Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI

CYCADOPHYTA DAN GNETOPHYTA

OLEH:

1. DEWI PUTRI ABIYATI (182500005)


2. NISA NOVI AFINA (182500021)
3. VIDIA KRISTANTI (182500022)

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan taufik serta hidayah-Nya. Sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi mata kuliah taksonomi tumbuhan tinggi. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Makalah ini disusun agar
mahasiswa atau pembacanya dapat hidup rukun antar umat beragama,karena di
indonesia terdapat banyak agama yang berbeda.

Semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan mahasiswa atau para
pembacanya tentang kerukunan antar umat beragama. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang kami miliki,maka
saran dan kritik sangat penulis harapakan demi perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................


1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1.2 Tujuan ...........................................................................................
1.3 Manfaat .........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................


2.1 cyncadophyta .................................................................................
2.2 gnedophyta .....................................................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................


3.1 Kesimpulan ………….............................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di dunia ini terdapat lebih dari 280.000 spesies tumbuhan, belum termasuk sekitar
100.000 spesies jamur, yang kesemuanya telah diidentifikasi dan telah diberi nama sesuai
dengan pengaturan yang berlaku. Ada pendapat yang mengelompokan ke dalam
tumbuhan karena kemiripannya dan ada juga yang mengelompokkannya tersendiri karna
jamur tidak berklorofil (Campbell dan reece, 2002). Dari keseluruhan tumbuhan yang
tersebar di muka bumi sekitar 10% diantaranya berada di Indonesia, tumbuhan yang
tingkat pengembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat tinggi (phanerogamae),
spematophyta yang terbagi atas gymnospermae dan angiospermae
Manusia telah memanfaatkan tumbuhan sebagai taaman sumber bahan makanan
(tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman syuran, dan tanaman buah-buahnan)
sumber bahan obat , sumber bahan rempah/bumbu, sumber tanaman hias, sumber bahan
kerajinan/industry, sumber bahan sandang dan sumber bahan papan, agar spesies
tumbuhan tersebut dapat dikenali karena kaitannya dengan peranannya dalam bidang
produksi tanaman secara efektif dan produktif, maka perlu dikaji pengetahuan tentang
klasifikasi tumbuhan, sehingga semua tumbuhan dapat dikelompokkan secara taksonomis
berdasarkan ciri-ciri yang spesifik.
Tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat
tinggi, dimasukkan dalam satu diviso, spermatophyte yang terbagi atas dua takson:
a. Gumnospermae
b. angiospermae
Adapun ciri-ciri tumbuhan berbiji (spermatophyta) adalah:
a. Menghasilkan biji
b. Didalam biji terdapat embrio
c. Mengalami penyerbuka
d. Organ gtubuhnya sudah sempurna
e. Sporofitnya merupakan tanaman utama, sedang gametofitnya mengalami reproduksi
f. Kandungan lembaganya akan berunah menjadi biji

Golongan tumbuhan angiospermae disebut juga tumbuhan berbunga dan masuk ke


dalam divisi magnoliophta, angiospermae dianggap sebgai golongan tumbuhan dengan tingkat
perkembangan yamg tertinggi. Tumbuhan berbunga dalah kelompok terbesar tumbuhan yang
hidup didaratan namanya diambil dari ciri khasnya, yaitu mengahsilkan organ reproduksi dalam
bentuk suatu bunga.

Bunga sebenarnya adlah modifikasi daun dan batang untuk mendukung system
pembuahan tertutup, system pembuahan tertutup ii juga menjadi ciri khasnya yang lain. Ciri
yang terakhir ini membedakkanya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain tumbuhan berbiji
terbuka atau gymnospermae. Dari kedua ciri tersebut muncullah nama anthophyta dan
angiospermae. Nama lain yang juga dikenakan kepdannya dalah magnoliophta. Nama
angispermae diambil dari penggabungan dua kata Bahasa yunani kuno aggeion = penyangga atau
pelindung dan sperma, nbentuk jamak untuk biji yang diperkenalkan oleh paul herman pada
tahun 1690.

Dalam sebgaian besar system taksonomi modem, kelompok ini sekarang


menempati takson sebagi division. Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini
termasuk dalam angiospermae yang merupakan kelompok tumbuhan yang mendominasi
daratanlebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan berbunga,
sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar
misalnya wortel, manga, pisang, papaya, padi dan jagung.

Pembagian tumbuhan angipspermae dibedakan kedalam dua kelas berdasarkan


jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil. Ciri-ciri angiospermae memiliki bakal biji
atau biji yang tertutup oleh daun buah mempunyai bunga sejati umumnya tumbuhan berupa
pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda.
Angiospermae dibedakan mejadi dua yaitu monocotyledoneae (berkeping satu) dan
dicotyledoneae (berkeping dua)
B. Tujuan
Tujuan terciptannya makah ini adalah untuk mengetahui bahwa ilmu taksonomi
tumbuhan tinggi merupakan spesifikasi ilmu untuk membahas secara khusus penamaan
suatu tumbuhan berdasarkan tingkatan tumbuhan yang berkarakteristik tinggi.
C. Manfaat
Manfaat subtansi dan yang urgen pada pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca
dapat menfaatkan tulisan yang telah hadir di depan kita ini sebagai refrensi dari
pengumpulan refrensi-refrensi yang ada agar memudahkan pula dalam memahami ilmu
taksonomi tumbuhan dan pembahasan yang te;lah terangkum dengan sistematis di
makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gymnospremeae
A. cycadophyta
Terdiri dari sekitar 185 spesies, batangnya tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun
sebagi tajuk dipucuk batang yang memanjang, perawakannya menyerupai pohon palem.
Beberapa jenis cycadophyta meiliki pohon amat pendek, jenis yang lain dapat mencapai
tinggi 9 meter, tetapi kebanyakan tingginya sekitar 2meter. Semua anggota cycadophyta
berumah dua. Strobilus yang dihasilkan berukuran besar namun rata-rata reproduksinya
rendah. Penyerbukan sering dibantu oleh serangga yang tertarik dengan aroma yang
dihasilkan strobilus jantan dan betina. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biji yang
primitive hidup didaerah tropis dan subtropics. Diindonesia kita kenal pakis haji
merupakan tanaman hias, akarnya bersimbiosis dengan ganggang biru yang disebut
anabaena yang dapat mengikat nitrogen. Daunnya tersusun dalam roset batang, menyirp
atau berbagi menyirip

Habitat : Jenis ini dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis.

Manfaat : buah pakis dapat mengobati diabetes mellitus dan perdarahan


menstruasi,batang pakis dapat mengobati hepatitis, daun pakis dapat
mengobati bisul, radang kulit bernanah, atau luka bakar, pada daun pakis
rambat berguna untuk penyakit amandel dan darah tinggi.

Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena
cycadeae , yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak ( simbiosis mutualistis).
Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik
tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena
mengandung pati.
a. Ordo Cycadales, Divisi Cycadophyta
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan susunan daun yang mirip dengan pohon palem.
Batang tidak bercabang, akar serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun
tumbuhan paku muda, termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat
kelamin betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan
kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang pada
lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.
Ordo ini beranggotakan sembilan genus yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar
100 spesies. Meskipun tumbuhan ini tidak ditemukan dalam fosil diduga sudah muncul pada
zaman trias sampai kapur awal. Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang,
daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan baik di
wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii (pakis haji).

Adapun ciri – ciri umum dari ordo Cycadales adalah :


a. Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak
bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
b. Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan
tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda.
c. Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata
reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas
jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus
jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang.
Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak.
Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir
serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina
menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan.
Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju
strobilus betina dan terjadilah polinasi.
d. Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
e. Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
f. Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.
g. Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral
dengan mikrosporangia pada permukaan bawah.
h. Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.
i. Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.
j. Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat
dan kompak.

 Deskripsi Tumbuhan Pakis haji (Cycas rumphii)

1. Berdasarkan Hasil Survei

( Lokasi Di Penfui )

Akar : serabut,berwarna kuning

Batang : bulat, permukaan kasar, dan berwarna coklat kehitaman.

Daun : daun penuh melingkar di ujung. Tipe daun majemuk, menyirip, lanset mengkilat.
Panjang sampai 2,5 m, lebar 20-30 cm dan 50-150 pasang daun pinak, tangkai berduri tajam,
berwarna hijau.
Bunga : bungan majemuk, bentuk bulir menyatu dengan cone, cone betina pada ujung
dengan banyak karpofil, dengan panjang mencapai 50cm, tangkai pendek, kuning kecoklatan.

Buah: berbentuk elips, berwarna coklat.

Biji : biji membulat telur-menjorong, diameter 3-5 cm berwarna coklat.

2. Berdasarkan Hasil Pustaka

Strobilus jantan Strobilus betina

Strobilus jantan dan strobilus betina pada tanaman pakis haji dihasilkan oleh pohon yang
berlainan. Strobilus jantan terdiri dari banyak mikrosporofil (stamen) yang tersusun spiral,
masing-masing membawa banyak mikrosporangia (kantung sari) pada permukaan bawahnya.
Sedangkan strobilus betina berbentuk sisik dengan 2-5 bakal biji. Megaspora (karpel) dari
strobilus betina tersusun lepas satu dengan yang lain, setiap makrospora membawa 2 atau lebih
ovula dipinggirnya. Ovul kemudian akan berkembang dan menghasilkan biji. Dengan bantuan
angin atau hewan, karrena strobilus jantan menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik
kepadanya. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembangbiak pada
saat yang sama.
Klasifikasi

 Kingdom : Plantae (tumbuhan)

 Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

 Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

 Divisio : Cycadophyta (sikas)

 Kelas : Cycadopsida

 Ordo : Cycadales

 Familia : Cycadaceae

 Genus : Cycas

 Spesies : Cycas rumphii

Ciri-Ciri Pakis Haji

 Tumbuhan Biji Terbuka Yang Berbentuk Menyerupai Pohon Kelapa.


 Daun Berbentuk Pita Dan Bertulang Daun Sejajar
 Daun Yang Masih Muda Menggulung Seperti Tumbuhan Paku
 Batangnya Tidak Bercabang.
 Susunan Anak Daunnya Yang Tersusun Berpasangan
 Berakar Tunggang
 Klorofil Tidak Di Dalam Kloroplas, Tetapi Tersebar Di Seluruh Sitoplasma
 Memiliki Pigmen Fikosianin
 Tumbuhan Jantan Memiliki Runjung Besar Yang Tumbuh Dari Ujung Batang
Perkembangan Pakis Haji
Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam
spora, yaitu mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan
gametofit jantan, sedang megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina,
dan pada gametofit ini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di
dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis
strobilus.
Tumbuhan berbiji membetuk struktur megasporangia dan mikrosporangia
yang berkumpul pada suatu sumbuh pendek. Misalnya struktur seperti konus atau
strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan berbunga. Seperti halnya pada
tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam
sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak dilepaskan
melainkan dipertahankan. Megasporangia mendukung perkembangan gametofit
betina dan menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap berada
dalam sporangium, menjadi matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya
setelah terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa
mikrospora. Mikrospora yang mencapai sporofit akan berkecambah membentuk
serbuk sari yang tumbuh menuju kearah bakal biji untuk membuahi gametofit
betina. Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari,
mikrosporangium merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan
benagsari. Istilah megaspora merupakan kandung lembaga (kantung embrio),
megasporangium merupakan bakal biji, dan megasporofil merupakan daun buah
(karpela).
Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut
mikrosporangiat atau strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang
menghasilkan megasprofil dengan ovulum (bersama mengasporangia) disebut
mengasporangiat atau strobili betina (pistillate cones). Mokrospora dan megaspore
bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil pembelahan miosis sel
induk spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi.
Strobilus jantan susun atas mikrosporofil. Setiap mikrosporofil mengandung
dua mikrospora yang masing-masing akan mengahasilkan 4 mikrospora haploid (n).
mikrospora ini akan menjadi setelah menjantan atau serbuk sari atau pollen.
Strobilus betina tersusun atas daun buah (makrosporofil). Setiap
makrosporofil tersebut berbentuk sisik dan mengandung dua ovolum.
Makrosporofil tersebut dilindungi oleh makrosporangium yang didalamnya
mengandung sel induk makrospora. Sel induk membela secara miosis
mengahasilkan empat maskropora. Tiga makrospora akakn tereduksi. Akibatnya,
hanya satu makrospora yang akan berkembang menjadi sel
telur.

Reproduksi Pakis Haji


Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus.
Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau
membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang
tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil
terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di
dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk
butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir
serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-
tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga
terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur.
Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu
embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air
sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh
serbuk pada serbuk sari yang berkecambah.
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel,
sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada
Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-
pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas
dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu bergerak bebas.
Gametofi jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari
ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung
masuk ke arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus
selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut
gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel
banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur.
Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang
bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.

Proses Penyerbukan dan Pembuahan


Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara
anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada
bakal biji. Selang waktu antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang.
Pembuahan yang terjadi pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap
inti generatif melebur dengan inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas.
Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti
sperma membuahi satu sel telur.
B. Gnetophyta
Tumbuhan yang cukup dikenal dari ordo ini adalah melinjo atau tangkil 7
(Gnetum gnemon). Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur –
sayuran.
Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo
menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi
protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo
Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab
berbagai macam penyakit. Di Jepang dilakukan penelitian dan dilaporkan bahwa melinjo
termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginko biloba
Jepang. Ginkgo adalah spesies pohon hidup tertua, yang telah tumbuh selama 150-200
juta tahun dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat.

Klasifikasi Gnetum gnemon (Melinjo)

Kerajaan : Plantae

Divisi : Gnetophyta

Kelas : Gnetopsida

Ordo : Gnetales

Famili : Gnetaceae

Genus : Gnetum

Spesies : Gnetum gnemon

Anggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun
berbentuk oval/lonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip.
Pada xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak
berbentuk kerucut.
Anggota lainnya adalah Ephedra sp. dan Welwitschia sp. Genus Ephedra atau
yang di kenal dengan nama ”Mormon tea” atau ”Ma Huang” mengandung zat ephedrin
dan pseudo-ephedrin. Zat ini jika di minum dalam dosis rendah digunakan sebagai obat
demam. Zat ini dapat pula mengemulsikan sistem syaraf pusat sehingga tidak jarang
digunakan sebagai narkoba yang dikenal dengan herbal ectacy. Ephedra tumbuh di
seluruh gurun di dunia.

Berbeda dengan Ephedra yang tumbuh di seluruh gurun dunia, Welwitschia hanya
tumbuh di gurun Afrika. Pertumbuhan tumbuhan dengan daun berupa helai - helai yang
besar dan panjang mirip gurita ini cukup lambat. Kebutuhan airnya sebagian besar
dipenuhi melalui kabut.

Adapun ciri - ciri umum ordo Gnetales antara lain tanaman berupa pohon, daun
lebar, dan mempunyai pertulangan menyirip bentuk daun buah melingkar atau berkarang,
Cirri lain Ordo ini juga yaitu dengan Batang pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan
bercabang, Akarnya tunggang, Tulang daun menyirip, tipis dan melebar. Berumah dua
karena strobilus jantan dan betina terletak pada pohon yang berbeda, strobilus jantan dan
betina terdapat dalam 1 pohon, serta ada yang berumah satu dan berumah dua. Dengan
anggota hanya 3 genus: Gnetum(melinjo dan kerabatnya), Welwitschia, dan Ephendra.
Banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis.

Strobilus uniseksual atau biseksual tidak sempurna, memanjang dan ber-buku-


buku. Bunga jantan berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga dengan brakteola
bersatu. Bunga betina berkelompok aksilaris, berkarang, tiap bunga memiliki tiga (3)
lapisan pelindung. Biji dilindungi perianth yang berdaging. Memiliki ovulum yang lebih
tertutup, tetapi mikropilnya tetap terbuka.
1. Liana berkayu, beberapa tegak.
2. Percabangan bersendi dan menebal
3. Daun sederhana, berhadapan, menyirip.

Melinjo ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara (meskipun merupakan


tumbuhan asli dari Jawa dan Sumatra) dan tersebar hingga mencapai sebelah utara Assam
dan sebelah timur Fiji. Melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian hingga
1200 m. Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh
dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim
khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang
menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah
pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam
yang tinggi. Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan
danperkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di
pekaranganrumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung.
Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang
tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 – 8 m.

Tanaman ini bisa hidup mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu
menghasilkan melinjo sebanyak 80 – 100 kg. Bila tidak dipangkas bisa mencapai
ketinggian 25 m dari permukaan tanah. Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara
generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).

Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan


berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam
tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m. Bijinya tidak terbungkus daging
tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan. Daunnya tunggal berbentuk oval bunga dan buah sejati karena bukan
termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang
terbungkus oleh selapis aril yang berdaging. Daun berhadapan, berbentuk jorong, urat
daun sekunder saling bersambungan. Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar
di tiap nodus, panjang bunga 3—6 cm. Terdapat 5 – 8 bunga betina di tiap nodus,
berbentuk bola. Buah seperti buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing
pendek, ketika masak warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah
hingga keunguan. Satu biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras
berkayu.

Kandungan Nutrisi Gnetum gnemon:

Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo


menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi
protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo
Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab
berbagai macam penyakit. Di Jepang dilakukan penelitian dan dilaporkan bahwa melinjo
termasuk tumbuhan purba yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginko biloba
Jepang. Sampai saat ini, doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang
telah mengisolasi dua jenis protein yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi.
Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun,kulit
daun , akar, sampai biji, ditemukan protein paling potensial adalah dari biji. Riset
menunjukkan aktivitas antioksidan dari kandungan fenolik ini setara dengan antioksidan
sintetik BHT (Butylated Hydroxytolune).

Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu artinya protein melinjo
juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit
yang disebabkan oleh bakteri. Peptida yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya
potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positifdan negatif. Banyak mitos
yang mengatakan bahwa melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat
(Hiperurisemia) yang signifikan. Hal ini benar karena melinjo mengandung purin.
Peningkatan asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin dan asupan purin
tinggi dari makanan secara berlebihan. Hiperurisemia terjadi karena gangguan
pengeluaran asam urat oleh ginjal. Hiperurisemia dapat disebabkan oleh faktor genetik
dan dapat diturunkan. Konsumsi makanan dengan purin tinggi, konsumsi gula dan lemak
berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat. Kegemukan, pengguna obat diuretik,
diet penurunan berat nadan, juga sering menyebabkan hiperurisemia. Namun, apabila
tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya benar tidak akan
menyebabkan asam urat.

Konsumsi berlebihan dan minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng


emping hasil olahan melinjo tersebut yang menyebabkan kadar asam uratnya meningkat.
Jadi, bukan melinjo itu sendiri yang menyebabkan asam urat, karena apabila disiapkan
dalam bentuk makanan lain tanpa minyak dan tidak dikonsumsi secara berlebihan tidak
akan menyebabkan peningkatan asam urat.

Manfaat Gnetum gnemon :

1. Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua) biasa diolah menjadi sayur,
2. Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji. Biji Melinjo dapat dimakan
kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk (Emping). Emping
merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan berperan penting bagi
perekonomian masyarakat di Jawa.
3. Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga baik ditanam
untuk pemulihan kembali areal kritis. Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk
merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di sepanjang Daerah Aliran Sungai
Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan.
4. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat tertulis dari retorika-retorika yang telah tersampaikan pada
materi ini bahwa Tumbuhan Tingkat Tinggi (Spermatophyta) merupakan tumbuhan
berbiji, yang dimana pembagian umum yang termasuk ke dalam sektor tersebut adalah:
1. Gymnospermeae
a. Cycadophyta
Batangnya Cycadophyta tidak bercabang, daun-daun majemuk
tersusun sebagai tajuk di pucuk batang yang memanjang. Habitus
(perawakan) Cycadophyta menyerupai pohon palem. Contoh spesies ini
Cycas rumphii.
b. Gnetophyta
Tumbuhan yang cukup dikenal dari ordo ini adalah melinjo atau
tangkil 7 (Gnetum gnemon). Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia
untuk sayur – sayuran.

Anda mungkin juga menyukai