Anda di halaman 1dari 15

GAMBARAN KESEHATAN JIWA PADA LANSIA DI JORONG SUNGAI

ROTAN NAGARI BATU TABA KECAMATAN AMPEK ANGKEK


KABUPATEN AGAM TAHUN 2018

Lestari Lowingsky
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners
STIKes Fort De Kock
Jl. Soekarno Hatta Kelurahan Manggis Ganting Kecamatan Mandiangin
Koto Selayan Bukittinggi
E-mail : Lestarilowingsky17@gmail.com

ABSTRACT

Elderly is an age group that has changes and setbacks, both physically and
psychologically. It may be caused by the aging process. This process tends to
increase the risk of both physical and psychological disorders. It is also happen in
Jorong Sungai Rotan. The elderly population there is highest in Ampek Angkek
Subdistrict. They were 365 people in 2017. The research aimed to determine the
mental health description of the elderly in Jorong Sungai Rotan Nagari Batu Taba
Ampek Angkek District, Agam Regency in 2018.
This type of research was descriptive with a cross sectional study approach.
The populations were 365 people. Then, by using simple random sampling
technique, 78 elderly were chosen as the samples. The data were collected trough
questionnaires and it was analyzed by univariate analysis.
The results of this research showed that 66.7% of respondents had mental
health categories and 33.3% of them in risk category of mental disorders. In
short, it can be concluded this problem must get serious attention from all parties,
especially family members, health workers and all levels of society.

Keywords : Mental Health, Elderly

ABSTRAK

Lansia merupakan kelompok usia telah mengalami perubahan dan


kemunduran, baik secara fisik maupun psikis akibat proses menua dan proses ini
cenderung meningkatkan resiko gangguan baik secara fisik maupun psikis pada
lansia, begitu juga dengan lansia di Jorong Sungai Rotan, dimana di Jorong
Sungai Rotan tercatat populasi lansia yang paling tinggi di Kecamatan Ampek
Angkek yaitu sebanyak 365 orang pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran kesehatan jiwa pada lansia di Jorong Sungai Rotan
Nagari Batu Taba Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam Tahun 2018.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional
study. Populasi pada penelitian sebanyak 365 orang dan pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling dengan besaran sampel sebanyak
78 lansia. Pengumpulan data menggunakan kuisioner, analisis data meliputi
analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,7% responden adalah lansia
dengan kategori sehat jiwa dan 33,3% responden adalah lansia dengan kategori
resiko gangguan jiwa. Disimpulkan bahwa di Jorong Sungai Rotan ditemukan
sebanyak 33,3% responden dengan resiko gangguan jiwa, angka ini merupakan
angka yang cukup mengkhawatirkan dan harus mendapatkan perhatian serius
dari semua pihak, terutama anggota keluarga, petugas kesehatan dan semua
lapisan masyarakat.

Kata Kunci : Kesehatan Jiwa, Lansia


PENDAHULUAN

Lansia merupakan kelompok merupakan proses penurunan fungsi

usia yang rentan mengalami organ tubuh yang umumnya terjadi

perubahan dan kemunduran baik pada usia tua yaitu penyakit

secara fisik maupun psikis pada degenerative yang terdiri dari,

proses menua, yang ditandai dengan gangguan sirkulasi darah, misalnya

kulit semakin mengendur, timbul hipertensi, kelainan pembuluh darah

keriput, rambut beruban, gigi mulai di otak (koroner), ginjal, dan lainnya,

ompong, pendengaran dan gangguan metabolisme hormonal,

penglihatan mulai berkurang, mudah gangguan pada persendian, misalnya

lelah, gerakan lambat (Sutikno, osteoartritis, gout artritis, maupun

2015). Sedangkan perubahan psikis penyakit kolagen, serta kebutaan dan

ditandai dengan peningkatan gangguan penglihatan. Kondisi yang

sensitifitas emosional, mudah dialami lansia ini dapat

tersinggung, cemas, keputusasaan, mempengaruhi kualitas hidup lansia

kesepian, demensia, gangguan tidur, (Misnaniarti, 2017).

depresi. Perubahan yang terjadi dapat Menurut World Health

menimbulkan masalah, baik secara Organization WHO Kematian akibat

fisik maupun mental (Indriana, penyakit tidak menular yang bersifat

Desiningrum, & Kristiana, 2011). kronis terus meningkat di seluruh

Permasalahan atau akibat yang dunia, sebesar 59% kematian

ditimbulkan yaitu penurunan derajat disebabkan oleh penyakit kronis.

kesehatan yang biasanya diikuti Lebih dari dua pertiga (sekitar 80%)

dengan penyakit. Penyakit ini dari populasi global akan meninggal


akibat penyakit kronis tidak menular Depresi merupakan penyakit

(Zulfitri, 2015). Di Indonesia angka mental yang paling sering dialami

kesakitan lansia berdasarkan data seseorang yang berusia di atas 60

Kementrian Kesehatan (2017) angka tahun dan merupakan penyakit yang

kesakitan lansia sebesar 28,62%, paling umum dengan tampilan gejala

artinya bahwa dari setiap 100 orang yang tidak spesifik atau tidak khas

lansia terdapat sekitar 28 orang pada populasi lanjut usia.Pravelensi

diantaranya mengalami sakit gangguan mental emosional

(Bestari, Wati, 2016). berdasakan kelompok umur 55-64

Lansia yang menderita penyakit tahun 0,7%, 65-74 tahun 10,0%.

dapat mengakibatkan perubahan (Rau, Rompas, 2017). Kondisi

fungsi fisiologis pada orang yang multipatologi dengan berbagai

menderitanya. Lansia yang tidak penyakit kronik dan polifarmasi

sehat secara fisik mempunyai semakin meningkatkan kejadian

peluang tidak sehat secara mental 20 depresi pada lanjut usia. Prevalensi

kali lebih tinggi daripada lansia yang depresi pada lanjut usia 12-36%,

sehat secara fisik. Hasil suatu survei sedangkan pada lanjut usia yang

yang dilakukan di 60 negara dengan menderita penyakit fisik 12-24%,

jumlah responden sebanyak 245.404 pada rawat jalan 30%, dan pada

orang menyatakan bahwa sebanyak rawat inap dengan penyakit kronik

9,3-23,0% responden yang dan perawatan lama 30-50% (Ballo,

mempunyai satu atau lebih penyakit Kaunang, Munayang & Elim, 2012).

mengalami gangguan mental Morbiditas penyakit tidak

(Sutikno, 2015). menular ini diprediksi akan terus


meningkat jika faktor risiko yang ada jumlah gangguan jiwa sebanyak

pada lansia tidak dapat dikendalikan. 50.608 jiwa dan prevalensi masalah

Faktor risiko tersebut antara lain skizofrenia pada urutan ke-2

perubahan fisik dan psikis yang sebanyak 1,9 permil.

terjadi pada proses menua yang Dari Rekap Data Puskesmas

ditandai dengan munculnya penyakit Biaro, Nagari Batu Taba merupakan

degeneratif sehingga mengakibatkan salah satu nagari dari kecamatan

penurunan fungsi sel tubuh dari ampek angkek yang mempunyai 6

keadaan normal menjadi lebih buruk jorong dengan jumlah penduduk

dan menderita penyakit kronis. 6.235 orang. Salah satunya yaitu

(Anorital, 2015). Jorong Sungai Rotan dengan jumlah

Menurut Riset Kesehatan Dasar penduduk lansia sebanyak 365 orang.

(2013) terdapat sekitar 35 juta orang Sedangkan data lansia degan masalah

terkena depresi, 60 juta orang terkena kesehatan di wilayah Puskesmas

bipolar, 21 juta orang terkena Biaro, di Jorong Sungai Rotan

skizofrenia, serta 47,5 juta terkena diperoleh sebanyak 249 orang

dimensia. Jumlah penderita terhitung dari bulan Januari -Oktober

gangguan jiwa saat ini adalah 236 pada tahun 2018. Terjadi

juta orang, dengan kategori peningkatan pada bulan september

gangguan jiwa ringan 6% dari sebanyak 10 orang dan pada bulan

populasi dan 0,17% menderita oktober sebanyak 20 orang.

gangguan jiwa berat, 14,3% diantara Dari survey awal yang telah

mengalami pasung. Sumatera Barat dilakukan terhadap 8 orang Lansia di

merupakan peringkat ke 9 dengan Jorong Sungai Rotan didapatkan 5


orang resiko gangguan jiwa dan 3 berbagai elemen yang ada. Salah

orang sehat jiwa yang diukur dengan satunya cara yaitu upaya dalam

kuoisiner kesehatan jiwa KemenKes- meningkatkan kesejahteraan sosial

RI. Seseorang yang dikatan beresiko para lansia Pelayanan keagamaan

gangguan jiwa adalah terjadinya dan mental spiritual. Kemudian

keputusasaan, pikiran menyimpang, memberikan pelayanan kesehatan

morbiditas meningkat, lansia yang mana tujuannya untuk

mengalami beban ganda, yaitu memelihara dan meningkatkan

mengidap penyakit infeksi dan derajat kesehatan dan kemampuan

kronis, perilaku tidak sesuai, reaksi lansia, agar kondisi fisik, mental, dan

emosional, dan menarik diri. sosialnya dapat berfungsi secara

Melihat kondisi yang dihadapi wajar serta dukungan dari keluarga,

oleh lansia tentang masalah masyarakat sangat mempengaruhi

kesehatan jiwa ini perlu kualitas hidup lansia (Misnaniarti,

mendapatkan penanganan dari 2017).

METODE Nagari Batu Taba Kecamatan Ampek

Penelitian ini dilakukan oleh Angkek Kabupaten Agam tahun

Mahasiswa Program Studi 2018. Penelitian ini dilakukan pada

Pendidikan Ners, Sekolah Tinggi bulan Desember 2018 – Januari 2019

Ilmu Kesehatan Fort De Kock di Jorong Sungai Rotan Nagari Batu

Bukittinggi. Penelitian ini bertujuan Taba Kecamatan Ampek Angkek

untuk mengetahui Bagaimana Kabupaten Agam. Jenis penelitian

Gambaran Kesehatan Jiwa pada yang digunakan dalam penelitian ini

Lansia di Jorong Sungai Rotan adalah penelitian kuantitatif dengan


desain deskriptif dengan HASIL

menggunakan pendekatan Cross Distribusi Frekuensi Karakteristik

Sectional. Populasi dalam penelitian Responden

ini adalah semua lansia yang berada No Karakteristik f %


Responden
di Jorong Sungai Rotan sebayak 365 1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 40 41,3
orang. Dalam penelitian ini b. Perempuan 38 48,7
2. Umur
menggunakan teknik pengambilan
a. Lansia 74 94,9
sampel yaitu purposive sampling, (Elderly) 4 5,1
b. Lansia Tua
sehingga didapatkan sampel (Old)
3. Pendidikan
sebanyak 78 orang. Penelitian ini
a. Tidak 3 3,8
menggunakan instrument berupa sekolah 9 11,5
b. SD/ Sederajat 19 24,4
kuesioner kesehatan jiwa c. SMP/ 32 41
Sederajat 15 19,2
KemenKes-RI. d. SMA/
Sederajat
e. Perguruan
PEMBAHASAN Tinggi
4. Status
Hasil penelitian tentang Pernikahan 51 65,4
a. Menikah 27 34,6
kesehatan jiwa di Joeong Sungai b. Duda/ Janda
5. Pekerjaan
Rotan ini didapatkan yaitu mayoritas
a. IRT/ tidak 34 43,6
responden dengan kategori sehat jiwa bekerja 29 37,2
b. Buruh/ tani 12 15,4
yaitu sebanyak 52 orang (66,7%) dan c. Wiraswasta 3 3,8
d. PNS/
sebanyak 26 orang (33,3%) beresiko Pensiunan
PNS
untuk mengalami gangguan
6. Status Kesehatan
kesehatan jiwa. a. Menderita 46 59
Penyakit 32 41
b. Tidak sakit
Jumlah 78 10
yang tidak bekerja atau ibu
Berdasarkan tabel 5.1
rumah tangga. Distribusi
didapatkan distribusi responden
responden berdasarkan status
berdasarkan karakteristik di
kesehatan sebanyak 46 orang
Jorong Sungai Rotan. Distribusi
(59%) responden adalah lansia
responden berdasarkan jenis
yang menderita 1 atau lebih
kelamin laki-laki sebanyak 40
penyakit.
orang (41,3%). Distribusi

responden berdasarkan dari segi


1. Kesehatan Jiwa
umur sebanyak 74 orang
Tabel 5.2
(94,9%) responden adalah lansia Distribusi Frekuensi Kesehatan
Jiwa Lansia
awal (elderly). Sedangkan dari
No Kesehatan f %
segi pendidikan, frekuensi Jiwa

pendidikan terbanyak adalah Lansia


1. Resiko 26 33,3
lansia dengan tingkat pendidikan 2. Gangguan 52 66,7
Jiwa
SMA/ sederajat yaitu sebanyak
Sehat Jiwa
32 orang (41%), Distribusi Jumlah 78 100

responden berdasarkan status Berdasarkan tabel 5.2

perkawinan sebanyak 51 orang menunjukkan bahwa dari 78

(65,4%) responden adalah lansia orang responden, terdapat lebih

yang dalam keadaan menikah dari sebagian (66,7%) responden

atau masih memiliki pasangan. adalah lansia dengan kategori

Distribusi responden berdasarkan sehat jiwa.

pekerjaan ditemukan sebanyak Responden dengan kesehatan

34 orang (43,6%) adalah lansia jiwa yang ditunjukkan dengan


sedikitnya ciri-ciri resiko proses menua, dapat menerima

gangguan jiwa yang ditunjukkan kelebihan maupun kekurangan

oleh lansia dan tergambar dari dirinya selalu berfikir positif dan

diri lansia yang masih mampu merasa puas dengan diri sendiri,

menjaga elektibilitas diri dengan kualitas hidup sendiri, serta

cara berfikir yang positif, merasa pengakuan akan keterbatasan-

masih disayangi oleh anggota keterbatasan dalam diri sendiri.

keluarga, merasa masih Kondisi ini menunjukkan bahwa

dibutuhkan keluarga, merasa masih tingginya tingkat

diperdulikan oleh keluarga dan keberhasilan lansia dalam

merasa selalu dirawat oleh menerima dan menyesuaikan diri

anggota keluarga dalam keadaan dengan perubahan fisik dan

sehat maupun sakit dan keluarga psikologis akibat proses menua

selalu memberi dukungan serta sehingga lansia masih mampu

mampu membina hubungan baik menjaga keseimbangan dari

dengan bersosialisasi di tengah- stressor-stresstor yang muncul

tengah masyarakat. akibat menua.

2. Resiko Gangguan Jiwa


Temuan pada saat penelitian
Berdasarkan tabel 5.2
juga tergambar pada lansia yang
menunjukkan bahwa 26 orang
sehat jiwa dari sebagian kondisi
(33.3%) lansia dengan kategori
lansia sehat jiwa yang menderita
resiko gangguan jiwa.
penyakit akibat proses menua,
Responden dengan resiko
dimana lansia menyatakan dapat
gangguan jiwa atau keluhan
menerima perubahan akibat
kesehatan jiwa yang paling kekhawatiran yang dirasakan

banyak ditunjukkan oleh oleh responden jika dirinya

responden yang mengalami bermalasan dirumah hanya akan

gejala seperti, gangguan kualitas menambah masalah, bukan

tidur, lansia yang mengalami hanya masalahnya sendiri akan

gangguan tidur tersebut seakan- tetapi juga memikirkan masalah

akan tidak dapat menikmati keluarganya sehingga akan

hidupnya dan cenderung mengakibatkan

mengabaikan kegiatan rutinnya ketidakberdayaan yang akan

sehari-hari serta lebih suka mempengaruhi kesehatannya.

berdiam diri karena tubuhnya


Responden dengan penyakit
merasa lemah bagaikan
yang diderita mampu
kehilangan seluruh energinya
mempengaruhi kondisi kesehatan
sehingga bawaannya mengantuk
jiwa, karena pada usia lanjut
pada siang hari. Kemudian
lansia telah memiliki
gangguan tidur yang dialami
keterbatasan fisik untuk
lansia juga akan mengakibatkan
melakukan aktifitas sehari-hari.
gejala energi menurun dimana
Hal ini dapat diperparah oleh
responden menyatakan sering
kondisi lansia yang menderita
merasa lelah sepanjang hari,
suatu penyakit yang tentunya
gangguan dalam pekerjaan
akan membutuhkan perawatan
sehari-hari, yang akan
dan biaya dalam pengobatan.
menyebabkan beban pikiran dan
Responden merasakan
kegelisahan yaitu adanya
ketidakberdayaan dalam
melakukan pekerjaan sehari-hari kesehatan jiwa pada lansia di Jorong

karenan keterbatasan fisik yang Sungai Rotan Nagari Batu Taba

dialaminya. Sehingga responden Kecamatan Ampek Angkek

hanya akan bergantung kepada Kabupaten Agam Tahun 2018 dapat

orang lain (anggota keluarga) disimpulkan bahwa :

untuk mencukupi kebutuhan 1. Lebih dari sebagian (66,7%)


responden adalah lansia dengan
sehari-hari. Responden merasa
kategori sehat jiwa.
menjadi beban bagi keluarga dan
2. Kurang dari sebagian (33,3%)
hanya akan menyusahkan responden adalah lansia dengan
kategori resiko gangguan jiwa.
keluarganya karena responden

sebagai tulang punggung


SARAN
dirumahnya. Oleh karena itu

suatu penyakit yang diderita Berdasarkan hasil penelitian yang


didapatkan, maka saran yang dapat
lansia dapat mempengaruhi
diberikan yaitu sebagai berikut:
kesehatan jiwa yang ditandai 1. Bagi Tempat Penelitian

dengan gangguan rasa cemas dan Hasil penelitian ini dapat

ketidakberdayaan. Hal ini menjadi bagi puskesmas Biaro

mengakibatkan responden dalam mengambil kebijakan

beresiko mengalami gangguan dalam upaya menjaga dan

jiwa. meningkatkan kesehatan jiwa

pada lansia, serta meningkatkan

KESIMPULAN kemauan untuk mengunjungi

Berdasarkan hasil penelitian dan fasilitas pelayanan kesehatan

pembahasan tentang gambaran terkait kesehatan jiwa.


2. Bagi Peneliti 4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat Hasil penelitian ini dapat

menjadi referensi bagi peneliti menjadi acuan bagi masyarakat

selanjutnya yang melakukan untuk lebih meningkatkan

penelitian terkait dengan kesadaran terhadap kesehatan

gambaran kesehatan jiwa pada jiwa, serta memberikan

lansia. Selain itu, peneliti dukungan secara moril kepada

selanjutnya diharapkan dapat lansia dengan meningkatkan

melakukan penelitian tentang keterlibatan lansia dalam

tentang upaya peningkatan kegiatan-kegiatan sosial yang

kualitas hidup lansia terutama ada di lingkungan, demi

yang mengalami masalah memberikan dukungan pada

kesehatan jiwa. lansia yang diharapkan dapat

3. Bagi Keperawantan meningkatkan status kesehatan

Hasil penelitian ini dapat jiwa pada lansia dari segi

dijadikan acuan bagi dukungan social .

keperawatan terkait dengan


DAFTAR PUSTAKA
gambaran kesehatan jiwa
Afiyanti, Y & Rachmawati, I., N.
sehingga diharapkan ada tindak 2014. Metodologi Penelitian
Kualitatif Dalam Riset
lanjut ataupun intervensi yang Keperawatan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
diberikan terkait status
Andina, E. 2013. Pelindungan bagi
kesehatan jiwa lansia yang telah
kelompok berisiko gangguan
didapatkan. jiwa. Aspirasi,4(2), 143–154.

Ballo, I. R., Kaunang, T.M.D.,Elim,


C., &Munayang, H. 2012. Profil
Lanjut Usia Dengan Depresi Psikologi Undip, 10(2), 184–
Yang Tinggal Di Balai 193.
Penyantunan Lanjut Usia Senja
Cerah Manado. 4(1), 59-67. Keliat, B.A., Helena, N., & Farida, P.
2011. Manajemen Keperawatan
Bestari, B.K., & Wati, D., N. 2016. Psikososial & Kader Kesehatan
Penyakit Kronis Lebih Dari Satu
Jiwa(CMHN) Intermediate
Menimbulkan Peningkatan
Perasaan Cemas Pada Course. Jakarta: EGC
Lansia. Jurnal keperawatan
Indonesia, 1(3), 64-49. Kurniawan, Y., & Sulistyarini, I.
(2017). Komunitas Sehati (Sehat
Dewi, K.S. 2011. Kesehatan Mental. Jiwa dan Hati) Sebagai
Semarang: UPT UNDIP Press Intervensi Kesehatan Mental
Berbasis Masyarakat. INSAN
Semarang
Jurnal Psikologi Dan
Kesehatan Mental, 1(2), 112.
Erawati, E., Adiyati, S., & Sugiarto,
A. 2016. Pendidikan kesehatan Misniarti. 2017. Analisis situasi
jiwa pada masyarakat melalui
penduduk lanjut usia dan upaya
implementasi CMHN.
Keperawatan, 12(2), 96–100. peningkatan kesejahteraan
sosial di indonesia, 8(2):67-73.
Ernawati, Syauqy, A., Haisah, S.
2017. Gambaran Kualitas Tidur Naftali, A. R., Ranimpi, Y. Y., &
Dan Gangguan Tidur Pada Anwar, M. A. (2017).
Lansia. Jurnal Keperawatan Kesehatan Spiritual dan
Universitas Jambi Kesiapan Lansia dalam
Menghadapi Kematian. Buletin
Handayani, R. & Oktaviani, R. Psikologi, 25(2), 124.
Hubungan Spiritualitas
Dengan Depresi Lansia Di Nauli, F. A., Ismalinda, W., & Dewi,
A. P. (2014). Hubungan
Panti Sosial Tresna Werdha
keberadaan pasangan hidup
(Pstw) Sabai Nan Aluih Sicinci, dengan harga diri pada lansia 1
3(1), (14-24). 1,3. Jurnal Kepearawan Jiwa,
2(1), 24–30.
Hardywinoto& Setiabudhi, T. 2005.
Panduan Gerontologi. Jakarta: Nugroho, W. 2017. Keperawatan
PT.Gramedia Pustaka Utama
Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC
Indriana, Y., Desiningrum, D.R &
Kristiana, I.F. (2011).
Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi
Religiositas, Keberadaan
Penelitian Kesehatan. Jakarta.
Pasangan dan Kesejahteraan
Rineka Cipta
Sosial (Social Well Being) pada
LANSIA Binaan PMI Cabang
Padila. 2013. Keperawatan gerontik.
Semarang. Jurnal Yokyakarta: Nuha Medika
Panamuan A,. H., Candrawati, E., Titin surtini, N. O. H. (2017).
Metrikayanto., D. 2018. Kualitas Gambaran Deteksi Dini
Tidur Berhubungan Dengan Kesehatan Jiwa Di Desa.
Depresi Pada Lansia. Jurnal Keperawatan, 5(1), 24–28.
Keperawatan, 3(3)
Utami, A,. W,. Liza, R,. G,. &Ashal,
Rau, N.A,. Rompas, S.vandri D. kall. T. 2018. Hubungan
(2017). Hubungan Depresi Kemungkinan Depresi Dengan
Dengan Interaksi Sosial Lanjut Kualitas Hidup Pada Lanjut
Usia Di Desa Tombasian Atas Usia. Jurnal Kesehatan Andalas.
Kecamatan Kawangkoan Barat. 7(3)
Keperawatan, 5(1), 1–5.
Widani, N., N. 2017. Identifikasi
Rinawati, F., & Alimansur, M. Kondisi Depresi Lansia.
(2016). Analisa Faktor-Faktor Kendari. Jurusan Keperawatan
Penyebab Gangguan Jiwa
Menggunakan Pendekatan Widianingrum, S. (2016).Gambaran
Model Adaptasi Stres Stuart. umum karakteristik lansia
Keperawatan, 5(1), 34–38. dengan depresi. Semarang

Stanley, M. 2012. Buku Ajar Yenny & Herwana. 2006. Prevalensi


Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC penyakit kronis dan kualitas
hidup pada lanjut usia di
Sunaryo. 2015. Psikologi Untuk Jakarta Selatan. Universa
Keperawatan. Jakarta: EGC Medicina, 25(4).

Sutikno, E. (2015). Faktor-faktor Yusuf, J., D., Fitryasari, R. &


yang berhubungan dengan Nihayati, H.E. 2015. Buku Ajar
gangguan kesehatan mental Kesehatan Jiwa. Jakarta:
pada lansia: Studi Cross Salemba Medika
Sectional pada kelompok
jantung sehat surya group. Zulkarnain, E. 2015. Praktek Sehat
Jurnal Wiyata, 2(1), 1–8. Yang Berpengaruh Terhadap
Kesehatan Mental Pada Lanjut
Sutinah&Maulani. 2017. Hubungan Usia.Kesehatan Masyarakat,
Pendidikan, Jenis Kelamin Dan 11(1), 132–138.
StatusPerkawinan Dengan
Depresi Pada Lansia.Journal
Endurance 2(2) (209-216)

Anda mungkin juga menyukai