LAPORAN LENGKAP
DJOKO PANGESTU
FAKULTAS PERTANIAN
ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA BEBERAPA LAPISAN
TANAH DI DESAPOMBEWE KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN L
SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH L
Oleh
DJOKO PANGESTU
E 321 18 080
FAKULTAS PERTANIAN
HALAMAN PENGESAHAN
Kelompok : 3
Kelas : B09
Menyetujui,
E 281 15 155
Disahkan oleh,
DJOKO PANGESTU (E 321 18 080) Analisis Sifat Fisik Dan Kimia Tanah
Pada beberapa lapisan tanah di desa POMBEWE kecamatan SIGI
BIROMARU kabupaten SIGI provinsi SULAWESI TENGAH.
Tanah merupakan suatu lapisan permukaan bumi yang paling luar dimana
sebagai tempat naungan bagi mahluk hidup maupun benda mati. Di mana proses
terbentuknya tanah memerlukan waktu yang begitu lama dengan membutuhkan
jutaan tahun sehingga menjadi tanah yang murni melalui proses pelapukan fisik,
kimiawi, serta pelapukan mekanik. Tanah adalah alat atau faktor produksi yang
dapat menghasilkan berbagai produksi pertanian. Peranan tanah sebagai alat
produksi adalah tanah sebagai tempat berdirinya tanaman, tanah sebagai gudang
tempat unsur – unsur hara yang di perlukan tanaman, sebagai tempat persediaan air
bagi tanaman.
Pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah tidak utuh kami di
laksanakan di Desa Pombewe, Dalam pengambilan contoh tanah itu harus hati–
hati karena guncangan–guncangan dapat merusak struktur tanah itu. Dianjurkan
untuk menggunakan wadah khusus yang besarnya lebih dari ring yang digunakan.
Sehingga hasil analisis kimia dan analisa sifat fisik tanah kami mendapat kan hasil
memuaskan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dengan judul “ Laporan Praktikum Dasar- Dasar Ilmu Tanah”. Laporan ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Dasar - Dasar Ilmu
Tanah.
praktikum dan penulisan laporan ini dapat terselesaikan yang insyaallah baik
dan benar. Oleh karenanya, dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan
Palu,
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Septem
ber
2019
1. Dr. Ir. Abd. Rahim Thaha, MP. selaku dosen penanggung jawab
P
praktikum mata kuliah Dasar – Dasar Ilmu Tanah. e
n
2. Yulinda Pratiwi., SP. Selaku koordinator asisten penanggung jawab u
l
praktikum mata kuliah Dasar – Dasar Ilmu Tanah. i
s
3. Moh.Syarwan H.DM, selaku asisten penanggung jawab praktikum mata
kuliah
imbalan yang setimpal atas kebaikan dan jasa-jasa mereka, serta tulisan ini
Halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM...................................................................... ii
HALAMAN MENGESAHAN.......................................................................... iii
RINGKASAN .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
ix
I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN
mes
New man
DAFTAR TABEL
Tanah merupakan salah satu komponen lahan yang mempunyai peranan penting
terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman, karena tanah selain berfungsi
sebagai media tumbuh tanaman juga berperan dalam menyediakan unsur hara yang
tanah merupakan sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Keadaan fisika
tanah meliputi kedalaman efektif, tekstur, struktur, kelembaban dan tata udara tanah. Sifat
fisika tanah ditunjukkan dengan tekstur dan struktur tanahnya. Ada tanah yang bertekstur
kasar sampai halus. Semakin halus tekstur tanah semakin banyak air yang dapat diikat.
Struktur tanah ada yang keras sampai remah/gembur. Tanah yang gernbur akan
berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah
akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Sifat kimia adalah
Semua peristiwa yang bersifat kimia yang terjadi pada tanah baik di permukaan ataupun
di dalamnya. Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara tanah, reaksi tanah (pH), C-
organik kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), dan kemasaman
(Sativani, 2011).
Tujuan dari praktikum mata kuliah dasar-dasar ilmu tanah yaitu untuk dapat
membedakan horizon atau lapisan tanah pada profil tanah untuk mengetahui cara
pengambilan contoh tanah utuh dan tanah tidak utuh/ terganggu, membedakan warna
tanah, untuk mengetahui, nilai kadar air pada tanah, nilai permeabilitas tanah, nilai Bulk
density, nilai porositas pada tanah, tekstur tanah, nilai reaksi (pH) dan mengetahui besar
Manfaat dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat membedakan horizon-
horizon tanah pada profil yang diamati dan untuk membantu mahasiswa dalam
pengambilan contoh tanah utuh dan tanah tidak utuh, mengetahui cara menetapkan warna
tanah, cara menetapkan nilai kadar air tanah, menetapkan nilai permeabilitas tanah, cara
menetapkan nilai bobot isi tanah (Bulk Density), menetapkan nilai ruang pori total
(Porositas) tanah, menetapkan nilai tekstur tanah cara menetapkan nilai reaksi (pH)
tanah, menetapkan nilai C-organik dan bahan organik tanah dan untuk mengetahui nilai
Pengambilan contoh sampel tanah utuh (tanah tidak terganggu) dan sampel tanah tidak utuh
(tanah terganggu) dilaksanakan di Desa Pombewe Paneki Kacamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi
Provinsi Sulawesi Tengah di sebuah kebun milik warga yang jauh dari pemukiman. Letak daerah
pengambilan sampel tanah ini adalah sebelah timur dari permukaan warga, sebelah barat pegunungan
pombewe paneki, sebelah selatan peternakan sapi dan kambing. Adapun tanaman yang hidup disekitar
daerah pengambilan sampel tanaman tomat, tanaman kacang panjang, tanaman pisang dan sebagainya.
Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya
tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa
bahan organic dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup diatasnya atau
didalamnya. Selain itu didalam tanah terdapat pula udara dan air. Dalam definisi ilmiah
tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam
horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan
merupakan media untuk tumbuhnya tanaman.
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan
secara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang
tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitiannya. Dalam hal ini
misalnya untuk keperluan ganesa tanah pada obsisol yang solumnya tebal pembuatan
profil tanah dapat mencapai kedalam tanah sekitar 3-3,5 meter.
Permeabilitas adalah sifat yang menyatakan laju pergerakan zat cair melalui suatu
media yang ber pori-pori dan disebut juga konduktifitas hidrolik. Dalam hal ini cairan
adalah air tanah dan media berpori adalah tanah itu sendiri. Permeabilitas terbagi 2
macam yaitu pada tanah jenuh air dan permeabilitas tanah tidak jenuh air. Pengukuran
permeabilitas sangat perlu dilakukan untuk kepentingan-kepentingan pembukaan daerah
perairan dan drainase. Pengukuran permeabilitas tanah adalah larutan jenuh
dilaboratorium dengan dasar hukum darcy dapat dilakukan dengan menggunakan alat
permeabilitas.
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin
tinggu bulk density. Yang berarti makin sulit meluruskan air atau ditembus akar tanaman.
Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6 g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai
bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah andisol), bahkan ada yang kurang dari
0,10 g/cc (misalnya tanah gambut).
3.5 Tekstur tanah
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran
lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragment batuan (rock fragment)
atau bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus (< 2 mm)
disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction) dan dapat dibedakan
menjadi :
Debu : 50µ - 2µ
Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus (< 2mm).
Berdasar atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat maka tanah
dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur.
Partikel density adalah suatu tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi
menurut jumlah ruang partikel ini didefinisikan sebagai masa setiap unit volume
kandungan bahan organik dari komposisi mineral yang terdapat didalam mineral tanah
tersebut. Pada tanah lapisan atas mempunyai nilai partikel density yang lebih rendah
dibandingkan lapisan bawah, dikarekan lapisan atas mengandung banyak bahan organik
(Foth, 1993).
Porositas tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan pada tanah (terisi oleh udara
dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-
pori halus (micro pore). Porositas tanah dipengaruhi kandungan bahan organik, struktur
tanah, dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi tanah-tanah
dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang tinggi dari pada tanah-
tanah dengan struktur massiv (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai
pori-pori makro sehingga sulit menahan air.
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH menunjukkan banyaknya konsetrasi ion hydrogen (H +) di dalam
tanah.makin tinggi kadar air H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Didalam
tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding
terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H + lebih tinggi
daripada H+. bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu
mempunyai pH = 7. Konsetrasi H+ atau OH- di dalam tanah sebenarnya sangat kecil.
3.8 C-organik dan bahan Organik
Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahn organuik halus atau
humus. Humus terdiri dari bahan organik halus bersal dari hancuran bahan organik
tersebut melalui kegiatan miroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa
yang resisten (tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya
menahan air dan unsur hara yang timggi. Tanah yang banyak mengandung humus atau
bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau lop soil.
linggis, cangkul, sekop, penggaris, meteran, Daftar Isian Profil (DIP), dan
besi/baja, tangkai penekan ring sampel dari besi/balok kayu, dan palu dari
pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah tidak utuh yaitu sampel
tanah lapang yang dalam keadaan tidak terganggu dan tanah terganggu.
berikut ; alat parameter dan ring sampel, kran sumber air, gelas ukur (25–500
ml ), dan jangka sorong. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu contoh sampel tanah utuh (Undisturbed soil simple) dan aquades (air ).
sampel dan jangka sorong, cangkul atau sekop dan pisau tipis tajam, oven
wadah/cawan/petridish.
dan 2 liter atau erlemeyer 500 ml, Ayakan berukuran 50 µm, 100 µm, 200 µm,
dan 500 µm. Dan apabila tidak dilakukan pemisahan fraksi pasir untuk analisis
cawan aluminium, oven dan pemanas listrik. Dan bahan-bahan yang lainnya
3.2.5 Penetapan partikel density dan ruang pori total tanah (Porositas)
Untuk menetapkan penetapan partikel density dan ruang pori total tanah
beaker glass, labu semprot dan bahan-bahan lainnya yaitu sampel tanah, air,
neraca analitik ketelitian 2 desimal, botol kocok 100 ml, pipet ukur/volume dan
gelas kimia, mesin pengocok, labu semprot dan pH meter dan tambahan bahan-
magnetic stirrer, buret 25 ml dan pengaduk magnit, labu ukur 1000, 500, 100
ml dan gelas ukur 100 ml, erlemeyer 250-500 ml dan bahan lainnya digunakan
kalium dikromat (K2Cr2O7), asam sulfat pekat (H2SO4), ferro amonium sulfat
kurang lebih 1.0 kg (tanah usahakan dalam keadaan utuh jangan hancur) dan
tanah diberi label di bagian luar dan dalam agar tidak tertukar.
diperlukan berbagai Analisa sifat fisik tanah seperti penentuan bobot isi tanah,
ruang pori total tanah, permeabilitas, penentuan pF, distribusi pori, kandungan/
diletakkan pada tanah dan bagian yang runcing dibagian bawah, kemudian buat
lingkaran dan titik yang sama dengan ring sampel garis tengah 2 kali lebih
besar. Terlebih dahulu ring dan tutupnya ditimbang dan di catat, kemudian
lingkaran diluar ring sampel ini diggali sehingga membentuk lubang lingkaran
sedalam kurang lebih 30cm, hal ini ditujukan agar sampel dapat dengan mudah
sampel yang terbuat dari besi, maka ring sampel ini ditekan vertical secara
hati-hati, kalau ternyata sudah keras sedangkan ring masih harus dimasukkan
terus maka bisa dipukul-pukul dengan palu kayu secara perlahan setelah tanah
berada di dalam ring sampel kira kira muncul diatas bibir ring bagian atas
Dipotong dengan pisau atau dengan sekop atau dengan benang nilon halus
lalu ring yang sudah berisi tanah kemudian diratakan dengan pisau tajam dan
tipis sehingga kedua permukaan betul-betul rata dengan kedua bibir ring
sampel tadi dan setelah itu kedua bagian muka tanah tersebut ditutup dengan
tutup ring yang terbuat dari plastic terakhir ring sampel yang sudah berisi tanah
utuh ini kemudian dimasukkan ke dalam kotak agar aman dalam pengangkutan
Pertama contoh tanah diambil dari lapang dengan ring sampel kemudian
direndam dalam baki perendam berisi 3 cm dari dasar baki selama 24 jam
untuk penjenuhan, setelah itu contoh tanah jenuh air,contoh tanah tersebut
sejumlah air yang tertampung dilakukan selama 1 jam yang dibagi dalam 3
contoh tanah dikeluarkan dari ring sampel kemudian mengukur tinggi dan
diameter ring sampel serta tinggi head air dan yang terakhir semua data yang
ring.Setelah itu contoh tanah basah kami letakkan kedalam cawan alumunium
atau satu hari pada oven bersuhu 105oC dan mengeluarkan contoh tanah secara
itu kami menimbang contoh tanah besrta ring nya dengan menggunakan neraca
Btko yang berarti tanah kering oven (g) dan Brg yang berarti berat
peroleh nila V total.Tahap trakhir kita menetapkan berat isi tanah atau berat
jenis volume tanah (Bulk density) berdasarkan nilai Btko:V total dalam satuan
Pertama kami menimbang 20gr contoh tanah yang telah lolos ayakan
kedalam beaker glass atau erlemeyer lalu tambahkan 100ml H202 30% (untuk
bak yang berisi air untuk menghindari terjadinya reaksi yang hebat. Aduk
secara hati-hati dan biarkan selama satu malam setelah itu panaskan diatas
kompor listrik sambal ditambahkan 15ml hydrogen feroksida 30% sedikit demi
sedikit sambal diaduk sampai semua bahan organic habis ( tandanya: tidak
1% CaCO3) dan kami tambahkan 100ml HCl 0,2N untuk melarutkan CaCO3.
lalu kami mengaduknya secara hati-hati. Setelah itu kami biarkan semalam
untuk megendapkan butiran lalu keluarkan aquades dari beaker glass secara
hati-hati hingga air yang tersisa tinggal 3cm di atas permukaan pengendapan,
lalu kami mengulangi perlakuan ini sampai 4 kali kemudian kami memisahkan
pasir dari debu dan liat dengan menggunakan ayakan 50mm, selanjutnya fraksi
debu dan liat yang Telah kami pisahkan ditampung kedalam gelas ukur 1000
ml. kemudian pindahkan fraksi pasir dari ayakan tersebut kedalam cawan
alumunium dan keringkan dalam oven bersuhu 105 oC setelah itu keringkan
heksametafospat/calcon kedalam gelas ukur yang berisi fraksi debu dan liat
dan selanjutnya tambahkan aquades hingga batas tera lalu kocok secara hati-
hati dan lakukan pemipetan dari gelas ukur tersebut menurut waktu dan
kedalaman pemipetan seperti pada tabel berikut :Lalu setiap hasil pemipetan
oven bersuhu 105oC lalu ditimbang. Dan terakhir kami melakukan hasil
3.3.5 Penetapan Partikel Density Dan Ruang Pori Total Tanah (POROSITAS)
setelah itu panaskan aquades hingga mendidih lalu dinginkan dan siapkan
piknometer lalu kami menimbang pikno kosong lalu memasukkan air kedalam
pikno hingga penuh, catat masing-masing beratnya (Ww) lalu keluarkan air
yang ada pada pikno kurang lebih ¾ bagian dan kami memasukka tanah
kedalam pikno meter dan tambahkan air hingga penuh. Bersihkan pikno meter
bebas ion (pH H2O) kedalam botol A dan 50 mil KCL (pH KCL) kedalam
botol B ( volume air dan KCL bisa berubah sesuai rasio pengukuran yang
kalibrasi pH meter yang akan digunakan dengan larutan buffer pH 4,0 dan pH
7,0 dan kemudian kami mengukur pH larutan contoh tanah nilai pH dilaporkan
dalam 1 desimal.
difenilamin. Lalu titrasikan larutan dengan ferro ammonium sulfat 0,5 N atau
ferro sulfat 1 N pada tahap awal ion krom berwarna hijau redup, biru kotor,dan
titik akhir penitaran adalah hijau terang lalu yang terakhir lakukan cara yang
utuh yang kami lakukan di kelurahan Petobo Jalan Nambo dapat dikatakan tanah yang
kami ambil banyak mengandung liat, dan pada saat pengambilan sampel tersebut agak
susah karena bagian tanah sangat kering sehingga mudah pecah. Dalam pengambilan
tanah utuh ini digunakan alat dan bahan seperti ring, dan pengambilan tanah ini dengan
kedalam 30 cm. Dari pengambilan contoh tanah utuh ini dapat dikatakan bahwa tanah
utuh adalah tanah yang sama sekali belum pernah tersentuh oleh tangan manusia atau
makhluk hidup.
Sampel tanah utuh merupakan sampel tanah yang diambil dengan menggunakan ring,
hal ini dilakukan agar mendapatkan sampel tanah yang kondisinya sesuai dengan
mengetahui laju pergerakan zat cair melalui suatu media yang berpori- pori dan di sebut
Berdasarkan hasil dari praktikum yang kami lakukan mengenai pengambilan sampel
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan mengenai pengambilan sampel tanah tidak
utuh yang di lakukan di Kelurahan Petobo Jalan Nambo sehari sebelum praktikum
dilaksanakan kami mengambil tanah tidak utuh dengan mengikuti arah mata angin
dengan ukuran 5 cm. Sehingga dapat di katakan bahwa tanah tidak utuh adalah dimana
tanah tersebut sudah diperbaharui atau sudah tersentuh oleh tangan manusia,
pengambailan contoh tanah biasa di lakukan di atas permukaan tanah atau horizon,
cara kerjanya kita ingin membertahu dulu tentang apa itu permeabilitas tanah.
Permeabilitas adalah kemampuan tanah untuk meloloskan air, erat hubungannya dengan
porositas. Porositas mempresentasikan pori-pori tanah, poripori tanah terbagi atas dua
ada makro dan mikro. Pertama kita mengambil sampel tanah utuh yang telah direndam
dalam baki perendam berisi air 3cm yang sudah direndam kurang lebih 24 jam untuk
proses penjenuhan. Kemudian sampel tanah tersebut kita letakan kedalam alat
permeameter yang dialiri oleh air dan dibawahnya diletakkan gelas untuk menampung air
saringan yang lolos dari sampel tersebut. Dengan waktu 1 jam, dibagi dengan 15 menit
pertama dan 15 menit kedua serta menit terakhir. Lalu diukur jumlah air yang
Kelas Permeabilitas(cm/jam-1)
Lambat 0,5-2,0
Sedan 6,3-12,7
Cepat >25,4
Berdasarkan hasil pengamatan dari kami , pertama kami mengambil contoh tanah
utuh dari lapangan dengn menggunakan ring sampel lalu ujung atas bawah ring harus
benar-benar rata dengan permukaan ujung ring. Untuk mendapatkkan hasil pengamatan
Bulk Density kami menimbang contoh tanah dengan menggunakan nerasa analitik
ketelitian 2 desimal hingga didapatkan nilai (Btko + Brg), dimana Btko adalah berat tanah
kering oven (g) dan Brg menyatakan berat ring. Kemudian contoh tanah yang dalam ring
kami bersihkan dan selanjutnya menimbang ringnya sehingga didapatkan nilai Brg (berat
ring). Dan mengukur volume ring yang digunakan sehingga diperoleh nilai V total .
Terakhir kami menetapkan berat isi taah atau berat jenis volume tanah (bulk density)
berdasarkan nilai Btko : V total dalam satuan g/cm3 yang dapat dihitug dengan persamaan
1 Lapisan 1 1,7034
2 Lapisan 2 1,4728
3 Lapisan 3 1,5401
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel I : Hasil Analisis Ukuran Partikel (Tekstur) tanahpada Lapisan I dan II dan III
Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada tekstur tanah bahwa pada lapisan I diperoleh %
pasir sebesar 3,759%, % debu sebesar 29,067% dan persen liat sebesar 70,5540%.
Sedangkan pada lapisan II diperoleh % pasir sebesar 41,46%, % debu sebesar 44,112%,
dan % liat sebesar 55,4731%. Hal ini menunjukkan tekstur pada lapisan I bertekstur tanah
liat, lapisan II bertekstur liat berdebu sedangkan lapisan III bertekstur liat.
Lapisan I memiliki persentase fraksi liat lebih besar daripada persentase fraksi
debu dan pasir, karena lapisan ini komposisi tanahnya masih berasal dari serasah (sisa-sisa
tanaman) dan mengandung banyak bahan organik. Hal ini sesuai pendapat
Hanafiah(2005), yang menyatakan bahwa pada lapisan atas tingkat kesuburan tanah
Lapisan II juga memiliki persentase fraksi liat lebih besar daripada persentase
fraksi debu dan pasir, karena liat memiliki permukaan luas dan bermuatan listrik yang
memberi kemampuan untuk mengikat unsur hara dan air pada tanaman untuk
pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai pendapat Foth(1988), yang menyatakan bahwa
kapasitas berbeda untuk menahan air dan unsur hara melawan tarikan gravitasi yang
Lapisan III yang bertekstur liat bersifat sangat lekat dan membentuk sangat baik.
Tanah yang mengandung liat mempunyai permukaan yang sangat halus, yang mampu
menyimpan air, akan tetapi peredaran udara dan aerasi tanah tidak baik yang salah satu
penyebabnya adalah kurangnya pori pada tanah itu. Penambahan bahan organik
membantu mengatasi masalah kelebihan air tanah berliat. Bahan organik membantu
mengikat butiran liat membentuk ikatan lebih besar sehingga memperbesar ruang-ruang
udara diantaranya ikatan butiran. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth(1988), bahwa
selain daya simpan air, hara tertentu dapat digunakan , dismipan pada permukaan partikel
tanah liat. Oleh karena itu, tanah liat bertindak sebagai reservoir penyimpanan air dan
hara.
kosong (Ww) lalu timbang piknometer kosong tersebut lalu catat beratnya kemudian isi
air yang tela[h didihkan kedalam pikno hingga penuh kemudian hasilnya kami catat.
Kemudian keluarkan air yang ada dipikno kurang lebih ¾ bagian lalu masukkan tanah
kedalam piknometer dan tambahkan air hingga penuh lalu bersihkan piknometer
pw X Wt
PD=
Wt−(Waw −Ww)
1 1 2,4103
2 2 2,5444
3 3 2,6403
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan penetapan reaksi tanah (pH) dilakukan
dengan cara mengambil tanah yang diayak dan tanah akan ditimbang sebanyak 2 kali dan
Potensial = Kcl
Tanah akan dimasukkan kedalam botol kocok A dan B dan selanjutnya akan
ditambahkan air sebanyak 25 ml air bebas ion (pH H2O) kedalam botol A dan 25 ml Kcl
(pH Kcl) kedalam botol B. Setelah itu kami akan mengocok botol tersebut selama 30
menit dan setelah di kocok botol tersebut didiamkan sampai tanahnya mengendap agar
bisa mendapatkan hasil dari tanah tersebut. Kemudian tanah yang sudah mengendap akan
di ukur menggunakan alat kalibrasi memakai buffer pH 7 dan pH 4, kegunaan dari buffer
untuk menstabilkan pH meter sehingga kami bisa mendapatkan hasil dari pengukuran
tersebut.
Tabel Hasil dari pengukuran pH :
Berdasarkan hasil pengamatan dari kami menimbang tanah sebanyak 0,5gr, tanah yang
lolos ayakan 0,5mm ( 0,05 – 0,1 gr untuk tanah organik/gambut) dan dimasukkan
kemudian tambahkan 10ml H2SO4 dan goyang secara perlahan-lahan. Setelah tercampur
ml NaF , 5 ml H3PO4 dan 15 tetes air indikator difenilamin . Selanjutnya titrasi larutan
dengan Ferro ammonium sulfat 0,5 N atau Ferro sulfat 1 N . Pada tahap awal ion krom
berwarna hijau redup , biru kotor dan titik akhir penitraan adalah hijau terang. Terakhir
lakukan cara yang sama dan waktu yang sama untuk blanko .
Perhitungan :
No Lapisan C-Organik
5.1 Kesimpulan
Kelurahan Petobo, Palu. Yaitu :1.Memiliki warna Light yellowish brown yang
ditentukan dengan menggunakan buku warna standar dari Munsel soil colour chart
(MSCC). Presentasi kadar air tanah di daerah tersebut yaitu sebesar 20,23 % dengan
permeabilitas tanah sebesar 0,87 cm/jam. Sehingga kemampuan tanah dalam meloloskan
air pada tanah tersebut termasuk dalam kriteria yang agak lambat. Untuk Bulk
Density nya sendiri sebesar 1,13 gr/cm3 yang termasuk dalam kriteria tanah mineral.
Nilai Porositas tanahnya sebesar 58% dengan tekstur tanah yang diketahui yaitu
lempung berdebu.
5.2 Saran
memanfaatkan ilmu yang telah di dapat sebaik mungkin dalam kehidupan sehari- hari.
DAFTAR PUSTAKA
Doeswono, 2002. Ilmu-Ilmu Terjemahan. Bhtara Karya Aksara: Jakarta. Foth, 2008.
Dasar dasar Ilmu Tanah edisi Keenam. PT. Gelora Aksara
Prata: Jakarta.
Hanafiah, 2004. Dasar dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Hanafiah, 2009. Dasar dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada :
Jakarta. Hanafiah, 2014. Dasar dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada
: Jakarta.
K = Q x l x 1 cm/jam t
h A
Keterangan :
LAMPIRAN
9,9725
= gr/cm3
10,0136−5,8763
= 2,4103 gr/cm3
(0,9959 x 10,0445)
Sampel 2 BD = gr/cm3
10,0445−( 88,9076−82,7945)
10,0033
= gr/cm3
10,0445−6,1131
= 2,5444 gr/cm3
(0,9959 x 10,0534)
Sampel 3 BD = gr/cm3
10,0534−(89,3133−83,0518)
10,121
= gr/cm3
10,0534−6,2615
= 2,6691 gr/cm3
gr
{(
Porositas tanah = 1,0−
Bulk density
Partikel density
cm3
gr
cm3 ( ) ) }
( ) x 100 %
Keterangan :
PD = Partikel density
1,7034 gram/cm3
Porositas Sampel 1 = 1,0 - x 100 %
2,4103 gram/cm3
= 0,2933 x 100%
= 29,33%
1,4728 gram/cm 3
Porositas Sampel 2 = 1,0 - x 100 %
2,5444 gram /cm 3
= 0,4212 x 100%
= 42,12%
1,5401 gram/cm3
Porositas Sampel 3 = 1,0 - x 100 %
2,6403 gram/cm3
= 0,4167 x 100%
= 41,67%
BmF(s) = ( 1000
BVA
xBFO )−BKC FA = BPK + BPH + BmF (0)
Keterangan :
S = Waktu (menit)
Lapisan 1
1000 1000
BFIL(0 )= x BFO = x 49,6656 – 0,0029 = 1999,7817 gr
BVA 49,06763
1000 1000
BFIL(5) = x BFO = x 8,3356 – 0,0029 = 853, 4598 gr
BVA 19,7668
1000 1000
BFIL(17) = x BFO = x 8, 3118 – 0,0029 = 851, 0230 gr
BVA 9,7668
1000 1000
BFIL (50) = x BFO = x 6,9154 – 0,0029 = 708,0488 gr
BVA 9,7668
FA = 1,8524 + 1,9127 + 99,7817
= 1003,5558 gr
Brnf ( 0 ) −Bmf (5)
FM (0) = x 100 %
BFA
999,7817−853,4598
= x 100 %
BFA
Bmf ( 5 ) −Bmf (17)
FM (5) = x 100 %
BFA
853,4598−851,0230
= x 100 %
1003,55558
= 0,2428
Bmf ( 17 )−Bmf (50)
FM(17) = x 100 %
BFA
851,0230−708,0488
= x 100 %
1003,5558
= 0,1424 %
1,8524
% Pk = x 100 % = 0,1845
1003,5558
1,9217
% Ph = x 100 % = 0,1914
1003,5558
Bmf (50) 708,0488
% Liat = x 100 % = x 100 % = 70,5540 %
BFA 1003,5558
% Debu = Fm (0) + Fm (5) + Fm (17)
= 14,5802 + 0,22428 + 29,0697
= 29,0697 %
% Pk + % Pk + % Liat (17) + % Debu
= 0,1845 + 0,1914 + 70,5540 + 29,0697
= 100 %
Lapisan 2
Lapisan 3
1000
BMF (0) = x 48,7487 - 0,0029
49,63
= 981,3271 - 0,0029
= 981,3242
1000
BMF (5) = x 8,1061 0,0029
9,7668
= 829,9647 - 0,0029
= 829,9618
1000
BMF (17) = x 5,5659 - 0,0029
9,7668
= 569,8795 - 0,0029
= 569,8766
1000
BMF (0) = x 6,2718 - 0,0029
9,7668
= 642,1550 - 0,0029
= 642,1521
Lapisan ( H 2O)
Lapisan ( KCl )
7. Perhitungan C-Organik
9,78−8−08 0,30
Sampel 1 % C-Organik = x1 x
0,5429 0,77
1,2
= x 0,38
0,53
= 1,23%
9,78−8−84 0,30
Sampel 2 % C-Organik = x1 x
0,5097 0,77
0,94
= x 0,38
0,5097
= 0,69%
= 1,18 %
9,78−9,22 0,30
Sampel 3 % C-Organik = x1 x
0,5070 0,77
0,04
= x 0,38
0,5070
= 0,029%
= 0,049 %
LAMPIRAN
DJOKO PANGESTU,
Pada tahun yang sama melanjutkan studi di SMP AL-AZHAR PALU ,dan selesai pada
tahun 2012015. Setelah itu, pada tahun yang sama melanjutkan studi di SMA NEGERI 2
PALU dan selesai pada tahun 2018. Kemudian pada tahun yang sama pula melanjut kan
studi di Universitas Tadulako, Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis, Palu.