Anda di halaman 1dari 75

Ir.

Sumihar Simamora, CES


1. Latar belakang
 BG : wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi
yg menyatu dgn tempat &kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air,
yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatan, baik untuk hunian
atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus.
Syarat BG : keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan kemudahan
BG harus memenuhi azas
Fungsi BG fungsional, andal, efektif, dan efisien
 hunian atau tempat tinggal→rumah tinggal
 kegiatan keagamaan →masjid,gereja, pura, wihara,
kelenteng
 kegiatan usaha→perkantoran, perdagangan,
perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi,
terminal, penyimpanan
 kegiatan sosial dan budaya → dik, bud, yan kes, labo,
dan yan um
 kegiatan khusus→reaktor nuklir, instalasi HANKAM,
dan bangunan sejenis
 Campuran→hunian+usaha→ruko, rukan
Pembangunan BG:

 kegiatan mendirikan BG yang


diselenggarakan melalui tahap
perencanaan teknis, pelaks konstruksi,
dan pengawasannya, baik merupakan
pembangunan baru, perawatan BG,
maupun perluasan BG yang sudah ada,
dan/atau lanjutan pembangunan BG.
 Urutan kegiatan Pembangunan :
 Tahap perencanaan teknis→5 tahapan
(KonsepsiD,PraD, PengembD, DeD, Final Eng)
 Tahap pelaksanaan konstruksi dan
pengawasan konstruksi/MK→Persiapan,
Pelaksanaan dan Pengakhiran
 Terhadap :
 pembangunan baru,
 Perawatan
 perluasan
 lanjutan pembangunan BG yang belum selesai,
 Komponen BG
 Arsitektur
 Struktur
 Mekanikal ASMET
 Elektrikal dan
 Tata lingkungan
 Komponen biaya BG: Biaya perencanaan teknis,
biaya pelaksanaan konstruksi, biaya
MK/pengawas, dan biaya Pengelola Proyek
 Pembiayaan BG :
 Pembiayaan standar
 Pembiayaan non standar
2.Spesifikasi komponen BG
 BG : Arsitektur, struktur, utilitas (mekanikal, elektrikal,
tata lingkungan)
 Persyaratan arsitektur
 Hub horisontal: →pintu, selasar,koridor, jalur pedestrian,
jalur pemandu/jembatan penghubung
 Hub vertikal:→tangga, ram, lift, lift tangga, tangga berjalan
atau eskalator dan/atau lantai berjalan (moving walk).
 Sarana evakuasi:mencakup jalur perjalanan vertikal atau
horizontal, ruang, pintu, lorong, koridor, balkon, ram,
tangga, lobi, eskalator, lapangan dan halaman.→akses eksit
(exit access), eksit (exit), eksit pelepasan (exit discharge) yg
didukung oleh rencana evakuasi, sistem peringatan bahaya,
pencahayaan eksit dan tanda arah, area tempat berlindung
(refugee area), titik berkumpul, lift kebakaran
Persyaratan bahan bangunan
 Meliputi bahan untuk:
 Bahan penutup lantai
 Bahan dinding
 Bahan langit-langit
 Bahan penutup atap
 Bahan kosen dan daun pintu/jendela
 Persyaratan struktur, meliputi:
 Bahan struktur→kayu, baja,beton (RC/PC),komposit
 Pondasi : pondasi dangkal dan pondasi dalam. High
risemenggunakan pondasi dalsam→beton RC/PC, komposit,
baja
 Lantai : kayu, beton, baja, komposit (beton pre cast + cast in
situ) komposit baja bondex dan beton.
 Kolom: beton,baja, komposit baja profil dan Beton RC
 Shear wall: beton RC
 Struktur atap: baja,pelat beton
 Persyaratan Utilitas, meliputi:
 Air minum: konsumsi 100l/orang/hari, fire (45 menit)
pompa atau PAM
 Air limbah: grey ater dan black water→IPAL atau septic
tank
 Sampah: pengolahan sampah
 Saluran air hujan:vertikal dan horizontal→zero run off
 Fire: aktif dan pasif
 Listrik: panel komplek, panel gedung, panellantai,panel
kelompok
 Pencahayaan: alami dan buatan
 Pengkondisian udara: sentralized atau lokal
 Sarana komunikasi: internal dan keluar
 Penangkal petir
 gas
 Kebisingan dan getaran
 Aksessibilitas penyandang cacad
KOMPOSISI BIAYA BG HIGH RISE
3. PERSYARATAN TEKNIS
BANGUNAN GEDUNG
(PERMEN PU No 29/2007)
Persyaratan teknis BG adalah ketentuan
mengenai persyaratan TABA dan persyaratan
keandalan BG

dalam rangka : proses perizinan pelaksanaan,


pemanfaatan BG, serta pemeriksaan kelaikan
fungsi BG
PERSYARATAN TABA
 peruntukan dan intensitas→peruntukan lokasi,
kepadatan BG, ketinggian, jarak bebas BG
 Arsitektur→penampilan, tata ruang dalam,
keseimbangan, keserasian, keselarasan
 pengendalian dampak lingk→ menimbulkan
dampak penting dan RTH
 RTBL
 BG di atas dan/atau di bawah tanah, air dan/atau
prasarana/sarana umum
PERSYARATAN ARSITEKTUR BG
Persyaratan keandalan BG
 Keselamatan
 beban muatan→DL, LL, EQ, Wind, dll
 kebakaran →sistim proteksi pasif dan aktif
 Petir→sistim penangkal petir
 STRUKTUR BG:
 Kuat, Kokoh, Stabil→keawetan dan workability
pembangunannya
Untuk menentukan tingkat Perbaikan atau perkuatan
keandalan struktur struktur bangunan harus segera
bangunan, harus dilakukan dilakukan sesuai rekomendasi
pemeriksaan keandalan hasil pemeriksaan keandalan
bangunan secara berkala bangunan gedung
Pemeriksaan keandalan bangunan
gedung dilaksanakan secara berkala
Pembebanan pada Bangunan Gedung

 Beban mati
 Beban hidup
 Beban angin
 Beban gempa
 Kombinasi pembebanan
SNI yg harus diikuti
1. SNI 03-1726-2002 Tata cara perencanaan
ketahanan gempa untuk rumah dan gedung,
2. SNI 03-1727-1989 Tata cara perencanaan
pembebanan untuk rumah dan gedung,
3. SNI 03-1734-1989 Tata cara perencanaan beton
dan struktur dinding bertulang untuk rumah
dan gedung,
4. SNI 03-2847-1992 Tata cara penghitungan
struktur beton untuk bangunan gedung,
5. SNI 03-3430-1994 Tata cara perencanaan dinding
struktur pasangan blok beton berongga
bertulang untuk bangunan rumah dan gedung,
6. SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan pengecoran
beton.
7. SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana
campuran beton normal,
8. SNI 03-3449-2002 Tata cara rencana pembuatan
campuran beton ringan dengan agregat ringan,
9. Tata Cara Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi
Beton Pracetak dan Prategang untuk Bangunan
Gedung;
10. Metoda Pengujian dan Penentuan Parameter
Perencanaan Tahan Gempa Konstruksi Beton Pracetak
dan Prategang untuk Bangunan Gedung; dan
11. Spesifikasi Sistem dan Material Konstruksi Beton
Pracetak dan Prategang untuk Bangunan Gedung.
12. SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan bangunan
baja untuk gedung, atau edisi terbaru;
13. Tata Cara dan/atau pedoman lain yang masih terkait
dalam perencanaan konstruksi baja;
14. Tata Cara Pembuatan atau Perakitan Konstruksi Baja;
dan
15. Tata Cara Pemeliharaan Konstruksi Baja Selama
Pelaksanaan Konstruksi
16. SNI 03-2407-1994 Tata cara pengecatan kayu untuk
rumah dan gedung, atau edisi terbaru;
17. Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu untuk
Bangunan Gedung; dan
18. Tata Cara Pembuatan dan Perakitan Konstruksi Kayu;
19. SNI 03-1736-1989 Tata cara perencanaan struktur
bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung;
20. SNI 03-1745-1989 Tata cara pemasangan sistem hidran
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
rumah dan gedung,
21. SNI 03-1977-1990 Tata cara dasar koordinasi modular
untuk perancangan bangunan rumah dan gedung,
22. SNI 03–2394-1991 Tata cara perencanaan dan
perancangan bangunan kedokteran nuklir di rumah
sakit,
23. SNI 03–2395-1991 Tata cara perencanaan dan
perancangan bangunan radiologi di rumah sakit,
24. SNI 03–2397-1991 Tata cara perancangan bangunan
sederhana tahan angin,
25. SNI 03–2404-1991 Tata cara pencegahan rayap pada
pembuatan bangunan rumah dan gedung,
26. SNI 03–2405-1991 Tata cara penanggulangan rayap
pada bangunan rumah dan gedung dengan termitisida,
27. SNI 03-1735-2000 Tata cara perencanaan bangunan dan
lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung,

Uji daya dukung PILE


1. Kalendering seluruh pile
2. PDA test 1% jumlah pile
3. Loading test: SEBANYAK 1% JUMLAH PILE
Persyaratan keandalan BG
 Keselamatan
 beban muatan→DL, LL, EQ, Wind, dll
 kebakaran →sistim proteksi pasif dan aktif
 Petir→sistim penangkal petir
 Kesehatan→ persyaratan sistem penghawaan,
pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan
 Kenyamanan→kenyamanan ruang gerak dan hub
antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan,
serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan
 Kemudahan→kemudahan hubungan ke, dari, dan di
dalam bangunan gedung, serta kelengkapan
prasarana dan sarana dalam pemanfaatan BG
Termasuk kemudahan untuk penyandang cacad dan lansia
Dokumen pembangunan
 a. dokumen perencanaan;
 b. dokumen pelaksanaan konstruksi; dan
 c. Sertifikat Laik Fungsi
Spesifikasi komponen BG
 a. persyaratan arsitektur bangunan;
 b. persyaratan struktur bangunan; dan
 c. persyaratan utilitas bangunan.
Persentase komponen pekerjaan standar

a. pekerjaan fondasi = 5% sd. 10%


b. pekerjaan struktur = 25% sd. 35%
c. pekerjaan lantai =5% sd. 10%
d. pekerjaan dinding =7% sd. 10%
e. pekerjaan plafon =6% sd.8%
f. pekerjaan atap =8% sd. 10%
g. pekerjaan utilitas =5% sd. 8%
h. pekerjaan perampungan (finishing) = 10% sd.15%
Biaya nonstandar
a. alat pengkondisian udara = 7% sd. 15% x
keseluruhan biaya standar
b. lift, eskalator, dan/atau lantai berjalan (moving
walk) =8% sd 14% x keseluruhan biaya standar;
c. tata suara (sound system) =2% sd. 4% x
keseluruhan biaya standar;
d. telepon dan perangkat penyambungan
komunikasi telepon (private automatic branch
exchange atau PABX) = 1% sd. 3% x keseluruhan
biaya standar;
e. instalasi Informasi dan Teknologi = 6% sd. 11% x
keseluruhan biaya standar;
f. elektrikal (termasuk genset) = 7% sd. 12% x
keseluruhan biaya standar;
g. sistem proteksi kebakaran =7% sd. 12% x
keseluruhan biaya standar;
h. penangkal petir khusus =1% sd. 2% x
keseluruhan biaya standar;
i. IPAL =1% sd. 2% x keseluruhan biaya standar;
j. interior (termasuk furnitur) =15% sd. 25% x
keseluruhan biaya standar;
k. gas pembakaran =1% sd. 2% xkeseluruhan biaya
standar;
l. gas medis =2% sd. 4% xkeseluruhan biaya
standar;
m. pencegahan bahaya rayap =1% sd. 3% x
keseluruhan biaya standar;
n. fondasi dalam = 7% sd. 12% x keseluruhan biaya
standar;
o. fasilitas penyandang difabel atau berkebutuhan
khusus =3% sd. 5% x keseluruhan biaya standar;
p. sarana atau prasarana lingkungan = 3% sd. 8%
xkeseluruhan biaya standar;
q. peningkatan mutu maks. 30% x keseluruhan
biaya komponen pekerjaan yang ditingkatkan
mutunya;
r. perizinan selain Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) = 1% x keseluruhan biaya standar;
s. penyiapan dan pematangan lahan =3,5% sd. x
keseluruhan biaya standar;
t. pemenuhan persyaratan Bangunan Gedung
Hijau (green building) = 9,5% x keseluruhan
biaya standar; dan
u. penyambungan utilitas =2% xkeseluruhan biaya
standar.
Prosentase biaya:
Item pek Bobot (%) Keterangan

AC 10-20 Listrik, pipa drain

Elevator 8-12 Listrik dan AC

Telpon 3-6 Internal dan eksternal

IT 6-11 Sistim komputer

Elektrikal (tmsk genset) 7-12 Instalasi listrik dan genset

Kebakaran 7-12 Perpipaan reservoir, mesin


pompa, perpipaan hydran,
nozing
Petir 15-25 Penangkap,kabel penyalur,
grounding
IPAL 2-4 Pipa inlet/outlet, mesin aerator

Gas 3-7 Meteran/Tabung, pipa


Persyaratan keselamatan BG
 Thd beban →DL, LL, EQ, Wind dan kombinasi beban
 Thd penggunaan→fire, gas, sar kom

Persyaratan kesehatan BG
 Kebutuhan udara dan sistim pengudaraan
 Pencahayaan →alami dan buatan
 Sarana sanitasi BG→beroperasi dgn baik
Persyaratan kenyamanan BG
 Bebas gangguan suara dan kebisingan/getaran

Persyaratan kemudahan BG
 Akses yg layak,aman dan nyaman
 Aksessibilitas untuk penyandang cacad dan lansia
 Sarana transportasi dalam gedung
 signage
Persyaratan Kemampuan Bangunan
Gedung Terhadap Bahaya Kebakaran
 Sistim proteksi pasif →bahan
1. SNI 03-1736-2000 Tata cara perencanaan sistem proteksi
pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung;
2. SNI 03-1746-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan
sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
 Proteksi aktif→sarana penanggulangan bahaya kebakaran
 Sistem Pemadam Kebakaran;
 Sistem Deteksi & Alarm Kebakaran;
 Sistem Pengendalian Asap Kebakaran; dan
 Pusat Pengendali Kebakaran→ruang, sarana dan alat
Sistem proteksi aktif tersebut harus
mengikuti
1. SNI 03-1745-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan
sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung;
2. SNI 03-3985-2000 Tata cara perencanaan, pemasangan
dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung;
3. SNI 03-3989-2000 Tata cara perencanaan dan
pemasangan sistem springkler otomatik untuk untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung;
4. SNI 03-6571-2001 Sistem pengendalian asap kebakaran
pada bangunan gedung; dan
5. SNI 03-0712-2004 Sistem manajemen asap dalam mal,
atrium, dan ruangan bervolume besar.
Prasarana dan sarana BG
1) Sarana parkir kendaraan→Penerangan
2) Sarana untuk penyandang cacat dan lansia;
3) Sarana penyediaan air minum→Perpipaan
4) Sarana drainase, limbah, dan sampah→perpipaan
5) Sarana ruang terbuka hijau→penyiraman dan drainase
6) Sarana hidran kebakaran halaman→reservoir,pompa,
hydran, nozing
7) Sarana pencahayaan halaman→listrik
8) Sarana jalan masuk dan keluar;
9) Penyediaan fasilitas ruang ibadah, ruang ganti, ruang
bayi/ibu, toilet, dan fasilitas komunikasi dan
informasi→perpipaan
PERSYARATAN UTILITAS/ME BG
UTILITAS:
a. Penerangan : 100-215 lux/m2
b. Tata udara :6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan
(AC)→listrik dan drainase/perpipaan AC
c. Air minum:
 Konsumsi, min 100 lt/orang/hari
 Sistim perpipaan : sehat, tidak bocor, bahan : baja/pipa PVC
 Kebakaran: min 45 menit pompa beroperasi
 Sistim perpipaan Black steel
d. Air kotor:
 Ke saluran kota dg perpipaan :PVC atau baja
e. Air limbah:
 Tempat penampungan/pengolahan air limbah (IPAL)
Sarana pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran

 Tanki air kebakaran→tersedia air untuk 45 menit


beroperasi pompa hydran
 Mesin pompa kebakaran
 Perpipaan ke hydran
 Selang dan noze penyemprotan
 Petugas pemadam kebakaran
 Pelatihan kebakaran berkala
Instalasi listrik
 PLN 100% kebutuhan
 Genset cadangan :
 min 40% kebutuhan
 Sistim tidak bising
 Pencahayaan:
 Alami
 Buatan
Penghawaan dan pengkondisian udara
 Alami
 Buatan →AC
Sarana transportasi dalam bangunan gedung
 Horizontal: gang atau lantai berjalan
 Vertikal: tangga, ramp, eskalator, dan/atau elevator (lif);
 Ramp: maks 35o atau 7o untuk disable
 Lift:
 Satu harus memenuhi syarat tahan api
 Satu dapat digunakan disable
 Sarana komunikasi: intern dan ekstern
 Penangkal petir: penangkap—penyalur—grounding
Sistim perpipaan gas
 Elpiji
 O2
Pelaksanaan Drainase site
Persiapan:
 Drainase site BG (luas site=A, intensitas curah hujan=i)
 Mampu menerima air hujan ke site BG→Vol=i.A
 Saluran terbuka→Pas bata atau setengah lingkaran
 Dibuang ke saluran kota
 Curah hujan kota Padang:
 Rerata curah hujan kota Padang mencapai 3.583 mm/th
 Jumlah hari hujan 230 hari→per hari =15mm/hr
 Lama hujan 2 jam per hari
 Volume hujan=0,0015xA m3 ditampung saluran dalam site
 Untuk zero run off maka seluruh volume curah hujan
ditampung di site→polder (komplek PU)
 Pembuatan shop drawing→ sd persetujuan shop drwg
 Pengukuran lapangan→pematokan/bowplank posisi
drainase site
 Penggalian tanah
Pelaksanaan:
 Pemeriksaan galian dan kemiringan galian
 Pemasangan pasir urug setebal 5 cm
 Pemasangan saluran (bt bata atau setengah
lingkaran)
 Pemeriksaan hasil pemasangan→dimensi dalam
sal dan kemiringan dasar saluran
Pengakhiran:
 Pengurugan kembali sambil dipadatin seperlunya
 Progres pekerjaan: Usulan progres→Opname
progres→berita acara progres
Pelaksanaan saluran air kotor:
Persiapan:
 AIR Kotor : (pengguna=p orang, produk air kotor=80ltr/org/hr)
 Vol air kotor=px80liter
 Dimensi saluran=15cm
 Dibuang ke kota
 Pembuatan shop drawing → sd persetujuan shop drwg
 Pengkuran lapangan→posisi saluran air kotor
 Penggalian tanah tempat saluran air kotor
 Pemeriksaan hasil galian
Pelaksanaan:
 Pemasangan pasir urug
 Pemasangan pipa saluran→penyambungan
 Pemeriksaan hasil pemasangan pipa saluran

Pengakhiran:
 Pengurugan kembali sekalian pemadatan tanah
 Progres : usulan progres→opname progres→berita
acara progres
Pelaksanaan IPAL:
Persiapan:
 IPAL (pengguna=p orang, produk air limbah=20ltr/orng/hr)
 Tangki mampu menampung air limbah
 Saluran tertutup
 Dibuang ke Tangki IPAL
 Volume air limbah = px20 ltr/org/hr
 Asumsi Detensi :
 Primer/penampungan 1hari→Vol=px20x1 liter
 Secunder/pengolahan 1hari →Vol=px20x1liter
 Tersier/maturasi 4hr→Vol= px20x1x4liter
 Shop drawing dari sumber air limbah→saluran→tangki
pengolah air limbah → sd persetujuan shop drwg
 Pengukuran→pematokan/bowplank
 Penggalian
 Pemeriksaan hasil galian
 Pelaksanaan:
 di sumber: pemasangan kloset→sambung ke pipa
saluran ke tangki
 Di saluran: Pemasangan pasir urug, Pemasangan pipa air
limbah menuju ke tangki IPAL
 Di tangki air limbah: pemasangan pasir urug→
pemasangan dasar tangki→pemasangan dinding tangki
→pemasangan penutup tangki
 Pemeriksaan hasil pekerjaan
Pengakhiran:
 Pengurugan kembali sambil dipadatin
 Usulan Progres→opname pregres→BA rogres
Pelaksanaan sarana kebakaran
Persiapan:
 Pembuatan shop drawing sarana kebakaran→sd
persetujuan shop drawing
 Tangki reservoir
 Pompa kebakaran
 Hydran kebakaran
 Selang dan nozing
 Pengukuran→sampai pematokan/penandaan
 Penggalian tanah : reservoir, pipa hydran
 Pemeriksaan hasil galian (dimensi dan kemiringan dasar)
Pelaksanaan:
 Pemasangan tangki reservoir→idem tangki IPAL
 Pemasangan pipa hydran: pipa dibungkus dengan goni
dibalut aspal→idem cara pemasangan pipa air limbah
hanya sambungan harus las karena pipa black steel
 Pemasangan post hydrant, selang dan nozing:
 Pemasangan pondasi
 Pemasangan post dan kepala hydrant
 Penempatan selang dan nozing
 Pemeriksaan hasil pemasangan
Pengakhiran:
 Test and commissioning
 Usulan progres→opname progres→BA Progres
Pelaksanaan Penangkal petir
Persiapan:
 Pembuatan shop drawing→persetujuan shop drawing
 Pengukuran posisi penangkal petir, posisi kabel saluran
petir, dan grounding
 Pemeriksaan hasil pengkuran/penandaan/bow plank
Pelaksanaan:
 Penggalian tanah untuk mencapai tahanan NOL
 Pemasangan Batang tembaga
 Pemasangan pondasi perletakan penangkal petir
 Pemasangan bracing penangkalpetir
 Pemasangan kabel dari penangkal petir sd grounding
 Pengakhiran:
 Progres: usulan progres→Pemeriksaan progress hasil
pekerjaan→BA progres
Pemasangan Lift
Persiapan:
 Pembuatan shop drawing→sd persetujuan shop drwg
 Pengukuran→sampai dengan penandaan posisi lift
 Pemasangan pengikat-pengikat/angkur rail tegak
 Pemasangan perletakan mesin lift
 Pemasangan perletakan emergency landing system
Pelaksanaan:
 Pemasangan rail tegak→sd pemeriksaan rail tegak
 Pemasangan mesin lift
 Pemasangan car lift
 Pemasangan emergency landing system
 Pemasangan kabel tarik lift
Pengakhiran:
 Pemeriksaan : level lantai lift dan lantai BG, Pemeriksaan
kecepatan lift, pemeriksaan signal l dan bunyi, pemeriksaan
cahaya dan pengudaran dalam lift
 Usulan progres→pemeriksaan progres→BA progres
Pemasangan eskalator
Persiapan:
 Pembuatan shop drawing→persetujuan shop drawing
 Pengukuran→pemasangan penandaan posisi mesin,
rail dan hand rail eskalator
 Pemeriksaan rencana kecepatan hand rail dan lantai
eskalator (harus sinkron, jangan ada yg lebih cepat)
Pemasangan:
 Pemasangan mesin eskalator dan mesin hand rail
 Pemasangan lantai eskalator dan hand rail
 Pemeriksaan kecepatan lantai dan hand rail
Pengakhiran:
 Usulan progres→opname progres→BA persetujuan
progres
Pemasangan AC (central)
Persiapan:
 Pembuatan shop drawing→sd persetujuan shop drwg
 Pengukuran→penempatan perletakan sistim AC
(mesin central, ducting vertikal, ducting horizontal,
out let udara dingin ke ruangan, outlet udara panas ke
rongga ceiling, pipa penyedotan udara panas ke outlet
AC di room
Pelaksanaan:
 Pemasangan mesin central AC
 Pemasangan ducting
Pengakhiran:
 Test and commissioning
 Usulan progres →opname progres→BA persetujuan
progress
Panel Listrik
A. Panel Utama
Persiapan:
 Pembuatan shop drawing instalasi panel Utama→ persetujuan shop
drawing→ingat kerataan power antar RST
 Pengukuran →penandaan tempat panel dan penggantung kabel (cable
tray)
Pelaksanaan:
 Pemasangan panel , dan kabel tray
 Penyambungan kabel dari panel utama ke panel lantai
Pengakhiran:
 Pemeriksaan kabel dan test arus
 Usulan progres→opname progres→persetujuan progres
B. Panel Lantai
Persiapan:
 Pembuatan shop drawing sd persetujuan shop drawing
 Pemasangan panel lantai dan kabel tray
Pelaksanaan:
 Penyambungan kabel dari panel lantai ke panel Utama
 Pemeriksaan sambungan kanel(pake arus)
 Pengakhiran:
 Usulan progres→opname progress→persetujuan
progres
 C. Instalasi Panel Room
Sistim Penerangan
 Persiapan:
 Pembuatan shop drawing per kabel termasuk sistim
sambungannya
 Pengukuran titik posisi titik lampu dan saklarnya
 Pelaksanaan:
 Pemasangan kabel
 Pemasangan lampu penerangan
 Pemeriksaan kerapihan
 Pengakhiran:
 Usulan progres→opname progres→BA persetujuan
progres
 C. Instalasi Panel Room (dari panel lantai ke panel
room)
Sistim OUTLET
 Persiapan:
 Pembuatan shop drawing sistim outlet
 Pengukuran titik posisi titik outlet
 Pelaksanaan:
 Pemasangan kabel dari panel lantai ke titik outlet
 Pemasangan saklar out let
 Pemeriksaan kerapihan
 Pengakhiran:
 Usulan progres→opname progres→BA persetujuan
progres
Alat sambung listrik
Pompa air
Persiapan:
 Pembuatan shop drawing→persetujuan shop drawing
 Persiapan 5M
Pelaksanaan:
 Penggalian untuk pipa isap
 Pemasangan pompa
 Penyambungan pipadengan pompa dan dari pompa ke
reservoir
 Pemeriksaan hasilkerja
Pengakhiran:
 Usulan progres→opname progress→BA progress
Pemasangan wastafel/ kitchen sink
Persiapan:
 Pembuatan shop drawing→persetujuan shop drwg→periksa
ketinggian kitchen sink
 Pengukuran posisi wastafel
 Penyiapan 5M
Pelaksanaan:
 Shop drg→periksa keran:panas/dingin
 Pemasangan perletakan wastafel
 Pemasangan wastafel
 Pemasangan pipa dari pipa sumber air ke kran di wastafel
 Penyambungan pipa air bersih ke kran di wastafel
 Pemasangan inlet air kotor di wastafel
 Penyambungan ipa di pipa sumber air
 Penyambungan pipa dari inlet air kotor ke saluran drain
Pengakhiran:
 Pemeriksaan kerapihan sambungan denganmenghidukan
pompa air
 Usulan progres
4. SERTIFIKAT LAIK FUNGSI
Sertifikat Laik Fungsi BG adalah sertifikat yang
diterbitkan oleh pemda kecuali untuk BG fungsi
khusus oleh Pemerintah untuk menyatakan
kelaikan fungsi suatu BG baik secara administratif
maupun teknis, sebelum pemanfaatannya

SLF bangunan gedung diberikan untuk BG


yang telah selesai dibangun dan telah
memenuhi persyaratan kelaikan fungsi BG
sebagai syarat untuk dapat dimanfaatkan
Perpanjangan SLF
 pemeriksaan ulang wajib dilakukan dengan prioritas
pada persyaratan teknis yang mutlak untuk
pemenuhan persyaratan minimal berfungsinya BG,
seperti:
1. Persyaratan keselamatan→Kondisi struktur dan
komponen struktur
2. Cara pengamatan: visual dan dengan peralatan
3. Dengan peralatan→destructive dan non destructive
4. Analisis struktur secara dua dimensi dan tiga dimensi
5. Terhadap kebakaran, petir, rayap
Dokumen untuk Proses Perpanjangan
SLF Bangunan Gedung
a) Surat Permohonan Penerbitan/Perpanjangan SLF BG
b) Surat Pernyataan Pemeriksaan Kelaikan Fungsi BG atau
Rekomendasi hasil pemeriksaan kelaikan fungsi BG
ditandatangani di atas meterai secukupnya
c) As built drawings;
d) Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan Gedung atau
perubahannya;
e) Fotokopi dokumen status hak atas tanah;
f) Fotokopi dokumen status/bukti kepemilikan BG
g) Rekomendasi dari instansi teknis yang bertanggung
jawab di bidang fungsi khusus yang dimaksud (khusus
untuk BG fungsi khusus); dan
h) Dokumen SLF BG terakhir.
DOKUMEN SLF BANGUNAN
GEDUNG
 Sertifikat→SLF
 Lampiran-Lampiran:
a. Lembar Pencatatan Data Tanggal Penerbitan Sertifikat
Laik Fungsi dan perpanjangan SLF BG
b. Lembar Gambar Block Plan/Site Plan
c. Lembar Daftar Kelengkapan Dokumen untuk
perpanjangan SLF bangunan gedung
PELAKSANA PEMERIKSAAN KELAIKAN
FUNGSI DAN PEMERIKSAAN BERKALA
BG
 Oleh Penyedia jasa→ dibiayai pemilik BG
 Umumnya →Penyedia Jasa pengawasan konstruksi/MK
atau oleh penyedia jasa pengkajian teknis konstruksi
bangunan gedung
 BG Fungsi khusus→Penyedia Jasa pengawasan
konstruksi/MK
 Oleh Pemda→ dibiayai PEMDA
 Instansi Pembina BG
 Asosiasi profesi
 Pemilik/pengguna BG
 Mempunyai TA yg memenuhi syarat
Tata Cara Penerbitan dan Perpanjangan
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
a. Pola umum pengaturan sertifikat laik fungsi bangunan
gedung;
b. Tata cara penerbitan sertifikat laik fungsi bangunan gedung;
c. Tata cara perpanjangan sertifikat laik fungsi bangunan
gedung;
d. Pelaksana pengurusan permohonan sertifikat laik fungsi
bangunan gedung;
e. Dokumen sertifikat laik fungsi bangunan gedung;
f. Pelaksana pemeriksaan kelaikan fungsi dan
pemeriksaan berkala bangunan gedung;
g. Pembinaan; dan
h. Ketentuan lain
5. TABG
→untuk BG Tertentu
 Tim Ahli BG = tim yg terdiri dari para ahli yg terkait
dgn penyelenggaraan BG untuk memberikan
pertimbangan teknis dalam proses penelitian
dokumen rencana teknis dengan masa penugasan
terbatas, dan juga untuk memberikan masukan dalam
penyelesaian masalah penyelenggaraan BG tertentu
yang susunan anggotanya ditunjuk secara kasus per-
kasus disesuaikan dengan kompleksitas BG tertentu
tersebut
BG tertentu adalah BG yang digunakan untuk
kepentingan umum dan BG fungsi khusus, yg
dalam pembangunan dan/atau pemanfaatannya
membutuhkan pengelolaan khusus dan/atau
memiliki kompleksitas tertentu yang dapat
menimbulkan dampak penting terhadap
masyarakat dan lingkungannya
tugas dan fungsi TABG
 Tugas : memberikan nasihat, pendapat, dan
pertimbangan profesional membantu
pemerintah daerah, atau Pemerintah dalam
penyelenggaraan BG
 Fungsi: a) Pengkajian dokumen rencana teknis
berdasarkan persetujuan/rekomendasi dari
instansi/pihak yang berwenang; b) Pengkajian
dokumen rencana teknis berdasarkan ketentuan
tentang persyaratan TABA; dan c) Pengkajian
dokumen rencana teknis berdasarkan ketentuan
tentang persyaratan keandalan BG keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, kemudahan)
Pembentukan TABG
a. Kedudukan Tim Ahli BG →membantu Pemdakab/
pemkota dan PemdaProv dan Pem
b. Jangka waktu masa kerja→1 tahun dpt diperpjg
c. Keanggotaan Tim Ahli BG
d. Penugasan Tim Ahli BG
e. Pembentukan berdasarkan pengelompokan tugas;
f. Tata cara pembentukan Tim Ahli BG;
g. Database Anggota Tim Ahli BG.
keanggotaan TABG:
 Unsur asosiasi profesi, masyarakat ahli (tmsk adat),
unsur Perguruan tinggi pem dan PT swasta
 Unsur instansi pemerintah daerah dan/atau
Pemerintah→pembina BG, pejabat fungsional TBP,
pejabat fungsional terkait BG, instansi pemda
terkait BG
 Bidang TABG: a) Bidang arsitektur BG dan
perkotaan, struktur/konstruksi, utilitas (mekanikal
dan elektrikal), pertamanan/ lanskap, dan tata
ruang-dalam/interior; b) Bidang BG adat; c) Bidang
nuklir; d) Bidang teknologi informasi; dan e)
Bidang keahlian lainnya sesuai dgn kebutuhan
Unsur keahlian dalam TABG

 Minimal terdiri dari keahlian bidang arsitektur,


bidang struktur, dan bidang utilitas (mekanikal dan
elektrikal).
 Keanggotan unsur pemda dan Pem: a) Bidang jalan; b)
Bidang perhubungan/transportasi; c) Bidang
telekomunikasi; d) Bidang energi; e) Bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); f) Bidang
pencegahan dan penanggulangan kebakaran; g)
Bidang pertahanan; h) Bidang keamanan; dan i)
Bidang tugas pemerintahan lainnya yang terkait.
Produk TABG→pertimbangan Teknis
Pertimbangan teknis adalah pertimbangan
dari TABG yang disusun secara tertulis dan
profesional terkait dengan pemenuhan
persyaratan teknis BG baik dalam proses
pembangunan, pemanfaatan, pelestarian,
maupun pembongkaran BG.

Jarak bebas Metode


Tata tertib pelaksanaan tugas
a) Persidangan →sidang pleno (jadwal+kelompok)
b) Perilaku dalam melaksanakan tugas→kode etik
c) Administrasi→identitas+tanda tangan

Pembiayaan
a) Biaya operasional sekretariat Tim Ahli BG;
b) Biaya persidangan;
c) Honorarium dan tunjangan;
d) Biaya perjalanan dinas
Thank you
See you for
next session

Anda mungkin juga menyukai