup yang
lainnya.

10
Lingkumgan hidup dari Coenites.

3.4 Fosil Peraga Nomor Y1


Pada pengamatan makroskopis yang dilakukan pada fosil Y1 ini
didapatkan bahwa fosil ini berwarna putih kecoklatan, dan berdiameter
(12x 8x 6)cm. Karena jenis fosil ini merupakan bagian dari koral,
sehingga fosil ini diamati berdasarkan fragmennya.
Fosil ini merupakan bagian kecil dari bodi utuh dari si koralnya
tersebut. Koral memiliki bagian yang yang lebih besar dan jauh lebih
panjang. Fosil ini terdiri dari calyx dan polip sebagai bagian tubuh dari
koral ini. Jenisnya merupakan fragmen bagian keras dari fosil. Fosil ini
dapat terbentuk akibat pengawetan bagian keras dari fosil. Karena fosil
koral ini merupakan salah satu fosil yang mengandung banyak material
silikaan, maka dapat diidentifikasi bahwa fosil ini mengalami pengawetan
bagian keras yang berjenis karbonatan.
Hewan ini tergolong sebagai invertebrata atau hewan yang tak
bertulang belakang, termasuk organisme multiseluler, yang mempunyai
banyak pori sehingga air dapat melewatinya. Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa hewan ini dikelompokkan kedalam filum
Porifera. Hewan ini merupakan hewan tak bertulang belakang dan
golongan ini bertulang lunak karena tidak memiliki rangka, lalu ada juga
beberapa yang memiliki rangka yang tersusun dari serabut-serabut spongin
dengan spikula dari zat kersik, dan hewan kelas ini mencakup 90% dari
semua spesies spons serta strukturnya didominasi leukonoid. Sehingga
hewan ini dapat dikelompokkan kedalam kelas Demospongiae. Hewan ini

11
berasal dari famili Ventriculidae. Diinterpetasikan bahwa hewan ini
berumur geologi Cretaceous dan bernama Ventriculites Peran Porifera
dalam bidang geologi yaitu dapat digunakan sebagai fosil indexatau
sebagai penetu suatu zaman Lalu, dapat juga berperan dalam ilmu
stratigrafi, yaitu dapat menentukan umur lapisan batuan.

Lingkumgan hidup dari Favosities

Lingkumgan hidup dari Ventriculites

3.5 Fosil Peraga Nomor Y2


Pada pengamatan makroskopis yang dilakukan pada fosil Y2 ini
didapatkan bahwa fosil ini berwarna putih , dan berdiameter (16x 8x 2,5 )
cm. Karena jenis fosil ini merupakan bagian dari koral, sehingga fosil ini
diamati berdasarkan fragmennya.
Fosil ini merupakan bagian kecil dari bodi utuh dari si koralnya
tersebut. Koral memiliki bagian yang yang lebih besar dan jauh lebih
panjang. Fosil ini terdiri dari calyx dan polip sebagai bagian tubuh dari
koral ini. Jenisnya merupakan fragmen bagian keras dari fosil. Fosil ini
dapat terbentuk akibat pengawetan bagian keras dari fosil. Karena fosil
koral ini merupakan salah satu fosil yang mengandung banyak material
serabut sponge/silikaan, maka dapat diidentifikasi bahwa fosil ini
mengalami pengawetan bagian keras yang berjenis karbonatan.
Hewan ini tergolong sebagai invertebrata atau hewan yang tak
bertulang belakang. Karena hewan ini berasal dari kingdom hewan
invertebrata (tanpa tulang belakang) ,yang sering disebut dengan hewan
berongga, sehingga hewan ini dikelompokkan kedalam filum

12
Coelenterata. Hewan ini berbentuk seperti bunga atau hewan bunga, yang
meliputi anemon laut serta hewan-hewan karang dan hewan ini hidup
sebagai polip. Sehingga hewan ini dapat dikelompokkan kedalam kelas
Anthozoa. Hewan ini berasal dari ordo Seleractina dan familinya belum
diketahui. Diinterpetasikan bahwa hewan ini berumur geologi devorian
dan bernama Palaeosmilia.. Peran Coelenterata dalam bidang geologi
yaitu menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat
lain dengan cara mengetahui fosil yang diketemukan, maka dapat
disimpulkan bahwa beberapa daerah yang disitu ditemukan fosil yang
sama, maka lapisan batuan pada daerah tersebut terbentuk pada masa yang
sama. Kemudian yang lainnya yaitu dapat mengetahui evolusi makhluk
hidup dan Menentukan keadaan lingkungan dan ekologi yang ada ketika
batuan yang mengandung fosil terbentuk. Lingkungan hidup dari fosil ini
berasal dari zona neritik. karena pada zona ini, cahaya matahari masih bisa
membantu si karang dalam proses fotosintesis, sehingga bisa
menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi organisme hidup yang
lainnya.

Lingkumgan hidup dari Palaeosmilia

4.1 kesimpulan
4.1.1 Pada fosil nomor peraga X1 didapatkan bahwa pada fosil
tersebut dengan ciri- ciri berwarna coklat kehitaman dan

13
berdimensi (18x 11x 8,5 ) cm, jenis fosilnya adalah fragmen
bagian tubuh, prosesnya karbonisasi secara fosfatan, bagian
tubuhnya adalah calyx dan polip, cara hidupnya dengan cara
berfotosintesis, hidupnya di laut dangkal, berumur geologi
devorian Taksonominya adalah filum coelenterata, kelas anthozoa,
ordo sturiida dan famili Disphyllidae serta bernama
Hexagonaria.sp
4.1.2 Pada fosil GS-01 didapatkan bahwa fosil ini berwarna
coklat- kehitaman, berukuran (9x 5x 1,5 ) cm, jenis fosilnya adalah
fragmen bagian keras, prosesnya adalah pengawetan bagian keras,
bagian tubuhnya adalah polip dan calyx, cara hidupya dengan cara
berfotosintesis, lingkungan hidupnya di laut dangkal. Berumur
geologi devorian. Taksonominya adalah filum coelenterata, kelas
anthozoa, ordo tabulata dan famili Favositidae serta bernama
Favosities
4.1.3 Fosil X2 didaptkan ciri-cirinya yaitu berwarna putih
kecoklatan, berdimensi (9x 5x 1,5 ) cm, jenis fosilnya adalah
fragmen, prosesnya adalah pengawetan bagian keras, bagian
tubuhnya adalah calyx, dan polip, cara hidupnya adalah berkoloni
dan berfotosintesis, umur geologinya Coenites. Taksonominya
adalah filum coelenterata, kelas anthozoa, ordo tabulata dan famili
coenitidae. Serta bernama Coenites
4.1.4 Fosil Y1 didaptkan ciri-cirinya yaitu berwarna putih
kecoklatan, berdimensi (12x 8x 6)cm, jenis fosilnya adalah
fragmen, prosesnya adalah pengawetan bagian keras bejenis
silikaan, bagian tubuhnya adalah calyx, dan polip, cara hidupnya
adalah berkoloni dan berfotosintesis, berumur geologi Cretaceous
Taksonominya adalah filum Porifera, kelas Demospongiae, dan
famili Ventriculidae. Serta bernama Ventriculites. Peran Porifera
dalam bidang geologi yaitu dapat digunakan sebagai fosil
indexatau sebagai penetu suatu zaman Lalu, dapat juga berperan

14
dalam ilmu stratigrafi, yaitu dapat menentukan umur lapisan
batuan.
4.1.5 Fosil Y1 didaptkan ciri-cirinya yaitu berwarna putih,
berdimensi (16x 8x 2,5 ) cm, jenis fosilnya adalah fragmen,
prosesnya adalah pengawetan bagian keras bejenis silikaan, bagian
tubuhnya adalah calyx, dan polip, cara hidupnya adalah berkoloni
dan berfotosintesis, berumur geologi devorian Taksonominya
adalah filum Coelenterata., kelas Anthozoa, dan ordonya
Seleractina Serta bernama Palaeosmilia.. Peran Porifera dalam
bidang geologi yaitu dapat digunakan sebagai fosil indexatau
sebagai penetu suatu zaman Lalu, dapat juga berperan dalam ilmu
stratigrafi, yaitu dapat menentukan umur lapisan batuan. Peran
Coelenterata dalam bidang geologi yaitu menentukan korelasi
batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain dengan cara
mengetahui fosil yang diketemukan, maka dapat disimpulkan
bahwa beberapa daerah yang disitu ditemukan fosil yang sama,
maka lapisan batuan pada daerah tersebut terbentuk pada masa
yang sama. Kemudian yang lainnya yaitu dapat mengetahui evolusi
makhluk hidup dan Menentukan keadaan lingkungan dan ekologi
yang ada ketika batuan yang mengandung fosil terbentuk.
Lingkungan hidup dari fosil ini berasal dari zona neritik. karena
pada zona ini, cahaya matahari masih bisa membantu si karang
dalam proses fotosintesis, sehingga bisa menghasilkan oksigen
yang bermanfaat bagi organisme hidup yang lainnya.

4.2 Saran
4.2.1 Praktikan lebih menguasai materi lebih banyak sebelum praktikum
4.2.2 Materi yang disampaikan sedikit membingungkan

15
DAFTAR PUSTAKA

Tim Asisten Makropaleontologi. 2016. Buku Panduan Praktikum


Makropaleontologi. Semarang: Universitas Diponegoro Press

16
17
LAMPIRAN

18
19

Anda mungkin juga menyukai