A. LATAR BELAKANG
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang
memiliki pervalensi dan insidensi yang tinggi. Data yang dirilis oleh The International
Diabetes Federation pada tahun 2011, jumlah penderita diabetes adalah 366 juta orang dan
diperkirakan mengalami peningkatan menjadi sekitar 552 juta orang pada tahun 2030.
Indonesia merupakan negara keempat di dunia dengan jumlah kasus diabetes yang terbanyak
yaitu sekitar 6,9% dari total jumlah penduduk (Khardori, 2017; PERKENI, 2015).
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Glukosa darah yang lebih
tinggi dari pada optimal menyebabkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen dari 3,7 juta kematian ini
terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian akibat tingginya glukosa darah atau
diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah dan
menengah daripada di negara berpenghasilan tinggi.
Diabetes mellitus dapat menjadi serius dan menyebabkan kondisi kronik yang
membahayakan apabila tidak diobati. Maka dari itu DM lebih baik dicegah sebelum terjadi,
terutama di kalangan pegawai yang aktifitas olahraganya kurang dan makan makanan yang
tidak sehat, sehingga angka kejadian diabetes melitus cukup tinggi.
Kadar glukosa darah dapat dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah aktivitas
fisik. Aktivitas fisik yang kurang dapat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Nyenwe et al.tahun 2003 mendapatkan 55,8% orang yang pekerjaanya ringan
memiliki kadar glukosa darah tinggi dan menderita diabetes mellitus.Orang dewasa yang
terkena diabetes melitus tipe 2 (DMT2) memiliki gaya hidup kurang aktif. Pekerja kantor
cenderung memiliki gaya hidup kurang aktif. Pekerja kantor tidak memiliki waktu untuk
terlibat dalam aktivitas fisik yang cukup. Kesibukan merupakan salah satu masalah yang
dihadapi para pekerja kantor. Saat ini, aktivitas fisik di kantor semakin sedikit sehingga para
pekerja membakar 140 kalori lebih sedikit bila dibandingkan dengan50 tahun silam, dan
hanya sekitar 6,5% pekerja yang melakukan aktivitas fisik sambil bekerja (Church, 2011).
Penggunaan energi bervariasi tergantung pada jenis aktivitas fisik dan pekerjaan. Pekerja
kantor sebagian besar memiliki aktivitas fisik kurang dan tergolong aktivitas fisik intensitas
ringan
Oleh karena itu perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus pada
karyawan yang beresiko terkena DM. Pendidikan kesehatan yang dilakukan terhadap orang-
orang yang belum menderita DM tetapi potensial untuk menderita disebut pendkes primer.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kelompok tertarik untuk membuat kegiatan pendidikan
kesehatan Diabetes Mellitus yang ditujukan bagi pegawai FIK Unpad.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan seluruh
karyawan dapat mengerti dan memahami tentang diabetes melitusnya.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, keluarga pasien dapat :
1) Mengerti tentang pengertian diabetes melitus
2) Mampu menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus
3) Mampu menyebutkan faktor risiko diabetes melitus
4) Mampu menyebutkan pencegahan diabetes melitus
5) Mampu menyebutkan komplikasi diabetes melitus
C. PESERTA PENYULUHAN
Seluruh karyawan dan cleaning service Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Jatinangor
D. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara penyuluhan adalah mahasiswa magister peminatan keperawatan medikal
bedah angkatan 11.
E. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. FGD
4. Video
F. STRATEGI PELAKSANAAN CERAMAH pada KEL.1
No. Kegiatan Waktu
1. Tahap Persiapan : 3 menit
1) Menyiapkan materi penyuluhan
2) Menyiapkan alat/media penyuluhan
2. Pendahuluan : 2 menit
1) Memberi Salam
2) Perkenalan
3) Mengingatkan kontrak
4) Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Pemberian materi: 15 menit
1) Pengertian diabetes melitus
2) Tanda dan gejala diabetes melitus
3) Faktor risiko diabetes melitus
4) Pencegahan diabetes melitus
5) Komplikasi diabetes melitus
Keterangan gambar:
1 2
1. Moderator
2. Penyuluh/Penyaji Video
3. Peserta
3 3 3 3 4. Fasilitator
3
5. Notulen
3 3 3 3 3
4 5 4
3 3. Peserta
3
4. Fasilitator
3 3 5. Notulen
4 3 4
J. PENGORGANISASIAN
KELOMPOK CERAMAH
Moderator : Putu Inge Ruth Suantika
Penyuluh : Vina Vitniawati
Notulen : Gina Nurdina
Fasilitator : Alfian
KELOMPOK VIDEO
Moderator : Ismatul Quddus
Fasilitator : Duti Yurizskah
Notulen : Yuniko Feby HF
Penyaji Video: Frana Andrianur
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktural :
a. Rencana kegiatan dipersiapkan 2 hari sebelum kegiatan
b. Media dan alat sudah dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan
c. Peserta : karyawan FIK UNPAD
d. Tempat : Aula Dekanat FIK UNPAD
e. Waktu : 13.00-13.30 (30 menit)
2. Evaluasi Proses :
Penyuluhan berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah disusun. Peserta
penyuluhan dapat aktif dalam mengikuti penyuluhan dan peserta mengikuti acara
penyuluhan dari awal sampai selesai.
3. Evaluasi Hasil :
a) 75 % karyawan mampu menjelaskan tentang pengertian Diabetes melitus
b) 75 %Karyawan mampu menjelaskan tiga penyebab Diabetes melitus.
c) 75 % karyawan mampu menjelaskan tiga komplikasi Diabetes melitus
d) 75 % Karyawan mampu menjelaskan tiga faktor resiko Diabetes melitus
e) 75 % Karyawan mampu menjelaskan tiga tanda dan gejala Diabetes melitus
f) 75 % Karyawan mampu menjelaskan empat pencegahan Diabetes melitus
L. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
Lampiran 1: Materi
MATERI PENYULUHAN
DIABETES MELITUSNYA
a) Jumlah yaitu jumlah kalori setiap hari yang diperlukan oleh seseorang untuk
memenuhi kebutuhan energi. Jumlah kalori ditentukan sesuai dengan IMT (Indeks
Massa Tubuh) dan ditentukan dengan satuan kilo kalori (kkal).
IMT = BB (kg)/TB (m2)
Setelah itu kalori dapat ditentukan dengan melihat indikator berat badan ideal
yaitu:
Oleh karena itu jumlah kalori yang dibutuhkan yaitu 1700- 2100 kalori.
Contoh menu makanan 1700 kalori.
No Jadwal Waktu
1 Makan besar I pukul 07.00
2 Selingan 1 pukul 10.00
3 Makan besar II pukul 13.00
4 Selingan 2 pukul 16.00
5 Makan besar III pukul 19.00
6 Selingan 3 pukul 22.00
c) Jenis adalah jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi.
Beberapa contoh jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk pencegahan DM,
antara lain:
Tabel . Jenis makanan pencegahan DM
Jenis Anjuran
Karbohidrat 1. Memilih karbohidrat kompleks (nasi, oats,
(45% atau 1/4 kentang, jagung, ubi jalar, dan lainnya) bukan
piring) yang sederhana (gula pasir, gula merah, sirup
jagung, madu, sirup maple, molasses, selai, jelly,
soft drink, permen, kue, yogurt, susu, cokelat,
buah, jus buah, biskuit, dan lainnya).
2. Memilih roti gandum bukan roti putih, beras
merah bukan beras putih, pasta gandum bukan
pasta halus.
Lemak (36- 1. Memilih jenis lemak yang baik akan menurunkan
40%) risiko penyakit yang berhubungan dengan
kolesterol.
2. Memilih lemak tak jenuh (minyak zaitun, minyak
canola, minyak jagung, atau minyak bunga
matahari) bukan lemak jenuh (mentega, lemak
hewan, minyak kelapa atau minyak
sawit).
Protein (16- 1. Memilih kacang, sepotong buah segar atau bebas
18% atau ¼ gula yoghurt untuk camilan.
piring) 2. Memilih potongan daging putih, daging unggas
dan makanan laut bukannya daging olahan atau
daging merah.
Sayuran 1. Beberapa jenis sayuran yang kaya akan
(1/2 piring) kandungan pati, seperti kentang dan labu, juga
harus dibatasi dengan hati-hati.
2. Makan setidaknya tiga porsi sayuran setiap hari,
termasuk sayuran berdaun hijau seperti bayam, selada
atau kale.
Buah 1. Makan sampai tiga porsi buah segar setiap hari.
2. Menghindari jenis buah-buahan yang mengandung
kadar glukosa dan sukrosa yang tinggi. Buah seperti
mangga dan stroberi menyebabkan lonjakan kadar
gula darah pada penderita diabetes.
3. Sebagai alternatif, buah yang kaya gula dengan buah
dengan kandungan serat tinggi sangat
dianjurkan seperti apel, pir, dan raspberry.
Gula 1. Membatasi asupan alkohol Anda untuk maksimal dua
minuman standar per hari.
2. Pemilihan selai kacang lebih baik daripada selai
cokelat pada roti.
3. Memilih air atau kopi tanpa gula atau teh bukan jus
buah, soda, dan gula manis minuman lainnya.
4. Menghindari konsumsi gula lebih dari 4 sendok makan
setiap hari.
Ketika ingin mengonsumsi makanan, tips yang dapat dilakukan yaitu melihat
label makanan. Pada serving size, lihat kemasan pada bagian belakang yaitu
misalnya 5, dan kandungannya tertulis 250 kkal, jadi jika seseorang menghabiskan 1
produk tersebut, maka orang tersebut menghabiskan sebanyak 1250 kkal. Oleh
karena itu, dengan memperhatikan label makanan, maka seseorang akan lebih
waspada terkait jumlah kebutuhan kalori hariannya.
2) Aktifitas fisik
Kegiatan jasmani seharihari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit terdiri dari pemanasan ±15 menit dan pendinginan ±15
menit), merupakan salah satu cara untuk mencegah DM. Kegiatan sehari-hari seperti
menyapu, mengepel, berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus
tetap dilakukan dan menghindari aktivitas sedenter misalnya menonton televisi, main
game komputer, dan lainnya. Jika pada kondisi bekerja peregangan fisik minimal
dilakukan 2 jam sekali.
Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan
dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa
darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik
seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Hindarkan
kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas- malasan (PERKENI, 2011).
3) Kontrol Kesehatan
Seseorang harus rutin mengontrol kadar gula darah agar diketahui nilai kadar gula
darah untuk mencegah terjadinya diabetes melitus supaya ada penanganan yang
cepat dan tepat saat terdiagnosa diabetes melitus (Sugiarto & Suprihatin, 2012).
Seseorang dapat mencari sumber informasi sebanyak mungkin untuk mengetahui
tanda dan gejala dari diabetes melitus yang mungkin timbul, sehingga mereka
mampu mengubah tingkah laku sehari-hari supaya terhindar dari penyakit diabetes
melitus.
4) Menghentikan merokok.
5. Stroke
Stroke dengan penyakit DM (baik tipe 1 dan 2) berkisar 1.0% s/d 11.3% pada populasi
klinik dan 2.8% s/d 12.5% dalam penelitian pada populasi. Lima puluh persen dari
prevalensi stroke berkisar 0.5% and 4.3% dengan Diabetes tipe 1 dan berkisar 4.1% and
6.7% dengan Diabetes tipe 2.
6. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang menimbulkan keluhanyang dramatis seperti
kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Namun, harus diingat hipertensi dapat memicu
terjadinya serangan jantung, retinopati, kerusakan ginjal, atau stroke. Risiko serangan
jantung dan stroke menjadi dua kali lipat apabila penderita diabetes juga terkena hipertensi.
9. Penyakit paru
Pasien diabetes lebih mudah terserang infeksi tuberkulosis paru dibandingkan orang
biasa, sekalipun penderita bergizi baik dan secara sosioekonomi cukup. Diabetes
memperberat infeksi paru, demikian pula sakit paru akan menaikkan glukosa darah.
11. Infeksi
Glukosa darah yang tinggi mengganggu fungsi kekebalan tubuh dalam menghadapi
masuknya virus atau kuman sehingga penderita diabetes mudah terkena infeksi. Tempat
yang mudah mengalami infeksi adalah mulut, gusi, paru-paru, kulit, kaki, kandung kemih
dan alat kelamin. Kadar glukosa darah yang tinggi juga merusak sistem saraf sehingga
mengurangi kepekaan penderita terhadap adanya infeksi.
A. Latar Belakang
Setiap orang pada dasarnya menginginkan dan membutuhkan kebugaran jasmani
yang baik, fungsinya yaitu untuk dapat menoang kehidupan kita dalam pekerjaan,
kegiatan, dan lainnya tanpa mengalami kelelahan. Seseorang dapat melakukan kegiatan
sehari-harinya dengan cara membugarkan jasmaninya, jika jasmaninya baik maka
kebugaran tubuh kita pun akan prima atau baik untuk melakukan kegiatan setiap
harinya.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan atau kesanggupan tubuh kita untuk
melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembenahan dari fisik kita tanpa
mengakibatkan kelelahan yang berlebihan. Aktivitas fisik yang teratur dan menjadi satu
kebiasaan akan meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik
yang dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu dan ditujukan untuk menjadi kegiatan
olahraga.
Penggunaan olahraga sebagai upaya pengobatan telah dilakukan untuk mengatasi
beberapa gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan yang sering dialami pekerja adalah
masalah gangguan otot rangka (musculoskeletal) terutama dibagian leher, bahu,
pergelangan, tulang belakang dan siku. Penyebab utama masalah muskuloskeletal
adalah posisi duduk yang tidak ergonomis, leher terlalu menunduk, punggung terlalu
bungkuk/tegak, dll. Bekerja pada posisi yang sama dalam waktu lama akan
mengakibatkan otot menjadi cepat lelah dan aliran oksigen ke otak berkurang sehingga
menurunkan produkitivitas kerja.
Selain itu, latihan fisik juga dipergunakan sebagai salah satu upaya pengobatan
Diabetes Mellitus (DM). Aktivitas fisik diketahui dapat mengontrol gula darah. Glukosa
akan diubah menjadi energi pada saat beraktivitas fisik. Aktivitas fisik mengakibatkan
insulin semakin meningkat sehingga kadar gula dalam darah akan berkurang. Pada
orang yang jarang berolahraga, zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar
tetapi ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Jika insulin tidak mencukupi
untuk mengubah glukosa menjadi energi maka akan timbul DM (Kemenkes,2010).
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka diperlukan adanya suatu
penyuluhan mengenai latihan fisik peregangan pada karyawan yang memiliki resiko
DM terkait kurangnya aktifitas fisik pada karyawan.
B. TUJUAN
Setelah diberikan penyuluhan dan tutorial, diharapkan karyawan :
1. Mampu memahami pengertian dan manfaat peregangan di tempat kerja
2. Mampu menjelaskan tujuan latihan peregangan di tempat kerja
3. Mampu menerapkan kegiatan peregangan di tempat kerja
4. Mampu meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan kebugaran
C. PESERTA PENYULUHAN
Karyawan di lingkungan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajdjaran
D. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara penyuluhan adalah mahasiswa magister peminatan keperawatan
medikal bedah angkatan 11.
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
F. STRATEGI PELAKSANAAN
No. Kegiatan Penyuluh Waktu
1. Pembukaan : 3
Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. menit
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan diberikan
2. Pelaksanaan : 15
1. Pemaparan Konsep Latihan Peregangan menit
2. Simulasi latihan peregangan di tempat kerja
3. Evaluasi : 10 menit
- Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang
kegiatan peregangan ditempat kerja.
- Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah
diberikan.
- Menanyakan respon dan prasaan setelah melakukan
kegiaatan kegiatan peregangan ditempat kerja
4. Terminasi : 2 menit
Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup
3 3 4 3
I. PENGORGANISASIAN
KELOMPOK CERAMAH
Penyaji : Alfian
Observer : Vina Vitniawati
Fasilitator : Putu Inge RS
Vina Vitniawati
KELOMPOK VIDEO
Penyaji : Yuniko Feby HF
Observer : Duti Yuriszkah
Fasilitator : Ismatul Quddus
Frana Andrianur
3. Evaluasi Hasil
75 % Karyawan mampu menjelaskan konsep latihan peregangan di tempat
kerja.
75 % Karyawan mampu menerapkan latihan peregangan di tempat kerja.
Materi Penyuluhan
A. Definisi
Latihan peregangan (stretching) adalah bentuk latihan meregangkan otot
untuk meningkatkan fleksibilitas otot dan meningkatkan jangkauan gerakan
anggota tubuh yang melibatkan persendian. Aktivitas peregangan biasanya
dilakukan sebagai bagian dari latihan olahraga atau rehabilitasi fungsi anggota
tubuh. Peregangan (Stretching) adalah latihan fisik yang merengangkan
sekumpulan otot agar mendapatkan otot yang elastis dan nyaman.
.
B. Manfaat
Tujuan utama dari latihan peregangan (stretching) adalah untuk
mempertahankan dan meningkatkan tingkat kebugaran jasmani. Ada banyak
manfaat latihan peregangan, berikut beberapa diantaranya:
7. Mengurangi Stress
Olahraga ringan seperti peregangan dapat membantu melancarkan sirkulasi
darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak serta membantu
mengendurkan ketegangan syaraf.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes Ri. (2016). Buku Panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Diakses pada 08.00 WIB. 13/10/2017.
http://dinkes.acehprov.go.id/uploads/buku-panduan-germas-final.pdf
Kementrian Kesehatan. (2010). Petunjuk teknis pengukuran faktor risiko Diabetes
Mellitus.
https://www.youtube.com/watch?v=0jkq_5-Tzmo&t=96s
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk ikut serta di dalam kegiatan ini.
Alat Penilaian Risiko Diabetes Tipe 2
2. Jenis Kelamin
Perempuan 0 poin
Laki-laki 3 poin
4. Apakah salah satu dari orang tua Anda atau saudara laki-laki atau
perempuan Anda pernah didiagnosis menderita diabetes (Tipe 1 atau Tipe 2)?
Tidak 0 poin
Ya 3 poin
7. Apakah saat ini Anda menghisap rokok atau produk tembakau lainnya setiap
hari?
Tidak 0 poin
Ya 2 poin
Jika Anda memiliki skor 6-11 poin di AUSDRISK Anda mungkin berisiko tinggi
terkena diabetes tipe 2. Diskusikan skor Anda dan risiko pribadi Anda dengan dokter.
Meningkatkan gaya hidup Anda dapat membantu mengurangi risiko terkena diabetes
tipe 2.
8. Seberapa sering Anda mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan?
Setiap hari 0 poin
Tidak setiap hari 1 poin
9. Rata-rata, apakah Anda melakukan setidaknya 2,5 jam aktivitas fisik per
minggu (misalnya, 30 menit sehari pada 5 hari atau lebih dalam seminggu)?
Ya 0 poin
Tidak 2 poin
Jika Anda memiliki 12 poin atau lebih di AUSDRISK Anda mungkin menderita
diabetes tipe 2 yang tidak terdiagnosis atau berisiko tinggi terkena penyakit ini. Temui
dokter Anda mengenai hasil tes darah pada saat puasa. Bertindaklah sekarang untuk
mencegah diabetes tipe 2.
SOAL PENGETAHUAN MENGENAI DIABETES MELITUS
9. Berikut ini yang bukan cara untuk mengatur pola makan untuk mencegah diabetes
melitus (3J) adalah?
A. Tepat jadwal minum
B. Tepat jumlah makan
C. Tepat jenis makanan
D. Tepat jadwal makan
10. Berapa kali dalam seminggu olahraga yang harus dilakukan untuk mencegah
Diabetes Melitus?
A. Setiap hari
B. 2x seminggu
C. 3 -5x semingu
D. Seminggu sekali
11. Berapa lama durasi olahraga yang disarankan untuk mencegah Diabetes Melitus?
A. 30-60 menit
B. 15-30 menit
C. 10 -15 menit
D. Sesukanya
12. Berapa kali harus melakukan peregangan/ exercise pada saat bekerja di kantor ?
A. 1 jam sekali
B. 2 jam sekali
C. 3 jam sekali
D. 4 jam sekali
15. Bagaimana kerusakan saraf kaki yang terjadi pada penyakit Diabetes Melitus?
A. Pegal-pegal
B. Kesemutan
C. Kaki menjadi kaku
D. Kaki menjadi bergetar
KISI KISI PRE DAN POST TES DIABETES MELITUS
NO INDIKATOR BUTIR PERTANYAAN
1 Pengertian Diabetes Melitus 1
2 Tanda dan gejala Trias Diabetes Melitus 3
3 Nilai gula darah normal 2
4 Komplikasi dari Diabetes Melitus 14, 15
5 Faktor resiko terjadinya Diabetes Melitus 4, 5
6 Diet/ Nutrisi pada Diabetes Melitus 6, 7, 8
7 Cara mencegah Diabetes Melitus 9, 15
8 Olah raga pada Diabetes Melitus 10, 11, 12