Anda di halaman 1dari 2

Kegiatan tersebut sebagai respon BKKBN dalam menghadapi persoalan remaja.

BKKBN
bekerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah maupun mitra kerja lain seperti BNN,
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepolisian, dan LSM (PKBI, Citra
Mitra Remaja, Youth Centre, Granat,dll) termasuk juga pemerhati remaja telah melakukan
berbagai upaya melalui berbagai program dan lintas sektor.

Permasalahan remaja pada saat ini merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Disamping
jumlahnya yang sangat banyak, yaitu mencapai 27,6% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 64 juta
jiwa (SP 2010), juga rentan akan terjadinya kawin muda, terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA serta
kenakalan remaja lainnya. Fakta menunjukkan sebagian remaja kini dihadapkan pada situasi yang
sangat memperhatinkan seperti seks pranikah, narkoba, dan lainnya.

Laar belakang

https://www.bkkbn.go.id/po-content/uploads/RENSTRA_BKKBN%25202015-201
9.pdf

Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2015) menunjukkan jumlah


remaja di Indonesia mencapai 30% dari jumlah penduduk, jadi sekitar 69,8 juta jiwa.
Hal ini tentunya dapat 2 menjadi asset bangsa jika remaja dapat menunjukkan
potensi diri yang positif. Kondisi remaja Indonesia saat ini dapat digambarkan sebagai
berikut: Pernikahan usia remaja, sex pra nikah dan kehamilan tidak diinginkan, aborsi
2,4 juta : 700-800 ribu adalah remaja, MMR 343/100.000 (17.000/th, 1417/bln 47/hr
perempuan meninggal) karena komplikasi kehamilan dan persalinan., HIV/AIDS:
1283 kasus, diperkirakan 52.000 terinfeksi, 70% remaja, miras dan Narkoba. Bahkan
angka-angka tersebut diprediksikan akan terus menanjak, seperti fenomena gunung
es, tidak nampak di permukaan namun jika ditelusuri lebih dalam ternyata banyak
ditemukan kasus-kasus yang cukup mengejutkan (Indriyani, Mila. 2015. “Kenakalan
Remaja” dalam http://mimilmila.blogspot.co.id., diakses pada 18 Februari 2017).

Perilaku kenakalan remaja banyak terjadi dan meningkat setiap tahunnya,


hal ini dibuktikan dari data Badan Pusat Statistik Indonesia. Menurut data
Badan Pusat Statistik Indonesia (2016) dimulai dari tahun 2013 kasus
kenakalan remaja mencapai 6325 kasus, tahun 2014 kasus kenakalan remaja
mencapai 7007 kasus, tahun 2015 angka kenakalan remaja mencapai 7762 kasus,
dan tahun 2016 kasus kenakalan remaja mencapai 8597 Angka kenakalan remaja
mengalami peningkatan 10,7% selama tahun 2013–2016. Kasus–kasus
kenakalan remaja yang marak terjadi antara lain tawuran, membolos sekolah,
pencurian, pembunuhan, pergaulan bebas dan narkoba.

Permasalahan yang dihadapi oleh BKKBN meliputi:


(1) Masih rendahnya PUS yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang
semua jenis metode kontrasepsi modern (tahun 2017 sebesar 30 persen), diharapkan
tahun 2019 mencapai 70 persen,

(2) Masih rendahnya pengetahuan remaja tentang Generasi Berencana/KRR


(sebesar 52,4 persen), ternyata sudah lebih dari yang diharapkan pada tahun 2019
menjadi 52, (3)

(3) Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran keluarga tentang 8 fungsi keluarga
(sebesar 29,5 persen), diharapkan tahun 2019 mencapai 50 persen,

(4) (4) Masih rendahnya keluarga yang mengetahui tentang isu kependudukan
(sebesar 22,7 persen), diharapkan tahun 2019 mencapai 50 persen.

Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dapat ditelusuri melalui berbagi


indikator yang merupakan pencerminan dari pelaksanaan delapan fungsi keluarga.
Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana
dan Sistem Informasi Keluarga. Dalam PP disebutkan delapan fungsi keluarga
meliputi (1) fungsi keagamaan, (2) fungsi social budaya, (3) fungsi cinta kasih, (4)
fungsi perlindungan, (5) fungsi reproduksi, (6) fungsi sosialisasi dan pendidikan, (7)
fungsi ekonomi dan (8) fungsi pembinaan lingkungan.

Prinsipnya Program KKBPK mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera dengan melaksanakan delapan fungsi keluarga. Penerapan
fungsi keluarga ini membantu keluarga lebih bahagia dan sejahtera, terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Keberhasilan program KKBPK dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, aspek pengendalian kuantitas penduduk, kedua, aspek
peningkatan kualitas penduduk yang dalam hal ini diukur dengan peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya, tegas
Nofrijal.

Permasalahan : Tingginya kasus kenakalan remaja di

Anda mungkin juga menyukai