Anda di halaman 1dari 10

https://selalusiapbelajar.blogspot.com/2016/11/apa-itu-sekolah-model-smpi.

html

Pada tahun 2016 ini Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) di seluruh
Indonesiamenggulirkan satu program bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Program ini dilaksanakan dengan memilih beberapa sekolah tingkat SD, SLTP dan SLTA
di seluruh Indonesia untuk menjadi sekolah model bagi pengembangan Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Internal (SPMI)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, model artinya pola (contoh, acuan, ragam
dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Jadi secara sederhana,
model dapat dimaknai sebagi contoh atau acuan. Sedangkan SPMI merupakan
kepanjangan dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Internal . Sistem penjaminan
mutu internal adalah system penjaminan mutu yang dilaksanakan secara mandiri oleh
pihak sekolah. Berdasarkan hal tersebut di atas, sekolah model SPMI dapat diartikan
sebagai sekolah yang menjadi contoh atau acuan dalam pelaksanaan Sistem
Penjaminan Mutu Internal.

Definisi sekolah model menurut Buku Juknis Dikdasmen, adalah sekolah


yang ditetapkan dan dibina oleh LPMP untuk menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain
di sekitarnya dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan secara
mandiri; menerapkan seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara sistemik,
holistik, dan berkelanjutan, sehingga budaya mutu tumbuh dan berkembang
secara mandiri serta memiliki tanggungjawab untuk mengimbaskan praktik baik
penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada lima sekolah di sekitarnya.

Sekolah model dipilih dari sekolah yang belum memenuhi SNP untuk dibina oleh
LPMP agar dapat menerapkan penjaminan mutu pendidikan di sekolah mereka sebagai
upaya untuk memenuhi SNP. Pembinaan oleh LPMP dilakukan hingga sekolah telah
mampu melaksanakan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model
dijadikan sebagai sekolah percontoan bagi sekolah lain yang akan menerapkan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model memiliki tanggungjawab
untuk mengimbaskan praktik baik penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada lima
sekolah di sekitarnya, sekolah yang diimbaskan ini selanjutnya disebut dengan sekolah
imbas.

Kriteria Sekolah Model

1. Sekolah belum memenuhi SNP


2. Seluruh komponen sekolah bersedia dan berkomitmen untuk mengikuti seluruh
rangkaian pelaksanaan pengembangan sekolah model.
3. Adanya dukungan dari pemerintah daerah.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di sekolah harus dilakukan oleh seluruh
anggota sekolah yaitu kepala sekolah, guru, siswa dan staf sekolah sesuai tugasnya
masing-masing. Ada lima tahapan siklus yang harus dilaksanakan yaitu:
1. Tahap pertama adalah memetakan mutu sekolah dengan berpedoman pada EDS
2. Tahap kedua adalah membuat perencanaan peningkatan mutu sekolah
3. Tahap ketiga adalah pelaksanaan program penjaminan mutu sekolah
4. Tahap Ke empat adalalah monitoring dan evaluasi
5. Tahap kelima strategi peningkatan mutu sekolah
Dalam pelaksanaannya, LPMP akan memberikan pendampingan kepada calon
sekolah model yang telah dipilih sampai sekolah tersebut mampu melaksanakan siklus
pemenuhan mutu pendidikan internalsecara mandiri. Adapaun program pendampingan
yang dilaksanakan LPMP pada tahun 2016 terbagi kepada beberapa tahap antara lain:
1. Bimtek Sekolah Model, di tiap kabupaten/kota yang terpilih menjadi pilot projek
SPMI
2. Pendampingan Tahap 1, di sekolah model
3. Pendampingan Tahap 2, di sekolah model
4. Workshop Penyusunan Potret Sekolah, di LPMP Propinsi
5. Ekspose Sekolah Model, di kabupaten dilanjutkan di tingkat pusat.
Puncak dari pendampingan program sekolah ini adalah ekspose/pameran yang
dilaksanakan di tingkat kabupaten dan dilanjutkan di tingkat pusat. Materi yang
ditampilkan di ekspose sekolah model adalah; 1) Potret / Profil Sekolah Model, 2) Odner
(map) yang berisikan dokumentasi kegiatan sekolah dalam pelaksanaan 5 siklus
SPMI mencakup dokumen tertulis dan foto-foto kegiatan, 3) Foto-foto kegiatan
pelaksanaan SPMI di sekolah, 4) Slide show kegiatan SPMI, 5) Baner, Pamplet,
Newsletter, dll.
Program sekolah model ini tidak hanya dilaksanakan di tahun 2016.Pada tahun 2017
LPMP akan melaksanakan program ini dengan lebih banyak lagi sekolah baik tingkat SD,
SLTP maupun SLTA.
ACUAN MUT U PE NDIDIKA N
Pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah mengacu pada standar
sesuai peraturan yang berlaku. Acuan utama sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan
menengah adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). SNP adalah standar minimal yang
ditetapkan pemerintah dalam bidang pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan
semua pemangku kepentingan dalam mengelola dan menyelenggarakan pendidikan, yang terdiri
atas:

1. Standar Kompetensi Lulusan;


2. Standar Isi;
3. Standar Proses;
4. Standar Penilaian;
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
6. Standar Pengelolaan;
7. Standar Sarana dan Prasarana; dan
8. Standar Pembiayaan.

S I S T E M PE NJAMI NAN MU T U PE NDI DIKAN DAS AR DA N ME NE GAH


Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua komponen besar yaitu
Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal. Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan
dan dijalankan oleh seluruh komponen satuan pendidikan. Sedangkan Sistem Penjaminan Mutu
Eksternal (SPME) adalah sistem penjaminan mutu yang dijalankan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, badan akreditasi dan badan standar. Sistem ini diatur dalam peraturan mentreti
pendidikan dan kebudayaan No 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Dasar dan Menengah dan dijelaskan pada Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Dasar dan Menengah.
http://www.smpn2cipanas.sch.id/2017/11/06/sitem-penjaminan-mutu-pendidikan-sesuai-juklak-pmp-
tahun-2017/

Gambar 1. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah


Satuan pendidikan berperan dalam melaksanakan sistem yang terdiri atas organisasi, kebijakan,
dan proses yang terkait dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan untuk menjamin
terwujudnya pendidikan yang bermutu dalam rangka memenuhi atau melampaui SNP. Sistem
tersebut memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Mandiri dan partisipatif


 dikembangkan dan diimplementasikan secara mandiri oleh satuan
pendidikan dengan membangun partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan
2. Terstandar
 menggunakan acuan mutu minimal SNP dan dapat ditetapkan oleh satuan
pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah memenuhi SNP
3. Integritas
 menggunakan data dan informasi yang jujur sesuai dengan kondisi yang ada di
satuan pendidikan;
4. Sistematis dan berkelanjutan
 dilaksanakan secara berkelanjutan mengikuti lima langkah penjaminan mutu yang
membentuk suatu siklus yang dilaksanakan secara berurutan dan berkelanjutan
membentuk suatu siklus
5. Holistik
 dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur yang meliputi organisasi, kebijakan, dan
proses-proses yang terkait
6. Transparan dan Akuntabel
 seluruh aktivitas dalam pelaksanaan SPMI terdokumentasi dengan baik dalam
berbagai dokumen mutu dan dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan;
Untuk melakukan Penjaminan Mutu Pendidikan disatuan Pendidikan ditnjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Siklus Penjaminan Mutu Pada Satuan Pendidikan


Langkah penjaminan mutu dalam siklus terdiri atas:

1. Penetapan Standar
Memiliki standar mutu sebagai landasan dalam melaksanakan penjaminan mutu
pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, SNP adalah kriteria
minimal dalam menyelenggarakan pendidikan. Satuan Pendidikan dapat
menetapkan standar di atas SNP apabila penyelenggaraan pendidikan telah memenuhi
seluruh kriteria dalam SNP.
2. Pemetaan Mutu
Memetakan mutu pendidikan pada satuan pendidikan berdasarkan standar mutu yang telah
ditetapkan melalui kegiatan evaluasi diri yang menghasilkan peta mutu (capaian standar),
masalah yang dihadapi dan rekomendasi;
3. Penyusunan Rencana Pemenuhan
Membuat perencanaan pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan mutu, dokumen
kebijakan pendidikan pada level nasional, daerah dan satuan pendidikan serta rencana
strategis pengembangan satuan pendidikan. Hasil perencanaan dituangkan dalam dokumen
perencanaan satuan pendidikan serta rencana aksi kegiatan;
4. Pelaksanaan Pemenuhan Mutu
Melaksanakan pemenuhan mutu dalam pengelolaan satuan pendidikan dan kegiatan proses
pembelajaran sesuai hasil perencanaan sehingga standar dapat tercapai;
5. Evaluasi/Audit Mutu
melakukan pengendalian terhadap proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah
dilakukan sesuai dengan perencanaan yang disusun untuk menjamin kepastian terjadinya
peningkatan mutu yang berkelanjutan.
Seluruh langkah dalam siklus penjaminan mutu dilaksanakan oleh satuan pendidikan dalam
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan dengan melibatkan
pemangku kepentingan. Seluruh langkah penjaminan mutu pada satuan pendidikan yang
dilaksanakan dalam satu atau lebih siklus akan menghasilkan rapor hasil implementasi sistem
penjaminan mutu.

Gambar 3. Rapor Hasil Implementasi Sistem Penjaminan Mutu


Fokus pelaksanaan penjaminan mutu pada satuan pendidikan adalah adanya peningkatan mutu
pada satuan pendidikan secara berkelanjutan. Perubahan peningkatan yang terjadi iilustrasikan
dalam bentuk tangga seperti yang tersaji pada Gambar 3. Posisi awal tangga
menggambarkan kondisi mutu satuan pendidikan saat awal pelaksanaan siklus penjaminan mutu.
Pelaksanaan siklus penjaminan mutu secara
berkelanjutan mendorong satuan pendidikan untuk menaiki anak tangga.
T I M PE NJAMINAN MUT U PE NDIDIKAN PADA S AT U AN PE NDIDIKAN
Tim Penjaminan Mutu Pendidikan pada Sekolah disajikan pada Gambar 4

Gambar 4. Struktur Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Pada Satuan Pendidikan


Sistem penjaminan mutu internal dapat berjalan dengan baik di satuan pendidikan jika terdapat
unsur penjaminan mutu di dalam manajemennya. Unsur penjaminan mutu tersebut dapat dalam
bentuk Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS) yang merupakan tim independen di
luar manajemen sekolah yang minimal berisi perwakilan pimpinan satuan pendidikan, pendidik,
dan tenaga kependidikan lainnya serta komite di satuan pendidikan tersebut. Jika
sumberdaya satuan pendidikan tidak mencukupi, fungsi penjaminan mutu ini menjadi tugas dari
tim manajemen yang sudah ada dalam satuan pendidikan.

Pembagian tugas dalam sistem penjaminan mutu pada satuan pendidikan dapat dilihat pada
Tabel 2.1. Satuan pendidikan dalam melaksanakan tugas pada sistem penjaminan
mutu pendidikan dapat melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Tim Penjaminan Mutu
Pendidikan Daerah (TPMPD) yang dibentuk oleh pemerintah daerah.
Gambar 5. Pembagian Tugas dalam Sistem Penjaminan Mutu Pada Satuan Pendidikan
UKURAN KE B E RH AS IL AN PE NJAMINAN MUT U PADA S AT UAN

PE NDI DI KA N
Ukuran keberhasilan penjaminan mutu oleh satuan pendidikan terdiri dari indikator keluaran
(output), hasil (outcome) dan dampak.

Gambar 6. Indikator Keberhasilan


Keberhasilan pelaksanaan penjaminan mutu di satuan pendidikan dipengaruhi oleh:

1. Komitmen manajemen dan kepemimpinan (management commitment and leadership)


2. Perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement)
3. Mutu hasil belajar meningkat
4. Berorientasi pada kepuasan pengguna layanan secara menyeluruh (total customer
statisfaction)
5. Keterlibatan aktif pendidik dan tenaga kependidikan (employee involvement)
6. Pelatihan (training)
7. Komunikasi (communication)
8. Kerjasama (teamwork)
Catatan Penting
Harap menjadi perhatian pada Siklus SPMI sesuai Juklak PMP tahun 2017 dibanding tahun
2016. Semula dimulai dari tahap Pemetaan mutu, Sekarang dimulai dari Penetapan
Standar.
Struktur TPMPS semula tidak memuat garis koordinasi atau komando, Sekarang sudah
dilengkapi garis koordinasi atau komando, untuk mempermudah siapa melakukan Apa.
(Tulisan ini dicuplik dari Bahan Penyegaran Fasda Sekolah Model tahun 2017 dan Juklak PMP
tahun 2017)

Dibawah ini link untu file Juklak PMP oleh Satuan Pendidikan tahun 2017

03. JUKLAK PMP oleh SP

This entry was posted in Headline and tagged n2c, N2C 1718 by Deni Y. Sofyan. Bookmark
the permalink.

Anda mungkin juga menyukai