Dosen Pembimbing :
Ns. Anita Mirawati. M.Kep
Disusun Oleh :
1. Ahmad Fikri
2. Dhiniyah Fitri
3. Vellia Okti Hendrian
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan KGD yang berjudul
tentang “ASKEP KERACUNANAN”. Selain itu bertujuan untuk memberikan informasi dan
menambah wawasan tentang Asma Bronkial dan Anemia Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada ibu Ns.Anita Mirawati,M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan KGD.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan memperbaiki kesalahan
dimasa yang akan datang.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keracunan dan penyalahgunaan obat mencakup poesi yang bermakna dari kedaruratan
medis yang dihadapi oleh dokter. Kira-kira 75% kasus di Amrik terjadi pada anak-anak
dibawah umur 5 tahun, tetapi 95% fatalitas terjadi pada orang dewasa. Keracunan juga
sering pda yang lebih tua yang mengalami retardasi. Bunuh diri dan pembunuhan juga
menghasilkan sejumlah besar kasus keracunan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu tinjauan teoritis keracunan ?
2. Apa itu askep teoritis keracunan ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tinjauan teoritis keracunan
2. Mengetahui itu askep teoritis keracunan
BAB II
TINJAUN TEORI
A. TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Racun adalah zat yang ketika ditelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada
kulit, atau dihasilkan didalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan
cidera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia.(smeltzer, 2002).
Pertolongan terhadap keracunan yang dituimbulkan oleh zat apa pun
haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau secara
berlebihan justru mendatangkan bahaya baru. (kartono, 1999)
B. ETIOLOGI
1. Mikroba
1) Escherichia coli patogen
2) Staphilococus aureus
3) Salmonela
4) Bacillus parahemolyticus
5) Clostridium botulisme
6) Streptokkus
2. Bahan kimia
1) Peptisida golongan organofosfat
2) Organo sulfat dan karbonat
3. Toksin
Jamur, keracunan singkong, tempe bogkrek, bayam beracun, kerang, binatang
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala yang paling menonjol meliputi
1) Kelainan visus
2) Hiperaktifitas Kelenjar luda dan keringat
3) Gangguan saluran pencernaan
4) Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
1) Anoreksisa
2) Nyeri kepala
3) Rasa lemah
4) Rasa takut
5) Tremor oada lidah dan kelopak mata
6) Pupil miosis
3. Keracunan sedang
1) Nausea, Muntah-muntah
2) Kejang dan kram perut
3) Hipersaliva, hiperhidrosis
4) Fasikulasi otot
5) Bradi kardi
4. Keracunan berat
1) Diare
2) Reaksi cahaya negatif
3) Sesak nafas, sianosis, edema paru
4) Inkontinensia urin dan feses
5) Kovulasi
6) Koma, blokade jantung akhirnya meninggal
D. MACAM-MACAM KERACUNAN
1. Keracunan Makanan
a. Keracunan botulinum
Clostridium botulinum adalah kuman yang hidup secara anaerobik. Yaitu
ditempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi
dirinya dari suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora.
Karena cara hidupnya yang demikian itu, kuman ini banyak ijumpai pada
makanan yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan yang kemudian
disusul dengan penglihatan yang kabur dan ganda ( setiap benda nampak
seperti dua). Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf
otak lainnya, sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah
menelan.
Pengobatan hanya dapat diberikan dirumah sakit dengan penyuntikan
serum antitoksin yang khas untuk botulinum. Oleh karena itu dalam ha ini
yang penting ialah pencegahan.Pencegahan: sebelum dihidangkan, makanan
kaleng dibuka dan kemudian direbus bersama kalengnya didalam air sampai
mendidih.
b. Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak beberapa ment sampai 2 jam sesudah makan
jamur yang beracun (aminta spp). Gejala tersebut berupa: sakit perut yang
hebat, muntah, mencret, haus, berkeringat banyak, kekacauan mentl,
pingsan.
Tindakan pertolongan:
Apabila tidak ada muntah-muntah, penderita diransang agar muntah.
Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer kalium permnaganat ( 1
gram dalam 2 liter air), atau dengan putih telur dicampur susu.Bila perlu
berikan pernafasan buatan. Kirim penderita ke rumah sakit
c. Keracunan jengkol
Keracunan jengkolterjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam
salurn kencing. Ada beberapa halyang diduga memepengaruhi timbulnya
keracunan, yaitu : jumlah yang dimakan cara penghidangan dan makanan
penyerta lainnya.
Cara penghidangan yng dapat mengurangi kadar asam jengkol ialah :
ditanam sebelum dimasak, dibakar atau dibuat keripik. Sedang tentang
makanan penyerta, makanan yang masam dapat mempercepat terjadinya
kristal.
Gejala-gejala keracunan jengkol : sakit pinggang yang disertai dengan
sakit perut, nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkol yang
berwarna putih nampak keluar bersama air kencing. Kadang-kadang juga
disertai darah.
Nafas, mulut dan air kencing penderita berbau jengkol. Keracunan yang
lebih berat dapat mengakibatkan berkurannya air kencing atau tidak dapat
kencing sama sekali.
Tindakan pertolongan :
Pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum air soda sebanyak-
banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk
mengurangi sakitnya.Pada keracunan yng lebih berat, penderita harus
dirawat dirumah sakit.
d. Keracunan kepiting, rajungan, mimi, dan ikan laut lainnya
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan. Diduga racun
tersebut terbawa dari gangang yang dimakan oleh ikn itu.Gejala-gejala
keracunan berbagai intang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit sesudah
memakannya. Gejala itu berupa: mual, muntah, kesemutan disekitar mulut,
lemah badan dan susah bernafas
Tindakan pertolongan :
Usahakan agar dimuntahkan kembali makanan yang sudah tertelan. Kalau
mungkin dilakukakn pula pembilasan lambung dan pernafasan buatan. Obat
yang khas untuk keracunan binatang-binatang laut itu tidak ada.
e. Keracunan singkong (ketela pohon, ubi paris)
Racun singkong ialah senyawa asam biru (syanida). Singkong beracun ini
biasanya ditanam hanya untu pembatas (pagar) kebun, dan binatang pun
tidak mau memakan daunnya. Racun asam biru tersebut bekerja sangat
cepat. Dalam beberapa menit setelah termakan racun singkong, gejala-gejala
mulai timbul. Dalam dosis besar, racun itu cepat mematikan. Gejala-gejala
keracunan asam biru: muntah, mencret, sakit kepala, pusing sesak nafas,
badan lemah, mata melotot, mulut berbusa, pingsan dan kejang-kejang. Bau
nafas korban racun ini adalah khas, yaitu bau “kenari pahit”.Kadang-kadang
nafas sudah terhenti sementara jantung masih tetap berdetak. Selama
jantungnya masih berdetak, usaha pertolongan harus dilanjutkan.
Tindakan keperwatan :
a) Berikan uap amyl nitrit didepan hidungnya, setiap 2-3 menit selama
15-30 detik.
b) Beri pernafasan buatan.
c) Usahakan agar penderita muntah.
d) Berikan larutan 2-3 gram natrium thiossulfas dalam segelas air untuk
diminum. (natrium thyosulfas sering juga disebut sebagai hypo yang
dalam fotografi dipergunakan untuk pembuat fixer larutan 1.
f. Keracunan tempe/ oncom/bongkrek
Keracunan tempe yang akut, gejala muncul beberapa menit setelah
memakannya. Keracunan tempe dapat ditimbulkan oleh dua hal. Pertama
oleh adanya jamur beracun yang ikut tumbuh dalam tempe tersebut dan
kedua oleh minyak yang digunakan untuk menggorengnya . Gejala dan
tindakan pertolongan :
Untuk keracunan karena jamurnya, lihat bab keracunan jamur.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian Primer
Airway
Periksa klancaran jalan napas, gangguan jalan napas sering terjadi pada
klien dengan keracunan baygon, botulisme karena klien sering mengalami
depresi pernapasan seperti pada klien keracunan baygon, botulinun.
Breathing
Kaji keadekuatan ventilasi dengan observasi usaha ventilasi melalui
analisa gas darah atau spirometri.
Circulation
Kaji TTV, kardiovaskuler dengan mengukur nadi, tekanan darah, tekanan
vena sentral dan suhu. mungkin ini berhubungan dengan kerja kardio
depresan dari obat yang ditelan, pengumpulan aliran vena di ekstremitas
bawah, atau penurunan sirkulasi volume darah, sampai dengan
meningkatnya permeabilitas kapiler.
2. PengkajianSekunder
Riwayat Kesehatan
riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui
setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan
sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.
Pemeriksaan fisik head to toe
Pemeriksaan ADL (Activity Daily Living)
Aktifitas dan Istirahat
Gejala : Keletihan,kelemahan,malaise
Tanda : Kelemahan,hiporefleksi
Sirkulasi
Tanda : Nadi lemah (hipovolemia), takikardi,hipotensi (pada kasus
berat) ,aritmia jantung,pucat, sianosis,keringat banyak.
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih,distensi vesika urinaria,bising usus
menurun,kerusakan ginjal.
Makanan Cairan
Gejala : Dehidrasi, mual , muntah, anoreksia, nyeri uluhati
Neurosensori
Gejala : Sakit kepala,penglihatan kabur,midriasis,miosis,pupil
mengecil,kram otot/kejang
Nyaman / Nyeri
Gejala : Nyeri tubuh,sakit kepala
Pernafasan
Gejala : Nafas pendek,depresi napas,hipoksia
Keamanan
Gejala : Penurunan tingkat kesadaran,koma,syok,asidemia
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat terpapar toksin(obat,racun),obat nefrotik penggunaan
berulang
A. ASKEP TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
a. Airway
Periksa klancaran jalan napas, gangguan jalan napas sering terjadi pada
klien dengan keracunan baygon, botulisme karena klien sering mengalami
depresi pernapasan seperti pada klien keracunan baygon, botulinun.
b. Breathing
Kaji keadekuatan ventilasi dengan observasi usaha ventilasi melalui
analisa gas darah atau spirometri.
c. Circulation
Kaji TTV, kardiovaskuler dengan mengukur nadi, tekanan darah, tekanan
vena sentral dan suhu. mungkin ini berhubungan dengan kerja kardio
depresan dari obat yang ditelan, pengumpulan aliran vena di ekstremitas
bawah, atau penurunan sirkulasi volume darah, sampai dengan
meningkatnya permeabilitas kapiler.
2. PengkajianSekunder
a. Riwayat Kesehatan
riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui
setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan
sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.
b. Pemeriksaan fisik head to toe
Pemeriksaan ADL (Activity Daily Living)
Aktifitas dan Istirahat
Gejala : Keletihan,kelemahan,malaise
Tanda : Kelemahan,hiporefleksi
a) Sirkulasi
Tanda : Nadi lemah (hipovolemia), takikardi,hipotensi (pada kasus
berat) ,aritmia jantung,pucat, sianosis,keringat banyak.
b) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih,distensi vesika urinaria,bising usus
menurun,kerusakan ginjal.
c) Makanan Cairan
Gejala : Dehidrasi, mual , muntah, anoreksia, nyeri uluhati
d) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala,penglihatan kabur,midriasis,miosis,pupil
mengecil,kram otot/kejang
e) Nyaman / Nyeri
Gejala : Nyeri tubuh,sakit kepala
f) Pernafasan
Gejala : Nafas pendek,depresi napas,hipoksia
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat terpapar toksin(obat,racun),obat nefrotik penggunaan
berulang
c. Pemeriksaan penunjang
Bia kalajengking :
1. Laboratorium : hb, leukosit, trombosit, elektrolit, gula darah, urea.
Pada gigitan ular :
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan urin
3. Ekg, foto dada
Keracunan narkotika
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan AGD
3. Foto dada
Keracunan bahan kimia, obat dan makanan :
1. Pemeriksaan urin
2. Analisa gas darah
3. Bahan muntahan dan feses
4. Pemeriksaan radiologi dan EKG
B. Analisa data
C. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas b.d Hipoventilasi/hiperventilasi
b. . Gangguan pertukaran gas b.d Keracunan karbondioksida
D. Intervensi keperawatan
n Diagnosa Keperawatan Noc Nic
o
1. Ketidakefektifan pola Status pernafasan : Manajemen jalan
nafas b.d Indikator : nafas
hipoventilasi/hiperventila 041501 : frekuensi Aktivitas-aktivitas
si pernafasan 1. Buka jalan
041502 : irama pernafasan nafas dengan
041503 : kedalam 2. Posisikan
inspirasi pasien untuk
memaksimal
kan ventilasi
3. Identifikasi
kebutuhan
aktual
4. Monitor
status
pernafasan
a. Gangguan Status pernafasan : Airway
pertukaran gas b.d pertukaran gas management:
keracunan Indikator : 1. Buka jalan
karbondioksida 040208 : tekanan parsial nafas
oksigen didarah arteri 2. Posisikan
(PaO2) pasien untuk
040211 : saturasi oksigen memaksimal
kan ventilasi
3.Monitor respirasi
dan status O2
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Racun adalah zat yang ketika ditelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada
kulit, atau dihasilkan didalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan
cidera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia.(smeltzer, 2002).
Pertolongan terhadap keracunan yang dituimbulkan oleh zat apa pun haruslah
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau secara berlebihan
justru mendatangkan bahaya baru. (kartono, 1999)
DAFTAR PUSTAKA