Novita Rahmayanti
4443170070
Kelompok 2
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
Ikan nila merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat
perhatian besar bagi usaha perikanan terutama dalam usaha peningkatan gizi
masyarakat di Indonesia. Hal ini dikarenakan ikan nila memiliki sifat-sifat yang
menguntungkan, yaitu mudah berkembangbiak, tumbuh cepat, dagingnya tebal
dan kompak,toleran terhadap lingkungan yang kurang baik, dapat hidup dan
berkembangbiak di air payau serta mempunyai respon yang luas terhadap
makanan. Atas dasar sifat-sifat yang baik tersebut, maka pada tahun 1969 ikan ini
diintroduksi dari Taiwan ke Indonesia sebagai ikan budidaya dan telah
berkembang di seluruh lndonesia. Akibat dari sifat mudah berkembangbiak
sehingga mudah terjadi silang dalam atau inbreeding antar jenis. Hal ini
mengakibatkan penurunan. pertumbuhan 10-20 % per generasi, yang ditandai
dengan ukuran tubuh kecil, lambat tumbuh, cepat matang gonad pada ukuran kecil
(Moav et al 1968).
Ikan nila merupakan salah satu komoditas penting perikanan budidaya air
tawar di Indonesia. Ikan ini disenangi tidak hanya karena rasa dagingnya yang
khas, tetapi juga karena laju pertumbuhan dan perkembangbiakkannya yang cepat.
Karenanya, di kalangan peternak ikan, ikan nila dijadikan unggulan (Khairuman
et al 2003).
Menurut Sidik (1996) bahwa, budidaya intensif dengan menggunakan
padat penebaran dan dosis pakan yang tinggi, maka akan berdampak pada
menurunnya kualitas air budidaya dikarenakan semakin bertambahnya tingkat
buangan dari sisa pakan dan kotoran (feses).
Menurut Hepher dan Pruginin (1981), peningkatan kepadatan akan
diikuti dengan penurunan pertumbuhan sehingga pada kepadatan tertentu
pertumbuhan akan terhenti karena telah mencapai titik carrying capacity (daya
dukung lingkungan). Untuk memperoleh hasil yang optimal, peningkatan
kepadatan harus juga diikuti dengan peningkatan carrying capacity. Salah satu
cara meningkatkan carrying capacity yaitu dengan pengelolaan lingkungan
budidaya melalui sistem resirkulasi. Peningkatan padat penebaran akan diikuti
dengan peningkatan jumlah pakan, buangan metabolisme tubuh, konsumsi
oksigen dan dapat menurunkan kualitas air. Penurunan kualitas air akan
mengakibatkan ikan menjadi stress sehingga pertumbuhan menurun dan ikan
rentan mengalami kematian.
Dalam manajemen budidaya, pendederan perlu dilakukan untuk
mendapatkan benih yang lebih baik kualitasnya sebelum ditebar di kolam
pembesaran (Hovarth et al., 1984). Disamping itu juga dimaksudkanuntuk
mengurangi kematian dan mendapatkan benih 63yang berukuran seragam. Pada
umumnya ikan nila mulai ditebar ke kolam pembesaran pada berat individu 10- 2o
e. Telah dilaporkan bahwa padat penebaran yang optimal untuk pendederan ikan
nila di kolam untuk benih umur 1 bulan berukuran 1,2 cm adalah 50-100 ekor/m2
(Jangkaru et al., l99l). Namun demikian data untuk nila Gift belum banyak
diketahui. Dalam tulisan ini dilaporkan penelitian tentang pengaruh padat
penebaran untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan ikan nila Gift pada tingkat
dederan.
1.2 Tujuan
Praktikum pengaruh padat tebar terhadap proses fisiologis ikan bertujuan
untuk mendeskripsikan pengaruh perubahan padat tebar terhadap proses fisiologis
ikan (respirasi).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Filum : Chordata
Sub.Filum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Familia : Oreochromis
Secara umum karakteristik ikan ini yaitu; bentuk tubuh agak memanjang
dan pipih, memiliki garis vertical berwarna gelap sebanyak 6 buah pada sirip ekor,
pada bagian tubuh memiliki garis vertikal yang berjumlah 10 buah, dan pada ekor
terdapat 8 buah garis melintang yang ujungnya berwarna kehitam-hitaman. Mata
agak menonjol dan pinggirannya berwarna hijau kebiru-biruan, letak mulut
terminal, posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah thoric, sedangkan linea
lateralis terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang diatas sirip dada,
jumlah sisik pada garis rusuk berjumlah 34 buah, memiliki 17 jari-jari keras pada
sirip punggung, pada sirip perut terdapat 6 buah jari-jari lemah, sirip dada 15 jari-
jari lemah, sirip dubur 3 jari-jari keras dan 10 jari-jari lemah dan bentuk ekornya
berpinggiran tegak (Kordi, 1997)
Ikan nila merupakan komoditas perairan darat yang banyak digemari oleh
masyarakat, baik lokal maupun mancanegara. Untuk meningkatkan produksi ikan
nila, budidaya secara intensif perlu dilakukan dengan pemberian makanan yang
berkualitas, kualitas air juga diperhatikan. Pada budidaya ikan nila selain
keberadaan oksigen, NH3 merupakan faktor penghambat pertumbuhan, pada
tingkat konsentrasi 0,18 mg/l dapat menghambat pertumbuhan ikan (Wedemeyer
1996).
Pengembangan industri akuakultur untuk meningkatkan produksi dibatasi
oleh beberapa faktor diantaranya adalah keterbatasan air, lahan dan polusi
terhadap lingkungan. Air sebagai media pemeliharan ikan harus selalu
diperhatikan kualitasnya. Intensifikasi budidaya melalui padat tebar dan laju
pemberian pakan yang tinggi dapat menimbulkan masalah kualitas air. Walaupun
ikan memakan sebagian besar pakan yang diberikan tetapi persentase terbesar
diekskresikan menjadi buangan metabolik (nitrogen). Usaha yang dapat dilakukan
untuk menanggulangi permasalahan diatas adalah mengaplikasikan sistem
resirkulasi akuakultur. Sistem resirkulasi pada prinsipnya adalah penggunaan
kembali air yang telah dikeluarkan dari kegiatan budidaya. Fokus utama pada
sistem resirkulasi adalah pemindahan ammonia zat hasil proses metabolisme ikan.
Sistem resirkulasi adalah alternatif yang dapat digunakan pada budidaya intensif
dengan media filter yang berbeda yaitu zeolit, kijing taiwan(Anodonta woodiana)
dan selada (Lactuca sativa).
BAB 3
METODOLOGI