Anda di halaman 1dari 5

Kontribusi Fisika Indonesia

Vol. 13 No.3, Juli 2002

Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr

Hengki Tasman1) dan Edy Soewono1,2)


1)
Pusat Penelitian Pengembangan dan Penerapan Matematika, ITB
2)
Departemen Matematika, ITB
Jl. Ganesa 10 Bandung 40132
e-mail : hengki_tasman@yahoo.com ; esoewono@bdg.centrin.net.id

Abstrak
Dalam makalah ini ditinjau pandu gelombang planar yang di dalamnya terdapat nonlinearitas jenis Kerr. Dengan
menggunakan metode indeks bias efektif dan perata-rataan, didapat relasi dispersi dalam bentuk implisit secara analitis
untuk pandu gelombang tersebut. Relasi dispersi ini dapat menyederhanakan perhitungan numerik dalam mendapatkan
kurva dispersi. Sebagai hasil diperoleh kurva relasi dispersi dengan beberapa model perata-rataan untuk pandu
gelombang planar simetrik.

Kata kunci : pandu gelombang planar, nonlinearitas Kerr, relasi dispersi.

Abstract
In this paper planar waveguides with Kerr-type nonlinearity are considered. By using an effective refractive index method
and averaging, an implicit dispersion relation is obtained analitically for the waveguides. This dispersion relation can
simplify numerical calculation in obtaining dispersion curves. Dispersion relation curves with different averaging schemes
for symmetric planar waveguides are shown here.

Keywords : planar waveguide, Kerr-type nonlinearity, dispersion relation.

1. Pendahuluan 2. Permasalahan
Pandu gelombang planar yang di dalam filmnya Pandu gelombang planar yang dikaji di sini
mengandung materi nonlinear yang bersifat self-focusing mempunyai indeks bias yang bervariasi secara tangga
menghasilkan self-trapping pada gelombang dalam arah (step index) dalam arah sumbu Y. Variasi ini dinotasikan
yang sejajar dengan batas pandu gelombang tersebut. dengan ny (y). Selain itu juga terdapat nonlinearitas jenis
Dalam kasus ini kombinasi profil indeks bias efektif Kerr dalam arah sumbu Y, dan dinotasikan dengan n2 (y).
linear dalam satu arah dan indeks bias nonlinear yang Kita akan meninjau gelombang TE yang merambat
diinduksi dalam arah tegak lurus menghasilkan sebuah di sepanjang pandu gelombang ini (dalam arah sumbu Z).
pandu gelombang efektif dengan potongan melintang dua Vektor medan listrik untuk gelombang TE ini mempunyai
r
dimensi. Di samping itu kasus ini menghasilkan solusi bentuk E = ψ ( x, y ) exp(i (β z − ωt )) xˆ dimana β adalah
yang dikenal sebagai soliton spasial1).
konstanta propagasi, ω adalah frekuensi sudut optik.
Dalam literatur pandu gelombang linear, metode
indeks bias efektif telah banyak dipakai sebagai suatu Fungsi ψ(x,y) memenuhi persamaan gelombang skalar
prosedur untuk menemukan solusi hampiran bagi struktur dua dimensi berikut
pandu gelombang dua dimensi yang rumit). Metode ini
dipakai untuk menganalisa pandu gelombang planar
∂ 2ψ
+
∂ 2ψ
∂x 2 ∂y 2
[ ]
+ k 2 n y 2 ( y ) + 2 k 2 n2 ( y ) n y ( y ) I ( x , y ) − β 2 ψ = 0 ,
nonlinear.
(1)
Pandu gelombang dapat dikarakterisasi oleh relasi
dispersi yang terdapat di dalamnya. Dalam makalah ini dengan syarat batas berupa kekontinuan ψ dan turunan
akan diturunkan relasi dispersi untuk pandu gelombang parsialnya di setiap titik pada batas antara dua lapisan,
planar yang di dalam filmnya terdapat nonlinearitas jenis dimana k = 2π/λ merupakan bilangan gelombang di ruang
Kerr. Untuk mendapatkan relasi dispersi ini, mula-mula hampa, λ adalah panjang gelombang di ruang hampa dan
persamaan gelombang skalar dua dimensi untuk pandu I(x,y) adalah intensitas lokal. Intensitas lokal ini diberikan
gelombang planar nonlinear tersebut diselesaikan dengan oleh
menggunakan metode indeks bias efektif, kemudian
I ( x, y ) = 12 cε 0 n y ( y )ψ 2 ( x, y ) , (2)
dengan menerapkan perata-rataan didapat relasi dispersi
tersebut. Selanjutnya diberikan beberapa contoh dimana c adalah kecepatan cahaya di ruang hampa, dan ε0
pemakaian relasi dispersi tersebut dengan beberapa model adalah permitivitas ruang hampa.
perata-ratan dalam pandu gelombang planar simetrik yang Untuk menyelesaikan persamaan (1) digunakan
di dalam filmnya terdapat nonlinearitas jenis Kerr. metode indeks bias efektif1,2). Dalam metode ini
diasumsikan bahwa ψ dapat dipisah secara parsial dalam

187
188 KFI Vol. 13 No. 3, 2002

bentuk ψ(x,y) = ψy(y) ψyx(x,y) dan ψyx(x,y) merupakan 3. Penurunan Relasi Dispersi dan Analisa
fungsi yang slowly varying terhadap variabel y, Perata-rataan
maksudnya perubahan ∂ψ yx dibandingkan dengan Misal indeks bias pandu gelombang tersebut
∂y
adalah
perubahan ψyx kecil sekali dalam satu panjang gelombang,
⎧ nc ; d < y<∞
∂ 2 ψ yx ⎪
sehingga faktor dapat diabaikan. Ide n y ( y ) = ⎨n f ; 0< y<d ,
∂y 2
⎪n ; −∞ < y < 0
pengasumsian metode ini adalah membuat hampir semua ⎩ s
pengaruh variabel y pada fungsi ψyx(x,y) diambil alih oleh dimana d adalah ketebalan film, nc adalah indek bias
fungsi ψy(y), sehingga pemisahan ψ(x,y) secara parsial ini cladding, nf adalah indeks bias film, dan ns adalah indeks
mirip dengan pemisahan variabel biasa. bias substrat, serta koefisien nonlinear jenis Kerr sebagai
Dengan metode ini persamaan gelombang (1) berikut
dapat dipisah menjadi
⎧n ; 0 < y < d
n2 ( y) = ⎨ 2 .
d 2ψ y
dy 2
[ ]
+ k 2 n ef2 ( y ) − β 2 ψ y = 0 , (3) ⎩ 0 ; lainnya
Dengan perata-rataan (6) di atas, persamaan (3) dapat
ditulis menjadi
d 2 ψ yx
[ ]
+ k 2 n 2y ( y ) + α ( y )ψ 2y ( y )ψ 2yx − n ef2 ( y ) ψ yx = 0 ,
[ ]
(4) d 2ψ y
dx 2 + k 2 nˆef
2
( y) − β2 ψ y = 0 . (7)
2
dimana nef(y) adalah indeks bias efektif dan dy
α ( y ) = cε 0 n 2y ( y )n2 ( y ) , sedangkan indeks bias efektif Persamaan (7) di atas mempunyai solusi
kuadratnya adalah
⎡ n 2y ( y )n 22 ( y )k 4 P 2 ψ 4y ( y ) ⎤ [ ]
⎧ψ yc ( y ) = a cos(w f d ) + b sin( w f d ) exp(wc d ) exp(− wc y )

n ef2 ( y ) = n 2y ( y ) ⎢1 + ⎥ , (5) ψ y ( y) = ⎨ ψ yf ( y ) = a cos(w f y ) + b sin( w f y )
⎢⎣ 4β 2 ⎥⎦ ⎪
⎩ ψ ys ( y ) = a exp(ws y )
dimana P adalah daya optis. Solusi persamaan (4) dikenal , (8)
sebagai soliton spasial, namun dalam makalah ini solusi
dimana ψyc(y) adalah solusi di lapisan cladding, ψyf(y)
ini tidak dibahas lebih lanjut.
Indeks bias efektif kuadrat tersebut membuat adalah solusi di lapisan film, ψys(y) adalah solusi di
persamaan (3) menjadi nonlinear. Kenonlinearan ini lapisan substrat, sedangkan w f = k nˆ ef
2
− B2 ,
membuat solusi dan relasi dispersi persamaan tersebut
sulit didapat secara analitis, sedangkan pendekatan wc = k B 2 − nc2 , dan ws = k B 2 − n s2 , dimana B =
numerik yang dilakukan dengan mempartisi dimensi
ketebalan film dan melinearkan indeks bias efektif β/k adalah indeks modus.
kuadrat di setiap sub intervalnya1) akan membuat Perlu diperhatikan bahwa pemilihan ψy(y) di atas
kerumitan dalam pengadopsian syarat batas. telah memasukan syarat batas kontinuitas ψy(y) di setiap
Dalam makalah ini diturunkan pendekatan analitis titik pada batas antara dua lapisan. Akibatnya syarat batas
yang lebih sederhana dengan merata-ratakan indeks bias untuk persamaan (7) tinggal kontinuitas turunan ψy(y) di
efektif kuadrat. Dalam hal ini pengaruh perubahan indeks setiap titik pada batas antara dua lapisan di pandu
bias efektif kuadrat pada arah y tidak ditinjau titik demi gelombang tersebut.
titik, tetapi dalam dimensi ketebalan film. Dengan Untuk mendapatkan relasi dispersi pandu
melakukan perata-rataan ini, maka persamaan (3) menjadi gelombang cukup ditinjau persamaan di lapisan film,
linear dan dapat diperoleh relasi dispersi secara analitis. yaitu
Indeks bias efektif kuadrat (5) dirata-rata dengan ∂ 2 ψ yf
merata-ratakan ψ 4y ( y ) sebagai berikut + w 2f ψ yf = 0 , (9)
∂y 2
⎡ n 2y ( y )n 22 ( y )k 4 P 2 ψˆ 4y ( y ) ⎤ dψ yf (0) dψ ys (0)
nˆ ef2 ( y ) = n 2y ( y ) ⎢1 + ⎥ , (6) dengan syarat batas = dan
⎢⎣ 4β 2 ⎥⎦ dy dy
dψ yf (d ) dψ yc (d )
dimana ψˆ 4y ( y ) menyatakan hasil perata-rataan dari = , serta indeks bias efektif kuadrat
dy dy
ψ 4y ( y ) .
⎡ n 2f n22 k 2 P 2 ψˆ 4y ( y ) ⎤
2
nˆef ( y ) = n 2f ⎢1 + ⎥. (10)
⎢ 4 B 2 ⎥
⎣ ⎦
KFI Vol. 13 No. 3, 2002 189

Dengan mengolah kedua syarat batas di atas, 4.1 Contoh 1


didapat relasi dispersi untuk P = 0 sebagai berikut
Di sini dipakai empat model perata-rataan. Pada
n 2f − 2 B 2 + nc2 Gambar 1 simbol † menyatakan ψ 4y ( y ) dirata-rata
cot( kd n 2f − B 2 ) = (11)
2 n 2f − B 2 B 2 − nc2 dengan ψ 4y ( y*) , dimana y* adalah nilai yang membuat
sedangkan untuk P ≠ 0 relasi dispersinya adalah ψ 4y ( y ) bernilai maksimum. Simbol + menyatakan perata-

⎢ ( ) ( ⎤
kd 4 B 2 n 2f − B 2 + (n2 kP )2 n f ψˆ y 4 ⎥ ) rataan dengan ψ 4y (d / 2) , simbol ◊ menyatakan perata-
cot ⎢
2B ⎥= d 4
⎢⎣ ⎥⎦ rataan dengan 1

d 0
ψ y ( y )dy , sedangkan simbol •

( ) (
4 B 2 nc2 + n 2f − 2 B 2 + (n2 kP )2 n f ψˆ y 4 ) menyatakan perata-rataan dengan ψ 4y (d / 4) .

4(n − 1)B
. (12)
4 B B 2 − nc2 2
f
2
(
+ (n2 P )2 n f ψ
ˆy 4 )
Nilai B untuk pandu gelombang tersebut didapat
dari titik potong antara fungsi di ruas kiri dan fungsi di
ruas kanan dari kedua relasi dispersi di atas.
Untuk P = 0, relasi dispersi (11) tidak terpengaruh
oleh perata-rataan yang dilakukan. Namun untuk P ≠ 0,
perata-rataan yang dilakukan akan berpengaruh pada
relasi dispersi (12).
Ruas kiri relasi dispersi (12) merupakan fungsi
yang monoton naik (dengan domain B). Jika ψˆ 4y yang
dipakai makin besar, maka fungsi tersebut akan bergeser
ke kanan. Namun jika ψˆ 4y yang dipakai makin kecil,
maka fungsi tersebut akan bergeser ke kiri.
Ruas kanan relasi dispersi (12) merupakan fungsi
yang monoton turun. Jika ψˆ 4y yang dipakai makin besar,
Gambar 1. Kurva dispersi untuk λ = 0,515 µm dan d = 2
maka fungsi tersebut akan bergeser ke kanan. Namun jika µm(simbol dari atas ke bawah: †, +, ◊, •)
ψˆ 4y yang dipakai makin kecil, maka fungsi tersebut akan
Pada Gambar 1 kurva dengan garis tidak terputus
bergeser ke kiri. didapat dari metode indeks efektif, sedangkan kurva
Jadi jika ψˆ 4y yang dipakai makin besar, maka titik dengan garis titik-titik didapat dari metode elemen hingga
potong kedua fungsi tersebut akan bergeser ke kanan, (sebagai acuan dalam perbandingan). Kedua kurva ini
didapat dari contoh dalam 1).
sehingga nilai B lebih besar, sedangkan jika ψˆ 4y yang
Kurva dispersi model ψ 4y ( y*) dan ψ 4y (d / 2)
dipakai makin kecil, maka titik potong kedua fungsi
tersebut akan bergeser ke kiri, sehingga nilai B lebih adalah sama, karena pandu gelombangnya simetrik.
kecil. Kedua model ini lebih baik dibanding kedua model
lainnya. Namun keempat model perata-rataan tersebut
4. Beberapa contoh belum dapat mengkarakterisasi adanya daya kritis Pc =
Pada bagian ini diberikan beberapa kurva dispersi 1,86π/(k2n2nf) = 0,025mW1). Walau demikian hasil yang
untuk gelombang TE modus 0 yang didapat dengan diperoleh dapat dikatakan cukup baik, karena persentase
menggunakan relasi dispersi (12) dan dibandingkan kesalahan relatifnya cukup kecil (< 10%), kecuali ketika
dengan kurva dispersi yang didapat dari rujukan1). Selain daya mendekati daya kritis.
itu juga diberikan pendekatan relasi dispersi dengan Gambar 2 berikut memuat Gambar 1 di atas
menggunakan ekspansi Taylor pada relasi dispersi ditambah kurva dengan garis putus-putus, dimana kurva
tersebut di sekitar P = 0 mW. ini didapat dari penTayloran relasi dispersi di sekitar P =
Parameter pandu gelombang planar yang 0 mW, yaitu B(P) = 1,567 + 31,714 P2.
digunakan di sini adalah d = 2 µm, λ = 0,515 µm, nc =
1,55, nf = 1,57, ns =1,55, n2 = 10-9 m2/W, kecuali dapat
disebutkan lain.
190 KFI Vol. 13 No. 3, 2002

Gambar 2. Kurva dispersi untuk λ = 0,515 µm dan d = 2 Gambar 4. Kurva dispersi untuk λ = 0,515 µm, d = 0,5
µm dan pendekatan Taylornya di sekitar P = 0mW µm (◊), d = 1 µm (ο), d = 2 µm (+), d = 4 µm(†) dan
pendekatan Taylornya di sekitar P = 0 mW
4.2. Contoh 2
Dalam contoh ini ketebalan film dibuat bervariasi Dalam Gambar 4 kurva dengan garis putus-putus
sebagai berikut 0,5 µm, 1 µm, 2 µm, 4 µm; dan perata- didapat dari relasi dispersi yang ditaylorkan di sekitar P =
rataan yang digunakan adalah ψ 4y ( y*) . 0 mW, yaitu B(P) = 1,557 + 73,084 P2 untuk d = 0,5 µm;
B(P) = 1,563 + 68,592 P2 untuk d = 1 µm; B(P) = 1,567 +
31,714 P2 untuk d = 2 µm; B(P) = 1,569 + 10,701 P2
untuk d = 4 µm.
4.3. Contoh 3
Pada contoh ini panjang gelombang dibuat
bervariasi sebagai berikut 0,515 µm, 0,85 µm, dan 1,3
µm, dan perata-rataan yang digunakan adalah ψ 4y ( y*) .

Gambar 3. Kurva dispersi untuk λ = 0,515 µm, d = 0,5


µm (◊), d = 1 µm (ο), d = 2 µm (+), d = 4 µm(†)

Pada Gambar 3 kurva dispersi dengan garis tidak


terputus didapat dari metode indeks bias efektif. Kurva ini
didapat dari contoh dalam1) dan dipakai sebagai acuan
dalam perbandingan.
Pada d = 2 µm dan d = 4 µm, kurva yang
dihasilkan dari relasi dispersi dapat dikatakan baik, Gambar 5. Kurva dispersi untuk d = 2 µm, λ = 0,515 µm
terutama untuk daya 0 - 0,02 mW. Demikian pula pada d (◊), λ = 0,85 µm (ο), λ = 1,3 µm (+)
= 0,5 µm dan d = 1 µm, kurva yang didapat cukup baik
untuk daya 0 - 0,0075 mW. Namun model perata-rataan Pada Gambar 5 kurva dengan garis tidak terputus
yang digunakan belum dapat mengkarakterisasi adanya didapat dari metode indeks bias efektif1) dan dipakai
daya kritis Pc = 0,025 mW. sebagai acuan dalam perbandingan.
KFI Vol. 13 No. 3, 2002 191

Dalam Gambar 6 garis putus-putus merupakan


Untuk λ = 0,515 µm dan λ = 0,85 µm, kurva yang kurva dispersi dari relasi dispersi yang diTaylorkan di
didapat dari relasi dispersi cukup baik, terutama untuk sekitar P = 0 mW, yaitu B(P) = 1,567 + 31,714 P2 untuk λ
daya 0 - 0,02 mW. Namun relasi dispersi masih belum = 0,515 µm; B(P) = 1,564 + 7,833 P2 untuk λ = 0,85 µm;
dapat mengkarakterisasi adanya daya kritis Pc = 0,025 B(P) = 1,561 + 1,924 P2 untuk λ = 1,3 µm.
mW untuk λ = 0,515 µm dan Pc = 0,068 mW untuk λ =
5. Kesimpulan
0,85 µm, sedangkan untuk λ = 1,3 µm kurva yang
dihasilkan cukup baik, terutama untuk daya 0 - 0,04 mW, Dengan metode indeks bias efektif dan perata-
namun belum dapat mengkarakterisasi adanya daya kritis rataan didapat relasi dispersi dalam bentuk implisit secara
Pc = 0,159 mW. analitis untuk pandu gelombang planar nonlinear dengan
nonlinearitas jenis Kerr. Dengan menggunakan relasi
dispersi ini, perhitungan numerik yang dilakukan untuk
mendapatkan kurva dispersi lebih sederhana. Dalam
makalah ini telah dipakai relasi dispersi tersebut dengan
beberapa model perata-rataan untuk mendapatkan kurva
dispersi pandu gelombang planar simetrik yang di dalam
corenya terdapat nonlinearitas jenis Kerr. Kurva dispersi
yang dihasilkan dengan menggunakan relasi tersebut
cukup baik, terutama untuk daya optis yang kecil. Model
perata-rataan yang digunakan masih perlu diperbaiki lebih
lanjut untuk mengkarakterisasi adanya daya optis kritis.
Referensi
1. K.S. Chiang, R.A. Sammut, 'Effective-Index Method
for Spatial Solitons in Planar Waveguides with Kerr-
Type Nonlinearity', J. Opt. Soc.Am. B, Vol. 10, No.
4, pp. 704-708, April 1993.
2. K.S. Chiang, Analysis of Optical Fibers by the
Effective-Index Method, Appl. Opt. 25, 348-354,
Gambar 6. Kurva dispersi untuk d = 2 µm, λ = 0,515 µm February 1986.
(◊), λ = 0,85 µm (ο), λ = 1,3 µm (+) dan pendekatan
Taylornya di sekitar P = 0 mW

Anda mungkin juga menyukai