PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faring atau tenggorokan adalah struktur seperti tuba yang menghubungkan
hidung dan rongga mulut ke laring. Faring dibagi menjadi region : nasal, oral, dan laring.
Nasofaring terletak disebelah posterior hidung dang di atas palatum mole.
Orofaring memuat fausial, atau palatin, tonsil. Laringofaring memanjang dar tulang hyoid
ke kartilago krikoid. Pintu masuk laring dibentuk oleh epiglottis.
Adenoid, atau tonsil faring, terletak dalam langit-langit nasofaring. Tenggorok
dikelilingi oleh tonsil, adenoid, dan jaringan limfoid lainnya. Struktur ini merupakan
penghubung penting ke nodus limfe dagu menjaga tubuh dari serangan organisme yang
memasuki hidung dan tenggorok. Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada
traktus respiratorius dan digestif.
Infeksi jalan napasa atas merupakan kondisi umum yang mengenai kebanyakan
orang pada waktu tertentu. Beberapa dari kondisi tersebut adalah akut, dengan gejala yang
berlangsung lama atau terjadi secara berulang.
Jarang pasien dengan kondisi ini membutuhkan perawatan di rumah sakit, namun
demikian, perawat yang bekerja di pusat ambulantori atau fasilitas perawatan jangka
panjang dapat saja menghadapi pasien dengan infeksi ini dan memberikan asuhan
keperawatan untuk kondisi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Nn C 26 tahun mengeluh lemas, sakit menelan, demam dan batuk-batuk kering
sejak 3 hari yang lalu. Dia tidak merokok dan tak ada riwayat penyakit kencing manis,
darah tinggi atau penyakit lainnya. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan pharing tampak
merah dan tonsil membesar, pembesaran kelenjar getah bening pada leher, suara paru
normal, TD 110/80 mmHg, N 88x/menit, P 20x/menit, S 38,3C.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
B. Penyebab
Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu,
adenovirus, mononukleosis atau HIV. Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah
streptokokus grup A (organism bakteri paling umum yang berkenaan dengan faringitis
akut, yang kemudian disebut sebagai “strep throat”), korinebakterium, arkanobakterium,
Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
C. Gejala
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan
dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau
ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Gejala lainnya adalah:
Demam
D. Pengobatan
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat
hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat. Aspirin tidak boleh diberikan kepada
anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma
Reye.
PEMBAHASAN
Nn C 26 tahun mengeluh lemas, sakit menelan, demam dan batuk-batuk kering sejak 3
hari yang lalu. Dia tidak merokok dan tak ada riwayat penyakit kencing manis, darah tinggi atau
penyakit lainnya. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan pharing tampak merah dan tonsil
membesar, pembesaran kelenjar getah bening pada leher, suara paru normal, TD 110/80 mmHg,
N 88x/menit, P 20x/menit, S 38,3C.
Pembahasan
Pembahasan kasus
Pada kasus di atas termasuk kedalam faringitis akut. Dilihat dari tanda dan gejala yang
timbuk pada Nn C sama dengan gejala faringiti akut, yaitu membaran mukosa sangat merah dan
tonsil berwarna kemerahan, folikel limfoid membengkak dan dipenuhi dengan eksudat, dan
pembesaran serta nyeri tekan nodus limfe servikal. Demam, malaise, dan sakit tenggorok juga
bisa timbul. Serak, batuk, dan rhinitis bukan hal yang umum.
Faringitis akut adalah inflamasi febris tenggorok yang disebabkan oleh organism virus
hampir 70%. (Brunner & Suddart, 2001). Faringitis akut adalah bakteri atau virus yang
ditularkan secara droplet infection atau melalui bahan makanan / minuman / alat makan.
(http://hayato31.blogspot.com/2009/05/askep-faringitis.html).
Infeksi virus tidak terkomplikasi biasanya hilang dengan segera, dalam 3-10 hari setelah
awitan. Nmun, faringitis yang disebabkan oleh bakteri yang lebih virulen sperti streptococcus
group A adalah penyakit yang lebih parah selama fase akut, dan jauh lebih penting karena
insiden dari bahaya komplikasi. Komplikasi ini termasuk sinusitis, otitis media, abses
peritonsilar, mastoiditis, adenitis servikal, demam reumatik, dan nefritis. Kultur tenggorok
merupakan cara utama dalam menentukan organism penyebab setelah diresepkan terapi yang
sesuai. Usap nasal dan kultur darah mungkin juga dilakukan untuk mengidentifikasi organisme.
Jika diduga atau ditunjukkan adanya penyebab bacterial, pengobatan dapat mencakup
pemberian agens antimikrobakterial. Untuk streptokokous group A, penisilin merupakan obat
pilihan. Untuk pasien yang alergi terhadap penisilin atau mempunyai organisme resisten terhadap
eritromisin (seperlima organism streptokokus group A dan kebanyakan S. aureus resisten
terhadap penisilin dan eritromisin), digunakan sefalosporin. Antibiotic diberikan selama
sedikitnya 10 hari untuk menghilangkan streptokokus group a dari orofaring.
Diet cair atau lunak diberikan selama tahap akut penyakit, tergantung pada napsu makan
pasien dan tingkat rasa tidak nyaman yang terjadi bersama proses menean. Kadang, tenggoro
sakit sehingga cairan tidak dapat diminum dalam jumlah yang cukup dengan mulut. Pada
kondisi yang parah, cairan diberikan secara intravena. Sebaliknya, pasien didorong untuk
memperbanyak minum sedapat yang ia lakukan, dengan minimal 2-3 liter sehari.
Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila
epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit polimorfonuklea. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan
sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan kemudian
cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh
darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu
terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak
pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak.
Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Penunjang
Faringitis oleh virus biasanya merupakan penyakit dengan awitan yang relatif lambat,
umumnya terdapat demam, malaise, penurunan nafsu makan disertai rasa nyeri sedang pada
tenggorokan sebagai tanda dini. Rasa nyeri pada tenggorokan dapat muncul pada awal penyakit
tetapi biasanya baru mulai terasa satu atau dua hari setelah awitan gejala-gejala dan mencapai
puncaknya pada hari ke-2-3. Suara serak, batuk, rinitis juga sering ditemukan. Walau pada
puncaknya sekalipun, peradangan faring mungkin berlangsung ringan tetapi kadang-kadang
dapat terjadi begitu hebat serta ulkus-ulkus kecil mungkin terbentuk pada langit-langit lunak dan
dinding belakang faring.
Faringitis streptokokus pada seorang anak berumur lebih dari 2 tahun, seringkali dimulai
dengan keluhan-keluhan sakit kepala, nyeri abdomen dan muntah-muntah. Gajala-gajala tersebut
mungkin berkaitan dengan terjadinya demam yang dapat mencapai suhu 40OC (104O F);
kadang-kadang kenaikan suhu tersebut tidak ditemukan selama 12 jam. Berjam-jam setelah
keluhan-keluhan awal maka tenggorokan penderita mulai terasa sakit dan pada sekitar sepertiga
penderita mengalami pembesaran kelenjar-kelenjar tonsil, eksudasi serta eritem faring. Derajat
rasa nyeri faring tidak tetap dan dapat bervariasi dari yang sedikit hingga rasa nyeri demikian
hebat sehingga membuat para penderita sukar menelan. Dua per tiga dari para penderita mungkin
hanya mengalami eritema tanpa pembesaran khusus kelenjar tonsil serta tidak terdapat eksudasi.
Limfadenopati servikal anterior biasanya terjadi secara dini dan nodus-nodus kelenjar mengalami
nyeri tekan. Demam mungkin berlangsung hingga 1-4 hari; pada kasus-kasus sangat berat
penderita tetap dapat sakit hingga 2 minggu. Temuan-temuan fisik yang paling mungkin
ditemukan berhubungan dengan penyakit yang disebabkan oleh streptokokus adalah kemerahan
pada kelenjar-kelenjar tonsil beserta tiang-tiang lunak, terlepas dari ada atau tidaknya
limfadenitis dan eksudasi-eksudasi. Gambaran-gambaran ini walaupun sering ditemukan pada
faringitis yang disebabkan oleh streptokokus, tidak bersifat diagnostik dan dengan frekuensi
tertentu dapat pula dijumpai pada faringitis yang disebabkan oleh virus.
Konjungtivitis, rinitis, batuk, dan suara serak jarang terjadi pada faringitis yang
disebabkan streptokokus dan telah dibuktikan, adanya 2 atau lebih banyak lagi tanda-tanda atau
gejala-gejala ini memberikan petunjuk pada diagnosis infeksi virus.
Bahan biakan tenggorokan merupakan satu-satunya metode yang dapat dipercaya untuk
membedakan faringitis oleh virus dengan streptokokus2,4. Menurut Simon, diagnosa standar
streptokokus beta hemolitikus kelompok A adalah kultur tenggorok karena mempunyai
sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi tergantung dari teknik, sample dan media. Bakteri yang
lain seperti gonokokus dapat diskrening dengan media Thayer-Martin hangat. Virus dapat
dikultur dengan media yang khusus seperti pada Epstein-Bar virus menggunakan monospot.
Secara keseluruhan dari pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya leukositosis.
Terapi
Terapi faringitis virus adalah aspirin atau asetaminofen, cairan dan istirahat baring.
Komplikasi seperti sinusitis atau pneumonia biasanya disebabkan oleh invasi bakteri karena
adanya nekrosis epitel yang disebabkan oleh virus. Antibiotika dicadangkan untuk komplikasi
ini7.
Faringitis streptokokus paling baik diobati dengan pemberian penisilin oral (200.000-
250.000 unit penisilin G,3-4 kali sehari, selama 10 hari). Pemberian obat ini biasanya akan
menghasilkan respon klinis yang cepat dengan terjadinya suhu badan dalam waktu 24 jam.
Eritromisin atau klindamisin merupakan obat lain dengan hasil memuaskan, jika penderita alergi
terhadap penisilin.
URAIAN PERTANYAAN
- tonsil membesar
- Sakit menelan
- demam
- batuk-batuk kering sejak 3 hari yang lalu
c. Wawancara
d. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
- Bau nafas
Palpasi
Auskultasi
- Suara paru
2. Penyebab kondisi Nn C
Penyebab yang mungkin terjadi pada kasus Nn C adalah kebanyakan disebabkan oleh
virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.
Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A (organism bakteri paling
umum yang berkenaan dengan faringitis akut, yang kemudian disebut sebagai “strep throat”,
korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
Tanda dan gejala yang timbul pada kondisi Nn C adalah pharing tampak merah dan
tonsil memebesar, pembesaran kelenjar getah bening pada leher, suara paru normal. Tanda
dan gejala yang mungkin terjadi :
- demam sampai 40 0C
- anoreksia
- konstipasi atau BAB keras ato tidak ada selama 3 hari berturut-turut
- teggorokan kering
- mulut bau
2. Undifferentiated, gejalanya:
- batuk
- suara parau
- hidung pilek
Komplikasi:
a. Percontinuitatum
- bronchitis
- otitis media karena berhubungan dengan telinga melalui tuba eustachius, dari
tuba akan masuk ke telinga tengah.
- Tracheitis
- nephritis akut
- septicemia
- meningitis
- tromboflebitis
- peritonitis
3. Diagnosa Keperawatan
Nyeri yang berhubungan dengan iritasi jalannapas atas sekunder akibat inflamasi yang
dimanifestasikan dengan klien mengeluh lemas, sakit menelan, demam, batuk-batuk
kering sejak 3 hari yang lalu, pharing tampak merah, tonsil membesar, pembesaran
kelenjar getah bening, suara paru normal, TD 110/80 mmHg, N 88x/menit, P
20x/menit, S 38,3C.
3. Asuhan Kepererawatan
Intervensi/Tindakan Rasional
Instruksikan pasien untuk tetap di Selama tahap febris penyakit dan banyak
tempat tidur. istirahat. Tissue yang digunakan harus
dibuan dengan tepat untuk mencegh
penyabaran infeksi. Kulit diperiksa sekali
atau dua kali sehari terhadap kemungkinan
kemerahan karena faringitis dapat
mendahului beberapa penyakit menular
lainnya.
Kumur salin hangat.
Tergantung pada keparahan lesi dan tingkat
nyeri. Manfaat tindakan ini tergantung pada
tingkat panas yang digunakan. Perawat
menjelaskan kepada pasien mengenai suhu
larutan. Suhu harus cukup tinggi untuk
efektif dan harus sepanas yang dapat
ditoleransi pasien, biasanya anatar 105F
dan 110F (40,6C-43,3C).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faringitis akut adalah inflamasi febris tenggorok yang disebabkan oleh organisme
virus hampir 70%. Streptokokus group A adalah organisme bakteri paling umum yang
berkenaan dengan faringitis akut, yang kemudian disebut sebagai “strep throat”.
Tanda dan gejala faringitis akut termasuk membran mukosa sangat merah dan
tonsil berwarna kemerahan, folikel limfoid membengkak dan dipenuhi dengan eksudat, dan
pembesaran serta nyeri tekan nodus linfe servikal. Demam, malaise, dan sakit tenggorok.
Sesuai dengan kondisi Nn. C yang sesuai dengan kasus Nn. C mengalami
faringitis akut, karena tanda dan gejala yang timbul pada Nn. C sesuai dengan tanda dan
gejala yang dipaparkan di landasan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. Jakarta: EGC.
www.makrofagku.co.cc
www.tanyadokteranda.com
http://id.wikipedia.org