1. PENGERTIAN PIUTANG
Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Bentuk klaim ini dapat
berupa perjanjian atau komitmen tidak tertulis, maupun perjanjian tertulis (disebut wesel tagih
atau notes receivable). Piutang dapat didasarkan pada faktur (invoice) dari transaksi penjualan,
disebut piutang dagang atau account receivable atau trade receivable.
Permasalahan yang sering muncul dalam pencatatan piutang dagang adalah bagaimana
pelaporannya dalam laporan keuangan? Hal ini penting untuk diperhatikan, karena ada
kemungkinan beberapa piutang tidak dapat tertagih. Piutang yang tidak tertagih akan
menimbulkan kerugian piutang (bad debt expense).
Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode:
a. Metode Penghapusan Langsung (direct method)
b. Metode Cadangan (allowance method)
Contoh: UD Karya Jaya mempunyai piutang kepada UD. Usaha Lancar. Sebesar Rp.
2.000.000. Pada tanggal 2 Maret 2007 diketahui bahwa UD. Usaha Lancar dinyatakan pailit,
dan tidak mungkin membayar hutangnya, sehingga perusahaan memutuskan untuk
menghapus piutang kepada UD. Usaha Lancar tersebut karena tidak mungkin ditagih lagi.
Catatan : Pada saat dilakukan penghapusan, maka perusahaan yang telah dihapus akun
hutangnya (misal: terdapat piutang terhadap PT X sebesar Rp. 1.000.000 yang dihapus karena
dianggap PT. X tidak dapat melunasinya) tidak diberitahu bahwa telah dilakukan
penghapusan piutang, sehingga meskipun piutang terhadap PT X sudah dihapus, namun
masih dimungkinkan suatu saat PT. X membayar hutangnya.
Jurnal estimasi kerugian piutang ini menimbulkan perbedaan pada Laporan Posisi Keuangan dan
Laba-Rugi untuk kedua metode tersebut.
a. Metode Langsung
1. Laporan Posisi Keuangan (Balance Sheet)
PT. MANDIRI
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2006
ASET KEWAJIBAN
Piutang Dagang (Account Receivable) Rp. 300.000.000
EKUITAS
Jurnal penghapusan piutang ini menimbulkan perbedaan pada Laporan Posisi Keuangan dan
Laba-Rugi untuk kedua metode tersebut.
c. Metode Langsung
1. Laporan Posisi Keuangan (Balance Sheet)
PT. MANDIRI
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2008
ASET KEWAJIBAN
Piutang Dagang (Account Receivable) Rp. 297.500.000
EKUITAS
Alternatif jurnal yang lain, adalah dengan cara menggabungkan jurnal balik dan jurnal
penerimaan kas, yaitu:
Metode Langsung Metode Cadangan
Kas Rp. 2.500.000 Kas Rp. 2.500.000
B. Kerugian Piutang Rp. 2.500.000 Cadangan Kerg. Piutang Rp.2.500.000
c. Bila ternyata debitur yang telah dihapus dapat membayar pada periode yang berbeda
dengan periode penghapusan (membayar pada tanggal 20 Desember 2008, padahal
penghapusan dilakukan pada tahun 2007)
Jurnal untuk tahun 2008 bagi metode cadangan sesuai dengan langkah yang dilakukan
untuk penghapusan pada periode yang sama dengan periode penghapusan, yaitu
melakukan jurnal balik serta melakukan jurnal penerimaan kas, namun jurnal ini tidak
dapat dilakukan bagi perusahaan yang menggunakan metode penghapusan langsung,
karena untuk metode penghapusan langsung jurnal penghapusannya adalah:
Beban kerugian piutang Rp. xxx
Piutang dagang Rp. xxx
Akun beban kerugian yang dicatat pada tahun 2007 akan ditutup pada tanggal 31
Desember 2007 (jurnal penutup), sehingga pada awal tahun 2008 akan bersaldo nol, sehingga hal
ini tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk menjurnal balik beban kerugian yang telah
memiliki saldo nol tersebut, sehingga untuk mencatat penerimaan pada periode yang berbeda
dengan periode penghapusan bagi metode langsung adalah dengan menjurnal pendapatan lain-
lain:
Memunculkan lagi piutang
Metode Langsung Metode Cadangan
Piutang Dagang Rp. 2.500.000 Piutang Dagang Rp. 2.500.000
Pendapatan lain-lain Rp. 2.500.000 Cadangan Kerg. Piutang Rp.2.500.000
Mencatat penerimaan kas
Metode Langsung Metode Cadangan
Kas Rp. 2.500.000 Kas Rp. 2.500.000
Piutang Dagang Rp. 2.500.000 Piutang Dagang Rp. 2.500.000
Alternatif jurnal yang lain, adalah dengan cara menggabungkan jurnal balik dan jurnal
penerimaan kas, yaitu:
Metode Langsung Metode Cadangan
Kas Rp. 2.500.000 Kas Rp. 2.500.000
Pendapatan lain-lain Rp. 2.500.000 Cadangan Kerg. Piutang Rp.2.500.000
Jenis piutang yang lain selain piutang dagang (account receivable) adalah piutang wesel
(notes receivable) dan promes (promisory notes).
Wesel tagih (notes receivable atau promisory notes) merupakan klaim perusahaan
kepada pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu tertentu.
Wesel tagih biasanya memiliki bunga, walau ada beberapa wesel tagih yang tidak berbunga
b. Pada tanggal 1 Mei 2007 PT. Aman tidak dapat melunasi hutang weselnya yang telah
jatuh tempo senilai Rp. 20.000.000 kepada PT. Lancar. Untuk itu jurnal bagi PT. Lancar
adalah sebagai berikut:
Tgl Keterangan D K
1 Mei 2007 Piutang Dagang (account receivable) 20.000.000
Piutang wesel ( notes receivable) 20.000.000
c. Pada tanggal 1 Nopember 2007 diketahui bahwa tidak ada harapan untuk menagih
piutang terhadap PT. Aman, karena perusahaan tersebut telah bangkrut.
DISKON PENJUALAN
Untuk transaksi penjualan, seringkali perusahaan memberikan diskon. Potongan penjualan yang
dikaitkan dengan pembayaran dapat dicatat dengan menggunakan dua metode, yaitu metode
piutang neto (net method) dan metode piutang bruto (gross method).
Ilustrasi:
1. Pada tanggal 2 Januari 2013 terjadi penjualan Rp. 10.000.000 dengan termin 2/10 n/30:
Metode Bruto:
Piutang Dagang Rp. 10.000.000
Penjualan Rp. 10.000.000
Metode Neto:
Piutang Dagang Rp. 9.800.000
Penjualan Rp. 9.800.000