Latihan Kepemimpinan PDF
Latihan Kepemimpinan PDF
MODUL
LATIHAN KEPEMIMPINAN
LATIHAN KEPEMIMPINAN
(MPCKS - PIM)
Pengarah:
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan
Tim Penyusun:
Drs. Edy Legowo, M.Pd. (081229755599)
Sri Prihartini Yulia, M.Hum. ( 081328025383)
Tutik Susilowati, S.Sos., M.Si. (08122637626)
Reviewer:
Hardini Rahmawati, S.Pd., M.Pd. (081519677755)
Dr. Susana Prapunoto (081227096339)
Dr. Dian Fajarwati, M.Pd. (085290020020)
LATIHAN KEPEMIMPINAN | v
mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan di sekolah baik
guru, tenaga kependidikan, maupun orangtua untuk bersama-sama
mewujudkan pendidikan yang dinamis sesuai dengan perkembangan
industri 4.0. Keempat, kepala sekolah harus memberikan dukungan
semangat dan penghargaan kepada guru, tenaga kependidikan, dan
peserta didik yang telah mencapai hasil atas prestasi, inovasi, dan
pencapaian lain yang membanggakan.
Modul ini berisi panduan sekaligus salah satu referensi yang dapat
digunakan untuk memandu kepala sekolah dalam pengembangan
kompetensi dan profesinya pada pelaksanaan pelatihan penguatan
kepala sekolah sebagai salah satu syarat untuk menduduki jabatan
kepala sekolah. Saya mengapresiasi upaya semua pihak sehingga
modul pelatihan penguatan kepala sekolah ini dapat terselesaikan.
Modul ini terbuka untuk mendapatkan koreksi dan masukan-masukan
konstruktif sebagai penyempurnaan di masa yang akan datang.
Saya mengucapkan terima kasih atas segala kontribusi yang telah
didedikasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Semoga modul
ini memberikan nilai tambah dan manfaat bagi semua pihak yang
terkait dalam pengelolaan pendidikan di tanah air.
Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan,
SAMBUTAN ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ x
PENDAHULUAN .............................................................................. 11
A. Latar Belakang ........................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 92
LATIHAN KEPEMIMPINAN | ix
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Modul latihan kepemimpinan ini memfasilitasi calon kepala sekolah
untuk meningkatkan kompetensi kepribadian, kewirausahaan, dan
sosial. Kompetensi tersebut akan dicapai melalui pemberian
berbagai pengalaman belajar dengan materi kepemimpinan
pembelajaran dan kepemimpinan kewirausahaan.
Dua materi kepemimpinan tersebut secara garis besar memuat
uraian tentang konsep, dimensi atau komponen, dan karakteristik
masing-masing jenis kepemimpinan, serta strategi pengembangan
baik untuk pengembangan diri calon kepala sekolah maupun
pengembangan sekolah yang kelak akan dipimpinnya. Dengan
kata lain, Pengajar diklat akan memberikan pengalaman belajar
selama kegiatan latihan kepemimpinan dengan berbagai metode
dan sumber belajar. Berbagai metode yang dimaksud seperti
diskusi dan presentasi, demontrasi, refleksi, assignment
(pemberian tugas), pemberian umpan balik, dan penugasan latihan
kepemimpinan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Penugasan dalam kegiatan latihan kepemimpinan merupakan cara
yang dikembangkan untuk menguatkan nilai-nilai kepemimpinan
calon kepala sekolah dalam rangka pencapaian kompetensi
kepribadian, sosial, dan jiwa kewirausahaan. Secara teknis bentuk
latihan kepemimpinan berupa penugasan-penugasan yang
diselesaikan melalui aktivitas dalam tim/kelompok.
Selama beraktivitas dalam tim, sesungguhnya sarat akan nilai.
Nilai yang dimaksud adalah nilai kepemimpinan pembelajaran dan
kepemimpinan kewirausahaan. Di samping sarat akan nilai,
kegiatan ini juga berfungsi sebagai media penyegaran bagi peserta
selama diklat. Penggunaan berbagai sumber belajar seperti bahan
pembelajaran, lembar kerja, penggunaan multi media, bahan
tayang, bahan bacaan, dan sejenisnya akan mendukung
pencapaian hasil belajar yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan
pendekatan pembelajaran andragogi yaitu memfasilitasi orang
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 11
dewasa agar mudah mempelajari bahan pembelajaran. Langkah-
langkah proses pembelajaran kepemimpinan ini secara berurutan
diawali dengan: (1) Penjelasan Umum; (2) Kontrak Program untuk
kegiatan latihan kepemimpinan; (3); Kepemimpinan pembelajaran;
dan (4) Kepemimpinan kewirausahaan. Penugasan latihan
kepemimpinan dilakukan secara terintegrasi pada materi
kepemimpinan pembelajaran dan kepemimpinan kewirausahaan.
Urutan proses pembelajaran secara lebih detail dikemukakan pada
langkah-langkah pembelajaran dalam setiap materi latihan
kepemimpinan.
Bahan pembelajaran ini disusun dengan mengintegrasikan nilai-
nilai karakter khususnya religius, integritas, gotong royong, dan
mandiri. Adapun struktur program latihan kepemimpinan terinci
dalam tabel di bawah ini:
No Materi Waktu
3
Kepemimpinan Kewirausahaan: 2 JP
1) Penugasan Latihan kepemimpinan:
B. Target Kompetensi
Mata diklat latihan kepemimpinan pada diklat calon kepala sekolah
dimaksudkan untuk meningkatkan tiga kompetensi yaitu
kepribadian, sosial, dan kewirausahaan, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Mata diklat
latihan kepemimpinan disampaikan dalam 2 materi yaitu
kepemimpinan pembelajaran dan kepemimpinan kewirausahaan
yang dikemas dalam pembelajaran di dalam kelas (indoor) maupun
di luar kelas (outdoor) dengan berbagai bentuk penugasan latihan
kepemimpinan yang bertujuan untuk membangun kerjasama
dalam tim/kelompok yang saling menguntungkan dalam mengatasi
permasalahan yang muncul, mempermudah dalam menyelesaikan
sebuah pekerjaan, mengatasi pekerjaan yang membutuhkan
pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang
terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien
(Mungin, 2005 : 62). Adapun uraian target yaitu sebagai berikut:
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 13
1. Kepemimpinan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul latihan kepemimpinan ini Saudara
diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai kepemimpinan
pembelajaran yang meliputi motivasi yang kuat untuk sukses
dalam menjalankan tupoksi sebagai kepala sekolah dan
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan yang menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran (sesuai dengan
Permendiknas No. 13 Tahun 2007). Pada proses tatap muka
untuk materi ini, akan diinsertkan berbagai penugasan latihan
kepemimpinan yang relevan dan mampu memguatkan nilai-
nilai kepemimpinan pembelajaran.
2. Kepemimpinan Kewirausahaan
Setelah mempelajari modul latihan kepemimpinan ini Saudara
diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai kepemimpinan
kewirausahaan yang meliputi kreativitas dan inovasi
mengembangkan sekolah, bekerja keras mencapai
keberhasilan sekoah, pantang menyerah dan selalu mencari
solusi terbaik dalam menghadapi kendala, serta naluri
kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah secara
efektif dan efisien (sesuai dengan Permendiknas No. 13 Tahun
2007). Pada proses tatap muka untuk materi ini, akan
diinsertkan berbagai penugasan latihan kepemimpinan yang
relevan dan mampu menguatkan nilai-nilai kepemimpinan
kewirausahaan.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 15
E. Cara Penggunaan Modul
Modul ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
a. Pendahuluan,
b. Kegiatan In Service Learning 1 yang terdiri dari Kegiatan
pembelajaran 1 Kepemimpinan Pembelajaran, dan Kegiatan
Pembelajaran 2 Kepemimpinan Kewirausahan
c. Kegiatan on the job learning
d. Kegiatan In service learning 2
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 17
professional), dan gotong royong (sub nilai menghargai
pendapat orang lain).
b. Kepemimpinan Kewirausahaan
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan melalui tiga tahapan
yaitu: penugasan latihan kepemimpinan tahap pertama,
penyajian materi kepemimpinan kewirausahaan, dan
penugasan latihan kepemimpinan tahap kedua.
Kegiatan pembelajaran latihan kepemimpinan tahap pertama
dari rangkaian pembelajaran kepemimpinan kewirausahaan
adalah penugasan membuat pesawat terbang (pabrik
pesawat) dan Samson Delilah/dimensi manusia (bisa
disampaikan keduanya atau pilih salah satu melihat
ketersediaan waktu). Penugasan latihan kepemimpinan tahap
pertama ini dilakukan di dalam ruang kelas (indoor) selama 2
x 45 menit. Adapun langkah-langkah penyajian materi
kepemimpinan kewirausahaan mengikuti langkah-langkah
berikut:
a. Pengajar Diklat membuka pembelajaran dan
menyampaikan skenario pembelajaran.
b. Peserta diklat melaksanakan think and share tentang
konsep kepemimpinan kewirausahaan.
c. Pengajar Diklat memberikan penugasan, yaitu lomba
membuat media pembelajaran berbasis bahan limbah
sekolah secara berkelompok (satu kelas dibagi menjadi
6 kelompok).
d. Pengajar Diklat melaksanakan penugasan seperti yang
dijelaskan oleh master trainer.
e. Setelah selesai membuat media pembelajaran, peserta
diklat mempresentasikan hasil karyanya.
f. Pengajar Diklat mengamati penugasan dan
melaksanakan penilaian.
g. Peserta diklat mendiskusikan karakteristik kepemimpinan
kewirausahaan.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 19
Pada pembelajaran kegiatan in service learning 2, pengajar
diklat memberikan arahan dan petunjuk mengenai penyusunan
laporan dan teknik presentasi yang akan dilaksanakan pada
tahapan diklat in service learning 2.
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran dalam diklat calon Kepala Sekolah In
Service Learning 1, saudara dapat menyusun rencana tindak
kepemimpinan pembelajaran dengan menggunakan data hasil
Evaluasi Diri Sekolah (Rapor Mutu).
B. Indikator Pencapaian Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan In-1, Saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep kepemimpinan pembelajaran;
2. Menganalisis karakteristik kepemimpinan pembelajaran;
3. Mengimplementasikan nilai-nilai kepemimpinan pembelajaran di
sekolah;
4. Menyusun rencana tindak kepemimpinan pembelajaran
C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar
Sebelum materi kepemimpinan pembelajaran disampaikan,
pengajar diklat membimbing peserta untuk melaksanakan
penugasan latihan kepemimpinan dalam rangka pengkondisian
awal. Adapun penugasan awal dari latihan kepemimpinan adalah
sebagai berikut:
Penugasan Latihan Kepemimpinan Tahap Pertama
1. Penjelasan umum latihan kepemimpinan
Pengajar diklat menyampaikan tentang pentingnya latihan
kepemimpinan dengan disertai regulasi terkait (Permendiknas
nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah/madrasah). Peserta diklat diberi penjelasan mengenai
nilai-nilai karakter yang akan dikuatkan dalam kegiatan latihan
kepemimpinan.
2. Kontrak Program dan Pembentukan suku (kelompok)
Pengajar Diklat menyampaikan kontrak (aturan) yang akan
disepakati dan dilaksanakan secara bersama-sama selama
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 21
mengikuti kegiatan latihan kepemimpinan. Adapun rincian
kontrak program meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Peserta dilarang keluar dari area lingkungan diklat/kampus
selama diklat bila ketahuan di denda 50.000
b) Peserta harus memakai name tag bila ketahuan tidak
memakai didenda 10.000
c) Peserta dilarang menerima tamu selama mengikuti diklat bila
ketahuan di denda 50.000
d) Peserta dilarang menggunakan gadget (HP/IPAD/IPHONE
dan yang sejenisnya) selama kegiatan latihan
kepemimpinan, bila ketahuan di denda 100.000
e) Peserta dilarang melihat TV, membaca koran, majalah
kecuali kitab suci dan modul diklat, bila ketahuan didenda
10.000
f) Peserta dilarang merokok; bila ketahuan akan didenda
100.000
g) Peluit berbunyi tiga kali pendek 5 menit lagi kegiatan akan
dimulai
h) Peluit berbunyi tiga kali panjang kegiatan dimulai peserta
yang terlambat di denda 25.000
i) Peserta harus melaksanakan semua penugasan
Keterangan:
Denda yang dimaksud dalam kontrak program bukan
berupa nominal UANG, melainkan POINT atau perolehan
skor yang akan dikurangi.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 23
c. Penugasan Koreografi
Persiapan dan pelaksanaan penugasan (10 Menit)
(1) Pengajar diklat memberi penjelasan teknis penugasan
koreografi
(2) Ketua suku (ketua kelompok) kembali ke kelompoknya
memberi penjelasan tugas pembuatan koreografi
(3) Pengajar diklat memutarkan lagu yang akan digunakan
dalam penugasan koreografi untuk memberi inspirasi
peserta dalam mencipta gerakan tari
(4) Ketua suku (ketua kelompok) melakukan kontrol
kesiapan dari kelompoknya
(5) Peserta diberi kesempatan latihan membuat sebuah
tarian selama 10 menit (diusahakan agar peserta tidak
saling melihat kelompok lain pada saat latihan)
(6) Setiap suku/kelompok melaksanakan tugas sesuai
kontrol yang telah disepakati selama 3 tiga menit/dapat
disesuaikan
(7) Pengajar diklat menyampaikan kepada peserta bahwa
aspek penilaian dari penugasan ini adalah
kekompakan, keserasian gerakan dengan musik,
variasi gerakan.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 25
Persiapan Penugasan (5 Menit)
(1) Pengajar diklat memberi penjelasan/arahan tugas
(2) Larangan dari penugasan ini adalah berbicara saat
melaksanakan tugas, tidak menggunakan bahan selain
yang telah ditetapkan
(3) ketua suku/kelompok kembali ke kelompoknya memberi
penjelasan tugas dan mengatur strategi penyelesaian
tugas
(4) ketua suku/kelompok melakukan kontrol kesiapan dari
kelompoknya
(5) Setiap kelompok melaksanakan tugas sesuai kontrol
yang telah disepakati
MATERI PEMBELAJARAN
1. Konsep Kepemimpinan Pembelajaran
Bass (dalam Dhewanto (2013) menyatakan kepemimpinan
merupakan kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain
dalam melaksanakan keinginannya. Kata kunci kepemimpinan
adalah pengaruh.
Kepala sekolah dipandang berkontribusi dalam perkembangan
sekolah apabila terjadi peningkatan prestasi akademik peserta
didik. Hal ini terlepas dari pandangan teori mana yang paling
efektif untuk diaplikasikan. Bilamana kepala sekolah dalam
kepemimpinannya mampu mempengaruhi seluruh warga
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 27
guru yang dipimpinnya mampu mengelola pembelajaran yang
berorientasi kepada peningkatan prestasi peserta didik.
Daresh dan Playco (1995) mendefinisikan kepemimpinan
pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar
mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki
prestasi belajar siswanya. Definisi ini belum menyeluruh,
karena hanya memfokuskan pada guru. Ahli lain, Petterson
(1993), mendefinisikan kepemimpinan pembelajaran yang
efektif adalah sebagai berikut:
a. Makna visi sekolah melalui berbagi pendapat atau urun
rembug dengan warga sekolah serta mengupayakan agar
visi dan misi sekolah tersebut hidup subur dalam
implementasinya;
b. Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan
dalam pengelolaan sekolah (manajemen partisipatif);
c. Kepala sekolah memberikan dukungan terhadap
pembelajaran;
d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses
belajar mengajar untuk memahami lebih mendalam dan
menyadari apa yang sedang berlangsung di dalam sekolah
Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan
berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan pembelajaran
dan dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan belajar
tersebut.
Brundrett dan Davies (2010) menyatakan dimensi Kepala
Sekolah sebagai pemimpin pembelajaran yaitu menetapkan
visi, misi dan tujuan sekolah, mengelola program pembelajaran,
dan mempromosikan iklim belajar yang positif. Penetapan misi
sekolah meliputi: pencanangan misi yang jelas di sekolah;
berpusat pada pengembangan akademik yang sesuai bagi
warga sekolah; penetapan prioritas misi untuk kinerja guru;
penyampaian visi dan misi yang harus diketahui oleh guru; misi
disampaikan, dengan aktif didukung, dan diberi contoh oleh
kepala sekolah. Kepala Sekolah mengelola program
pembelajaran, yaitu melakukan supervisi dan melakukan
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 29
D. Karakteristik Kepemimpinan Pembelajaran
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (2011:13-14)
mendeskripsikan karakteristik kepemimpinan pembelajaran
sebagai berikut:
a. Mengembangkan misi dan tujuan
b. Mengelola program pembelajaran
c. Mendorong iklim pembelajaran akademis
d. Mengembangkan fungsi produksi pendidikan
e. Mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif.
D. Aktivitas Pembelajaran
LK.01: Peta Visi Diri (45 menit)
Tujuan penugasan:
a) Menganalisis peta visi diri
b) Menguatkan karakter religius (sub nilai panggilan dan
pelayanan) pada diri calon kepala sekolah
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 31
Petunjuk:
1. Instrumen ini bukan untuk menilai diri Saudara, melainkan
hanya untuk memotret tipe visi diri Saudara.
2. Isilah dengan jujur dan apa adanya “Instrumen Visi Diri”
berikut, cara mengisinya dengan memberi tanda centrang (v)
di belakang setiap pernyataaan. Centranglah (v) di bawah
kolom sesuai bila pernyataan tersebut sesuai dengan diri
Saudara, atau di bawah kolom tidak sesuai bila pernyataan
tersebut tidak sesuai dengan diri Saudara.
3. Skorlah hasil penilaian visi tersebut dengan menggunakan
Panduan Penskoran yang disediakan, dan buatlah profilnya
dalam bentuk Tabel sebagaimana dicontohkan berikut (Format
A.02.2)
4. Buatlah penilaian Saudara termasuk dominan bertipe visi I, II,
III, atau IV. Skor tertinggi adalah tipe visi yang paling dominan
yang cenderung Saudara miliki.
5. Berdasarkan kategori visi yang dominan Saudara miliki
tersebut lakukan refleksi menggunakan Format A.02.3.
6. Kumpulkan hasil refleksi Saudara kepada Pengajar diklat
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 33
11. Saya bukan tipe orang yang ambisius, karena saya
merasa nyaman dan merasa cukup dengan
kehidupan saya sekarang.
12. Meskipun saya mampu menyelesaikan suatu
tugas, tapi saya lebih senang tugas tersebut
dikumpulkan bersama-sama teman terlebih
dahulu.
13. Kegagalan bagi saya bukan semata karena faktor
internal diri saya, tetapi lebih ditentukan oleh faktor
di luar diri.
14. Ketika menghadapi masalah saya cenderung
sepakat dengan solusi yang telah dikemukanan
oleh teman-teman.
15. Saya suka mencari suatu hal-hal yang baru.
16. Saya termasuk orang yang suka dengan
kehidupan yang mapan, nyaman daripada harus
bersusah-susah menuruti ketidakpuasan.
17. Saya termasuk orang yang menerima apa adanya.
18. Saya suka membicarakan pengalaman-
pengalaman masa lalu dan sekarang dari pada
membicarakan masa depan yang tidak menentu.
19. Saya berani menghadapi tantangan, meskipun
ada risiko yang harus saya tanggung.
20. Saya sering membuat pernyataan-pernyataan
yang tidak umum dikemukakan oleh orang pada
umumnya.
21. Saya merasa mampu dan yakin dapat mencapai
sesuatu yang sudah saya tetapkan.
22. Saya akan mempertahankan ide dan gagasan
yang saya yakini benar, bilamana ada ide orang
lain yang berbeda dengan saya.
23. Untuk dapat mewujudkan cita-cita saya, saya
merasa tidak perlu bergantung dengan bantuan
orang lain.
b) Panduan Penskoran:
(1) Lembar Jawab Self Assesment Visi Diri
1 10 15 15
2 11 16 16
3 12 17 17
4 13 18 18
5 14 19 19
6 Tot ------------ 20 20
n-2
7 21 21
8 22 22
9 23 23
25
Tot ------------
n-4
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 35
Format A.02.2: Tabulasi Data Profil Tipe Visi Saya:
Tipe Visi Skor Persentase
I
II
III
IV
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 37
A. Format A.02.3: Panduan Refleksi Hasil Penilaian
Visi Diri
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 39
LK. 03: Kerja kelompok Menyusun Rencana Tindak
Kepemimpinan Pembelajaran (90 menit)
Tujuan:
1. Menyusun rencana tindak kepemimpinan pembelajaran
melalui studi kasus
2. Menguatkan karakter gotong royong sub nilai menghargai
pendapat orang lain dalam mengimplementasikan
kepemimpinan pembelajaran
Petunjuk pengerjaan:
1. Bacalah kasus yang tersedia di bawah ini
2. Masing-masing kelompok mengerjakan minimal satu kasus
3. Menanamkan karakter gotong royong sub nilai menghargai
perbedaan pendapat orang lain saat berdiskusi
4. Buatlah Rencana Tindak Kepemimpinan Pembelajaran
untuk mengatasi masalah atau kasus tersebut dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
a. Tentukan masalahnya
b. Tentukan tujuan
c. Rumuskan indikator keberhasilan tujuan, nilai
kepemimpinan
d. Tentukan program untuk mengatasi masalah tersebut
e. Tulislah langkah-langkahnya secara detail dan
sistematis
5. Presentasikan RTK yang dihasilkan masing-masing
kelompok dengan menempelkan di dinding dan perwakilan
kelompok mencermati hasil kelompok lain
Kasus:
1. Sebuah sekolah Tunas Bangsa, dari hasil EDS pada
standar isi menunjukkan masih sangat terbatas dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling yang
memadai dalam memenuhi kebutuhan pengembangan
pribadi peserta didik. Dari permasalahan tersebut di atas
apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah.
2. Sebuah sekolah Harapan Nusa dari hasil EDS, ternyata
sebagian besar guru dalam menyusun RPP masih copy
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 41
pendidikan, Sekolah tersebut menjalin kemitraan dengan
orangtua dalam pencapaian hasil belajar siswa.
E. Penguatan
Untuk lebih mendalami materi Kepemimpinan Pembelajaran,
saudara dapat membaca buku tentang How to Help Teachers
Succeed, Glickman, Carl D atau Supervision as a Proactive
Process, Daresh, John C, Playco.
F. Rangkuman
Kepemimpinan pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan
kepala sekolah dengan maksud mengembangkan lingkungan kerja
yang produktif dan memuaskan bagi guru, serta pada akhirnya
mampu menciptakan kondisi belajar siswa meningkat.
Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang
memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang unsur-
unsurnya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 43
G. Refleksi dan Tindak Lanjut
a. Apa yang telah Saudara ketahui tentang kepemimpinan
pembelajaran?
b. Apa yang belum Saudara ketahui tentang kepemimpinan
pembelajaran?
c. Pengalaman seperti apakah yang sudah Saudara miliki
sebagai pemimpin pembelajaran?
d. Rencana Tindakan kepemimpinan seperti apa yang akan
saudara lakukan jika Saudara menjadi seorang pemimpin
pembelajaran?
e. Lakukan penilaian diri atas penerapan Nilai Utama Karakter
dan sub nilai yang mana yang sudah terinternalisasai dalam diri
saudara, tingkat internalisasinya, dan tulis alasan yang
menyebabkannya.
Kreatif
1. Mandiri
Profesional
2. Gotong Menghargai
Royong pendapat
orang lain
3. Integritas Komitmen Moral
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 45
Persiapan Penugasan (5 Menit)
a. Pengajar diklat memberi penjelasan/arahan tugas
b. ketua suku/kelompok kembali ke kelompoknya memberi
penjelasan tugas dan mengatur strategi penyelesaian
tugas
c. ketua suku/kelompok melakukan kontrol kesiapan dari
kelompoknya
d. Setiap kelompok melaksanakan tugas sesuai kontrol
yang telah disepakati
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 47
KEGIATAN IN SERVICE LEARNING 1 (IN-1)
Kegiatan Pembelajaran 2
Kepemimpinan Kewirausahaan
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran dalam diklat calon Kepala Sekolah In
Service Learning 1, saudara dapat membuat program
pengembangan kewirausahaan di sekolah.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 49
(j) Bahan baku yang belum rusak dapat dijual kembali
kepada fasilitator dengan harga Rp. 5.000,-/lembar
D. MATERI PEMBELAJARAN
Salah satu kompetensi yang wajib dimiliki kepala sekolah adalah
kompetensi kewirausahaan, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Dimensi kompetensi
kewirausahaan yang dimaksud dalam peraturan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah.
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
sekolah/madrasah.
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar
peserta didik.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 51
1. Konsep Kepemimpinan Kewirausahaan
Ada dua istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan
asal-usul istilah kewirausahaan, yaitu “entrepreneurship”
(bahasa Inggris), “entrepreneur” (bahasa Perancis) yang berarti
seorang yang melakukan suatu usaha (baru) yang berisiko.
Dalam bahasa Indonesia, istilah entrepreneur diterjemahkan
“pengusaha” atau orang yang memiliki usaha. Pada tahun
1970-an “entrepreneur” diterjemahkan sebagai “wiraswasta”
yang berbeda dengan pengusaha yang lebih menekankan pada
aspek keberanian dalam mengambil risiko. Pada tahun 1980-
an digunakan istilah “wirausaha” sebagai padanan istilah
“entrepreneur”. Wirausaha diartikan sebagai seorang pahlawan
dalam usaha atau orang yang berani melakukan suatu usaha.
Drucker (1985) menilai wirausaha dalam arti jiwa atau nilai-nilai,
seperti adanya keinginan untuk melakukan perubahan (bersifat
„harus‟) terhadap sesuatu yang baru (greedy for new things).
Definisi sedikit berbeda tentang kewirausahaan disampaikan
oleh Zimmerer (2005). Disebutkan, kewirausahaan sebagai
suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan. Definisi yang lebih lengkap
dikemukakan dalam Inpres Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni
1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan. Dalam Inpres tersebut,
kewirausahaan diartikan sebagi semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi, dan produksi baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar.
Sebaliknya, peneliti lain memberikan pengertian yang sempit
tentang kewirausahaan (Vecchio, dalam Bagheri, A. & Pihie,
Z.A.L., 2009). Diantaranya menyatakan bahwa kewirausahaan
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 53
memberdayakan tim untuk bekerja cepat dan cerdas untuk
mencapai visi dalam kondisi lingkungan yang tak menentu.
Oleh sebab itu, kepala sekolah/madrasah akan dapat
merealisasi visi tersebut bilamana memiliki karakteristik: (1)
proaktif; (2) inovasi; (3) berani mengambil risiko (Surie &
Ashely; Chen; Kuratko; Gupta, MacMillan & Surie, dalam
Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009) dan peka melihat peluang
(Ciputra, 2008).
Edy Legowo, dkk. (2001) dalam penelitiannya menemukan
sebelas karakteristik pribadi wirausaha, yaitu: (1) berani
mengambilan risiko tingkat sedang; (2) kreatif dan inovatif; (3)
motivasi berprestatif; (4) kemandirian; (5) keuletan; (6)
kepemimpinan; (7) berorientasi masa depan; (8) internal locus
of control; (9) komunikatif dan reflektif; (10) perilaku
instrumental; (11) penghargaan terhadap uang.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 55
Cara berpikir dan bertindak kepala sekolah yang inovatif,
antara lain: (1) berani ke luar dari kawasan nyaman (comfort
zone); (2) tidak berpikir secara konvesional; (3) bertindak
lebih cepat dibanding orang lain; (4) mendengarkan ide
stakeholders sekolah/madrasah; (5) bertanya kepada
warga sekolah/madrasah dan stakeholders apa yang perlu
diubah di sekolah ini secara berkala; (6) memotivasi diri dan
orang lain untuk cepat bergerak dengan selamat; (7)
berharap untuk menang dan memiliki kesehatan dan
kekuatan; dan (8) “rekreasi” secukupnya untuk
mendapatkan ide-ide baru (Anonim 3, 2005).
b) Kerja Keras dan Pantang Menyerah
Kerja keras dan pantang menyerah ialah kegiatan maksimal
yang banyak menguras tenaga, pikiran, dan waktu untuk
menyelesaikan sesuatu. Kepala sekolah bekerja keras
untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif. Pantang menyerah adalah daya
tahan seseorang bekerja sampai sesuatu yang
diinginkannya tercapai. Pantang menyerah adalah
kombinasi antara bekerja keras dengan motivasi yang kuat
untuk sukses. Orang yang pantang menyerah selalu bekerja
keras dan motivasi kerjanya juga tak pernah pudar.
Kepala sekolah perlu memiliki sifat pantang menyerah agar
tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan
permasalahan, menghadapi tantangan, dan kendala yang
ada di sekolahnya. Kepala-kepala sekolah yang memiliki
sifat pantang menyerah akan mampu memajukan
sekolahnya dengan sukses. Cara untuk menumbuhkan sifat
pantang menyerah adalah dengan menguatkan hati diri
sendiri dan warga sekolah agar tidak mudah berputus asa
dalam mencapai sesuatu yang diinginkan, dan selalu
menjaga kesehatan jiwa dan raga agar tidak mudah letih
atau sakit.
Beberapa cara kepala sekolah untuk mempengaruhi warga
sekolah/madrasah untuk bekerja keras, antara lain: (1)
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 57
c) Motivasi Berprestasi Tinggi
Motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu dalam
untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan yang
dianggap penting. Teori kebutuhan Mc Clelland
menyatakan bahwa ada tiga jenis kebutuan manusia, yaitu
need for achievement (kebutuhan berprestasi), need for
power (kebutuhan berkuasa), dan need for affiliation
(kebutuhan berafiliasi). Menurutnya, jika seseorang memiliki
kebutuhan yang sangat kuat, maka motivasinya juga kuat.
Sebagai misal, kepala sekolah yang memiliki kebutuhan
berprestasi, maka ia terdorong untuk menetapkan tujuan
yang tinggi dan penuh tantangan, ia dengan keahliannya
akan bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut.
Kepala sekolah perlu memiliki motivasi berprestasi tinggi
agar mampu mengembangkan sekolah yang dipimpinnya.
Pada gilirannya, dimana kepala sekolah
mengaktualisasikan motivasi berprestasi yang tinggi, maka
dapat memberikan pengaruh kuat kepada warga sekolah
lainnya termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Cara
menumbuhkan motivasi dalam diri diantaranya melalui:
(1) Tetapkan tujuan, yakin dan optimis bahwa kita dapat
berubah, bahkan kita memang harus berubah untuk
mencapai titik maksimum.
(2) Susunlah target yang masuk akal.
(3) Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah
kata-kata optimistis, misalnya “masih ada peluang lagi”.
Jadikan konsep ini sebagai budaya berpikir, berbicara,
berdialog, dan bertindak.
(4) Belajar sendiri, cermat menganalisis diri. Masih adakah
cara berpikir, perilaku, dan kebiasaan saya yang kurang
menguntungkan.
(5) Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita
tidak kehabisan pemasok daya penggerak. Fokuskan
pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan
perasaan, pikiran, dan motivasi dari orang-orang
terdekat juga dapat dimanfaatkan.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 59
sebagai berikut. Seorang direksi bank yang ingin buka
usaha, dan ia menghitung-hitung terus dan selalu tidak
positif, akhirnya tidak berani membuka usaha. Nasihatnya
kepada direksi bank tersebut: ‟Jangan dihitung terus! Usaha
itu dibuka dulu baru dihitung„, itulah street smart. Dalam
konteks sekolah, hal tersebut dapat dicontohkan bahwa
kepala sekolah harus mau ditempatkan di sekolah manapun
walaupun kondisinya tidak seperti yang diinginkan, harus
berani melakukan perubahan-perubahan demi kemajuan
sekolah.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 61
Keadaan ini berbeda dengan apa yang akan dialami oleh
seorang yang bersikap reaktif. Seseorang yang reaktif
menunjukkan perilaku (1) mudah tersinggung; (2)
menyalahkan orang lain; (3) cepat marah dan mengucapkan
kata-kata yang belakangan mereka sesali; (4) mudah
mengeluh; (5) menunggu segalanya terjadi pada dirinya;
dan (6) berubah hanya bila perlu.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 63
dilakukan. Dengan kata lain, pembudayaan karakter
kewirausahaan dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-
kegiatan yang dilakukan ketika antar warga sekolah
berinteraksi dan berkomunikasi. Aktualisasi karakteristik
kewirausahaan secara verbal maupun perilaku, seperti
kejujuran, kerja keras, motivasi berprestasi tinggi, tanggung
jawab, disiplin, komitmen dapat dipersonalisasikan
(dipribadikan) ke semua warga sekolah. Proses
mempribadikan karakter kewirausahaan dalam teori
psikologi behavioristik, dapat dilakukan melalui serangkaian
proses pembiasaan. Proses pembiasaan dimulai dari: (1)
conditioning (pembiasan); (2) habit (kebiasaan); (3) traits
(sifat); (4) internalization (internalisasi); dan (5) personality
(kepribadian). Proses tersebut dapat dijelaskan dengan
contoh sebagai berikut.
Misalnya, pembentukan pribadi motivasi berprestasi tinggi.
Pembudayaan ini dapat dilakukan oleh sekolah dan juga
oleh guru kelas atau setiap guru bidang studi. Contohnya,
penetapan target menjadi “peringkat 5 besar” (karakteristik
kewirausahaan: motivasi berprestasi tinggi) se-wilayah
kabupaten/kota “X” dari sebelumnya berada di peringkat 20.
Bilamana target itu merupakan visi sekolah, dan secara
terus-menerus disampaikan di setiap upacara hari Senin,
maka itu sebenarnya proses conditioning. Bilamana hal itu
dilakukan oleh kepala sekolah secara terus-menerus, maka
secara bertahap motivasi berprestasi tinggi itu menjadi
sikap dan kebiasaan (habit) setiap warga sekolah, lambat
laun menjadi sifat (traits) mereka, yang pada titik tertentu
menginternalisasi pada diri mereka akhirnya motivasi
berprestasi tinggi tersebut menjadi pribadi setiap warga
sekolah.
Model kepala sekolah yang menunjukkan perilaku seorang
pemimpin kewirasuahaan adalah cara pembudayaan
karakteristik kewirausahaan yang lain. Pemasangan slogan-
slogan, seperti: “komunikator yang baik adalah mereka yang
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 65
naluri kewirausahaan akan menciptakan pengalaman
dan sumber belajar bidang kewirausahaan bagi guru
dan peserta didiknya. Sumber belajar yang berupa unit
usaha, antara lain dapat berupa koperasi sekolah, kantin
sekolah, unit jasa transportasi, hotel, bengkel sekolah,
dan yang sejenisnya.
Pendidikan kewirausahaan bisa efektif bilamana
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berlatih
semua komponen kepemimpinan kewirausahaan
(Okudan & Rzasa, 2006 dalam Bagheri, A. & Pihie
Z.A.L., 2009). Meskipun, memberikan kesempatan bagi
siswa untuk pengalaman kewirausahaan yang nyata,
seperti mengambil risiko, kreativitas dan inovasi melalui
pembelajaran tradisional tidaklah mudah. Selanjutnya,
bagaimana pembelajaran kepemimpinan
kewirausahaan diseyogyakan agar para guru dan siswa
di sekolah memiliki karakteristik kepemimpinan
kewirausahaan. Bagian berikut dibahas berbagai aspek
pembelajaran kewirausahaan dalam proses
pembentukan karakter kepemimpinan kewirausahaan.
Ada banyak ahli yang berpendapat tentang definisi dan
proses pembelajaran kewirausahaan. Rae, D. &
Carswell, M. (2000) mendefinisikan pembelajaran
kewirausahaan sebagai "suatu proses kesadaran yang
dinamis, reflektif, asosiatif, dan aplikasi yang melibatkan
transformasi pengalaman dan pengetahuan ke dalam
hasil belajar yang fungsional”. Masih banyak lagi definisi
pembelajaran kewirausahaan, namun para ahli
sependapat bahwa pembelajaran kewirausahaan akan
terjadi melalui proses mengalami kejadian yang
menantang dan berbeda, seperti mengenali peluang,
mengatasi masalah, dan melakukan peran yang
berbeda-beda dari seorang pengusaha (Pittaway &
Cope; Politis; Erikson; Minniti & Bygrave dalam Bagheri,
A. & Pihie, Z.A.L., 2009).
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 67
peluang yang dapat dikembangkan daripada melalui
metode pendidikan kewirausahaan tradisional.
Experiential learning disamping menyenangkan dan
meningkatkan keinginan siswa, juga atas
keterlibatannya dapat mengembangkan kemampuan
kewirausahaan mereka menjadi pengusaha (Peterman&
Kennedy; Fiet, dalam Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009).
Harris dan Gibson (dalam Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L.,
2009) berpendapat bahwa experiential learning secara
intensif "memungkinkan siswa untuk menggali potensi
kewirausahaan mereka dan meningkatkan keterampilan
serta meningkatkan harapan untuk sukses”.
Sebuah hasil penelitian menunjukkan secara kuat
bahwa kemampuan kewirausahaan akan dipelajari
melalui proses dimana siswa secara aktif terlibat dalam
lingkungan pengalaman belajar yang menantang
(Pittaway & Cope; Hannon; Heinonen & Poikkijoki,
dalam Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L., 2009). Pemberian
pengalaman belajar yang menantang akan
menimbulkan kesadaran diri tentang apa kekuatan dan
kelemahannya, meningkatkan kesiapan untuk
mengambil risiko, dan meningkatkan kreativitas,
membantu memberdayakan potensi mereka secara
optimal, menerima kesalahan sebagai kesempatan
belajar, dan mendorong mereka untuk berpikir kritis
(Fuchs, Werner & Wallau, dalam Bagheri, A. & Pihie,
Z.A.L., 2009). Kegiatan yang menantang memberikan
siswa berkesempatan untuk mengalami kegagalan,
belajar dari itu, dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk mengatasi tantangan yang lebih serius
(Fayolle & Gailly, dalam Bagheri, A. & Pihie, Z.A.L.,
2009). Banyak ahli percaya bahwa kreativitas, inovasi,
dan pengambilan risiko sebagai kompetensi penting
kewirausahaan tidak dapat diajarkan melalui metode
konvensional kewirausahaan (Plumly, dkk.; Heinone;
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 69
berbagi pengalaman, meningkatkan penalarannya
ketika menghadapi wawasan yang berbeda, dan
menemukan kelemahan penalaran diri, dan cara-cara
untuk meningkatkannya, menyesuaikan pemahaman
mereka atas dasar pemahaman orang lain, dan yang
lebih penting, yaitu menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh untuk memecahkan
masalah (Fuchs, Werner & Wallau dalam Bagheri, A. &
Pihie, Z.A.L., 2009). Pengetahuan dan keterampilan
yang diperolehnya merupakan hasil dari interaksi sosial
antara orang-orang yang memiliki pengalaman dan
perspektif yang berbeda dengan tingkat yang lebih tinggi
daripada pembelajaran secara individual. Di sisi lain,
pembelajaran melalui interaksi sosial dapat
meningkatkan kreativitas dan inovasi yang merupakan
komponen inti dari karakteristik kewirausahaan. Layak
untuk dikatakan bahwa dengan terlibat di berbagai peran
kegiatan kewirausahaan, pemimpin kewirausahaan
belajar berinteraksi sosial melalui proses sosialisasi.
Program pendidikan kewirausahaan menyediakan
berbagai peluang untuk interaksi sosial siswa, yang itu
dapat mengembangkan kepemimpinan kewirausahaan
mereka (Vecchio, 2003). Pertama, mereka memberikan
kesempatan untuk interaksi sosial dengan guru dan
rekan-rekan dalam kelompok. Interaksi sosial dalam
proses pembelajaran kewirausahaan sangat penting
karena dapat meningkatkan rasa senang saat
berkegiatan kewirausahaan dan meningkatkan tingkat
persepsi mereka tentang kewirausahaan para siswa.
Kedua, program pendidikan kewirausahaan
menyediakan kesempatan bagi siswa untuk terlibat
dengan pengusaha lain, investor, dan guru pada acara-
acara, seperti pelatihan, pertemuan kelompok, dan
transaksi bisnis dimana mereka memiliki kesempatan
untuk mengamati dan belajar dari model-model orang
sukses (Souitaris, Zerbinati & Al -Laham, 2007; Zhao,
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 71
pertanyaan bagaimana program kewirausahaan di
perguruan tinggi (dapat juga dianalogikan di sekolah)
berkontribusi pada pengembangan kepemimpinan
kewirausahaan, khususnya dalam mengembangkan
visi, sikap, proaktif, inovatif, dan pengambilan risiko?
Berikut ini hasil penelitian yang berupa narasi jawaban-
jawaban subjek atas pertanyaan tersebut.
Subjek mengemukakan bahwa:
"Sedikit sekali, ketika belajar kewirausahaan yang
membantu saya untuk mengembangkan
pengetahuan saya tentang kepemimpinan,
bagaimana saya mengelola diri, atau mengatur
waktu saya, bagaimana saya bisa mengenal
orang, menjadi independen, untuk menjadi kuat,
menjadi pekerja keras dan kompetitif”.
Subjek juga sepakat bahwa:
"...sebagian besar isi program kewirausahaan adalah
sama...., mereka meyakini bahwa tugas-tugas
dengan banyak dokumen dalam pembelajaran
kewirausahaan tidak cukup menantang siswauntuk
mengembangkan kemampuan berinovasi
danberkreasi. Tugas tersebut juga tidak
menghadapkan siswa untuk mengambil risiko atau
ketidakpastian dan kegagalan sebagaimana
kehidupan nyata seorang pengusaha. Siswa menjadi
"mudah bosan dan putus asa".
Subjek juga mengatakan bahwa:
"kita tidak bisa memaksa seseorang untuk menjadi
seorang pemimpin yang baik", sehingga program
pendidikan kewirausahaan harus:
"Membuat proyek agar siswa mengalami
kepemimpinan dalam suatu proyek bisnis yang
mereka lakukan bersama teman-teman mereka,
jadi seperti kegiatan mengenai kewirausahaan
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 73
C. Aktivitas Pembelajaran
LK.03 (Menganalisis karakteristik pemimpin
kewirausahaan)
Tujuan penugasan
(1) Menganalisis karakteristik kepemimpinan
kewirausahaan melalui tokoh yang berhasil
mengembangkan jiwa wirausaha
(2) Menanamkan nilai mandiri pada diri calon kepala
sekolah
Petunjuk pengerjaan:
(1) Bacalah modul ini pada materi karakteristik
kepemimpinan kewirausahaan dengan cermat
(2) Lakukan analisis karakteristik kepemimpinan
kewirausahaan dalam studi kasus di bawah ini
(3) Mengerjakan penugasan secara mandiri dan
presentasikan hasil diskusi di depan kelas
Penilaian:
Penilaian PPK (Penguatan Pendidikan Karakter):
mandiri
Skor 4 : apabila dapat mengidentifikasi 5 karakter
pemimpin kewirausahaan dan contoh
implementasinya untuk masing-masing karakter
dengan mandiri.
Skor 3 : apabila dapat mengidentifikasi 4 karakter
pemimpin kewirausahaan dan contoh
implementasinya untuk masing-masing karakter
dengan mandiri.
Skor 2 : apabila dapat mengidentifikasi 3 karakter
pemimpin kewirausahaan dan contoh
implementasinya untuk masing-masing karakter
dengan mandiri.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 75
yang diterima, dimana hanya ia
satu-satunya yang tidak diterima.
Jack Ma pertama kali
menggunakan internet pada 1995
saat dia mencari kata `beer` dan
`China`. Tapi saat itu, Ma tidak
menemukan hasil pencarian yang
diharapkan melalui internet.
Berbekal rasa penasaran, dia
lantas menciptakan laman website
untuk jasa terjemahan bahasa
China dengan seorang teman.
Hanya dalam beberapa jam saja,
dia menerima banyak surat
elektronik (email) yang cukup
membantunya membangun situs
tersebut.
Kejadian itulah yang kemudian
menjadi faktor pemicu berdirinya
Alibaba Group empat tahun
kemudian. Kini, alibaba merupakan
retailer online terbesar di China dan
berada di posisi kedua dunia
setelah Wal-Mart.
(https://www.17sekians.com/cerita-
singkat-jack-ma-biografi-dan-sang-
pendiri-alibaba-com/)
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 77
menciptakan program yang
sesuai. Dia tak ragu melakukan
sinkronisasi kurikulum,
memberikan kesempatan
kepada siswa dan guru untuk
magang. "Kami semua lalu
mengadakan MoU. Sehingga
ada ikatan jelas. Paling jelek,
siswa kami bisa mendapat
kesempatan magang lebih baik
ketimbang dari sekolah lainnya,"
paparnya.
Hingga sekarang terdapat lebih
dari 50 perusahaan yang
bekerja sama dengan SMKN 3.
Layaknya bursa kerja lain, di
sekolah tersebut juga kerap
diadakan acara job matching.
Namun, Mudianto membuatnya
berbeda. Jika kebanyakan acara
serupa dilakukan dalam satu
waktu dengan mengumpulkan
seluruh perusahaan, Mudianto
membuatnya lebih efektif.
Jadi, proses tersebut dibuat
beberapa hari. Per hari hanya
ada 3 sampai 4 perusahaan.
Seluruh proses perekrutan
dilaksanakan dalam satu hari
penuh. Hasilnya pun dapat
diketahui hari itu juga. Pagi
datang dan tes, sore
pengumuman.
Cara itu mendapat kesan positif
dari pihak industri. Sebab,
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 79
mengikuti pelatihan. Bahkan,
orang yang sudah bekerja
dipersilakan untuk ikut.
"Mungkin sudah kerja tapi ingin
mendalami pelatihan yang kami
buat, silakan datang," imbuhnya.
Namun, program tersebut
memang diprioritaskan untuk
alumni yang belum bekerja.
Selain itu, keterbatasan alat dan
pemateri membuat kuota
pelatihan cukup terbatas. Kelas
Autocad hanya melayani 20
orang. Program tersebut
berlangsung selama tiga bulan.
"Prosesnya gali lubang tutup
lubang. Kalau sebelum tiga
bulan itu sudah ada yang
mendapat pekerjaan, akan diisi
pendaftar lainnya. Semua
program ini gratis," tegasnya.
(ahmad didin/c6/ano)
(https://www.jpnn.com/news/ini-
dia-profil-mudianto-kepala-smk-
terbaik-se-indonesia )
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 81
LOMBA KREATIVITAS PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS BAHAN LIMBAH SEKOLAH
Langkah-langkah penugasan:
1. Master trainer membagi peserta menjadi enam kelompok.
2. Tiap kelompok wajib membuat media pembelajaran berbasis
bahan limbah sekolah (bebas untuk mata pelajaran apapun).
3. Panitia menyediakan enam paket bahan limbah sekolah (misal:
kardus bekas, kertas HVS, kertas tidak terpakai, CD bekas,
botol air mineral, kulit permen, daun-daun, dan lain-lain).
4. Panitia menyediakan enam paket peralatan (gunting, cuter,
lem, dan lain-lain).
5. Tiap kelompok menerima satu paket bahan limbah sekolah dan
satu paket peralatan.
6. Tiap kelompok bisa mencari limbah lain di sekitar lokasi diklat
sebagai pelengkap.
7. Setelah selesai, tiap kelompok
mempresentasikan hasil karyanya
dipresentasikan dalam format ppt (ditulis pada
LK.04):
Nama media pembelajaran
Ide kreatif/inovatif
Manfaat media pembelajaran
8. Pengajar melakukan penilaian terhadap hasil kerja kelompok,
penilaian meliputi:
Proses (kerjasama tim, kerja keras, motivasi, pantang
menyerah)
Hasil (kreativitas, inovasi, kebermanfaatan produk,
penampilan produk)
Presentasi hasil (form penilaian terlampir)
Pemenang: adalah yang memperoleh skor tertinggi
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 83
Skor 1 : apabila dapat membuat program pengembangan
kewirausahaan di sekolah dengan mengisi 2 (nama
program, latar belakang program, tujuan, indicator
keberhasilan, program/kegiatan, skenario/langkah-
langkah, metode pengumpulan data, nilai
kepemimpinan) secara logis dan sistematis dengan
menunjukkan nilai inovasi.
Keterangan:
1. Buatlah program pengembangan kewirausahaan di
sekolah dengan memilih salah satu dari aspek/komponen
yang tertera dalam tabel.
2. Skenario/langkah-langkah meliputi persiapan,
pelaksanaan, monev, dan refleksi
3. Kerjakan dalam kelompok (5-8 orang) dan presentasikan
hasil diskusi di depan kelas
4. Nilai karakter yang diamati, yaitu Kerja sama tim, Disiplin,
dan Tanggung jawab.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 85
memberi pengalaman nyata belajar wirausaha, sehingga
memperkaya pengalaman belajar peserta didik.
G. Refleksi dan tindak lanjut
Peserta diminta untuk mereflesikan di akhir kegiatan pembelajaran
mengenai hal-hal sebagai berikut:
(1) mendeskripsikan pemahamannya tentang materi
kepemimpinan kewirausahaan;
(2) menilai tingkat wawasannya terhadap materi kepemimpinan
kewirausahaan;
(3) menyatakan apa yang harus dipelajari dan dikembangkannya;
(4) nilai-nilai apa saja yang sudah mulai saudara miliki dan
diterapkan selama kegiatan pelatihan.
H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengukur tingkat
keberhasilan Saudara dalam mempelajari mata diklat ini:
1. Jelaskan konsep kepemimpinan kewirausahaan dari beberapa
ahli kemudian rancanglah konsep kepemimpinan
kewirausahaan sesuai dengan pemikiran anda sendiri!
2. Bagaimanakah karakteristik kepemimpinan kewirausahaan
yang tepat dan sesuai untuk diterapkan dalam rangka
mengembangkan jiwa wirausaha di sekolah!
3. Bagaimanakah strategi yang kreatif dan inovatif dalam rangka
implementasi pengembangan karakter kepemimpinan
kewirausahaan di sekolah!
4. Rancanglah sebuah program/kegiatan dalam rangka
implementasi kepemimpinan kewirausahaan di sekolah!
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 87
3. ketua suku/kelompok diberikan training/latihan membuat
simpul tali yang benar
4. ketua suku/kelompok kembali ke kelompoknya memberi
penjelasan tugas dan demonstrasi membuat simpul tali
yang benar
5. ketua suku/kelompok kembali ke pengajar untuk
melakukan kontrol kesiapan dari kelompoknya
6. Setiap suku/kelompok melaksanakan tugas sesuai
kontrol yang telah disepakati (pengajar boleh
mengganggu/mengecoh/mengambil anggota dari suku)
A. KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
Kegiatan On the Job Learning (OJL) adalah kegiatan calon kepala
sekolah di sekolah magang satu dan sekolah magang dua untuk
mengimplementasikan hasil pengalaman belajar mereka selama in
service learning 1 (IN-1). Dengan kata lain, mereka melaksanakan
proses yang disebut dengan pembelajaran langsung (learning
with).
Pada On the Job Learning (OJL), Saudara akan melaksanakan
beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan RTK dalam rangka peningkatan kinerja sekolah
yang dilakukan selama 40 jpl dengan mengintegrasikan nilai
karakter integritas (sub nilai komitmen) dan mandiri (sub nilai
kreatif)
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru junior sebagai
wujud implementasi kepemimpinan pembelajaran dengan
menjunjung tinggi nilai karakter mandiri (sub nilai professional)
Selama saudara melaksanakan kegiatan OJL baik di sekolah
magang 1 maupun sekolah magang 2, diharapkan Saudara tidak
meninggalkan tugas utama sebagai pendidik (guru) yaitu mengajar
dengan mengatur waktu secara fleksibel.
Tagihan hasil kegiatan selama OJL salah satu diantaranya adalah
menuangkan dalam Laporan OJL yaitu Laporan Pelaksanaan RTK
yang ditulis dalam bab III.A. juga dibuat dalam bentuk bahan tayang
yang akan dipresentasikan pada kegiatan In-2.
B. KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN
Pada On the Job Learning (OJL), Saudara akan melaksanakan
RTK yang telah Saudara susun. RTK akan dilakukan setara 40 jam
pelajaran dengan mengedepankan fleksibilitas dalam
pelaksanaannya. Pada kegiatan OJL ini Saudara mempraktikkan
semua nilai kepemimpinan kewirausahaan, yang meliputi inovasi
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 89
dan kreativitas, bekerja keras, dan pantang menyerah, motivasi
yang kuat, dan naluri kewirausahaan lainnya. Nilai-nilai tersebut
diharapkan mewarnai dan menjadi spirit untuk menyelesaikan
seluruh tugas pada On the Job Learning (OJL), khususnya dalam
melaksanakan tindak kepemimpinan.
Dengan menerapkan secara langsung pada aktivitas nyata di
sekolah, diharapkan nilai-nilai tersebut semakin mendalam
tertanam dalam diri saudara. Hal penting yang perlu diperhatikan
adalah Saudara tidak meninggalkan tugas utama mengajar
Saudara selama melaksanakan tugas OJL.
A. KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
Kegiatan In-2 adalah akhir kegiatan diklat dengan pola In-On-In.
Kegiatan ini merupakan tahap pelaporan dari kegiatan OJL.
Kaitannya dengan konteks kepemimpinan pembelajaran yang
menjadi perhatian adalah laporan dan bahan presentasi hasil
kegiatan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK) dalam rangka
peningkatan kinerja sekolah dengan mengintegrasikan karakter
integritas (komitmen) dan mandiri (kreatif). Demikian juga dengan
laporan dan bahan presentasi dari hasil kegiatan supervisi guru
junior secara professional sebagai wujud implementasi
kepemimpinan pembelajaran.
Pada saat In-2, diharapkan peserta telah terlihat hasil internalisasi
(menuai) nilai-nilai integritas, mandiri, dan gotong royong yang
telah tertanam kuat dan tumbuh pada diri saudara melalui proses
habituasi selama In-1 dan OJL.
B. KEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN
Kegiatan In-2 adalah akhir kegiatan diklat dengan pola In-On-In.
Kegiatan ini berupaya untuk mengumpulkan informasi untuk
melengkapi proses penilaian dan pengukuran seluruh proses dan
hasil pembelajaran melalui kegiatan presentasi laporan OJL dan
penilaian dokumen portofolio. Dalam kegiatan In Servive Learning
2, saudara diharapkan semakin memantapkan pemahaman dan
pengamalan nilai-nilai utama karakter, yaitu religius, mandiri,
gotong royong dan integritas, sehingga dapat digunakan sebagai
salah modal penting dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan, terlebih ketika suatu saat saudara diberi amanah
sebagai kepala sekolah.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 91
92 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH
DAFTAR PUSTAKA
Deal, T.E. and Peterson, K.D. 1998. Shaping School Culture: The
Heart of Leadership. San Fransisco, CA. Jossey Bass Publishers
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 93
Stephen P. Robbins, Phillip L. Hunsaker. 2003. Training in
Interpersonal Skills. England: Pearson Education Limited
http://www.kompasiana.com/baktigunawan/penerapan-teori-belajar-
vygotsky-dalam-interaksi-belajar-
mengajar_550d985b8133115d22b1e4d8
https://fmgmpbatangbarat.wordpress.com/lesson-study-langkah-
menuju-peningkatan-mutu-pembelajaran/
Kiyosaki, Robert T., dan Sharon L. Lerchter CPA., 2002. Rich Kid
Smart Kid.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 95
Entrepreneurship. Journal of Leadership and Organizational
Studies 13(4), pp. 56-72.
LATIHAN KEPEMIMPINAN | 97
98 | MODUL PELATIHAN CALON KEPALA SEKOLAH