Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Oleh:
1
quality Bj 41. The result of planning processed for the roof frame is purlin C
125x50x20x3,2 and the truss obtained 2L 60x60x6, 2L 50x50x5 and 2L 45x45x5 using
welding tool with E70 electrode and plate of joint with thickness of 10 mm. The slabs
design of floors and roof obtained by thickness 120 mm with reinforcement steel D10,
slabs design of basement floor obtained by thickness 250 mm with reinforcement steel
D10, slabs design of stairs obtained by thickness 120 mm with reinforcement steel D13
and D8. Dimension of beam planned 400/600 mm and 300/450 mm with D19 for
longitudinal reinforcement and Ø10 for shear reinforcement. Dimension of columns
planned 600/600 mm with D25 longitudinal reinforcement and Ø10 shear
reinforcement. The foundation is used 400/400 mm piling with a depth of 18 m,
dimension of poer is 3000 x 3000 x 1100 mm and dimension of sloof is 350/600 mm and
350/500 mm with D22 longitudinal reinforcement and Ø10 for shear reinforcement.
Key words: 3D frame, planning, reinforced concrete, SAP 2000, SRMF.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya dunia pendidikan, menuntut pihak pengelolah universitas negeri
maupun swasta untuk terus membenahi diri, yaitu dalam sistem pengelolahan dan juga
fasilitas perkuliahan, terutama gedung kampus yang dilengkapi dengan fasilitas
memadai serta dapat terintegrasi secara mudah, guna mendukung proses perkuliahan
secara optimal. Dalam merancang sebuah gedung diperlukan pertimbangan dari segi
struktur, arsitektur dan manfaat bangunan, dari pertimbangan tersebut maka sebuah
gedung baik yang bertingkat maupun tidak bertingkat haruslah dapat memiliki syarat
aman, nyaman, ekonomis dan estetika bagi penggunanya, sehingga dalam perencanaan
diperlukan perhitungan yang matang agar syarat-syarat diatas dapat terpenuhi.
Berdasarkanapermasalahan yangatelah dijelaskan di atas, maka akanadirancang sebuah
struktur gedung kampus 6 Lantaia+1 Basement denganasistem rangkaapemikul momen
khusus (SRPMK) di wilayah Sukoharjo.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latarabelakang yang telahadipaparkan, maka rumusan masalahayang bisa
diambil adalahabagaimana merancang strukturagedung kampus 6 Lantai +1 Basement
dengan menggunakan sistem rangkaapemikulamomen khusus (SRPMK) diawilayah
Sukoharjo.
1.3 Tujuan Perencanaan
Tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan adalah:
1). Menghasilkan desainastruktur bangunan kampus 6 Lantai +1 Basement dengan
sistem rangkaapemikul momen khusus (SRPMK) yang mampu mendukung beban
perlu sesuai denganakombinasi bebanayang ditentukan menurutaperaturanaSNI
2847:2013.
2
2). Menghasilkan desainastrukturagedung kampus 6 Lantai +1 Basement yang mampu
menahanabeban gempa di wilayah Sukoharjo berdasarkanaperaturan SNI
1762:2012.
1.4 Manfaat Perencanaan
Manfaatadari perencanaan iniaadalah :
1). Bagi penulis, dapat menambahaapengetahuan dan pengalaman mengenai
perancanganastruktur beton bertulang pada gedung bertingkatatahanagempa.
2). Bagi instansi, dapatadijadikan rujukanapenambahan fasilitas untuk menunjang
aktifitasaakademik.
3). Bagi perkembanganailmu pengetahuan danateknologi, dapat menambahaliteratur
tentang perancanganagedung bertingkat berdasarkan SNI 1762:2012 dan SNI
2847:2013.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Konsep Perancangan Struktur
Sistem rangkaapemikul momenakhusus, yaitu sistem rangka portal yang direncanakan
bersifatadaktail penuh dengan pendetailan secaraakhusus. Portal yang didesain sebagai
SRPMK diberi sendi plastis pada kedua ujung balok dan kedua ujung kolom, portal
SRPMK juga harus dapat menjamin bahwa kekuatan kolom lebih tinggi dibandingkan
balok. (Pasal 21.5 dan Pasal 21.6 SNI 2847:2013).
2.2 Pembebanan Struktur
Berdasarkan SNI 1727:2013, untuk sebuah elemen strukturadiberi kombinasiabeban
sesuai bebanayang diderita elemenatersebut. Dan macam-macam kombinasiabeban
terfaktor sebagai berikut :
1). U = 1,4.D (1)
2). U = 1,2.D + 1,6.L + 0,5.(Lr atau R) (2)
3). U = 1,2.D + 1,6.(Lr atau R) + (1,0.L atau 0,5.W) (3)
4). U = 1,2.D + 1,0.W + 1,0.L + 0,5.(Lr atau R) (4)
5). U = 1,2.D + 1,0.E + 1,0.L (5)
6). U = 0,9.D + 1,0.W (6)
7). U = 0,9.D + 1,0.E (7)
dengan:
U = Kuat perlu (kekuatan struktur minimum yang diperlukan)
D = Bebanamati
L = Bebanahidup
Lr = Bebanahidup atap
R = Bebanaair hujan
W = Bebanaangin
E = Bebanagempa
3
2.3 Beban Gempa
Beban geseradasar akibatagempa dengan analisis statis ekuivalen (V) ditentukan
berdasarkanaketentuanaPasal 7.8.1aSNI 1726:2012, yaitu:
C.I e
V = Cs.Wt dan Cs = (8)
R
dengan:
V = beban (gaya) geseradasar statis ekuivalen akibatagempa, kN.
Cs = koefisien respons seismik.
C = koefisienabeban gempa.
Ie = faktor keutamaanabangunan gedung dan non gedung.
R = koefisien modifikasi respons.
Wt = berat totalaseismik efektif struktur, kN.
Distribusi bebanagempa nominal statik ekuivalen pada lantai-I (Fi) ditentukan
berdasarkanaketentuan Pasala7.8.3 SNI 1726:2012, yaitu:
Wi .h ik
Fi .V (9)
(W .h
n
i
k
i )
i 1
dengan:
Fi = beban gempa yang bekerja pada pusat massa lantai tingkat ke-i, kN.
Wi = berat seismic efektif struktur pada lantai tingkat ke-i, kN.
hi = ketinggian lantai tingkat ke-i dari dasar (penjepit lateral), m.
n = nomor lantai tingkat paling atas.
k = eksponen yang terkait dengan periode struktur T.
= 1 (untuk T kurang atau sama dengan 0,5 detik).
= 2 (untuk T lebih besar atau sama dengan 2,5 detik).
= 1+ (T – 0,5)/2 (untuk T antara 0,5 detik sampai 2,5 detik).
2.4 Perencanaan Rangka Atap
Dalam perencanaan atap rangka baja perlu dilakukan perencanaan terhadap beberapa
komponen struktur atap seperti gording yang berfungsi sebagai komponen yang
menumpu beban penutup atap serta menyalurkannya pada kuda-kuda dan perencanaan
kuda-kuda itu sendiri yang didalamnya terdapat perencanaan batang tekan, batang tarik,
plat buhul, sambungan las serta perencanaan plat kopel yang terdapat pada batang tekan.
2.5 Perencanaan Plat Lantai dan Tangga
Pelat beton bertulang ini sangat kaku dan arahnya horizontal, sehingga pada bangunan
gedung, pelat berfungsi sebagai diafragma atau unsur pengaku horizontal yang sangat
bermanfaat untuk mendukung ketegaraan balok portal (Asroni. A, 2014a: 161).
Beban yang diproyeksikan pada pelat berupa beban vertikal, yaitu beban mati dan beban
hidup saja. Pada hitungan pelat selalu diambil lebar pelat b = 1,0 m = 1000 mm.
4
2.6 Perencanaan Balok
Balokaadalah komponen struktur yang menerima beban hidup maupun beban mati dari
pelat lantai dan dinding yang menumpu padanya yang kemudian di teruskan pada
kolom. Untuk perencanaan balok terdiri dari penentuan dimensi yang cukup,
perhitungan tulangan longitudinal berdasarkan momen perlu serta perhitungan tulangan
begel berdasarkan gaya geser perlu yang terjadi pada balok.
2.7 Perencanaan Kolom
Kolom adalah komponen struktur yang didisain agar mampu merima gaya aksial,
momen dan gaya geser yang bekerja. Kolom yang didesain dengan SRPMK
diperhitungkan harus lebih kuat daripada balok yang menumpu padanya, dengan cara
mendesain kolom menurut momen kapasitas balok ketika terjadi beban gempa ke kanan
maupun ke kiri.
2.8 Perencanaan Joint
Joint adalah pertemuan antara balok dan kolom portal. Pada desain portal SRPMK,
umumnya akan diperoleh dimensi balok dan kolom yang relatif kecil sehingga
kemungkinan dapat terjadi kegagalan pada daerah joint, maka dari itu untuk portal
SRPMK perlu adanya tambahan perhitungan tulangan geser joint arah vertikal dan
horizontal.
2.9 Perencanaan Fondasi dan Sloof
Pondasi pada portal berfungsi untuk meneruskan beban seluruh gedung pada tanah
dasar yang mampu mendukungnya sehingga tidak terjadi penurunan dari struktur portal
tesebut.
Sloof pada portal ini berfungsi sebagai pengikat kolom serta hanya menerima beban dari
lantai basement.
2.10 Data Perencanaan
Dataayang ditentukan untuk perencanaanagedungaadalah sebagaiaberikut:
1). Gedung Kampus di wilayah Sukoharjo dengan sistemarangka pemikulamomen
khusus (SRPMK).
2). Gedung terdiri dari 6 lantai dan 1 basement dengan atap terbuat dari rangka baja.
3). Spesifikasi struktur atap :
a). Model rangka = Truss
b). Profil baja gording = Profil C
c). Profil baja kuda-kuda = Profil 2L
d). Mutu baja gording = BJ41
e). Mutu baja kuda-kuda = BJ41
4). Spesifikasi struktur beton bertulang:
a). Mutu beton f’c = 30aMpa
b). Mutu beton fondasi (pile cap) f’c = 20aMPa
c). Mutu baja fy = 400 MPa (tul. longitudinal)
5
d). Mutu baja fyt = 240 MPa (tul. geser/begel)
5). Ketinggianakolom setiap lantai adalah 4,00 m.
6). Tebal pelat atap 120 mm dan tebal pelat lantai 120 mm.
7). Beratabeton γc = 25 kN/m3
8). Dimensiaawal balok danakolom sebagaiaberikut:
a). Dimensiabalok 400/700amm.
b). Dimensiabalokaanak 250/400amm.
c). Dimensiasloof 250/400amm
d). Dimensiakolom 700/700 mm.
6
2.12 Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan gedung kampus 6 lantai +1 basement ini dilakukan dengan memalui
6 tahap sebagaiaberikut :
1). Tahap I : Pengumpulanadata
2). Tahap II : Perencanaan rangka atap dan pelat
3). Tahap III : Analisa mekanika
4). Tahap IV : Perencanaan stuktur utama
5). Tahap V : Perencanaan fondasi
6). Tahap VI : Pembuatan gambar desai
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Rangka Atap Baja
Perencanaan rangka atap baja sebagai berikut :
1). Profil gording paling optimal didapatkan profil C 125x50x20x3,2 dengan mutu baja
Bj 41 dan jarak antar gording terpasang 1,55 m.
2). Kontruksi rangka kuda-kuda menggunakan baja profil double L dengan mutu Bj 41.
Tabel 1. Dimensi batang kuda-kuda
No Batanga Profila
1 a1, s/d a12 2L 60x60x6
2 b1, s/d b12 2L 50x50x5
3 d1, s/d d10 2L 45x45x5
4 v1, s/d v11 2L 45x45x5
3.2 Plat Lantai
Hasil Perhitungan tulangan dan momen pada plat lantai tipe A1 (4m x 4m ruang kelas),
A2 (4m x 4m koridor lantai pertama), A3 (4m x 4m koridor diatas lantai pertama), B1
(2m x 4 m ruang panel), C1 (1,2m x 4m koridor lantai pertama), C2 (1,2m x 4m koridor
diatas lantai pertama), D1 (2,5m x 4m koridor lantai pertama) dan D2 (2,5m x 4m
koridor diatas lantai pertama) didapatkan sebagai berikut.
Tabel 2. Tulanganadan momen desain platalantai.
Tul. pokok Tul. pokok Tul. bagi Tul. bagi Momen
Momenaperlu
Tipe plat terhitung terpasang terhitung terpasang desain
(kN.m)
(mm) (mm) (mm) (mm) (kN.m)
7
(Lanjutan)
Tul. pokok Tul. pokok Tul. bagi Tul. bagi Momen
Momenaperlu
Tipe plat terhitung terpasang terhitung terpasang desain
(kN.m)
(mm) (mm) (mm) (mm) (kN.m)
8
(Lanjutan)
Tul. pokok Tul. pokok Tul. bagi Tul. bagi Momen
Momenaperlu
Tipe plat terhitung terpasang terhitung terpasang desain
(kN.m)
(mm) (mm) (mm) (mm) (kN.m)
Mlx(+) = 2,103 D10 - 141 D10 - 140 11,192
Mly(+) = 2,103 D10 - 158 D10 - 140 9,980
Mtx(-) = 5,207 D10 - 141 D10 - 140 D10 - 327 D10 - 300 11,192
Mty(-) = 5,207 D10 - 158 D10 - 140 D10 - 327 D10 - 300 9,980
9
Hasil perencanaan diperoleh :
Momen ujung kiri
Mu(-) = 226,338 kNm, Mr(-) = 261,238 kNm
Mu(+) = 166,870 kNm, Mr(+) = 227,688 kNm
Momen lapangan
Mu(-) = 58,089 kNm, Mr(-) = 202,112 kNm
Mu(+) = 29,798 kNm, Mr(+) = 202,112 kNm
10
Balok 400/600
3Ø10-140
l0 = 0,65 m 16D25 3Ø10-140
III III 600
600
POTONGAN III-III
2Ø10-170
600 16D25
II II
370
600
2Ø10-170 POTONGAN II-II
Kolom 600/600
16D25 3Ø10-140
600
I I
l0 = 0,65 m 3Ø10-140
600
POTONGAN I-I
11
3000
600
40
40
D22-130
D22-130
D25-130
D22-130
2000
3000
D25-130
1100
I I D25-130
D22-130
D25-130
18000
2000
3000
400
2000
TAMPAK ATAS POTONGAN I-I
Gambar 4. Penulanganafondasi tiang pancang kolom K26
8.00
1.20 5.00 1.20
3Ø10-110
I 8D22 II 4D22 8D22 III
12
a). Profil gordingayang dipakai adalah C 125x50x20x3,2 dengan mutu baja Bj 41,
jarak antar gording terpasang 1,55 m.
b). Kontruksi rangkaakuda-kuda menggunakan baja profil double sikuadengan mutu
Bj 41. Profil 2L60x60x6 untuk batang atas, profil 2L50x50x5 untuk batang
bawah dan profil 2L45x45x5 untuk batang diagonal serta batang vertikal, jarak
antar kuda-kuda terpasang 4,00 m.
c). Sambungan rangka kuda-kuda menggunakan las dengan elektroda E70 serta
dipakai tebal rigi las 5 mm, untuk plat buhul digunakan tebal 10 mm.
2). Perencanaan struktur plat beton betulang
a). Pelat lantai dan plat atap
Pada perencanaan plat lantai lantai dan atap dengan ketebalan 120 mm digunakan
mutu beton f’c = 30 Mpa dan mutu baja fy =240 Mpa. Didapatkan tulangan pokok
D10-140 dan tulangan bagi D10-300.
b). Plat lantai basement
Pada perencanaan plat lantai basement dengan ketebalan 250 mm digunakan mutu
beton f’c = 20 Mpa, dan mutu baja fy =240 Mpa. Didapatkan tulangan pokok D10-
100 dan tulangan bagi D10-250.
c). Plat tangga
Pada perencanaan plat tangga dengan ketebalan 120 mm digunakan mutu beton f’c
= 30 Mpa dan mutu baja fy =240 Mpa. Didapatkan tulangan pokok D13-100 dan
tulangan bagi D8-200.
3). Perencanaan struktur utama gedung dengan SRPMK
Pada perencanaan portal gedung digunakan mutu beton f’c = 30 Mpa dan mutu baja
fy = 400 Mpa serta fyt = 240 Mpa.
a). Rencana balok
Balok lantai 1 s/d 6 digunakan dimensi 400/600 mmadengan longitudinal D19 dan
tulanganageser Ø10. Sedangkan untuk balokalantai atap digunakan dimensi
300/450 mmadengan diameter tulangan yang sama.
b). Rencana kolom
Kolom lantai 1 s/d 6 digunakan dimensi 600/600amm dengan tulangan
longitudinal D25 dan tulanganageser Ø10.
4). Perencanaan strukturabawah
Strukturabawah terdiri dariafondasi dan sloof.
a). Fondasi menggunakan tiang dengan penampang persegi 400/400 mm dan panjang
per tiang 6 m. kedalaman tiang pancang hingga tanah keras adalah 18 m
b). Fondasi pada kolom tengah K5, K6, K15, K16, K25, K26, K35 dan K36
menggunakan poer dengan ukuran 3000 x 3000 x 1100 mm dengan 5 buah tiang
pancang. Sedangkan untuk fondasi pada kolom lainnya menggunakan poer
berukuran 3000 x 3000 x 1100 mm dengan 4 buah tiang pancang.
13
c). Sloof yang digunakan berukuran 350/600 mm untuk sloof dengan bentang 8.00 m
dan berukuran 350/500 mm untuk sloof dengan bentang 4.00 madengan tulangan
longitudinal D22 serta tulanganabegel Ø10.
4.2 Saran
Beberapa saran yangaperlu untuk kesempurnaan perencanaan yang akan datang adalah
sebagai berikut :
1). Bentuk portal gedung sangat berpengaruh pada besaran beban gempa, maka dalam
perencanaan disarankan untuk merencanakan portal gedung yang relatif simetris.
2). Pemilihan bahan atau materialabangunan harus disesuaikanadengan bahan atau
material yang tersedia di pasaran.
3). Jarak tulangan tepakai pada perencanaan pelat, sebaiknya dibulatkan agar
mempermudah pelaksanaan.
4). Kolom dengan bentuk penampang persegi panjang akan lebih ekonomis daripada
penampang kolom pesegi jika diterapkan pada portal gedung yang memiliki bentuk
tapak bangunan persegi panjang.
5). Penentuan dimensi balok sebaiknya disesuaikan pula dengan lebar bentang dari
balok tersebut. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan desain balok yang ekonomis.
6). Saat melakukan analisis mekanika dengan bantuan software SAP2000. lebih baik jika
material besi tulangan, dan mutu beton yang digunakan di input pada software
tersebut. Hal ini berguna untuk melakukan kontrol hasil disain balok dan kolom
secara langsung pada software tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A., 2014a. Teori dan Desain Balok Plat Beton Bertulang Berdasarkan SNI
2847-2013. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Asroni, A., 2014b. Teori dan Desain Kolom Fondasi Balok “T” Beton Bertulang
Berdasarkan SNI 2847-2013.Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Asroni, A. 2015. Struktur Beton Lanjut Sesuai SNI 2847-2013. Surakarta: Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726:2012. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002. Dinas Pekerjaan Umum.
14
Hanafi, M.B. 2015. Perencanaan Struktur Apartemen 5 Lantai + 1 Basement Dengan
Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPMM) Di Sukoharjo. Program Studi Teknik
Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Muhammad, H., 2015. Perencanaan Struktur Rumah Sakit Dokter Rosendy 6 Lantai +
1 Basement Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) Di
Kota Solo. Skripsi. Surakarta: Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Murti, P.W.,2015. Perencanaan StrukturaGedung Hotel 6 LantaiaDan 1 Basement
Dengan Sistem Daktail Penuh DiaWilayah Gempa 3. Program Studi Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Rochman, A. 2012. Pedoman Penyusunan Tugas Perancangan Atap. Program
Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
15