OLEH:
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan taufik serta hidayah-Nya. Sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi mata kuliah taksonomi tumbuhan tinggi. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Makalah ini disusun agar
mahasiswa atau pembacanya dapat hidup rukun antar umat beragama,karena di
indonesia terdapat banyak agama yang berbeda.
Semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan mahasiswa atau para
pembacanya tentang kerukunan antar umat beragama. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang kami miliki,maka
saran dan kritik sangat penulis harapakan demi perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dunia ini terdapat lebih dari 280.000 spesies tumbuhan, belum termasuk sekitar
100.000 spesies jamur, yang kesemuanya telah diidentifikasi dan telah diberi nama sesuai
dengan pengaturan yang berlaku. Ada pendapat yang mengelompokan ke dalam
tumbuhan karena kemiripannya dan ada juga yang mengelompokkannya tersendiri karna
jamur tidak berklorofil (Campbell dan reece, 2002). Dari keseluruhan tumbuhan yang
tersebar di muka bumi sekitar 10% diantaranya berada di Indonesia, tumbuhan yang
tingkat pengembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat tinggi (phanerogamae),
spematophyta yang terbagi atas gymnospermae dan angiospermae
Manusia telah memanfaatkan tumbuhan sebagai taaman sumber bahan makanan
(tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman syuran, dan tanaman buah-buahnan)
sumber bahan obat , sumber bahan rempah/bumbu, sumber tanaman hias, sumber bahan
kerajinan/industry, sumber bahan sandang dan sumber bahan papan, agar spesies
tumbuhan tersebut dapat dikenali karena kaitannya dengan peranannya dalam bidang
produksi tanaman secara efektif dan produktif, maka perlu dikaji pengetahuan tentang
klasifikasi tumbuhan, sehingga semua tumbuhan dapat dikelompokkan secara taksonomis
berdasarkan ciri-ciri yang spesifik.
Tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat
tinggi, dimasukkan dalam satu diviso, spermatophyte yang terbagi atas dua takson:
a. Gumnospermae
b. angiospermae
Adapun ciri-ciri tumbuhan berbiji (spermatophyta) adalah:
a. Menghasilkan biji
b. Didalam biji terdapat embrio
c. Mengalami penyerbuka
d. Organ gtubuhnya sudah sempurna
e. Sporofitnya merupakan tanaman utama, sedang gametofitnya mengalami reproduksi
f. Kandungan lembaganya akan berunah menjadi biji
Bunga sebenarnya adlah modifikasi daun dan batang untuk mendukung system
pembuahan tertutup, system pembuahan tertutup ii juga menjadi ciri khasnya yang lain. Ciri
yang terakhir ini membedakkanya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain tumbuhan berbiji
terbuka atau gymnospermae. Dari kedua ciri tersebut muncullah nama anthophyta dan
angiospermae. Nama lain yang juga dikenakan kepdannya dalah magnoliophta. Nama
angispermae diambil dari penggabungan dua kata Bahasa yunani kuno aggeion = penyangga atau
pelindung dan sperma, nbentuk jamak untuk biji yang diperkenalkan oleh paul herman pada
tahun 1690.
2.1 Gymnospremeae
A. cycadophyta
Terdiri dari sekitar 185 spesies, batangnya tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun
sebagi tajuk dipucuk batang yang memanjang, perawakannya menyerupai pohon palem.
Beberapa jenis cycadophyta meiliki pohon amat pendek, jenis yang lain dapat mencapai
tinggi 9 meter, tetapi kebanyakan tingginya sekitar 2meter. Semua anggota cycadophyta
berumah dua. Strobilus yang dihasilkan berukuran besar namun rata-rata reproduksinya
rendah. Penyerbukan sering dibantu oleh serangga yang tertarik dengan aroma yang
dihasilkan strobilus jantan dan betina. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biji yang
primitive hidup didaerah tropis dan subtropics. Diindonesia kita kenal pakis haji
merupakan tanaman hias, akarnya bersimbiosis dengan ganggang biru yang disebut
anabaena yang dapat mengikat nitrogen. Daunnya tersusun dalam roset batang, menyirp
atau berbagi menyirip
Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena
cycadeae , yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak ( simbiosis mutualistis).
Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik
tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena
mengandung pati.
a. Ordo Cycadales, Divisi Cycadophyta
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan susunan daun yang mirip dengan pohon palem.
Batang tidak bercabang, akar serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun
tumbuhan paku muda, termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat
kelamin betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan
kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang pada
lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.
Ordo ini beranggotakan sembilan genus yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar
100 spesies. Meskipun tumbuhan ini tidak ditemukan dalam fosil diduga sudah muncul pada
zaman trias sampai kapur awal. Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang,
daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan baik di
wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii (pakis haji).
( Lokasi Di Penfui )
Daun : daun penuh melingkar di ujung. Tipe daun majemuk, menyirip, lanset mengkilat.
Panjang sampai 2,5 m, lebar 20-30 cm dan 50-150 pasang daun pinak, tangkai berduri tajam,
berwarna hijau.
Bunga : bungan majemuk, bentuk bulir menyatu dengan cone, cone betina pada ujung
dengan banyak karpofil, dengan panjang mencapai 50cm, tangkai pendek, kuning kecoklatan.
Strobilus jantan dan strobilus betina pada tanaman pakis haji dihasilkan oleh pohon yang
berlainan. Strobilus jantan terdiri dari banyak mikrosporofil (stamen) yang tersusun spiral,
masing-masing membawa banyak mikrosporangia (kantung sari) pada permukaan bawahnya.
Sedangkan strobilus betina berbentuk sisik dengan 2-5 bakal biji. Megaspora (karpel) dari
strobilus betina tersusun lepas satu dengan yang lain, setiap makrospora membawa 2 atau lebih
ovula dipinggirnya. Ovul kemudian akan berkembang dan menghasilkan biji. Dengan bantuan
angin atau hewan, karrena strobilus jantan menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik
kepadanya. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembangbiak pada
saat yang sama.
Klasifikasi
Kelas : Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Familia : Cycadaceae
Genus : Cycas
Kerajaan : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Anggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun
berbentuk oval/lonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip.
Pada xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak
berbentuk kerucut.
Anggota lainnya adalah Ephedra sp. dan Welwitschia sp. Genus Ephedra atau
yang di kenal dengan nama ”Mormon tea” atau ”Ma Huang” mengandung zat ephedrin
dan pseudo-ephedrin. Zat ini jika di minum dalam dosis rendah digunakan sebagai obat
demam. Zat ini dapat pula mengemulsikan sistem syaraf pusat sehingga tidak jarang
digunakan sebagai narkoba yang dikenal dengan herbal ectacy. Ephedra tumbuh di
seluruh gurun di dunia.
Berbeda dengan Ephedra yang tumbuh di seluruh gurun dunia, Welwitschia hanya
tumbuh di gurun Afrika. Pertumbuhan tumbuhan dengan daun berupa helai - helai yang
besar dan panjang mirip gurita ini cukup lambat. Kebutuhan airnya sebagian besar
dipenuhi melalui kabut.
Adapun ciri - ciri umum ordo Gnetales antara lain tanaman berupa pohon, daun
lebar, dan mempunyai pertulangan menyirip bentuk daun buah melingkar atau berkarang,
Cirri lain Ordo ini juga yaitu dengan Batang pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan
bercabang, Akarnya tunggang, Tulang daun menyirip, tipis dan melebar. Berumah dua
karena strobilus jantan dan betina terletak pada pohon yang berbeda, strobilus jantan dan
betina terdapat dalam 1 pohon, serta ada yang berumah satu dan berumah dua. Dengan
anggota hanya 3 genus: Gnetum(melinjo dan kerabatnya), Welwitschia, dan Ephendra.
Banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis.
Tanaman ini bisa hidup mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu
menghasilkan melinjo sebanyak 80 – 100 kg. Bila tidak dipangkas bisa mencapai
ketinggian 25 m dari permukaan tanah. Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara
generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).
Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu artinya protein melinjo
juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit
yang disebabkan oleh bakteri. Peptida yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya
potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positifdan negatif. Banyak mitos
yang mengatakan bahwa melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat
(Hiperurisemia) yang signifikan. Hal ini benar karena melinjo mengandung purin.
Peningkatan asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin dan asupan purin
tinggi dari makanan secara berlebihan. Hiperurisemia terjadi karena gangguan
pengeluaran asam urat oleh ginjal. Hiperurisemia dapat disebabkan oleh faktor genetik
dan dapat diturunkan. Konsumsi makanan dengan purin tinggi, konsumsi gula dan lemak
berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat. Kegemukan, pengguna obat diuretik,
diet penurunan berat nadan, juga sering menyebabkan hiperurisemia. Namun, apabila
tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya benar tidak akan
menyebabkan asam urat.
1. Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi sayur,
2. Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji. Biji Melinjo dapat dimakan
kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk (Emping). Emping
merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan berperan penting bagi
perekonomian masyarakat di Jawa.
3. Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga baik ditanam
untuk pemulihan kembali areal kritis. Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk
merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di sepanjang Daerah Aliran Sungai
Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan.
4. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat tertulis dari retorika-retorika yang telah tersampaikan pada
materi ini bahwa Tumbuhan Tingkat Tinggi (Spermatophyta) merupakan tumbuhan
berbiji, yang dimana pembagian umum yang termasuk ke dalam sektor tersebut adalah:
1. Gymnospermeae
a. Cycadophyta
Batangnya Cycadophyta tidak bercabang, daun-daun majemuk
tersusun sebagai tajuk di pucuk batang yang memanjang. Habitus
(perawakan) Cycadophyta menyerupai pohon palem. Contoh spesies ini
Cycas rumphii.
b. Gnetophyta
Tumbuhan yang cukup dikenal dari ordo ini adalah melinjo atau
tangkil 7 (Gnetum gnemon). Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia
untuk sayur – sayuran.