Anda di halaman 1dari 34

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELITUS

Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan


Topik Kegiatan : Diabetes
Sub Topik : 1. Pengertian diabetes melitus
2. Tanda dan gejala diabetes melitus
3. Faktor risiko diabetes melitus
4. Pencegahan diabetes melitus
5. Komplikasi diabetes melitus
Hari/Tanggal : Rabu, 25 Oktober 2017
Waktu : 30 menit
Tempat : Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Jatinangor
Sasaran : Karyawan-karyawati Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Jatinangor
Penyuluh : Mahasiswa Magister Keperawatan UNPAD Peminatan Keperawatan
Medikal Bedah

A. LATAR BELAKANG
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang
memiliki pervalensi dan insidensi yang tinggi. Data yang dirilis oleh The International
Diabetes Federation pada tahun 2011, jumlah penderita diabetes adalah 366 juta orang dan
diperkirakan mengalami peningkatan menjadi sekitar 552 juta orang pada tahun 2030.
Indonesia merupakan negara keempat di dunia dengan jumlah kasus diabetes yang terbanyak
yaitu sekitar 6,9% dari total jumlah penduduk (Khardori, 2017; PERKENI, 2015).
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Glukosa darah yang lebih
tinggi dari pada optimal menyebabkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen dari 3,7 juta kematian ini
terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian akibat tingginya glukosa darah atau
diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah dan
menengah daripada di negara berpenghasilan tinggi.
Diabetes mellitus dapat menjadi serius dan menyebabkan kondisi kronik yang
membahayakan apabila tidak diobati. Maka dari itu DM lebih baik dicegah sebelum terjadi,
terutama di kalangan pegawai yang aktifitas olahraganya kurang dan makan makanan yang
tidak sehat, sehingga angka kejadian diabetes melitus cukup tinggi.
Kadar glukosa darah dapat dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah aktivitas
fisik. Aktivitas fisik yang kurang dapat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Nyenwe et al.tahun 2003 mendapatkan 55,8% orang yang pekerjaanya ringan
memiliki kadar glukosa darah tinggi dan menderita diabetes mellitus.Orang dewasa yang
terkena diabetes melitus tipe 2 (DMT2) memiliki gaya hidup kurang aktif. Pekerja kantor
cenderung memiliki gaya hidup kurang aktif. Pekerja kantor tidak memiliki waktu untuk
terlibat dalam aktivitas fisik yang cukup. Kesibukan merupakan salah satu masalah yang
dihadapi para pekerja kantor. Saat ini, aktivitas fisik di kantor semakin sedikit sehingga para
pekerja membakar 140 kalori lebih sedikit bila dibandingkan dengan50 tahun silam, dan
hanya sekitar 6,5% pekerja yang melakukan aktivitas fisik sambil bekerja (Church, 2011).
Penggunaan energi bervariasi tergantung pada jenis aktivitas fisik dan pekerjaan. Pekerja
kantor sebagian besar memiliki aktivitas fisik kurang dan tergolong aktivitas fisik intensitas
ringan
Oleh karena itu perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus pada
karyawan yang beresiko terkena DM. Pendidikan kesehatan yang dilakukan terhadap orang-
orang yang belum menderita DM tetapi potensial untuk menderita disebut pendkes primer.
Berdasarkan penjelasan tersebut, kelompok tertarik untuk membuat kegiatan pendidikan
kesehatan Diabetes Mellitus yang ditujukan bagi pegawai FIK Unpad.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan seluruh
karyawan dapat mengerti dan memahami tentang diabetes melitusnya.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, keluarga pasien dapat :
1) Mengerti tentang pengertian diabetes melitus
2) Mampu menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus
3) Mampu menyebutkan faktor risiko diabetes melitus
4) Mampu menyebutkan pencegahan diabetes melitus
5) Mampu menyebutkan komplikasi diabetes melitus

C. PESERTA PENYULUHAN
Seluruh karyawan dan cleaning service Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Jatinangor
D. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara penyuluhan adalah mahasiswa magister peminatan keperawatan medikal
bedah angkatan 11.

E. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. FGD
4. Video
F. STRATEGI PELAKSANAAN CERAMAH pada KEL.1
No. Kegiatan Waktu
1. Tahap Persiapan : 3 menit
1) Menyiapkan materi penyuluhan
2) Menyiapkan alat/media penyuluhan
2. Pendahuluan : 2 menit
1) Memberi Salam
2) Perkenalan
3) Mengingatkan kontrak
4) Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Pemberian materi: 15 menit
1) Pengertian diabetes melitus
2) Tanda dan gejala diabetes melitus
3) Faktor risiko diabetes melitus
4) Pencegahan diabetes melitus
5) Komplikasi diabetes melitus

4. Diskusi dan Tanya jawab 5 menit


5. Penutup : 5 menit
1) Menyimpulkan seluruh materi
2) Mengevaluasi peserta
3) Mengakhiri kontrak
4) Memberi salam penutup
Total 30 menit

G. STRATEGI PELAKSANAAN VIDEO pada KELOMPOK 2


No. Kegiatan Waktu
1. Tahap Persiapan : 3 menit
1) Menyiapkan materi penyuluhan
2) Menyiapkan alat/media penyuluhan
2. Pendahuluan : 2 menit
1) Memberi Salam
2) Perkenalan
3) Mengingatkan kontrak
4) Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Pemberian materi video meliputi: 15 menit
a. Pengertian DM
b. Tanda dan gejala DM
c. Faktor risiko DM
d. Pencegahan DM
e. Komplikasi DM
4. Diskusi dan Tanya jawab 5 menit
5. Penutup : 5 menit
1) Menyimpulkan seluruh materi
2) Mengevaluasi peserta
3) Mengakhiri kontrak
4) Memberi salam penutup
Total 30 menit

STRATEGI PELAKSANAAN FOCUS GRUP DISCUSSION pada KELOMPOK 3


No. Kegiatan Waktu
1. Tahap Persiapan : 3 menit
1) Menyiapkan materi penyuluhan
2) Menyiapkan alat/media penyuluhan
2. Pendahuluan : 2 menit
1) Memberi Salam
2) Perkenalan
3) Mengingatkan kontrak
4) Menjelaskan maksud dan tujuan
3. 1) Meminta peserta memperkenalkan diri 15 menit
2) Menjelaskan peraturan selama FGD
3) Memberikan kenyamanan pada peserta
4) Menjaga waktu diskusi
5) Pelaksanaan/ pengelolaan FGD
6) Notulen mendokumentasikan setiap hasil diskusi
baik tertulis atau rekaman dan membuat
kesimpulan
4. Diskusi dan Tanya jawab 5 menit
5. Penutup : 5 menit
1) Menyimpulkan seluruh materi
2) Mengevaluasi peserta
3) Mengakhiri kontrak
4) Memberi salam penutup
Total 30 menit

H. MEDIA DAN ALAT


Leaflet, power point, video, dan poster
I. SETTING TEMPAT KELOMPOK CERAMAH DAN VIDEO

Keterangan gambar:
1 2
1. Moderator
2. Penyuluh/Penyaji Video
3. Peserta

3 3 3 3 4. Fasilitator
3
5. Notulen
3 3 3 3 3

4 5 4

SETTING TEMPAT KELOMPOK FGD


Keterangan gambar:
1. Moderator
1 2 5
2. Penyaji

3 3. Peserta
3
4. Fasilitator
3 3 5. Notulen

4 3 4

J. PENGORGANISASIAN
KELOMPOK CERAMAH
Moderator : Putu Inge Ruth Suantika
Penyuluh : Vina Vitniawati
Notulen : Gina Nurdina
Fasilitator : Alfian

KELOMPOK VIDEO
Moderator : Ismatul Quddus
Fasilitator : Duti Yurizskah
Notulen : Yuniko Feby HF
Penyaji Video: Frana Andrianur

KELOMPOK FOCUS GROUP DISCUSSION


Moderator : Ridha Wahdini
Observer : Rosliana Dewi
Notulen: Rahmi Muthia
Fasilitator : Zikran & Siti Khadijah

Peserta : Karyawan-karyawati Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran


Jatinangor.

K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktural :
a. Rencana kegiatan dipersiapkan 2 hari sebelum kegiatan
b. Media dan alat sudah dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan
c. Peserta : karyawan FIK UNPAD
d. Tempat : Aula Dekanat FIK UNPAD
e. Waktu : 13.00-13.30 (30 menit)
2. Evaluasi Proses :
Penyuluhan berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah disusun. Peserta
penyuluhan dapat aktif dalam mengikuti penyuluhan dan peserta mengikuti acara
penyuluhan dari awal sampai selesai.

3. Evaluasi Hasil :
a) 75 % karyawan mampu menjelaskan tentang pengertian Diabetes melitus
b) 75 %Karyawan mampu menjelaskan tiga penyebab Diabetes melitus.
c) 75 % karyawan mampu menjelaskan tiga komplikasi Diabetes melitus
d) 75 % Karyawan mampu menjelaskan tiga faktor resiko Diabetes melitus
e) 75 % Karyawan mampu menjelaskan tiga tanda dan gejala Diabetes melitus
f) 75 % Karyawan mampu menjelaskan empat pencegahan Diabetes melitus

L. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
Lampiran 1: Materi

MATERI PENYULUHAN
DIABETES MELITUSNYA

A. PENGERTIAN DIABETES MELITUS


Menurut American Diabetes Association (ADA, 2011), Diabetes Melitus adalah
penyakit kronik yang membutuhkan perawatan dan self management yang kontinu serta
dukungan yang adekuat untuk mencegah komplikasi (ADA, 2011). Diabetes Melitus
adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak dapat memproduksi insulin
yang cukup, atau sebaliknya, ketika tubuh tidak mampu secara efektif menggunakan
insulin yang telah di produksi tersebut (World Health Organization (WHO), 2011).
Sementara Black & Hawks, (2014) mendefinisikan DM sebagai penyakit kronis progresif
yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadara glukosa dalam darah meningkat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa DM tipe 2 adalah penyakit
metabolik yang memiliki manifestasi klinik berupa peningkatan kadar gula dikarenakan
insulin yang tidak adekuat serta dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang yang
terjadi pada onset dewasa.

B. TANDA DAN GEJALA DIABETES MELITUS


Peningkatan kadar gula darah atau yang di sebut hiperglikemia merupakan suatu kondisi
umum pada pasein DM. Menurut Black and Hawk (2014) manifestasi klinis yang dapat
terjadi pada pasien DM adalah :
a. Peningkatan frekuensi sering buang ari kecil (Poli uria)
b. Peningkatan rasa haus dan minum (Poli dipsi)
c. Peningkatan makan (Poli pagi)
d. Penurunan berat badan
e. Pandangan kabur
f. Pruritus
g. Lemah , letih,
h. Pusing

C. FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS


Pada Diabetes tipe I ditandai oleh penghancur sel-sel beta pankreas. Kombinasi
faktor genetik, imunologi, dan mungkin pula lingkungan diperkirakan turut
menimbulkan destruksi sel beta. Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin
yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak
memberikan respon yang tepat terhadap insulin (Black and Hawk, 2014).
Pada Diabetes II Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. DM tipe 2 adalah
tipe DM yang 90% mengenai setelah usia 40 tahun. Obesitas adalah faktor resiko mayor
terjadinya DM tipe II. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan penting dalam
proses terjadinya resistensi insulin (Black and Hawk, 2014).
Faktor genetik yang diduga berperan dalam proses terjadinya diabetes mellitus
adalah adanya Single-Nucleotide Polymorphysms ( SNPS) yang terkait dengan disfungsi
dari sel beta pankreas dan resistensi insulin. Disamping itu, faktor terkait genetik yang
berperan dalam terjadinya diabetes mellitus tipe 2 adalah penurunan sekresi inkretin
yang dihasilkan disaluran pencernaan dan berperan dalam absorpsi glukosa dari usus
halus (Khardori, 2017). Beberapa faktor resiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2
adalah :
1. Usia lebih dari 45 tahun
2. Obesitas
3. Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus tipe 2
4. Ras
5. Riwayat adanya intoleransi glukosa
6. Riwayat gangguan toleransi glukosa
7. Hipertensi ( > 140/90 mmHg)
8. Dislipidemia ( HDL < 40 mg/dl atau TG > 150 mg/dl)
9. Riwayat gestasional diabetes mellitus
10. Polycystic Ovarian Syndrome
11. Depresi
12. Skizofrenia
13. Preeklamsia dan hipertensi dalam kehamilan
14. Gangguan metabolisme protein

D. PENCEGAHAN DIABETES MELITUS


1) Pengelolaan makan
Diet yang dianjurkan yaitu diet rendah kalori, rendah lemak, rendah lemak
jenuh, diet tinggi serat. Diet ini dianjurkan diberikan pada setiap orang yang
mempunyai risiko DM. Jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan
ideal. Selain itu, karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara
terbagi dan seimbang sehingga tidak menimbulkan puncak glukosa darah yang tinggi
setelah makan (Goldenberg dkk, 2013).
Pengaturan pola makan dapat dilakukan berdasarkan 3J yaitu jumlah, jadwal,
dan jenis diet (Tjokroprawiro, 2006).

a) Jumlah yaitu jumlah kalori setiap hari yang diperlukan oleh seseorang untuk
memenuhi kebutuhan energi. Jumlah kalori ditentukan sesuai dengan IMT (Indeks
Massa Tubuh) dan ditentukan dengan satuan kilo kalori (kkal).
IMT = BB (kg)/TB (m2)
Setelah itu kalori dapat ditentukan dengan melihat indikator berat badan ideal
yaitu:

Tabel Kisaran kalori tubuh

Indikator Berat badan Kalori


ideal
Kurus <18,5 2.300 - 2.500 kkal
Normal 18,5-22,9 1.700 - 2.100 kkal
Gemuk >23 1.300 - 1.500 kkal
Contohnya:
IMT = BB (kg)/TB (m2)
= 50/(1,6)2
= 19,5 (kategori berat badan normal)

Oleh karena itu jumlah kalori yang dibutuhkan yaitu 1700- 2100 kalori.
Contoh menu makanan 1700 kalori.

Tabel. Menu makanan 1700 kalori

Pagi Siang Malam


Sengkong 1 Nasi 3/2 gelas (200 Nasi 3/2 gelas (200 gr)
potong (120 gr) gr)
Ikan mujair 1 Udang segar 5 ekor Ikan kembung 1
potong (60 gr) (35 gr) potong (40 gr)
Susu kedelai ½ Tahu 1 biji besar Tahu 2 biji (110 gr)
gelas (110gr)

Sayur kangkung Daun katuk (100 gr) Daun singkong (150gr)


(100 gr) Jeruk manis (110 gr)
Minyak 1 sdm Minyak 2 sdm (10 gr) Minyak 1 sdm (5 gr)
(5 gr)
Selingan 1: Pepaya 1 potong (110 gr) Selingan 2: Jus
jambu biji ½ buah (100 gr) Selingan 3: Melon 1
potong (190 gr)
b) Jadwal makan diatur untuk mencapai berat badan ideal.
Sebaiknya jadwal makannya diatur dengan interval 3 jam sekali dengan 3x makan
besar dan 3x makan selingan dan tidak menunda jadwal makan sehari-hari.
Tabel. Jadwal makan pencegahan DM

No Jadwal Waktu
1 Makan besar I pukul 07.00
2 Selingan 1 pukul 10.00
3 Makan besar II pukul 13.00
4 Selingan 2 pukul 16.00
5 Makan besar III pukul 19.00
6 Selingan 3 pukul 22.00
c) Jenis adalah jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi.
Beberapa contoh jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk pencegahan DM,
antara lain:
Tabel . Jenis makanan pencegahan DM

Jenis Anjuran
Karbohidrat 1. Memilih karbohidrat kompleks (nasi, oats,
(45% atau 1/4 kentang, jagung, ubi jalar, dan lainnya) bukan
piring) yang sederhana (gula pasir, gula merah, sirup
jagung, madu, sirup maple, molasses, selai, jelly,
soft drink, permen, kue, yogurt, susu, cokelat,
buah, jus buah, biskuit, dan lainnya).
2. Memilih roti gandum bukan roti putih, beras
merah bukan beras putih, pasta gandum bukan
pasta halus.
Lemak (36- 1. Memilih jenis lemak yang baik akan menurunkan
40%) risiko penyakit yang berhubungan dengan
kolesterol.
2. Memilih lemak tak jenuh (minyak zaitun, minyak
canola, minyak jagung, atau minyak bunga
matahari) bukan lemak jenuh (mentega, lemak
hewan, minyak kelapa atau minyak
sawit).
Protein (16- 1. Memilih kacang, sepotong buah segar atau bebas
18% atau ¼ gula yoghurt untuk camilan.
piring) 2. Memilih potongan daging putih, daging unggas
dan makanan laut bukannya daging olahan atau
daging merah.
Sayuran 1. Beberapa jenis sayuran yang kaya akan
(1/2 piring) kandungan pati, seperti kentang dan labu, juga
harus dibatasi dengan hati-hati.
2. Makan setidaknya tiga porsi sayuran setiap hari,
termasuk sayuran berdaun hijau seperti bayam, selada
atau kale.
Buah 1. Makan sampai tiga porsi buah segar setiap hari.
2. Menghindari jenis buah-buahan yang mengandung
kadar glukosa dan sukrosa yang tinggi. Buah seperti
mangga dan stroberi menyebabkan lonjakan kadar
gula darah pada penderita diabetes.
3. Sebagai alternatif, buah yang kaya gula dengan buah
dengan kandungan serat tinggi sangat
dianjurkan seperti apel, pir, dan raspberry.
Gula 1. Membatasi asupan alkohol Anda untuk maksimal dua
minuman standar per hari.
2. Pemilihan selai kacang lebih baik daripada selai
cokelat pada roti.
3. Memilih air atau kopi tanpa gula atau teh bukan jus
buah, soda, dan gula manis minuman lainnya.
4. Menghindari konsumsi gula lebih dari 4 sendok makan
setiap hari.

Ketika ingin mengonsumsi makanan, tips yang dapat dilakukan yaitu melihat
label makanan. Pada serving size, lihat kemasan pada bagian belakang yaitu
misalnya 5, dan kandungannya tertulis 250 kkal, jadi jika seseorang menghabiskan 1
produk tersebut, maka orang tersebut menghabiskan sebanyak 1250 kkal. Oleh
karena itu, dengan memperhatikan label makanan, maka seseorang akan lebih
waspada terkait jumlah kebutuhan kalori hariannya.
2) Aktifitas fisik
Kegiatan jasmani seharihari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit terdiri dari pemanasan ±15 menit dan pendinginan ±15
menit), merupakan salah satu cara untuk mencegah DM. Kegiatan sehari-hari seperti
menyapu, mengepel, berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus
tetap dilakukan dan menghindari aktivitas sedenter misalnya menonton televisi, main
game komputer, dan lainnya. Jika pada kondisi bekerja peregangan fisik minimal
dilakukan 2 jam sekali.
Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan
dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa
darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik
seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Hindarkan
kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas- malasan (PERKENI, 2011).
3) Kontrol Kesehatan
Seseorang harus rutin mengontrol kadar gula darah agar diketahui nilai kadar gula
darah untuk mencegah terjadinya diabetes melitus supaya ada penanganan yang
cepat dan tepat saat terdiagnosa diabetes melitus (Sugiarto & Suprihatin, 2012).
Seseorang dapat mencari sumber informasi sebanyak mungkin untuk mengetahui
tanda dan gejala dari diabetes melitus yang mungkin timbul, sehingga mereka
mampu mengubah tingkah laku sehari-hari supaya terhindar dari penyakit diabetes
melitus.
4) Menghentikan merokok.

Merokok merupakan salah satu risiko timbulnya gangguan kardiovaskular.


Meskipun merokok tidak berkaitan langsung dengan timbulnya intoleransi
glukosa, tetapi merokok dapat memperberat komplikasi kardiovaskular dari
intoleransi glukosa dan DM tipe 2. (PERKENI,2011)

E. KOMPLIKASI DIABETES MELITUS


Komplikasi pada DM yang tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut
maupun komplikasi vaskuler kronik, baik mikroangiopati maupun makroangiopati. Di
Amerika Serikat, DM merupakan penyebab utama dari end-stage renal disease (ESRD),
nontraumatic lowering amputation, dan adult blindness. (Powers, 2008). Sejak ditemukan
banyak obat untuk menurunkan glukosa darah, terutama setelah ditemukannya insulin, angka
kematian penderita diabetes akibat komplikasi akut bisa menurun drastis. Kelangsungan
hidup penderita diabetes lebih panjang dan diabetes dapat dikontrol lebih lama. Menurut
Waspadji (2006) komplikasi kronis yang dapat terjadi akibat diabetes yang tidak terkendali
adalah
1. Kerusakan saraf (Neuropati)
Sistem saraf tubuh kita terdiri dari susunan saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang
belakang, susunan saraf perifer di otot, kulit, dan organ lain, serta susunan saraf otonom yang
mengatur otot polos di jantung dan saluran cerna. Hal ini biasanya terjadi setelah glukosa
darah terus tinggi, tidak terkontrol dengan baik, dan berlangsung sampai 10 tahun atau lebih.
Apabila glukosa darah berhasil diturunkan menjadi normal, terkadang perbaikan saraf bisa
terjadi. Namun bila dalam jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil diturunkan menjadi
normal maka akan melemahkan dan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang memberi
makan ke saraf sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik (diabetic
neuropathy). Neuropati diabetik dapat mengakibatkan saraf tidak bisa mengirim atau
menghantar pesan-pesan rangsangan impuls saraf, salah kirim atau terlambat kirim.
Tergantung dari berat ringannya kerusakan saraf dan saraf mana yang terkena. Prevalensi
Neuropati pada pasien DM tipe 1 pada populasi klinik berkisar 3% s/d 65.8% dan dalam
penelitian pada populasi berkisar 12.8% s/d 54%. Sedangkan pada pasien DM tipe 2
prevalensi neuropati pada populasi klinik berkisar 7.6% s/d 68.0% dan dalam penelitian pada
populasi berkisar 13.1% s/d 45.0%.

2. Kerusakan ginjal (Nefropati)


Ginjal manusia terdiri dari dua juta nefron dan berjuta-juta pembuluh darah kecil yang
disebut kapiler. Kapiler ini berfungsi sebagai saringan darah. Bahan yang tidak berguna bagi
tubuh akan dibuang ke urin atau kencing. Ginjal bekerja selama 24 jam sehari untuk
membersihkan darah dari racun yang masuk ke dan yang dibentuk oleh tubuh. Bila ada
nefropati atau kerusakan ginjal, racun tidak dapat dikeluarkan, sedangkan protein yang
seharusnya dipertahankan ginjal bocor ke luar. Semakin lama seseorang terkena diabetes dan
makin lama terkena tekanan darah tinggi, maka penderita makin mudah mengalami
kerusakan ginjal. Gangguan ginjal pada penderita diabetes juga terkait dengan neuropathy
atau kerusakan saraf. Prevalensi mikroalbuminuria dengan penyakit DM tipe 1 berkisar 4.3%
s/d 37.6% pada populasi klinis dan 12.3% s/d 27.2% dalam penelitian pada populasi.
Sedangkan pada pasien DM tipe 2 prevalensi mikroalbuminuria pada populasi klinik berkisar
2.5% s/d 57.0% dan dalam penelitian pada populasi berkisar 18.9% s/d 42.1%. Prevalensi
overt nephropathy dengan penyakit DM tipe 1 berkisar 0.7% s/d 27% pada populasi klinis
dan 0.3% s/d 24% dalam penelitian pada populasi. Sedangkan pada pasien DM tipe 2
prevalensi overt nephropathy pada populasi klinik berkisar 5.4% s/d 20.0% dan dalam
penelitian pada populasi berkisar 9.2% s/d 32.9%.

3. Kerusakan mata (Retinopati)


Penyakit diabetes bisa merusak mata penderitanya dan menjadipenyebab utama
kebutaan. Ada tiga penyakit utama pada mata yang disebabkan oleh diabetes, yaitu: 1)
retinopati, retina mendapatkan makanan dari banyak pembuluh darah kapiler yang sangat
kecil. Glukosa darah yang tinggi bisa merusak pembuluh darah retina; 2) katarak, lensa yang
biasanya jernih bening dan transparan menjadi keruh sehingga menghambat masuknya sinar
dan makin diperparah dengan adanya glukosa darah yang tinggi; dan 3) glaukoma, terjadi
peningkatan tekanan dalam bola mata sehingga merusak saraf mata. Prevalensi retinopati
dengan penyakit DM tipe 1 berkisar 10.8% s/d 60.0% pada polpulasi klinik dan 14.5% s/d
79.0% dalam penelitian pada populasi. Sedangkan pada pasien DM tipe 2 prevalensi
retinopati pada populasi klinik berkisar 10.6% s/d 47.3% dan dalam penelitian pada populasi
berkisar 10.1% s/d 55.0%.

4. Penyakit jantung koroner (PJK)


Diabetes merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan penumpukan lemak di
dinding yang rusak dan menyempitkan pembuluh darah. Akibatnya suplai darah ke otot
jantung berkurang dan tekanan darah meningkat, sehingga kematian mendadak bisa terjadi.
Prevalensi Penyakit jantung koroner dengan penyakit DM (baik tipe 1 dan 2) berkisar 1.0%
s/d 25.2% pada polpulasi klinik dan 1.8% s/d 43.4% dalam penelitian pada populasi. Lima
puluh persen dari prevalensi penyakit jantung koroner berkisar 0.5% s/d 8.7% dengan
Diabetes tipe 1 dan berkisar 9.8% s/d 22.3% dengan Diabetes tipe 2.

5. Stroke
Stroke dengan penyakit DM (baik tipe 1 dan 2) berkisar 1.0% s/d 11.3% pada populasi
klinik dan 2.8% s/d 12.5% dalam penelitian pada populasi. Lima puluh persen dari
prevalensi stroke berkisar 0.5% and 4.3% dengan Diabetes tipe 1 dan berkisar 4.1% and
6.7% dengan Diabetes tipe 2.

6. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang menimbulkan keluhanyang dramatis seperti
kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Namun, harus diingat hipertensi dapat memicu
terjadinya serangan jantung, retinopati, kerusakan ginjal, atau stroke. Risiko serangan
jantung dan stroke menjadi dua kali lipat apabila penderita diabetes juga terkena hipertensi.

7. Penyakit pembuluh darah perifer


Kerusakan pembuluh darah di perifer atau di tangan dan kaki, yang dinamakan
Peripheral Vascular Disease (PVD), dapat terjadi lebih dini dan prosesnya lebih cepat pada
penderita diabetes daripada orang yang tidak mendertita diabetes. Denyut pembuluh darah di
kaki terasa lemah atau tidak terasa sama sekali. Bila diabetes berlangsung selama 10 tahun
lebih, sepertiga pria dan wanita dapat mengalami kelainan ini. Dan apabila ditemukan PVD
disamping diikuti gangguan saraf atau neuropati dan infeksi atau luka yang sukar sembuh,
pasien biasanya sudah mengalami penyempitan pada pembuluh darah jantung.

8. Gangguan pada hati


Banyak orang beranggapan bahwa bila penderita diabetes tidak makan gula bisa bisa
mengalami kerusakan hati (liver). Anggapan ini keliru. Hati bisa terganggu akibat penyakit
diabetes itu sendiri. Dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes, penderita diabetes
lebih mudah terserang infeksi virus hepatitis B atau hepatitis C. Oleh karena itu, penderita
diabetes harus menjauhi orang yang sakit hepatitis karena mudah tertular dan memerlukan
vaksinasi untuk pencegahan hepatitis. Hepatitis kronis dan sirosis hati (liver cirrhosis) juga
mudah terjadi karena infeksi atau radang hati yang lama atau berulang. Gangguan hati yang
sering ditemukan pada penderita diabetes adalah perlemakan hati atau fatty liver, biasanya
(hampir 50%) pada penderita diabetes tipe 2 dan gemuk. Kelainan ini jangan dibiarkan
karena bisa merupakan pertanda adanya penimbunan lemak di jaringan tubuh lainnya.

9. Penyakit paru
Pasien diabetes lebih mudah terserang infeksi tuberkulosis paru dibandingkan orang
biasa, sekalipun penderita bergizi baik dan secara sosioekonomi cukup. Diabetes
memperberat infeksi paru, demikian pula sakit paru akan menaikkan glukosa darah.

10. Gangguan saluran cerna


Gangguan saluran cerna pada penderita diabetes disebabkan karena kontrol glukosa
darah yang tidak baik, serta gangguan saraf otonom yang mengenai saluran pencernaan.
Gangguan ini dimulai dari rongga mulut yang mudah terkena infeksi, gangguan rasa
pengecapan sehingga mengurangi nafsu makan, sampai pada akar gigi yang mudah terserang
infeksi, dan gigi menjadi mudah tanggal serta pertumbuhan menjadi tidak rata. Rasa sebah,
mual, bahkan muntah dan diare juga bisa terjadi. Ini adalah akibat dari gangguan saraf
otonom pada lambung dan usus. Keluhan gangguan saluran makan bisa juga timbul akibat
pemakaian obat- obatan yang diminum.

11. Infeksi
Glukosa darah yang tinggi mengganggu fungsi kekebalan tubuh dalam menghadapi
masuknya virus atau kuman sehingga penderita diabetes mudah terkena infeksi. Tempat
yang mudah mengalami infeksi adalah mulut, gusi, paru-paru, kulit, kaki, kandung kemih
dan alat kelamin. Kadar glukosa darah yang tinggi juga merusak sistem saraf sehingga
mengurangi kepekaan penderita terhadap adanya infeksi.

12. Gangguan reproduksi dan impotensi.


Glukosa yang tinggi menyebabkan aliran darah melambat sehingga tidak mampu
mencapai jaringan di seluruh tubuh. Salah satunya adalah organ reproduksi. Pada pasien
DM pasien sering mengalami impotensi dan gangguan reproduksi dikarenakan kadar gula
darah tinggi.
Daftar Pustaka

American Diabetes Association. 2011. Diabetes Type 2, (online),


(http://www.diabetes.org/diabetes-basics/?loc=GlobalNavDB, diakses tanggal 14
September 2013)
Black And Hawk. (2014). Keperawatan Medikal Medah. Elsevier, Singapore
Church TS, Thomas DM, Tudor-Locke C, Katzmarzyk PT, Earnest CP, Rodarte RQ, et al.
Trends over % decadesin U.S occupation-related physical activity and their
associations with obesity. PLos ONE. 2011;6(5):e19657,
doi:10.1371/journal.pone.001965
Goldenberg R et al.,2013. Definition, Classification and Diagnosis of Diabetes, Prediabetes
and Metabolic Syndrome. Canadian Journal of Diabetes. 37:S8-S11
Khardori, Romesh. 2017. Type 2 Diabetes Mellitus. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/117853-overview. Tanggal akses 28 September
2017
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 2015. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta : PB PERKENI
Powers A.C.(2008). Diabetes mellitus. In: Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL,
Longo DL, Jameson JL. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th Edition.
United States: The McGraw-Hill Companies; hal2275-304
Waspadji S. (2006). Komplikasi kronik diabetes: Mekanisme terjadinya, diagnosis dan
strategi pengelolaan. Dalam : Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI;hlm.1874-8
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Pendidikan Dalam Keperwatan


Topik ` : Peregangan di Tempat Kerja
Sasaran : Karyawan Fakultas Keperawatan UNPAD
Tempat : Lingkungan Kerja Fakultas Keperawatan UNPAD
Hari/Tanggal : Rabu, 25 Oktober 2017
Waktu : 1 x 30 menit
Penyaji : Mahasiswa Magister Keperawatan UNPAD Peminatan
Keperawatan Medikal Bedah

A. Latar Belakang
Setiap orang pada dasarnya menginginkan dan membutuhkan kebugaran jasmani
yang baik, fungsinya yaitu untuk dapat menoang kehidupan kita dalam pekerjaan,
kegiatan, dan lainnya tanpa mengalami kelelahan. Seseorang dapat melakukan kegiatan
sehari-harinya dengan cara membugarkan jasmaninya, jika jasmaninya baik maka
kebugaran tubuh kita pun akan prima atau baik untuk melakukan kegiatan setiap
harinya.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan atau kesanggupan tubuh kita untuk
melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembenahan dari fisik kita tanpa
mengakibatkan kelelahan yang berlebihan. Aktivitas fisik yang teratur dan menjadi satu
kebiasaan akan meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik
yang dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu dan ditujukan untuk menjadi kegiatan
olahraga.
Penggunaan olahraga sebagai upaya pengobatan telah dilakukan untuk mengatasi
beberapa gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan yang sering dialami pekerja adalah
masalah gangguan otot rangka (musculoskeletal) terutama dibagian leher, bahu,
pergelangan, tulang belakang dan siku. Penyebab utama masalah muskuloskeletal
adalah posisi duduk yang tidak ergonomis, leher terlalu menunduk, punggung terlalu
bungkuk/tegak, dll. Bekerja pada posisi yang sama dalam waktu lama akan
mengakibatkan otot menjadi cepat lelah dan aliran oksigen ke otak berkurang sehingga
menurunkan produkitivitas kerja.
Selain itu, latihan fisik juga dipergunakan sebagai salah satu upaya pengobatan
Diabetes Mellitus (DM). Aktivitas fisik diketahui dapat mengontrol gula darah. Glukosa
akan diubah menjadi energi pada saat beraktivitas fisik. Aktivitas fisik mengakibatkan
insulin semakin meningkat sehingga kadar gula dalam darah akan berkurang. Pada
orang yang jarang berolahraga, zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar
tetapi ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Jika insulin tidak mencukupi
untuk mengubah glukosa menjadi energi maka akan timbul DM (Kemenkes,2010).
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka diperlukan adanya suatu
penyuluhan mengenai latihan fisik peregangan pada karyawan yang memiliki resiko
DM terkait kurangnya aktifitas fisik pada karyawan.

B. TUJUAN
Setelah diberikan penyuluhan dan tutorial, diharapkan karyawan :
1. Mampu memahami pengertian dan manfaat peregangan di tempat kerja
2. Mampu menjelaskan tujuan latihan peregangan di tempat kerja
3. Mampu menerapkan kegiatan peregangan di tempat kerja
4. Mampu meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan kebugaran

C. PESERTA PENYULUHAN
Karyawan di lingkungan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajdjaran

D. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara penyuluhan adalah mahasiswa magister peminatan keperawatan
medikal bedah angkatan 11.

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
F. STRATEGI PELAKSANAAN
No. Kegiatan Penyuluh Waktu
1. Pembukaan : 3
 Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. menit
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan diberikan
2. Pelaksanaan : 15
1. Pemaparan Konsep Latihan Peregangan menit
2. Simulasi latihan peregangan di tempat kerja
3. Evaluasi : 10 menit
- Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang
kegiatan peregangan ditempat kerja.
- Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah
diberikan.
- Menanyakan respon dan prasaan setelah melakukan
kegiaatan kegiatan peregangan ditempat kerja
4. Terminasi : 2 menit
 Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup

G. MEDIA dan ALAT


 Power point
 Leflet
 Video
 LCD
 Laptop
 Speaker
H. SETTING TEMPAT Keterangan gambar:
1 1. Moderator
2
2. Observer
3. Peserta
4. Fasilitator
3 3 4 3

3 3 4 3

I. PENGORGANISASIAN
KELOMPOK CERAMAH
Penyaji : Alfian
Observer : Vina Vitniawati
Fasilitator : Putu Inge RS
Vina Vitniawati

KELOMPOK VIDEO
Penyaji : Yuniko Feby HF
Observer : Duti Yuriszkah
Fasilitator : Ismatul Quddus
Frana Andrianur

KELOMPOK FOCUS GROUP DISCUSSION


Penyaji : Rahmi Muthia & Zikran
Observer : Rosliana Dewi
Fasilitator : Ridha Wahdini
Siti Khadijah

Peserta : Karyawan-karyawati Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran


Jatinangor.
J. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 75%Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan tepat waktu
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang direncanakan
 75 % Peserta berperan aktf dalam kegiatan

3. Evaluasi Hasil
 75 % Karyawan mampu menjelaskan konsep latihan peregangan di tempat
kerja.
 75 % Karyawan mampu menerapkan latihan peregangan di tempat kerja.

Materi Penyuluhan
A. Definisi
Latihan peregangan (stretching) adalah bentuk latihan meregangkan otot
untuk meningkatkan fleksibilitas otot dan meningkatkan jangkauan gerakan
anggota tubuh yang melibatkan persendian. Aktivitas peregangan biasanya
dilakukan sebagai bagian dari latihan olahraga atau rehabilitasi fungsi anggota
tubuh. Peregangan (Stretching) adalah latihan fisik yang merengangkan
sekumpulan otot agar mendapatkan otot yang elastis dan nyaman.
.
B. Manfaat
Tujuan utama dari latihan peregangan (stretching) adalah untuk
mempertahankan dan meningkatkan tingkat kebugaran jasmani. Ada banyak
manfaat latihan peregangan, berikut beberapa diantaranya:

1. Meningkatkan Fleksibilitas Tubuh


Latihan peregangan sangat bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas
tubuh. Fleksibilitas tubuh atau kelenturan tubuh adalah membuat gerakan dan
jangkauan lebih lebih maksimal. Hal ini dapat mengurangi resiko cedera otot
dan persendian saat melakukan aktivitas fisik berat.
2. Melancarkan Sirkulasi Darah
Peregangan membantu melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh sehingga
mengurangi gangguan kesehatan karena masalah sirkulasi darah seperti
tekanan darah tinggi.
3. Meningkatkan Keseimbangan dan Koordinasi
Melakukan latihan peregangan dapat membantu meningkatkan keseimbangan
dan koordinasi sehingga membuat gerakan lebih gesit dan tidak mudah jatuh.
Hal ini sangat bermanfaat terutama bagi olahragawan dan pekerja seni gerak.
4. Meningkatkan Kemampuan Fisik
Peregangan merupakan aktivitas yang umum dilakukan oleh olahragawan
sebelum berlatih atau bertanding. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan
otot agar siap melakukan kontraksi secara maksimal.
5. Meningkatkan Kebugaran Tubuh
Latihan peregangan membantu melatih otot agar lebih kuat sehingga otot
tidak mudah capek saat melakukan aktivitas fisik tertentu.
6. Mengurangi Resiko Nyeri Punggung Bagian Bawah
Nyeri punggung bagian bawah dapat disebabkan otot yang kaku di sekitar
punggung bagian bawah dan pinggul. Latihan peregangan dapat mengurangi
resiko nyeri punggung bagian bawah.

7. Mengurangi Stress
Olahraga ringan seperti peregangan dapat membantu melancarkan sirkulasi
darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak serta membantu
mengendurkan ketegangan syaraf.

C. Cara Latihan Peregangan


Latihan peregangan harus dilakukan dengan cara yang benar agar dapat
memberikan manfaat, dan tidak menimbulkan kesakitan. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan latihan peregangan:
1. Melakukan pemanasan sebelumnya
Melakukan peregangan pada otot yang dingin dapat meyebabkan resiko
cedera.
2. Tidak melakukan gerakan melompat
Gerakan melompat akan membuat otot anda berkontraksi, bukan meregang.
Akibatnya akan menimbulkan sobekan kecil pada otot.
3. Melakukan peregangan dengan kesetaraan
Anda tidak boleh stretching dengan fokus ke satu arah saja. Pastikan anda
meregangkan bagian tubuh secara sama, agar otot anda siap secara merata
4. Melakukannya pada batas maksimum
Ketika melakukan peregangan kita harus berusaha mencapai titik
maksimum.Pada titik ini anda akan merasakan tegangan yang ringan pada
otot sekali lagi tegangan ringan bukan menyakitkan.Lalu reps berikutnya
anda harus berusaha kebih jauh dan tetap menjauhi ketegangan berlebih
5. Melakukan pernafasan yang benar
Saat tubuh dalam posisi meregang tariklah nafas dan saat bergerak keluarkan
nafas.Bernafaslah dengan baik dan teratur.
6. Hindari peregangan secara acak
Peregangan secara acak (atas - bawah - atas - bawah) , akan menyebabkan
peredaran tidak teratur, sehingga akan menimbulkan mual dan pusing.Jadi
usahakan berurutan dari atas ke bawah atau bawah ke atas.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes Ri. (2016). Buku Panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Diakses pada 08.00 WIB. 13/10/2017.
http://dinkes.acehprov.go.id/uploads/buku-panduan-germas-final.pdf
Kementrian Kesehatan. (2010). Petunjuk teknis pengukuran faktor risiko Diabetes
Mellitus.

Kushartanti, W. (2006). Olahraga pada penderita Diabetes sebagai upaya pencegah


stroke. Majalah Ilmiah Populer.

https://www.youtube.com/watch?v=0jkq_5-Tzmo&t=96s
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Assalamualaikum Wr.Wb, salam sejahtera untuk Bapak/Ibu sekalian. Kami


Mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan KMB Universitas Padjadjaran sedang
melakukan kegiatan untuk tugas mata kuliah Pembelajaran Klinis. Tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk menilai risiko Diabetes Mellitus pada Bapak/Ibu dan mengetahui
pemahaman Bapak/Ibu sekalian mengenai penyakit Diabetes Mellitus. Demi kelancaran
kegiatan ini, Kami mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dengan cara
mengisi lembar kuesioner yang kami berikan. Selain itu Bapak/Ibu akan kami mengukur
lingkar pinggang. Kami juga akan memberikan pendidikan kesehatan terkait dengan
pencegahan Diabetes Mellitus. Seluruh informasi yang Bapak/Ibu berikan dijamin
kerahasiaannya.
Setelah Bapak/Ibu membaca maksud dan kegiatan diatas, maka kami mohon untuk
mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini.
Saya setuju untuk ikut serta dalam kegiatan ini.
Nama : _________________________________________

Tanda tangan : _________________________________________

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk ikut serta di dalam kegiatan ini.
Alat Penilaian Risiko Diabetes Tipe 2

1. Kelompok Usia Anda


 Di bawah 35 tahun 0 poin
 35 – 44 tahun 2 poin
 45 – 54 tahun 4 poin
 55 – 64 tahun 6 poin
 65 tahun ke atas 8 poin

2. Jenis Kelamin
 Perempuan 0 poin
 Laki-laki 3 poin

3. Etnis/Negara kelahiran Anda


3a. Apakah Anda keturunan orang Aborigin, Torres Strait Islander, Pacific
Islander atau Maori?
 Tidak 0 poin
 Ya 2 poin

3b. Dimana Anda lahir?


 Australia 0 poin
 Asia 2 poin
 Lain-lain 0 poin

4. Apakah salah satu dari orang tua Anda atau saudara laki-laki atau
perempuan Anda pernah didiagnosis menderita diabetes (Tipe 1 atau Tipe 2)?
 Tidak 0 poin
 Ya 3 poin

5. Apakah Anda pernah terdeteksi memiliki glukosa darah tinggi (gula)


(misalnya, dalam pemeriksaan kesehatan, saat sakit, selama kehamilan)?
 Tidak 0 poin
 Ya 6 poin

6. Apakah saat ini Anda mengkonsumsi obat tekanan darah tinggi?


 Tidak 0 poin
 Ya 2 poin

7. Apakah saat ini Anda menghisap rokok atau produk tembakau lainnya setiap
hari?
 Tidak 0 poin
 Ya 2 poin

Jika Anda memiliki skor 6-11 poin di AUSDRISK Anda mungkin berisiko tinggi
terkena diabetes tipe 2. Diskusikan skor Anda dan risiko pribadi Anda dengan dokter.
Meningkatkan gaya hidup Anda dapat membantu mengurangi risiko terkena diabetes
tipe 2.
8. Seberapa sering Anda mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan?
 Setiap hari 0 poin
 Tidak setiap hari 1 poin

9. Rata-rata, apakah Anda melakukan setidaknya 2,5 jam aktivitas fisik per
minggu (misalnya, 30 menit sehari pada 5 hari atau lebih dalam seminggu)?
 Ya 0 poin
 Tidak 2 poin

10. Pengukuran pinggang Anda diambil di bawah tulang rusuk (biasanya di


tingkat pusar, dan sambil berdiri)

Ukuran pinggang (dalam cm)

Bagi keturunan Asia atau Aborigin atau Torres Strait Islander


Laki-laki Perempuan
 Kurang dari 90 cm Kurang dari 80 cm 0 poin
 90 – 100 cm 80 – 90 cm 4 poin
 Lebih dari 100 cm Lebih dari 90 cm 7 poin

Jumlahkan poin Anda

Risiko Anda terkena diabetes tipe 2 dalam 5 tahun *:

 5 atau kurang dari 5: Resiko Rendah


Kira-kira satu dari setiap 100 orang akan mengalami diabetes.

 6 – 11: Resiko Sedang


Untuk skor 6-8, kira-kira satu dari setiap 50 orang akan mengalami diabetes.
Untuk skor 9-11, kira-kira satu dari setiap 30 orang akan mengalami diabetes.

 12 – lebih: Resiko Tinggi


Untuk skor 12-15, kira-kira satu dari setiap 14 orang akan mengalami diabetes.
Untuk skor 16-19, kira-kira satu dari setiap 7 orang akan mengalami diabetes.
Untuk skor 20 ke atas, kira-kira satu dari setiap 3 orang akan mengalami
diabetes

Jika Anda memiliki 12 poin atau lebih di AUSDRISK Anda mungkin menderita
diabetes tipe 2 yang tidak terdiagnosis atau berisiko tinggi terkena penyakit ini. Temui
dokter Anda mengenai hasil tes darah pada saat puasa. Bertindaklah sekarang untuk
mencegah diabetes tipe 2.
SOAL PENGETAHUAN MENGENAI DIABETES MELITUS

Assalamualaikum Wr.Wb, salam sejahtera untuk Bapak/Ibu sekalian. Kami


Mahasiswa Magister Keperawatan Peminatan KMB Universitas Padjadjaran ingin
mengetahui pemahaman Bapak/Ibu sekalian mengenai penyakit Diabetes Mellitus.
Mohon soal ini diisi dengan sejujur-jujurnya, dan atas kerjasama bapak ibu sekalian
kami ucapkan banyak terima kasih. Identitas bapak ibu sekalian akan kami rahasiakan.
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap item pertanyaan
2. Silanglah salah satu jawaban yang anda anggap benar pada lembar jawaban yang
tersedia
Soal :
1. Apakah itu penyakit Diabetes Melitus ?
A. Penyakit karena infeksi bakteri di dalam darah
B. Penyakit yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi
C. Penyakit karena kelainan insulin yang mengakibatkan kelebihan kadar gula
dalam darah
D. Penyakit yang disebabkan karena kekurangan darah

2. Berapakah kadar gula darah normal sewaktu?


A. < 110 g/dL
B. <200 g/dL
C. >110 g/dL
D. 200 g/dL

3. Yang manakan tanda dan gejala Trias penyakit Diabetes Melitus ?


A. Sering kencing
B. Gangguan penglihatan
C. Gatal-gatal
D. Nyeri kaki

4. Apakah faktor resiko terjadinya Diabetes Melitus ?


A. Mudah lapar
B. Kurus
C. Berat badan ideal
D. Kegemukan

5. Yang mana yang bukan faktor resiko terjadinya Diabetes Melitus ?


A. Mudah haus
B. Tekanan darah tinggi
C. Perokok berat
D. Mempunyai keturunan diabetes
6. Bagaimana jadwal makan yang disarankan pada penyakit Diabetes melitus?
A. 3 x makanan utama, 2 x makanan selingan
B. 3 x makanan utama, 3 x makanan selingan
C. 2 x makanan utama, 2 x makanan selingan
D. 2 x makanan utama, 3 x makanan selingan

7. Bagaimakah jumlah makanan yang cocok untuk mencegah terjadinya diabetes?


A. Porsi kecil dan sering
B. Porsi kecil dan jarang
C. Porsi banyak dan sering
D. Porsi banyak dan jarang

8. Berikut merupakan makanan yang baik untuk penderita diabetes ?


A. Mie, madu, lengkeng dan bayam
B. Roti coklat, makanan bersantan, durian dan wortel
C. Singkong, daging tidak berlemak, jeruk dan tahu
D. Nasi, kue manis, tempe dan sirup mangga

9. Berikut ini yang bukan cara untuk mengatur pola makan untuk mencegah diabetes
melitus (3J) adalah?
A. Tepat jadwal minum
B. Tepat jumlah makan
C. Tepat jenis makanan
D. Tepat jadwal makan

10. Berapa kali dalam seminggu olahraga yang harus dilakukan untuk mencegah
Diabetes Melitus?
A. Setiap hari
B. 2x seminggu
C. 3 -5x semingu
D. Seminggu sekali

11. Berapa lama durasi olahraga yang disarankan untuk mencegah Diabetes Melitus?
A. 30-60 menit
B. 15-30 menit
C. 10 -15 menit
D. Sesukanya

12. Berapa kali harus melakukan peregangan/ exercise pada saat bekerja di kantor ?
A. 1 jam sekali
B. 2 jam sekali
C. 3 jam sekali
D. 4 jam sekali

13. Apakah komplikasi utama dari penyakit Diabetes melitus?


A. Sering makan
B. Kencing manis
C. Stroke
D. Badan menjadi lemas

14. Bagaimana cara mencegah penyakit Diabetes melitus ?


A. Lakukan pengecekan gula darah setahun sekali
B. Lakukan olah raga sesuka hati
C. Berhenti merokok
D. Sama sekali tidak makan nasi

15. Bagaimana kerusakan saraf kaki yang terjadi pada penyakit Diabetes Melitus?
A. Pegal-pegal
B. Kesemutan
C. Kaki menjadi kaku
D. Kaki menjadi bergetar
KISI KISI PRE DAN POST TES DIABETES MELITUS
NO INDIKATOR BUTIR PERTANYAAN
1 Pengertian Diabetes Melitus 1
2 Tanda dan gejala Trias Diabetes Melitus 3
3 Nilai gula darah normal 2
4 Komplikasi dari Diabetes Melitus 14, 15
5 Faktor resiko terjadinya Diabetes Melitus 4, 5
6 Diet/ Nutrisi pada Diabetes Melitus 6, 7, 8
7 Cara mencegah Diabetes Melitus 9, 15
8 Olah raga pada Diabetes Melitus 10, 11, 12

Anda mungkin juga menyukai