Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MAKROPALEONTOLOGI

PENDAHULUAN

Disusun Oleh:
Brenanto Tsaqofa Widodo
21100116140070

LABORATORIUM SUMBERDAYA ENERGI,


SEDIMEN, DAN PALEONTOLOGI DEPARTEMEN
TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
SEPTEMBER 2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Makropaleontologi, acara: Filum Porifera yang disusun oleh


Brenanto Tsaqofa Widodo, yang disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Sebagai tugas Laporan Praktikum mata kuliah Makropaleontologi.

Semarang, 7 September 2017


Asisten Acara, Praktikan,

Mei Dey Tiara Sapran Brenanto Tsaoqfa Widodo


NIM. 21100113120003 NIM.2110011614007
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ ........... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Maksud ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 1
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................... 1
BAB II HASIL DESKRIPSI
3.1 Deskripsi Fosil Nomor Peraga MK-110... ... 2
3.2 Deskripsi Fosil Nomor Peraga GS-01... ... 3
3.3 Deskripsi Fosil Nomor Peraga X-1 ... .. 4
BAB III PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Fosil Nomor Peraga MK-110... ... 5
4.2 Pembahasan Fosil Nomor Peraga GS-01... ...... 6
4.3 Pembahasan Fosil Nomor Peraga X-1... .. 7
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................... 9
5.2 Saran. 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
- Melakukan pendeskripsian fosil secara megaskopis.
- Mengetahui bermacam jenis fosil.
- Mengetahui bagian tubuh berserta fungsinya pada fosil.
- Mengetahui lingkaran hidup dan penentuan umur fosil.

1.2 Tujuan
- Dapat mendeskripsikan fosil secara megaskopis.
- Dapat mengetahui bermacam jenis fosil.
- Dapar mengetahui bagian tubuh berserta fungsinya pada fosil.
- Dapat mengetahui lingkaran hidup dan penentuan umur fosil.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


- Waktu : 18.30 WIB
- Hari/Tanggal : Kamis, 31 Agustus 2017
- Tempat Praktikum : Gedung Pertamina Sukowati 302,
Departemen Teknik Geologi.
BAB II
HASIL DESKRIPSI
3.1 Deskripsi Fosil Nomor Peraga

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI


FAKULTAS TEKNIK ACARA : Pendahuluan
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : MK 110
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Brenanto Tsaqofa Widodo 21100116140070 1 Turritelidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Kamis, 31 Agusutus 2017 18.30 Mei Dey Tiara Sapran Phylum Molusca
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Gastropoda
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Sorbeoconcha
Famili Turritelidae
Dorsal Periferal Ventral

Protoconch
Spiral
Sculpture
5 cm Outer Lip

4 cm

Aperture
Inner Lip
Spire
8 cm

Fosil Peraga MK 110 ini merupakan jenis peraga dengan bodi yang utuh,
dilihat dari struktur dan tekstur yang dimiliki peraga ini termasuk jenis
pemfosilan bagian keras organisme yang bersifat karbonatan. Adapun
morfologi yang dimiliki peraga ini antara lain ptotoconch, spire, spiral
sculpture, aperture, inner lip, outer lip. Taxonomi fosil peraga ini dimulai
DESKRIPSI dari filum molusca, kelas gastropoda, ordo mesogastropoda, dan family
turritelidae. Diperkirakan umur peraga fosil ini bergisar zaman
Mesozoikum dengan lingkungan hidup antara laut dangkal hingga laut
dalam.

UMUR GEOLOGI Pilosen - Recent


LINGKUNGAN HIDUP Laut Dangkal Laut Dalam
3.2 Deskripsi Fosil Nomor Peraga

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI


FAKULTAS TEKNIK ACARA : Pendahuluan
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA :
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Brenanto Tsaqofa Widodo 21100116140070 2 Stegodon
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Kamis, 31 Agusutus 2017 18.30 Mei Dey Tiara Sapran Phylum Chordata
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Mamalia
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Proboscidae
Famili Stegodontidae
Dorsal Periferal Ventral

7 cm

6 cm
Lamela
Wingle
7 cm

Fosil Peraga GS-01 ini merupakan jenis peraga berupa fragmen gigi, dilihat
dari struktur dan tekstur yang dimiliki peraga ini termasuk jenis
pemfosilan bagian keras organisme yang bersifat fosfatan. Adapun
morfologi yang dimiliki peraga ini antara lain wingle yang merupakan
mahkota gigi, gigi ini sendiri dibagi menjadi dua yaitu gigi graham
belakang yang digunaan untuk mengunyah, dan juga gigi graham depan
DESKRIPSI yang digunakan untuk mengkoyak tumbuhan, dan Lamela yang
merupakan plat tipis penghubung antara wringle . Taxonomi fosil peraga
ini dimulai dari filum chordata, kelas mamalia, ordo elephas, dan family
elephas maximas. Diperkirakan umur peraga fosil ini bergisar zaman
Holosen dengan lingkungan hidup berada di daratan.

UMUR GEOLOGI Era Pliosen dan Pleistosen


LINGKUNGAN HIDUP Daratan
3.3 Deskripsi Fosil Nomor Peraga X1

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRATIKUM MAKROPALEONTOLOGI


FAKULTAS TEKNIK ACARA : Pendahuluan
UNIVERSITAS DIPONEGORO NO. PERAGA : X-1
NAMA PRAKTIKAN NIM GEL NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Brenanto Tsaqofa Widodo 21100116140070 3 Archidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
Kamis, 31 Agusutus 2017 18.30 Mei Dey Tiara Sapran Phylum Molusca
JENIS PERAGA YANG DIAMATI Kelas Pelecypoda
BODI UTUH FRAGMEN MOLD CAST LAIN-LAIN Ordo Arcoida
Famili Archidae
Dorsal Periferal Ventral
Beak

Growth Line
Anterior

Hinge Plate
3 cm
Ligament area

8 cm

8 cm

Fosil Peraga X-1 ini merupakan jenis peraga Cast, dilihat dari struktur dan
tekstur yang dimiliki peraga ini termasuk jenis pengawetan jejak
organisme yaitu cast. Adapun morfologi yang dimiliki peraga ini antara
lain anterior, growth line, beak, hinge plate, ligament area. Taxonomi
fosil peraga ini dimulai dari filum molusca, kelas pelecypoda, ordo
DESKRIPSI texodonta, dan family archidae. Diperkirakan umur peraga fosil ini
berkisar zaman cenozoic dengan lingkungan hidup antara laut dangkal
hingga laut dalam.

UMUR GEOLOGI Cenozoic Era - Recent


LINGKUNGAN HIDUP Laut Dangkal
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Fosil Nomor Peraga MK-110


Fosil nomor peraga MK-110 memiliki warna putih kecoklatan
dengan besar dimensi fosil adalah 8x5x4 cm. Fosil ini memiliki bentuk
yang masih sama dengan organismenya ketika masih hidup karena bentuk
cangkangnya masih berupa bodi utuh yang belum terusakan atau terisi oleh
material sedimen. Tipe pemfosilan peraga ini dapat dilihat dari jenis peraga
berupa karbonatan, oleh karena itu tipe pemfosilannya merupakan
pengawetan bagian keras suatu organisme.
Morfologi yang terlihat secara megaskopis pada peraga ini adalah
protoconch yang merupakan ujung atau pusat spiral dari cangkang
gastropoda, spiral sculpture yang merupakan garis-garis tumbuh pada
cangkang organisme ini yang berbentuk spiral dari ujung atas hingga ujung
bawah pada kulit permukaan cangkang dimana garis-garis tumbuh ini dapat
digunakan sebagai umur hidup organisme tersebut karena jika growth line
semakin banyak maka umur organisme tersebut sewaktu hidupnya juga
berlangsung lama, spire merupakan panjang cangkang spiral organisme
gastropoda, outer & inner lip merupakan bagian luar dan bagian dalam dari
mulut cangkang, dan apperture merupakan tempat tubuh utama organisme
gastropoda bersembunyi didalam cangkangnya.
Taksonomi yang dimiliki fosil peraga ini jika dilihat secara
langsung memiliki filum berupa molusca karena bentuknya yang memiliki
cangkang dimana cangkang ini merupakan penciri khusus dari filum
molusca, dengan kelas berupa gastropoda karena hewan ini bergerak dengan
menggunakan perutnya dimana merupakan ciri khas dari kelas gastropoda,
dan taksonomi lebih lanjutnya berupa ordo surbeoconcha dan juga
merupakan family dari turritelidae.
Sesuai dengan nama kelas yang dimiliki oleh peraga fosil ini yaitu
adalah gastropoda diamana gastro yang berarti perut dan podos yang berarti
kaki, yang berarti binatang ini bergerak dengan memanfaatkan perutnya
sebagai tumpuan dan terdapat lendir sebagai pelicin dengan bidang
permukaan yang bergesakan langsung dengan perut hewan ini. Hewan ini
bernafas dengan menggunakan dua sistem pernafasan tergantung pada
tempat tinggalnya, jika dilaut gastropoda bernafas menggunakan insang dan
jika didarat bernafas menggunakan paru-paru dimana udara diserap melalui
dinding mantelnya. Lingkungan hidup dari organisme peraga ini
diinterpretasikan hidup pada daerah laut dangkal seperti continental self
dimana pada lingkungan tersebut tekanan air masih bertekanan rendah
sehingga memungkinkan organisme ini untuk dapat hidup dilingkungan
tersebut dan juga sebagian besar lingkungan hidupnya berada didaratan
terutama pada daerah sungai.
Berdasarkan morfologi peraga fosil ini, kenampakan umumnya,
dan juga taksonomi peraga fosil ini, maka berdasakan fosil indeks yang ada,
dan juga beberapa refrensi yang ada, maka nama fosil yang dideskripsikan
adalah bodi utuh Turritelidae, dengan umur peraga fosil ini menunujukan
berumur sejak zaman Pliosen hingga saat ini.

4.2 Pembahasan Fosil Nomor Peraga GS-01


Fosil nomor peraga GS-01 memiliki warna abu-abu kecoklatan
dengan besar dimensi fosil adalah 7x7x6 cm. Fosil ini memiliki bentuk
berupa fragmen atau bagian tubuh dari tubuh aslinya, dimana fragmen fosil
ini hanya berupa fragmen gigi. Tipe pemfosilan peraga ini dapat dilihat dari
jenis peraga berupa fosfatan, oleh karena itu tipe pemfosilannya merupakan
pengawetan bagian keras suatu organisme.
Morfologi yang terlihat secara megaskopis pada peraga ini adalah
wringle atau yang dikenal dengan mahkota gigi, gigi yang dimiliki pada
fosil ini berdasarkan bentuk dan morfologinya terdiri dari graham belakang
dan juga graham depan, dimana fungsi graham depan ini berfungsi untuk
mengkoyak tumbuhan yang hendak dimakan, dan juga graham belakang
berfungsi untuk menguyah tumbuhan yang dimakan. Bentukan dari wringle
ini pun tergolong cukup halus yang diinterpretasikan jenis makanan yang
dahulu dimakan oleh hewan ini adalah sejenis tanaman berbatang kecil.
Lamela merupakan plat yang berperan menjadi pemisah antara wringle
bagian atas dan wringle bagian bawah.
Taksonomi yang dimiliki fosil peraga ini jika dilihat secara
langsung memiliki filum berupa chordate karena dilihat dari morfologi
fragmen fosil peragi ini yang memiliki gigi graham yang besar maka peraga
fosil ini termasuk jenis animalia tingkat lanjut yaitu chordata, dengan kelas
berupa mamalia karena fosil fragmen ini telah diinterpretasikan sebagai
fragmen dari gigi gajah stegodon dan tentunya karena merupakan kelas
mamalia maka hewan ini bernafas dengan menggunakan paru-paru dan juga
mempunyai kelenjar susu sebagai ciri khusus dari mamalia, dan taksonomi
lebih lanjutnya berupa ordo elephas dan juga merupakan family dari stegodon.
Sesuai dengan nama kelas yang dimiliki oleh peraga fosil ini yaitu
adalah mamalia diamana dari kata mamae yang artinya adalah kelenjar
susu, maka hewan ini memiliki kelennjar susu sebagai penciri khusus dari
mamalia, dan penciri khusus lainnya adalah bernafas dengan menggunakan
sistem paru-paru. Telah diketahui bahwa fosil peraga ini merupakan
fregmen dari stegodon maka cara hidup hewan ini bergerak dengan
menggunakan dua pasangan kakinya. Lingkungan hidup dari organisme
peraga ini diinterpretasikan hidup pada daerah daratan yang memiliki
tingkat vegetasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makanannya yaitu
berada pada daratan.
Berdasarkan morfologi peraga fosil ini, kenampakan umumnya,
dan juga taksonomi peraga fosil ini maka berdasakan data yang ada, maka
nama fosil yang dideskripsikan adalah fragmen Stegodon, dengan umur
peraga fosil ini menunujukan berumur sejak era pliosen dan pleistosen.
4.3 Pembahasan Fosil Nomor Peraga X-1
Fosil nomor peraga X-1 memiliki warna kecoklatan dengan besar
dimensi fosil adalah 8x8x3 cm. Fosil ini memiliki bentuk menyerupai
organisme aslinya namun telah mengalami perubahan dengan terjadinya
pengisiin oleh material-material sedimen dan menghilangkan seluruh bentuk
aslinya, sehingga dapat dikatan sebagai jenis peraga cast. Tipe pemfosilan
peraga ini dapat dilihat dari jenis peraga berupa cast, oleh karena itu tipe
pemfosilannya merupakan pengawetan sisa jejak organisme.
Morfologi yang terlihat secara megaskopis pada peraga ini adalah
anterior yang merupakan gari tepi terluar dari cangkang pada organsime,
growth line yang merupakan garis-garis tumbuh pada cangkang organisme
tersebut dan jika growth line semakin banyak maka umur organisme
tersebut sewaktu hidupnya juga berlangsung lama, beak merupakan bagian
engsel dari cangkang peraga ini yang bentuknya menyerupai paruh burung,
hinge plate merupakan engsel penghubung cankang bagian atas dangan
cangkang bagian bawah yang nantnya berfungsi untuk tempat membuka
atau menutup sepasang cangkang yang dimiliki hewan ini, dan ligament
area merupakan tempat terdapatnya otot ligament untuk mendukung engsel
cangkang tersebut.
Taksonomi yang dimiliki fosil peraga ini jika dilihat secara
langsung memiliki filum berupa molusca karena bentuknya yang memiliki
cangkang dimana cangkang ini merupakan penciri khusus dari filum
molusca, dengan kelas berupa pelecypoda karena hewan ini bergerak
dengan menggunakan mulutnya dimana merupakan ciri khas dari kelas
pelecypoda, dan taksonomi lebih lanjutnya berupa ordo texodanta dan juga
merupakan family dari archidae.
Sesuai dengan nama kelas yang dimiliki oleh peraga fosil ini yaitu
adalah pelecypoda pelekys/kapak kecil dan podos/kaki yang berarti binatang
berkaki mirip kapak maka cara hidup hewan ini adalah bergerak dengan
menggunakan mulutnya, dan bernafas dengan menggukan insang diperairan.
Lingkungan hidup dari organisme peraga ini diinterpretasikan hidup pada
daerah laut dangkal seperti continental self dimana pada lingkungan tersebut
tekanan air masih bertekanan rendah sehingga memungkinkan organisme ini
untuk dapat hidup dilingkungan tersebut.
Berdasarkan morfologi peraga fosil ini, kenampakan umumnya,
dan juga taksonomi peraga fosil ini maka berdasakan fosil indeks yang ada,
maka nama fosil yang dideskripsikan adalah cast archidae, dengan umur
peraga fosil ini menunujukan berumur sejak era cenozoic,
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Fosil Peraga MK-110 ini merupakan jenis peraga yang memiliki bodi
yang utuh, dengan jenis pengwetan berupa pengawetan bagian keras
organisme yang bersifat karbonatan. Memiliki morfologi yang terdiri
dari ; protoconch, spire, spiral sculpture, aperture, outer & inner lip.
Taksonomi peraga ini dimulai dari filum molusca, kelas gastropoda,
ordo mesogastropoda, dan family turritalidae. Cara hidup fosil ini
berjalan dengan menggunakan perutnya, dengan lingkungan hidup laut
dangkal hingga laut dalam, dan berumur sejak zaman mesozoikum.
- Fosil Peraga MK-110 ini merupakan jenis peraga fragmen dari bodi
utuh, dengan jenis pengwetan berupa pengawetan bagian keras
organisme yang bersifat fosfatan. Memiliki morfologi yang terdiri dari
; lamella, dan wringle. Taksonomi peraga ini dimulai dari filum
chordata, kelas mamalia, ordo elephas, dan family stegodon. Cara
hidup fosil ini berjalan dengan menggunakan dua pasang kaki, dengan
lingkungan hidup daratan dengan tingkat vegetasi yang cukup, dan
berumur sejak zaman holosen.
- Fosil Peraga X-1 ini merupakan jenis peraga cast, dengan jenis
pengwetan berupa pengawetan sisa jejak organisme yang berupa cast.
Memiliki morfologi yang terdiri dari ; anterior, growth line, beak,
hinge plate, ligament area. Taksonomi peraga ini dimulai dari filum
molusca, kelas pelecypoda, ordo texodonta, dan family archidae. Cara
hidup fosil ini berjalan dengan menggunakan mulutnya, dengan
lingkungan hidup laut dangkal, dan berumur sejak zaman cenozoic.
5.2 Saran
- Baik praktikan dan asisten menjaga peraga fosil yang ada di
laboratorium agar tidak rusak atau hilang.
- Memperbanyak peraga fosil di laboratorium agar dapat memperluas
wawasan praktikan.
- Praktikan diharapkan aktif dalam kegiatan praktikum dan dapat
mendeskripsikan peraga fosil dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Asisten, Tim. 2016. Buku Pedoman Praktikum Makropaleontologi. Semarang :

UNDIP.

Asisten, Tim. 2013. Buku Pedoman Praktikum Makropaleontologi. Yogyakarta :

UPN.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai