Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia.
Kebutuhan energi masih didominasi oleh bahan bakar fosil tidak terbarukan yang
cepat atau lambat pasti akan habis ketersediaannya seperti minyak bumi, gas
alam, dan batu bara. Berbagai upaya untuk mencari dan mengembangkan sumber
energi alternatif yang terbarukan terus dilakukan. Sumber energi alternatif ini
merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, mampu meminimalisir
dampak sosial, lebih murah dan merupakan sumber energi yang dapat
diperbaharui kembali, sehingga dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang
lama. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan yaitu limbah
ban bekas (Putra,dkk. 2016).
Jumlah limbah ban bekas di Indonesia terus bertambah dikarenakan produksi
ban kendaraan setiap tahun meningkat. Dewan Karet Indonesia (2012)
menginformasikan bahwa produksi ban mobil di Indonesia tahun 2010 dan 2011
mencapai 14,4 dan 15,4 ton/hari. Jumlah yang demikian besar tersebut berpotensi
menimbulkan limbah ban bekas yang dapat berdampak buruk pada lingkungan.
Ban sendiri sampai saat ini merupakan bagian terpenting dari kendaraan baik
kendaraan bermotor seperti mobil maupun motor dan kendaraan tidak bermotor
seperti sepeda. Ban memiliki bahan dasar karet yang merupakan salah satu jenis
polimer sintetis. (Supriyanto,dkk. 2019).
Penumpukan limbah ban bekas dapat menjadikan sarang nyamuk dan sumber
penyakit. Pembuangan ban bekas di landfill (tempat pembuangan) akan
menjadikan masalah besar, karena ban bekas yang dibuang akan memenuhi ruang
di tempat pembuangan tersebut. Selama ini limbah ban bekas digunakan oleh
pengrajin tali, kursi, pot, keset, bahan bakar industri dan lain-lain, sedangkan
proses pembaruan telapak ban banyak menghasilkan parutan ban. Salah satu cara
untuk menangani limbah ban bekas yang memiliki nilai tambah adalah
mendegradasi secara panas (thermal) melalui proses pirolisis. (Supriyanto,dkk.
2019).

1
2

Mengingat terbatasnya sumber bahan bakar minyak pada saat ini, maka
pemanfaatan ban karet bekas kendaraan bermotor untuk dijadikan sumber bahan
bakar sangatlah tepat karena ban mempunyai nilai kalor yang tinggi dengan
komposisi kandungan karbon sebesar 85,16%. Karbon hitam sendiri merupakan
komposisi terbanyak dalam penyusunan ban yang digunakan untuk memperkuat
karet dan membantu ketahanan terhadap goresan. (Mastral, 2000).
Sebuah penelitian terdahulu Damayanthi (2009), mengenai pencairan limbah
ban bekas menghasilkan kondisi operasi optimal diperoleh pada suhu 550°C
dengan berat katalis 1 gram. Semakin tinggi suhu operasi akan memberikan
komposisi premium yang semakin besar tetapi setelah mencapai suhu optimum
(550°C), komposisi premium akan turun. Demikian juga dengan berat katalis,
semakin besar berat katalis maka komposisi premium akan semakin besar. Hal ini
dikarenakan semakin banyak katalis yang digunakan, maka proses cracking yang
terjadi semakin baik.
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan, maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Temperatur Terhadap Konversi Limbah Ban Dalam
Bekas Sepeda Motor Roda Dua Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Pelarut
Short Residue dan Katalis Zeolit Alam”.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pencairan limbah ban bekas
menghasilkan bahan bakar dengan kondisi operasi optimal diperoleh pada waktu 2
jam, suhu 550°C dengan berat katalis 1 gram. Temperatur berpengaruh pada
produk yang akan dihasilkan karena, dengan temperatur tertentu proses pirolisis
berlangsung dengan baik. produk yang dihasilkannya (residu padat, tar, dan gas)
semakin naik. Permasalahan-permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh temperatur terhadap konversi limbah ban dalam bekas
kendaraan bermotor roda dua menjadi bahan bakar menggunakan
katalis zeolit alam.
2. Bagaimana pengaruh temperatur terhadap kualitas dan kuantitas konversi
limbah ban dalam bekas kendaraan bermotor roda dua menjadi bahan bakar
menggunakan katalis zeolit alam.
3

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap konversi limbah ban dalam bekas
kendaraan bermotor roda dua menjadi bahan bakar menggunakan katalis
zeolit Alam.
2. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap kualitas dan kuantitas konversi
limbah ban dalam bekas kendaraan bermotor roda dua menjadi bahan bakar
menggunakan katalis zeolit alam.
1.4. Hipotesis
Pengaruh temperatur yang semakin tinggi, akan mempengaruhi kuantitas dan
kualitas produk yang dihasilkan. Kerena peningkatan temperatur akan
mempengaruhi kualitas hidrokarbon cair yang dihasilkan mendekati hasil jenis
bahan bakar, ini dikarenakan gugus asam (yang berasal dari katalis zeolit alam)
mempengaruhi reaksi peruraian karet ban bekas menjadi senyawa yang lebih
sederhana akan menjadi semakin baik.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya:
1. Konversi limbah karet ban dalam bekas kendaraan bermotor roda dua
menggunakan pelarut short residue dan katalis zeolit alam akan
menghasilkan kuantitas dan kualitas bahan bakar.
2. Memberikan solusi terhadap masalah limbah ban bekas.
3. Dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini dibatasi pada variasi temperatur yaitu 400
0
C, 500 0C, 600 0C menggunakan katalis zeolit alam. Untuk menghasilkan
kuantitas dan kualitas bahan bakar dari proses konversi limbah ban dalam bekas
kendaraan bermotor roda dua.

Anda mungkin juga menyukai